"Ayo kita temui Firman," Ajak Alvin pada istrinya.
"Bagaimana kalau Firman marah pada kita, Yah. . . kita sudah mentelantarkan mereka." Ucap Riana khawatir akan mendapat penolakan dari Firman.
"Firman dan Sarah adalah anak kita, berarti mereka menuruni gen kita berdua, dan kita cukup mengenal diri kita masing-masing kan? Jadi apa kau yakin Firman akan marah pada kita?"
"Baiklah."
Pasangan suami istri itu berjalan menyusuri koridor rumah sakit, Riana bergelayut pada lengan kokoh suaminya.
Perlahan Riana membuka knop pintu, perlahan dia masuk ke dalam paviliun dimana Firman baru saja dipindahkan ke ruangan tersebut. Disana sudah ada Sarah dan Rangga yang sedang mengobrol ringan, kedua orang tua Mayang sudah datang kemudian Sarah meninggalkan Mayang untuk melihat kondisi kakaknya.
"Silahkan masuk dokter." Ucap Sarah.
Sarah mengernyitkan dahi ketika melihat tautan tangan dokter Riana dan Ayahnya. Apa hubungan mereka sebenarnya, apa benar yang dikatakan kakaknya kalau Ayahnya seorang penggila wanita cantik dan seksi, sehingga tega meninggalkan mereka berdua?
"Ayah." Sarah menyapa ayahnya, sedangkan Firman hanya terdiam dan membuang muka saat melihat matanya bertemu pandang dengan mata sang ayah. Jujur, dalam hatinya Firman sangat rindu pada sosok ayahnya ini. Namun rasa kecewa Firman pada ayahnya tak kalah besar dengan rasa rindu yang ia rasakan.
"Sarah, duduklah." Ucap Alvin kemudian duduk di sisi ranjang Firman diikuti oleh Riana yang berdiri di dekat Alvin.
"Kamu mau kemana Rangga? duduk." Ucap alvin tegas ketika melihat Rangga hendak keluar dari ruangan, dan seketika Rangga berbalik dan duduk di sofa.
"Firman, Ayah tahu kamu masih marah pada ayah, kamu kecewa pada ayah, tapi kamu harus tahu cerita yang sebenarnya." Ucap Alvin, dan Firman masih bungkam, pandangannya masih tertuju ke luar jendela, seolah pandangan disana lebih indah dari yang ada di hadapannya.
"Firman, Sarah, dokter Riana adalah ibu kandung kalian. . ." Perkataan Alvin membuat kedua anaknya terkejut sontak menatap ke arah ayah dan dokter Riana, begitu juga dengan Rangga yang ikut shok mendengar cerita dari calon mertanya itu.
"Saat malam dimana ayah membawa pulang wanita cantik sebenarnya wanita itu adalah asisten dari ibumu, tapi karena keadaan ibumu tidak memungkinkan ikut pulang ke rumah pada saat itu, maka ibumu meminta asistennya yang bernama suster manda untuk ikut pulang, niat hati ingin membawa kalian berdua pergi bersama ayah dan ibu, tapi tante kalian yang tak lain adalah orang yang selama ini kalian panggil sebagai mami, memutar keadaan yang mengatakan pada kalian bahwa ayah telah berselingkuh, dan mengaku bahwa dia adalah mami kalian."
"Ibu dan mami kalian adalah saudara kembar, satu minggu sebelum kejadian itu, mami mu yang baru datang dari luar negeri menemui ibumu di sebuah kafe, dan meminta agar ibumu meninggalkan ayah."
"Hal yang selama ini tak pernah ayah ketahui, adalah bahwa selama ini mamimu ternyata memendam rasa cinta pada ayah, tetapi ayah telah lebih dulu menikah dengan ibumu, ayah dan ibu sudah menjalin hubungan sedari kami SMU, dan mempunyai cita-cita yang sama yaitu menjadi dokter."
Alvin menghela nafas panjang, sedangkan Riana sudah mulai terisak dan memeluk pungung suaminya. Firman tak berkedip sedikitpun mendengar cerita dari sang ayah, dia tak pernah menyangka semua diluar dugaannya.
"Namun karena kakek kalian mempunyai perusahaan yang cukup besar kala itu, maka mau tak mau kami harus melanjutkan mengurus perusahaan. Ayah menggantikan kakekmu, dan ibumu tetap menjadi seorang dokter."
"Dan ketika mami kalian pulang dari luar negeri, ibu dan mami mu terlibat pertengkaran, hingga mamimu menyiramkan air panas ke wajah ibumu, akhirnya ayah merubah wajah ibumu, menjadi seperti sekarang ini, agar Rosa yaitu mami kalian tidak dapat mengenali ibumu."
"Kemudian ayah pindah kekota ini dan membangun rumah sakit ini, beberapa kali ayah mencoba mengambil kalian dari tangan mami kalian tapi selalu gagal, dan lebih parah lagi dia telah meracuni pikiran Firman dengan kebohongan yang ia buat."
"Itulah cerita yang sebenarnya Firman, maafkan ayah, karena pada saat itu keuangan ayah belum stabil seperti sekarang, ayah kalah dengan kekuasaan Rosa, maka dari itu ayah membuat surat wasiat agar kamu yang memimpin perusahaan kalau tidak perusahaan itu akan di merger dengan perusahaan lain yang juga merupakan milik sahabat ayah."
"Rosa tidak mau itu terjadi, maka dia menyetujui kamu yang menjadi CEO perusahan walau saat itu usia mu masih sangat muda, namun karena ayah tahu kemampuanmu, maka ayah berani mengambil resiko itu."
"Maafkan ayah Firman, Ayah hanya berusaha mempertahankan apa yang seharusnya ayah pertahankan, Ayah yakin Rosa akan mendidik dan memebesarkan kalian dengan sangat baik, karena tanpa kalian berdua Rosa tak kan bisa memiliki perusahaan."
"Dan asal kamu tahu Firman, yang menyebabkan kecelakaan yang kamu alami adalah karena Rosa tak ingin kamu menikahi Mayang, dia ingin kamu menikah dengan anak sahabatnya, agar melalui anak sahabatnya itu, dia bisa merebut perusahaan yang sedang kamu pegang saat ini."
"Rosa sedang dalam pengejaran polisi saat ini, dan pelaku yang menyabotase mobil yang kau kendarai baru saja tertangkap dan telah mengakui segalanya.
"Ibu . . ." Air mata Sarah sudah tak mampu lagi ia bendung, Riana mendekati Sarah dan mendekapnya erat, kedua tangis wanita itu pecah.
Firman menatap Sarah dan Ibunya yang sedang berpelukan dalam tangis, kemudian ia beralih menatap ayahnya yang tertunduk, Firman mengulurkan kan tangannya ingin menyentuh ayahnya, namun tubuhnya seakan kaku tak mampu ia gerakkan.
Alvin menatap putranya, dan menyambut tanganuluran tangan Firman.
"Maafkan aku ayah, maafkan kesalahan Firman, yah... Maafkan Firman karena selama ini tak memberi kesempatan pada ayah untuk berbicara." Alvin mengangguk-anggukkan kepalanya, Alvin membingkai wajahnya dengan kedua telapak tangan putra kesayangannya. Sama halnya dengan Sarah dan Riana, kedua pria itu saling meneteskan air mata, tangan Firman yang berada di pipi ayahnya menghapus air mata yang terus saja mengalir.
"Ayah menyayangi kalian, sangat." Ucap Alvin, kemudian Riana dan Sarah memeluk tubuh ayahnya, tangan Riana membelai wajah putranya, putra yang selama ini ia rindukan. kemudia Riana menunduk mencium wajah Firman.
"Ibu ingin sekali memelukmu, tapi tubuh mu masih rentan untuk menerima tekanan, cepatlah sembuh agar ibu bisa selalu memelukmu." Ucap Riana penuh haru.
"Maafkan Firman bu. . ." Ucap Firman sambil menatap penuh sayang pada ibunya. Riana hanya mampu mengangguk pelan, karena tak mampu berkata-kata lagi. dia teramat bahagia, rindu yang selama ini ia tahan kini ia bisa tumpahkan pada kedua anaknya."
Rangga tersenyum dan menatap haru pada keluarga kekasihnya itu, dia tak menyangka jika kisah hidup keluarga sahabat dan kekasihnya ini begitu rumit, walau akhirnya kini mulai terpecahkan.