Chereads / Putri Tersembunyi Dan Tujuh Bangsawan / Chapter 23 - Bab 23. Serangan Tiba-tiba (2)

Chapter 23 - Bab 23. Serangan Tiba-tiba (2)

"Sebaiknya kita mencari tempat persembunyian terlebih dahulu untuk sementara waktu sampai mereka pergi, Yang Mulia," tambahnya lagi.

"Baiklah kalau itu adalah yang terbaik," balas Zhang Jiangwu sembari menganggukkan kepalanya.

Ara yang mendengar percakapan mereka hanya mendengus. "Dasar tidak berguna," gumamnya namun ucapannya itu sampai di telinga Zhang Jiangwu dan Bai Jun.

Jika bukan karena situasi genting seperti ini, mungkin Bai Jun sudah memotong lidah wanita yang berada dalam gendongan putra mahkota.

Bai Jun segera berjalan terlebih dahulu, diikuti oleh Zhang Jiangwu. "Jangan jauh dariku, Yang Mulia," katanya sembari mempercepat langkahnya. Mereka memasuki hutan, hanya berbekal cahaya bulan yang tidak terlalu terang, mereka terus bergera, mencari tempat yang cocok untuk bersembunyi.

SYUUUUTTTT….

Tiba-tiba sebuah anak panah bergerak cepat tepat di depan wajah Zhang Jiangwu dan menancap ke batang pohon yang berada di dekatnya. Jika saja langkahnya lebih cepat, mungkin saat ini wajahnya sudah terluka karena panah.

Ara yang mengetahui hal itu segera melihat ke sekitar, "Percuma saja. Jumlah mereka ada banyak dan sekarang kita sudah terkepung," gumamnya ketika melihat beberapa bayangan hitam melompat di atas dahan yang berada di sekitar mereka.

Zhang Jiangwu menghentikan langkahnya, begitupula dengan Bai Jun. Bersamaan dengan itu beberapa sosok asing berdiri di hadapan mereka.

"Yang Mulia, hati-hati. Mundurlah dan cari tempat yang aman. Aku akan menghalangi mereka," ucap Bai Jun segera maju dan berdiri di hadapan Zhang Jiangwu.

"Tidak, aku tidak mungkin meninggalkanmu di sini sendiri, Bai Jun," balas Zhang Jiangwu.

"Yang Mulia, aku tidak tahu bagaimana caranya kembali ke istana jika sampai kau terluka, tolong dengarkan aku. Di sini berbahaya, aku akan melindungimu sekuat tenaga, aku minta tolong kepadamu, kali ini dengarkan aku, Yang Mulia," ucap Bai Jun masih tetap pada pendiriannya.

Mendengar itu, Zhang Jiangwu menghela napas dalam-dalam. Perlahan ia menurunkan tubuh Xiao Ara, lalu menatap ke arah orang-orang asing yang berada di sekitarnya. "Siapa kalian? Kenapa kalian menyerang kami tiba-tiba?" tanya Zhang Jiangwu dengan suara keras.

Namun sayang sekali, tak ada satupun orang yang menjawab pertanyaannya. Sebaliknya, orang-orang asing itu menyerang Bai Jun dan Zhang Jiang Wu.

Segera Bai Jun dan Zhang Jiangwu menarik pedang mereka masing-masing dan melakukan perlawanan, sementara Ara, awalnya gadis itu ingin kabur, namun situasi saat ini tidak memungkinkan. Bahkan orang-orang asing itu juga mengarahkan pedangnya ke Ara.

Berbekal ilmu bela diri di kehidupan sebelumnya, Ara berusaha melawan dan berusaha agar tidak terluka sedikitpun.

Dalam keremangan cahaya bulan, pertarungan sengit terjadi. Tak ada yang tahu siapa indetitas dan tujuan orang-orang itu. Berada dalam situasi terdesak, Bai Jun dan Zhang Jiangwu tak segan-segan menebas dan menusuk tubuh lawannya.

Akan tetapi, meskipun kemampuan bermain pedang mereka bagus, mereka kalah jumlah. Orang-orang berbaju hitam terus berdatangan membuat Bai Jun dan Zhang Jiangwu mulai kewalahan.

Sementara di sisi lain, Ara berhasil merebut pedang salah satu lawannya dan menggunakannya. Awalnya ia merasa kesusahan, namun setelah larut dalam pertarungan, ia bisa menyesuaikan diri dengan pedang di tangannya. Memainkan pedang dengan ilmu bela diri yang dikuasainya ternyata sangat menyenangkan. Akhirnya, Ara berhasil menumbangkan lawannya satu persatu.

Bai Jun dan Zhang Jiangwu terkejut ketika melihat aksi gadis itu, hanya saja saat ini bukan waktu yang tepat untuk menunjukkan perasaannya.

Pertarungan terus berlanjut, banyak korban yang berjatuhan. Beberpa goresan pedang memenuhi beberapa bagian tubuh Zhang Juangwu dan Bai Jun, tidak hanya itu, pakaian mereka juga terlihat sedikit koyak.

"Yang Mulia, sebaiknya Anda pergi dari sini. Biarkan aku yang menghadapi mereka," teriak Bai Jun, suaranya terdengar berat. Namun sayangnya, Zhang Jiangwu tidak memperdulikan ucapan pria itu, dan hal itu berhasil membuat Bai Jun merasa putus asa.

"Ahhh…" tiba-tiba sebuah teriakan kesakitan terdengar. Bai Jun segera menoleh ke arah putra mahkota dan menemukan pria itu sudah jatuh tersungkur di tanah. Sebuah anak panah menancap di bahunya, darah bercucuran dari sana.

"Yang Mulia," teriak Bai Jun segera menghampiri pria itu. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti ketika beberapa orang menghadangnya dan melakukan serangan secara membabi buta, dan berhasil menciptakan luka mengaga di betis dan tangan Bai Jun, membuatnya seketika jatuh ke tanah.

Rasa sakit yang begitu luar biasa membuat kedua pria itu tak bisa berkutik dan melakukan perlawanan lagi.

Kini, hanya tersisa Xiao Ara. Gadis itu masih melakukan perlawanan. Hanya beberapa luka ringan yang terlihat memenuhi lengannya.

Melihat kondisi Zhang Jiangwu dan Bai Jun, ia segera meraih pedang lain yang ada di dekatnya dan berlari menyerang orang-orang yang sepertinya ingin mengakhiri hidup dua pria itu.

Bai Jun dan Zhang Jiangwu yang tidak bisa lagi bergerak hanya bisa diam, mereka berusaha bangkit namun gagal dan terjatuh ke tanah lagi.

"Apa kau pikir kau bisa melukai putra mahkota kerajaan Qin?" teriak Ara, lalu melemparkan pedangnya dengan sudut tiga puluh derajat, mengarah ke dahan pohon. Di saat yang bersamaan, suara teriakan terdengar, seseorang jatuh dari dahan pohon tersebut, sebuah pedang tertancap di lengannya.

Dan hal itu berhasil membuat orang-orang tersebut menjadi geram dan mengarahkan pedang mereka ke Ara. Mengabaikan keberadaan Zhang Jiangwu dan Bai Jun.

"Nona, di belakangmu," teriak Bai Jun ketika melihat seseorang ingin menghunuskan pedangnya ke tubuh Xiao Ara.

Refleks Ara menunduk dan memutar tubuhnya dengan salah satu kaki di luruskan, membuat orang-orang yang ada di sekelilingnya terjatuh. Dengan gerakan lincah, Ara melompat dan menebas tubuh mereka satu persatu dengan gerakan memutar.

Sekilas, terlihat seperti seseorang yang sedang melakukan sebuah tarian.

Sejenak, Zhang Jiangwu dan Bai Jun terkesima. Kedua pria itu memperhatikan semua gerakan Xiao Ara tanpa berkedip, mereka bahkan mengabaikan rasa sakit di tubuh mereka.

Seketika sebuah pemikiran yang sama muncul di kepala mereka, 'Apakah Xiao Ara adalah salah satu penyusup itu? Mengapa gadis itu melindungi mereka?'

Beberapa saat berlalu, akhirnya Ara berhasil mengalahkan mereka. Setelah memastikan kondisi di sekitarnya aman, ia berjalan mendekati dua pria itu dengan langkah pelan. Napasnya terdengar berat, namun masih beraturan.

"Aku akan mencabut panah ini, jangan menangis," ucap Ara sembari memegang busur yang menancap di bahu Zhang Jiangwu.

"Stop… Jangan melakukannya. Jangan memeperlakukannya seenaknya, Nona. Hanya tabib kerajaan yang bisa merawat lukanya, jangan membuatnya semakin parah," ucap Bai Jun.

Mendengar itu, Xiao Ara mendengus.

Di saat yang bersamaan, terdengar beberapa suara teriakan.

"Yang Mulia…"

"Bai Jun... Kalian dimana?"

Segera Ara menoleh ke sekitar, dan melihat beberapa orang yang memegang obor di tangan mereka. Mereka adalah teman-teman putra mahkota. Hanya melihat keadaan mereka, ia sudah tahu bahwa mereka juga berhasil mengalahkan orang-orang asing itu.