Mereka kemudian kembali bergerak menuju sebuah perkampungan yang berada tidak jauh dari sana dengan menggunakan petunjuk dari Bai Jun.
Bergerak di malam hari, membelah kegelapan di sepanjang tepi sungai. Suara langkah kaki kuda terdengar bersahutan.
Sementara di sisi lain, Xiao ara yang sudah berlari agak jauh dari perkemahan kini menghentikan langkahnya. Sangat sepi di sekitar, menoleh ke belakang untuk melihat apakah ada yang mengejarnya atau tidak.
Hanya suara hewan malam yang terdengar mengisi keheningan malam, udara semakin dingin, dingin menusuk tulang. Suara napasnya terdengar tidak teratur, keringat membasahi keningnya.
Merasa bahwa posisinya saat ini sudah aman, ia melompat ke atas dahan, berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya hingga mencapai dahan tertinggi sebuah pohon, barulah ia berhenti. Dahan itu berada di antara rimbunan dedaunan, sangat cocok untuk dijadikan tempat persembunyian untuk sementara waktu.
Ya, ia mengakui bahwa terus bergerak di malam hari bukanlah hal bagus, jadi ia memutuskan untuk beristirahat dan menunggu sampai pagi. Hal itu juga untuk meminimalisir bahaya yang bisa saja mengancam nyawanya. Berada di tengah hutan sendirian, meskipun di kehidupan sebelumnya ia sering mengalami hal seperti ini, namun saat ini berbeda. Ini adalah dunia baru baginya, dunia yang sangat asing baginya. Meskipun ingatan pemilik tubuh sebelumnya sudah menyatu dengannya, tapi tetap saja ia harus tetap waspada dengan segala hal baru yang ia temui.
Bisa lolos dari jangkauan putra mahkota, itu sudah menjadi keajaiban baginya. Memikirkan bahwa ia sudah menipu mereka semua, entah apa yang akan terjadi di masa depan jika mereka bertemu lagi. Ara bergidik ngeri.
'Semoga hal itu tidak pernah terjadi,' batinnya, lalu menyandarkan tubuhnya di batang pohon, menggunakan kedua tangannya sebagai bantal.
Ara menghela napas dalam-dalam, cahaya bulan yang lolos dari dedaunan terlihat seperti bintang-bintang yang bertebaran di langit malam. Perlahan memejamkan matanya, ia berusaha untuk tidur lebih awal, berharap bahwa besok akan lebih baik dari hari ini.
Belum lima menit, samar-samar ia mendengar sebuah suara mendekat. Xiao Ara terkesiap dan langsung mengamati sekelilingnya.
Tidak jauh dari posisinya saat ini, beberapa pria berseragam prajurit memasuki pandangannya. Tidak hanya itu, dua pria yang ia kenal sebagai teman putra mahkota juga berada di sanaa.
Dalam posisinya, Xiao Ara mengamati mereka dalam diam, jantungnyaa berdetak sangat kencang, tak berani membuat gerakan apapun yang bisa mengepose keberadaannyaa.
"Feng Ming…" Yue Ahn memanggil pria di depannya, menghentikan langkahnya sembari bersandar di batang pohon, tepat di bawah Xiao Ara.
"Aku merasa kita sudah berjalan sangat jauh, apakah kau tidak ingin beristirahat dulu?" tanyanya lagi dengan napas yang terdengar tidak teratur.
Mendengar itu, Feng Ming menghela napas kasar. Harusnya ia menarik lengan Hao Chu atau Wang Xiumin tadi. Melakukan pencarian bersama dengan pria cantik, itu sangat mengulur waktu.
"Kalian lanjutkan pencarian," perintah Feng Ming kepada para prajurit yang bersama mereka.
"Baiklah, Tuan."
"Istirahatlah, jangan memaksakan dirimu terlalu jauh," kata Feng Ming kepada Yue Ahn. Pria itu berjalan ke arah sebuah batang pohon yang tumbang dan duduk di sana.
"Aku pikir kita sudah bergerak cepat, namun ternyata wanita itu bergerak lebih cepat dari kita. Apakah kelompok yang lain juga mengalami hal yang sama?" ucap Yue Ahn setelah meminum air dari botol kecil yang tergantung di pinggangnya.
Sebelum melakukan pencarian, Feng Ming membagi beberapa kelompok untuk menyebar ke berbagai arah.
"Aku tidak tahu," balas Feng Ming singkat.
"Aku sangat lelah, bergerak lebih dalam di hutan, udara semakin dingin. Lihat, kulitku sudah mulai keriput," ucap Yue Ahn sembari menunjukkan kulit lengannya.
"Istirahatlah dan berhenti mengeluh, pulihkan energimu lalu kita akan melanjutkan pencarian," balas Wang Xiumin. Ia sudah terbiasa dengan sikap Yue Ahn, memang dari seluruh pria yang ia kenal, Yue Ahn adalah satu-satunya pria yang memiliki sikap menyerupai perempuan. Ia begitu mengutamakan diri dan penampilannya. Ia memiliki wajah yang cantik, merawatnya sepanjang waktu, kecantikan wajah Yue Ahn bahkan mengalahkan beberapa kecantikan wanita di kerajaan Qin.
Jika orang-orang melihat wajahnya tanpa memperdulikan pakaian yang dikenakannya, mungkin mereka akan berpikir bahwa Yue Ahn adalah seorang wanita.
Yue Ahn tidak merespon lagi, ia lalu mencari tempat duduk yang cocok.
"Aku tidak habis pikir, apa yang ada di benak gadis itu. Apakah ia mencoba bermain dengan kematian? Membuatku ikut mencarinya di tengah hutan seperti ini, aku sangat ingin menghajarnya," gumam Feng Ming setelah beberapa menit hening.
Yue Ahn melihat ke arah pria itu, "Bukankah dia terlihat cantik? Tubuhnya yang kecil dengan wajahnya yang mungil, dia terlihat menggemaskan. Semua itu sangat berbeda dengan sikapnya."
"Cantik? Menggemaskan? Aku lebih berpikir bahwa wanita itu sangat berbahaya."
"Tak ada gadis seperti itu di kerajaan ini, kau tahu? Membiarkannya berkeliaran di kerjaan ini, ia bisa menjadi ancaman bagi kita semua. Hari ini, dia berhasil menipu kita, kita tidak akan tahu hal apa lagi yang akan dia lakukan di masa depan," tambah Feng Ming.
"Kita harus menangkapnya, bagaimanapun caranya," ucapnya lagi, rahangnya mengeras. Mengingat bahwa ia sangat membenci wanita, ditipu oleh seorang wanita asing membuatnya merasa geram.
"Aku penasaran dengan satu hal," ucap Yue Ahn.
Salah satu alis Wang Xiumin terangkat, ekspresi wajahnya menyiratkan banyak pertanyaan.
"Aku penasaran dengan apa yang terjadi, bagaimana bisa Putra mahkota dan Bai Jun terluka seperti itu? Lalu, bagaimana dengan gadis itu?"
"Gunakan otakmu. Belum menemukannya hingga sekarang sudah memperjelas bahwa keadaannya baik-baik saja. Seseorang yang terluka tidak akan bisa bergerak cepat dalam jarak jauh seperti ini," balas Feng Ming.
"Putra mahkota dan Bai Jun terluka sementara kondisi wanita itu baik-baik saja, apakah itu berarti bahwa gadis itu yang mengalahkan para penjahat itu?" gumam Yue Ahn, berbicara pada dirinya sendiri, namun suaranya masih mampu mencapai telinga Feng Ming.
"Hanya putra mahkota dan Bai Jun yang bisa menjawab pertanyaanmu. Tapi setelah melihat kemampuannya di lapangan berburu, apa yang kau katakan bukanlah suatu yang mustahil."
Ingatan Yue Ahn kembali pada kejadian di lapangan berburu, ia setuju dengan ucapan pria itu.
Xiao Ara mendengar semua percakapan kedua pria itu tanpa melewatkan apapun. Ia berusaha menilai mereka berdua secara diam-diam.