Suara derap langkah sepatu menggema disepanjang lorong mansion Lorraine, seorang pria berambut pirang panjang diikuti dua gadis lain. Salah seorangnya ialah nona yang telah ia layani selama hampir satu bulan, gadis bersurai perak yang lain. Kini mereka tengah dalam perjalanan menuju bagian depan mansion untuk menyusul sang Duke Castiello yang telah menanti keberadaan lady dibelakang pria berparas cantik pirang ini. Peluh membasahi sang kepala pelayan pribadi dan kapten pasukan Castiello itu saat mereka tiba disebuah pintu besar yang lain, mereka takut membuat tuan besarnya itu menunggu lama dan murka.
Setelahnya pintu besar kayu itu terbuka, sang gadis perak terdiam mengaggumi sosok rupawan yang tengah berdiri didepan tangga mansion. Duke Lucas De Castiello memang iblis keji nan rupawan Evelyna sangat memahami hal ini, namun sang Duke malam itu jauh lebih menawan dibandingkan saat acara sebelumnya.
Evelyna memandang penampilan pria berdarah Asmodia itu, rambut hitam legamnya ditata menyamping. Setelan yang dikenakannya berwarna hitam beraksen perak kemudian dibahunya tersampir mantel berwarna senada begitu pula aksen perak mewah masih menghiasi. Sepasang sepatu fantovel yang tampak seperti boots yang biasa dikenakan mendiang ayahnya ketika hendak menghadiri pesta resmi, tentu sepatu milik Lucas sepuluh kali lipat lebih menawan. Satu hal yang menarik perhatian Evelyna adalah sebuah anting berbentuk salib masih berwarna perak yang hanya terpasang disebelah telinga Lucas.
" Sudah siap? "
Sang Duke tersenyum menawarkan tangannya pada gadis yang tampaknya tengah mengagumi dirinya, Evelyna hanya mengangguk dan menerima uluran tangan Lucas. Kemudian mereka berjalan menuju kereta kuda yang telah menanti.
" Hati-hati, angkat sedikit gaunmu Eve. Perhatikan langkahmu, kau bisa melihatku lagi nanti sepuasmu."
Semburat merah kian tercetak jelas dipipi porselene sang lady, tentu saja ia merasa malu telah tertangkap basah mencuri pandang pada seorang pria sekalipun ia adalah tunangannya sendiri. Selepas keduanya memasuki kereta kuda dan pintu ditutup Eckart, Evelyna menatap mansion Lorraine dimana keluarganya berdiri melambaikan tangan.
Ya, baik Erden maupun Madeleine bahkan ayah dan ibunya tak diijinkan untuk mengikuti pesta pertunangan kali ini yang memang pada dasarnya hanya diperuntukkan bagi kaum Asmodia. Eve masih mengingat mereka akan berteleport menuju Nottingham dimana mansion utama Castiello berada. Beberapa kali ia menghembuskan napas berusaha menenangkan jantungnya, kedua tangan lentiknya ia satukan dan saling meremas. Ingatannya kembali pada kejadian dibalkon saat bertemu pangeran Devian. Ucapan Lucas yang entah mengapa membuatnya menahan tangis, menyesakkan bahkan dadanya terasa sakit seolah tombak baru saja bersarang disana.
Berulang kali ia mengucapkan kata-kata yang sama didalam hatinya. Tak ingin membuat Lucas merasa malu bahkan dikasihani, meskipun ia memang tak pernah bermaksud seperti itu.
" Aku tidak boleh mempermalukan Lucas lagi, apapun yang terjadi aku bukan sosok yang dulu. Jangan sampai melakukan hal bodoh seperti sebelumnya" Lirih Eve dengan sirat menahan tangis yang tentu saja didengar oleh pria disampingnya, meskipun mereka saling duduk memalingkan wajah masing-masing namun sang Duke tentu mendengar ucapan Eve yang kelewat lirih.
****
Mansion Castiello diwilayah Nottingham adalah kediaman mengagumkan, itulah yang sejak lima menit lalu tercetak dalam benak Evelyna saat mereka tiba. Evelyna menggenggam lengan Lucas berulang kali sang lady membuang napas mencoba menenangkan diri.
Kegugupan menyerang dan ia tak ingin menghancurkan setiap rencana mereka. Ia mungkin bukan sosok yang sempurna, namun ia akan memberikan apa yang ia miliki bagi mereka yang menyayanginya. Terlebih lagi yang akan dihadapi gadis bersurai perak itu bukanlah manusia, mereka adalah Asmodia, mereka yang masih memiliki darah serta garis keturunan para iblis. Ia tidak merasa takut, bahkan saat pertama kali memasuki mansion ia telah bertemu para pelayan yang ternyata selama ini menyembunyikan wujud sejati mereka. Hanya saja ia tak ingin Lucas menjadi imbas karena akan memimpin bangsanya bersama makhluk fana yang jauh lebih lemah dari mereka.
Lamunan itu terbuyar ketika Lucas mengusap pipi Evelyna, sang Duke pasti mengetahui kegusaran yang ia landa. Senyum manis nan tulus terpatri berbeda dengan senyum yang terakhir kali diberikan Lucas merasa lega karena gadis disampingnya itu masih memberikan senyum yang sama.
" Tenanglah, kau akan baik-baik saja selama bersama ku. Aku selalu disini."
Bak bara api yang menyala diperapian menghangat serta melelehkan salju begitu pula dengan kegugupan yang menderanya seiring ucapan pria yang kini telah menuntunnya melangkah menuju pintu besar dihadapan keduanya, tempat dimana alunan musik mengalun disertai hiruk pikuk khas sebuah pesta.
Dan kini mereka telah berdiri menghadap puluhan pasang mata para kaum Asmodia yang segera menundukkan pandangan mereka memberikan hormat dengan sebelah tangan diletakkan didada baik pria maupun wanita, atau yang bahkan mungkin tidak tergolong diantara keduanya.
" Selamat malam para saudara dan saudari ku pada hari ini saya, Raja Asmodia Lucas Gavril De Castielo akan memperkenalkan kepada para saudara serta saudariku, para Asmodia kepada calon Ratu kita sekaligus Duchesse dari Castielo."
Lucas tersenyum ke arah Evelyna dengan tangan mereka yang saling bertautan, gadis perak tersebut melangkah maju berdiri disamping sang tunangan tersenyum dan sedikit membungkuk memberikan salam kepada calon rakyatnya.
Dari atas balkon tempat mereka berdiri Eve dapat melihat dengan jelas bermacam-macam tatapan diberikan untuknya, kebencian, rasa tidak suka, namun ada pula yang tersenyum atau sekedar melihat. Itu sebuah hal yang dimaklumi karena sang calon pendamping pemimpin mereka ialah seorang manusia biasa yang bahkan lebih lemah dari mereka.
" Evelyna De Lorraine mulai detik ini resmi menjadi calon tunangan yang mana akan segera menjadi istri saya. Dan saya tidak akan mentolerir bagi mereka yang melakukan hal tidak senonoh kepada calon Ratu sekaligus Duchesse, karena itu artinya kalian sama saja merendahkan bahkan menghina saya yang mana adalah Raja, pemimpin para kaum Asmodia."
" Jika ada yang ada kalian tidak sukai atau tanyakan segera ungkapkan. Kalian mengerti?"
" Yes, My Lord"
Evelyna tertegun kesekian kalinya, ia memang mengetahui bahwa Lucas terkenal akan kebijaksanaan, ketegasan serta panggilan sebagai makhluk tak berhati. Namun ia tak mengetahui, pesona yang akan dilihat secara langsung akan semengagumkan ini. Pria berambut hitam itu menatap dengan sorot tegas bahkan saat ini tak ada yang berdiri dan kembali menunduk saat menjawab. Calon suaminya itu memang benar-benar pria hebat.
" Itu saja dan terima kasih kami ucapkan atas kedatangan kalian, silahkan nimati pestanya"
Begitulah, selepas acara peresmian serta pengumuman pertunangan sang Castielo berlangsung pesta ditengah malam tepatnya hampir dini hari dimulai. Pelayan berseragam setelan tuxedo dengan ujung sedikit lebih panjang berjalan kesana kemari sembari membawa nampan diatas tangannya. Manik emerald Evelyna kembali memperhatikan kaum berdarah iblis disana. Para wanita dan pria nya memiliki wajah rupawan dan sangat menawan, mereka mengenakan setelan mahal dan para wanita nya dibalut gaun ketat sedikit kurang bahan. Atau memang itulah yang disebut trend. Selain itu terdapat pula makhluk lain yang Evelyna duga sama halnya dengan wujud lain Lucas mereka pun sama.
" Wah, kau sangat pintar memilih calon ratu ternyata Luc."
Sebuah suara menginterupsi ku dan Lucas yang tengah berbincang bersama salah satu bangsawan lain yang ternyata merupakan bangsa Asmodia. Pria berambut senja dan senyum ramah berjalan beriringan bersama wanita bertubuh bak gitar spanyol, berambut coklat mahoni dan digerai menutupi punggungnya yang saat ini setengah terekspos.
" Jackie, kau datang bersama wanitamu? Mana wanita- wanita mu yang lain?"
Lucas tersenyum miring menatap sahabatnya itu, sementara Jack yang mendengar sapaan sarkas Lucas juga membalas tersenyum dan menepuk keras punggung pria berambut kelam yang kini telah ia rangkul. Lucas berdecih sembari sedikit mengumpati sahabat sialannya yang bahkan tak pernah tau tempat untuk menjaga martabatnya sebagai seorang pemimpin bangsa mereka.
" Evelyna, salah satu pasien cantik ku yang lain, bagaimana kabarmu nak? Apa pak tua Castiello ini berlaku kasar atau galak padamu?"
" Siapa yang kau panggil tua, dasar Kakek mata keranjang."
Jack tersenyum manis ke arah Evelyna setelah membalas kembali ucapan sarkas Lucas yang lain, Evelyna sendiri saat ini masih terdiam melihat interaksi kedua orang dihadapannya dan juga sedikit merasa berdebar karena senyum manis sang dokter bersurai senja itu. Eve berdeham sejenak sebelum menjawab dan ia bertemu tatapan dengan wanita dewasa berambut mahoni tadi, barulah kemudian mereka saling tersenyum menyapa.
" Kabar saya baik dokter, terima kasih atas bantuan dalam merawat saya sehingga saya dapat kembali dalam kondisi prima seperti sekarang."
" Oh, dan Tuan besar Duke Castiello memperlakukan saya dengan sangat baik."
Jack tertawa sesaat dan mengeluarkan cerutu dari balik saku jas hitam miliknya, kemudian cerutu yang telah diselipkan diantara bibir tipisnya ia sulut dengan api yang muncul dari ujung jarinya yang dibalut sarung tangan putih.
" Wah, Jangan begitu gadis kecil. Itu memang tugas ku, lagi pula pak tua Castiello tidak berbakat dalam merawat seseorang , ia hanya pintar membu-"
" Maafkan, aku Jackie sepertinya tanganku tergelincir."
Jack baru saja menangkap sebuah gelas berisikan wine merah yang tetiba saja telah mengarah padanya, mungkin sedikit saja kepalanya akan mengalami gegar otak jika ia hanyalah seorang manusia. Namun sang dokter berambut senja itu hanya tertawa dan memainkan gelas bahkan meminum wine itu dengan santai sembari terus melontarkan ejekan serta balasan ucapan sang Duke padanya.
" Ya Tuhan, Lucas hentikan."
Evelyna baru saja menarik tangan pria disampingnya yang baru saja hampir meremukkan leher sahabatnya sendiri, Eve menggelengkan kepala melihat interaksi keduanya lagi-lagi.
" Mohon biarkan saja Nona muda, mereka memang seperti itu."
Suara lembut dan halus membuat Eve mengalihkan pandangan dari pertengkaran kedua pria dihadapannya, ternyata pemilik suara tersebut ialah sang wanita berambut mahoni yang telah tersenyum sopan dan membungkuk memberikan salam kepadanya.
" Selamat atas pertunangan anda Nona muda, saya turut berbahagia atas kebahagiaan kalian. Perkenalkan saya istri pertama Tuan Jack Barnard, Agatha Barnard." Ucap wanita bernama Agatha itu masih membungkuk dan tersenyum, senyuman tulus pertama yang baru pertama kali Eve terima tentu saja dokter Jack termasuk didalamnya.
" Terima kasih nyonya Barnard, senang bertemu dengan anda. Maaf, apa yang anda maksud dengan 'seperti itu' ?"
" Mohon panggil saja Agatha nona."
" Baiklah Agatha, bisakah anda menjawabnya sekarang ?" Agatha tertawa pelan karena ketidaksabaran nona dihadapannya ini, tawa yang membuat Eve terkagum setelah melihat saudari serta ibunya saat mereka bertemu karena keanggunan dan kecantikan mereka.
" Maafkan saya, suami saya dan Tuan muda Castiello memang kerap bercanda seperti itu sedari mereka berada di akademi."
" Benarkah?"
" Iya Nona, Jack adalah satu-satunya orang yang memiliki keberanian menentang bahkan membalas tatapan Tuan muda. Bukannya ia tidak menghargai atau mengormati Tuan muda, hanya saja begitulah cara mereka berteman dan saling memahami."
" Tepatnya hanya Jack yang tidak merasa terganggu dengan sikap kasar dari Tuan muda."
Eve masih memperhatikan wanita dihadapannya, mendengarkan cerita Agatha mengenai pasangan mereka masing-masing. Kemudian Eve menyadari Lucas tak pernah menceritakan mengenai dirinya. Bukannya Eve tak ingin mengetahui seluk beluk sang Duke hanya saja ia merasa itu terlalu cepat dan mungkin saja pria itu memiliki alasannya sendiri mengapa tak menceritakan hal itu.
" Nona Muda!"
Teriakan Agatha dan hempasan angin panas menyadarkan gadis perak itu dari lamunannya, semua terjadi dalam sekejap tepatnya saat semburan api hampir membakarnya dan Agatha jika saja Lucas tidak berdiri menghalau api itu sembari menarik dirinya ke dalam pelukannya.
" Eve, kau baik-baik saja?"
Lucas telah melepaskan pelukannya dan memeriksa setiap inci yang ada ditubuhnya, Eve tersenyum dan menggeleng menandakan bahwa dirinya baik-baik saja. Lucas tersenyum namun beberapa detik kemudian pria berambut kelam itu menatap tajam yang menyebabkan setiap orang yang berada diruangan itu menunduk atau lebih tepatnya berlutut. Eve dapat merasakan bulu kuduknya meremang karena aura yang sepertinya baru saja dipancarkan oleh pria didepannya itu.
" Lady Rayn Delmon, jelaskan pada ku apa yang kau inginkan?"
Sang Castiello membuka suara kali pertama dengan sebuah pertanyaan yang entah mengapa menyebabkan semua orang berdegup karena cemas, atau lebih tepatnya takut. Kemudian semua mata beralih pada seorang wanita berambut merah menyala dan manik hitam legamnya yang kini telah berdiri. Wanita itu tersenyum memperlihatkan sederet giginya dan beberapa kali nafasnya tak beraturan karena dampak melawan tekanan dari sang Raja dari kaumnya.
" Saya ha-hanya ingin menyapa, Nona muda kami sa-saja. Dan i-ingin menanyakan apa yang i-ingin saya ungkapkan." Wanita yang dipanggil sebagai Rayn itu berucap dengan nafas tersengal seolah dirinya baru saja nengucapkan kalimat terakhir untuknya. Lucas mengerti dan sangat mengetahui apa yang ada dihadapannya, hal yang pasti akan terjadi. Sebuah pertentangan atau seseorang yang menolak kehadiran Eve, dan bisa saja berasal dari golongan para petinggi termasuk Delmon.
" Tidak apa-apa, biarkan saja dia bicara. Anda sudah memberikan instruksi bukan sebelumnya my Lord."
Evelyna tersenyum mengusap punggung sang Duke dengan sedikit bergetar, kemudian Lucas sedikit tersadar jika dirinya baru saja mengeluarkan aura yang mungkin tidak begitu besar untuknya namun untuk Eve akan cukup kesulitan. Namun gadis bersurai perak itu masih tersenyum lembut seolah tak terjadi apapun dan tetap menatapnya dengan tatapan teduh.
" Saya tidak akan mengucapkan terima kasih kepada gadis disamping anda. Pertama bagaimana bisa kami menerima seorang manusia lemah sepertinya menjadi sosok pendamping dan penyokong dari anda sang penguasa Asmodia."
" Kita beratus-ratus tahun lamanya Tuanku, melindungi dan berada dipihak mereka para manusia yang memohon perlindungan. Oleh karena itu Tuan muda Castiello, berikan kami bukti bahwa gadis muda sepertinya pantas bersanding dan melindungi kami."
Eve hanya terdiam mendengarkan setiap ucapan dari wanita berambut merah menyala itu. Apa yang diucapkannya benar, sebenarnya ia pun sangat mengetahui hal ini dan mengetahuinya, namun jika ini adalah jalan karena menerima tangan iblis dan berjalan disisinya karena jatuh dalam pesona nya, ia akan terima.
" Saya Rayne Delmon putri dari Emmett Delmon mengajukan duel suci dengan Nona muda Evelyna De Lorraine."