Yoongi sedang menatap Jimin didepannya dengan bertompang dagu. pria berambut silver didepannya ini tengah sibuk meminum caramel machiatto-nya. mereka sedang menghabiskan waktu istirahat mereka di sebuah cafe dekat dengan gedung kantor.
setelah mengetahui bahwa Jimin juga berkerja satu gedung dengannya ia jadi sering menemui Yoongi di studionya entah hanya mengajak untuk berbincang atau makan siang bersama dan Yoongi yang awalnya sedikit merasa risih akhirnya menjadi terbiasa dengan sikap terbuka Jimin dan sekarang sudah terhitung satu minggu lebih Yoongi mengenal Jimin dan satu yang ia tahu bahwa Jimin sangat sangaaat memiliki banyak waktu luang di kantor. Yoongi jarang sekali melihat Jimin mengajar atau berlatih dance justru ia sering melihatnya hanya berkeliling kantor dan duduk diruangan presdir.
"Jimin??" panggil Yoongi yang masih bertopang dagu dan hanya dijawab Jimin dengan 'hmm' tanpa melihat Yoongi. ia sekarang tengah sibuk memeriksa ponselnya.
Yoongi hanya memutar bola matanya, "Jiminnnn!!?" ucapnya lagi kali ini dengan sedikit berteriak.
Jimin kembali tersenyum dan mulai menatap Yoongi setelah memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jaketnya, "ada apa?"
"apakah kau selalu seperti ini?? memiliki banyak waktu luang?? aku tidak pernah melihatmu berlatih atau mengajar seseorang menari??"
Jimin yang mendengar itu menjadi terdiam ia bingung harus memberikan alasan apa pada Yoongi. ia tidak ingin Yoongi tahu bahwa ia berbohong tentang menjadi guru dancer.
"hmm karena Presdir hanya menyuruhku berlatih. ia bilang aku masih terlalu pemula" ucap Jimin mencoba untuk bersikap biasa dan berusaha menutupi gugupnya.
Yoongi yang mendengar itu hanya mengangguk, "oh itukah sebabnya kau lebih sering berada diruangan Presdir??"
"yah itu salah satu alasannya tapi ada satu lagi alasan utamaku bekerja di kantor ini" Jimin menatap Yoongi dengan seringai kecilnya
"apa??" tanya Yoongi menatap Jimin dengan rasa penasarannya.
"kamu..." kemudian Jimin menopang dagunya dengan satu tangan "satu-satunya alasanku adalah ingin bertemu denganmu dan menjadi dekat"
Yoongi yang mendengar itu mulai batuk karena tersedak minumannya dan juga ia merasa wajahnya sangat panas pasti sekarang ini wajahnya sudah memerah seperti tomat. Jimin tertawa melihat tingkah malu-malu Yoongi yang menurutnya sangat menggemaskan, tapi tidak dengan Yoongi ia menatap Jimin dengan wajah kesalnya karena Jimin terus menggodanya.
"berhentilah menggodaku!!!"
"hahaha baiklah baiklah. kenapa kau sangat manis sekali!! aku akan memanggilmu Honey" ucap Jimin dengan senyum dimatanya
Yoongi yang mendengar itu mulai melebarkan matanya, "jangan berani-beraninya kau menyebutku dengan nama itu!!!" desisnya
"baiklah kalau begitu Sugar"
"Jiiimmmmiiiiin!!!!" teriak Yoongi dengan frustasi yang membuat seisi pengunjung caffe melihat kearah mereka berdua kemudian Yoongi terdiam dan menunduk malu sedangkan Jimin hanya tertawa.
Yoongi menatap Jimin dengan tatapan mematikannya mencoba untuk membuat Jimin berhenti menggodanya dan Jimin hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
"baiklah-baiklah aku akan berhenti. sebaiknya kau habiskan kuemu makan siang akan berakhir"
Yoongi pun mulai menghabiskan kuenya dengan wajah cemberutnya yang menurut Jimin sangat lucu.
☜☆☞
Jimin dan Yoongi berjalan beriringan menuju studio tempat Yoongi bekerja, "kau membawa mobil???" tanya Jimin setelah mereka berdua sudah sampai didepan studio.
Yoongi hanya menggeleng kecil, "mobilku memilih rusak hari ini. aku kesini diantar oleh Seokjin"
"oh benarkah?? kalau begitu boleh aku mengantarmu?? jika kau tidak keberatan" tawar Jimin nada suaranya sedikit gugup
Yoongi hanya mengangguk kecil, "tentu, aku akan mengirim pesan padamu jika aku sudah selesai bekerja" kemudian ia masuk kedalam studionya.
Jimin pun kembali berjalan menuju ruangan kakaknya sambil mengirim sebuah pesan kepada Taehyung.
"Taehyung-ah!!!"
"Kim Taehyung"
"baca pesanku bodoh!! aissh"
Jimin terus mengirim pesan secara beruntun. saat mengantar Yoongi kestudionya ia baru menyadari keberadaan Jungkook di kantor agensinya dan ia ingin memberitahukan informasi kepada Taehyung, tapi orang yang ingin diberitahukan oleh Jimin bahkan tidak membaca pesannya sama sekali. dengan kesal ia memasukkan kembali ponselnya dan berjalan masuk kedalam ruangan presdir.
Jonghyun yang sedang sibuk melihat laporan perusahaan dibuat kesal kembali oleh Jimin yang tiba-tiba saja masuk dan duduk disofa dengan santai sambil bermain ponsel. tidak melihat kakaknya yang sedikit kewalahan menangani laporan perusahaan milik Jimin.
dengan nada kesalnya Jonghyun berucap, "lebih baik kau membantuku dengan laporan ini daripada bermain ponsel Jimin-ah"
"aku sedang sibuk hyung" ucap Jimin sambil terus menscrolling ponselnya.
"sibuk apa kau!!? kau hanya melihat gambar gadis telanjang di ponselmu!!?"
Jimin menatapnya dengan wajah terkejut sambil menutup mulutnya, "woah hyung bagaimana kau bisa tahu??"
"cepat kesini bantu aku sebelum kutendang kau keluar ruangan!!!" perintah Jonghyun
Jimin tertawa, "baiklah, jangan marah-marah hyung nanti kau cepat tua. kau masih harus menikah dan memiliki anak" goda Jimin yang dibalas tatapan tajam dari kakaknya.
saat Jimin beranjak dari duduknya ia merasakan sebuah getaran dari ponselnya kemudian ia melihat Taehyung membalas pesannya.
"berisik memang ada apa!!?"
Jimin pun membalas dengan singkat, "gadismu bekerja di kantor agensiku sebagai penyanyi". tak lama kemudian balasan Taehyung datang.
"aku akan kesana sekarang!?!"
Jimin menatap pesan itu sedikit lama, lalu ia tertawa geli. bagaimana bisa Taehyung tiba-tiba ingin datang ke kantornya. padahal ia hanya bilang bahwa Jungkook bekerja disini bukan mengatakan kalau Jungkook ada disini. lagipula mana Jimin tahu Jungkook berada di kantor atau tidak.
namun sebuah ide muncul secara tiba-tiba dikepala Jimin, ia menatap tumpukan laporan dimeja kakaknya. Jimin memikirkan sebuah cara untuk mengerjai Taehyung, dia akan membantu Jonghyun dengan laporannya sampai Taehyung datang kesini lalu saat jam kerja Yoongi sudah selesai dan ia dihubungi maka Jimin akan meninggalkan Taehyung untuk membantu Jonghyun dengan laporannya.
Jimin tertawa memikirkan rencana jahatnya kepada Taehyung sampai Jonghyun memanggilnya kembali membuatnya tersadar dari pikirannya, "Jimin sedang apa kau?? cepat kemari!?!"
"hyung? Taehyung mau kesini"
Jonghyun mengangkat kepalanya dari laporan dan menatap adiknya dengan pandangan bingung, "Taehyung?? mau apa dia kesini??"
Jimin hanya mengangkat bahunya, "entalah" lalu ia duduk disamping kakaknya dan mulai meneliti laporan perusahaan.
"apa dia mau ke markas di bawah?? bukankah kalian sedang mencari pelaku yang membunuh tuan Park itu bukan??" tanya Jonghyun
"mungkin" ucap Jimin tanpa mengalihkan atensinya dari kertas laporan didepannya dan ia baru menyadari masalah yang melanda organisasinya ketika Jonghyun menyinggung masalah tersebut.
Jimin memiliki firasat orang yang berada di rekaman CCTV tersebut bukanlah seorang laki-laki jika dicermat kembali postur tubuhnya dan juga cara berjalannya yang sedikit anggun. tapi yang sangat disayangkan wajah orang tersebut benar-benar tertutupi bahkan Woozi yang sangat ahli dalam memperjelas gambarpun terlihat kesulitan mengidentifikasi rekaman tersebut.
Jimin masih berkutat dengan laporannya meskipun pikirannya sedikit melayang jauh memikirkan pembunuh yang membunuh tuan Park, hingga satu suara dari kakaknya memecah pikirannya.
"akhir-akhir ini banyak orang yang memakai topeng sperti di film 'Mission Imposible' topeng yang sangat menyerupai wajah orang"
Jonghyun menoleh kearah adiknya yang sedang menatapnya dengan pandangan bingung, "aku tahu kalian sedang bingung dengan identitas pelaku tersebut, tidakkah kalian berpikir bahwa ia memakai topeng?? itu sebabnya kalian tidak bisa mengidentifikasi orang tersebut"
Jimin menatap kakaknya dengan terkejut tidak disangka kakaknya memberikan jawaban yang tidak ia pikirkan sama sekali. tentu saja, itu sebabnya Woozi tidak bisa mencari orang yang mirip dengan di foto. orang itu lihai dalam memainkan perannya dan itu membuat Jimin sangat marah sekali. ia akan memberitahukan infomasi ini pada yang lainnya setelah ia selesai dengan laporannya. setelab itu ia kembali melanjutkan pekerjaannya.