Seokjin dan Namjoon sedang duduk bersantai disebuah caffe dengan tema Eco Green yang menampilkan hiasan tanaman hijau serta bunga-bunga artificial sambil menatap langit biru yang sangat cerah.
berbanding terbalik dengan raut wajah Seokjin yang sedikit kusut, ia merasa kesal dengan Namjoon pasalnya ia sudah sangat yakin bahwa Namjoon akan menyatakan perasaannya dalam waktu dekat. tapi tidak ada tanda-tanda bahwa Namjoon akan melakukannya.
Seokjin sedikit berpikir apakah ia harus mengambil tindakan agar Namjoon tahu bahwa ia menyukainya namun kemudian ia menepis pikiran tersebut. ia terlalu gengsi untuk menyatakan perasaannya duluan.
Namjoon yang melihat raut wajah kusut yang muncul dari wajah Seokjin kembali tersenyum, "apa yang sedang kau pikirkan Jinnie??"
"aku memikirkan hubungan kita. sebenarnya status kita ini apa???"
kedua alis Namjoon terangkat ia tidak menyangka bahwa Seokjin akan menyinggung masalah ini, disaat ia sedang merencanakan untuk menyatakan perasaannya malam ini. daripada menjawabnya dengan serius Namjoon lebih memilih untuk menggoda Seokjin.
"memangnya apa?? bukankah kita teman??"
Seokjin yang mendengar itu tidak dapat menahan rasa kecewanya, lantas ia hanya tersenyum pahit sambil terus memutar sedotan dalam minumannya, "ah teman ya" gumamnya. tanpa menyadari bahwa Namjoon sedang tersenyum.
"memangnya kau ingin hubungan yang seperti apa Jinnie??" Namjoon kembali bertanya kini ia menatap Seokjin dengan pandangan serius namun masih tetap tersenyum.
Seokjin hanya mengangkat bahunya dengan malas dan mulai mengalihkan pandangannya, "aku tidak tahu"
"kau marah??"
"tidak!! untuk apa aku marah" ucap Seokjin namun nada dari suaranya menandakan bahwa ia sedang menahan kesal.
"baiklah, sebaiknya aku akan mengantarmu pulang. malam ini aku akan menjemputmu lagi, jadi berdandanlah yang cantik ok?"
"memang kita mau kemana?? kenapa gak langsung saja karena kita sudah terlanjur diluar??" tanya Seokjin sembari menyesap minumannya dengan lesu.
Namjoon hanya menggelengkan kepala, "tidak tidak, aku ingin mengajakmu kesuatu tempat dan tempat itu hanya bisa dilihat saat malam jadi aku akan mengantarmu pulang sekarang agar kau bisa beristirahat sebelum malam tiba"
kemudian Namjoon berdiri dan mulai menggenggam tangan Seokjin dan membawanya keluar dari caffe. bersamaan dengan itu seseorang yang berada dalam mobil SUV hitam yang terparkir tidak jauh dari caffe tempat Seokjin dan Namjoon berada mulai membidikan kameranya mengarah pada Seokjin dan disamping tempat duduknya terdapat file yang berisi data pribadi Seokjin beserta foto-fotonya.
kemudian ia menghentikan kegiatannya saat mobil Namjoon mulai melaju menjauhi tempat tersebut. lalu pria tersebut mulai menghubungi seseorang dari ponselnya.
"ketua saya sudah mendapatkannya"
☜☆☞
setelah mengantar Seokjin kembali ke apartemennya. Namjoon segera menuju toko untuk membawa beberapa bunga Matahari ke tempat dimana Namjoon akan menyatakan perasaannya ia begitu bersemangat hingga Jimin yang baru saja datang menghampiri Namjoon yang tengah membuat buket bunga Matahari.
"hyung, sedang apa??"
Namjoon melihat Jimin sekilas lalu kembali merangkai bunganya, "aku sedang membuat hadiah"
Jimin melihat sekeliling meja hias yang dipenuhi oleh bunga matahari dan sisa-sisa hiasan yang berserakan, "kau berniat menyatakan perasaanmu??"
Namjoon hanya mengangguk sembari tersenyum sebagai jawabannya.
"apa dia tahu dirimu yang sebenarnya??"
kali ini Namjoon menghentikan kegiatannya dari merangkai bunga, ia menatap jalan didepannya dengan kosong setelah itu ia menatap Jimin dan menggelengkan kepalanya dengan perlahan.
"kau yakin, hyung??"
"aku tidak tahu. aku hanya ingin menikmati saat-saat ini Jimin-ah. masalah seperti itu akan kupikirkan nanti"
setelah rangkaian bunganya siap, Namjoon melepas apronnya dan menaruh kebelakang counter, "sebaiknya aku bersiap..." ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 5 sore, "kau bisa menutup toko sendiri kan???"
"tenanglah Hyung aku bisa"
Namjoon pun mengangguk dan menepuk pundak Jimin pelan kemudian ia pergi keluar dari toko untuk bersiap.
☜☆☞
Seokjin melihat pantulan dirinya dicermin, ia ingat bahwa Namjoon menyuruhnya untuk berdandan cantik. ia memakai short dress berwarna biru laut. Seokjin mulai sedikit merapikan rambutnya saat pintu kamarnya terbuka dan munculah Jungkook di ambang pintu. Seokjin melihat Jungkook dari pantulan cermin mulai membalikkan badannya dan menatap Jungkook dengan senyum lebar.
"Kookie-ah bagaimana penampilanku??"
Jungkook melihat Seokjin yang mulai memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri. ia kesini untuk mengambil barang pesanan Yoongi yang ia titipkan kepada Seokjin karena sekarang Yoongi sedang tidur dan ia meminta tolong pada Jungkook, namun sekarang ia melihat Seokjin sudah berdandan rapi dikamarnya.
Jungkook tersenyum dan mengangguk kecil, "eonni cantik sekali... apa eonni mau pergi berkencan???"
Seokjin mengangguk dan bersamaan dengan itu bel pintu apartemennya berbunyi, keduanya menoleh kearah asal suara.
"sepertinya Namjoon sudah datang" Seokjin mulai menyambar tas dan mantelnya. ia berlari keluar dari kamar diikuti Jungkook dibelakangnya. setelah sampai didepan pintu Jungkook sedikit kagum dengan pria yang dekat dengan Seokjin.
Namjoon memiliki senyum menawan itulah kenapa Seokjin sangat menyukainya ditambah dengan setelan jas yang ia pakai serta kacamata yang membuatnya terkesan seperti pria yang pintar dan seksi.
"sudah siap??" tanya Namjoon menatap Seokjin yang sangat cantik didepannya kemudian matanya beralih pada Jungkook yang berdiri dibelakang Seokjin dengan pandangan bertanya.
Seokjin yang melihat itu mulai memperkenalkan Jungkook pada Namjoon, "Jun perkenalkan dia Jeon Jungkook penyanyi yang dilatih oleh Yoongi. aku pernah menceritakannya padamu bukan???"
Namjoon hanya menggeleng, "kau belum pernah bercerita apapun padaku"
"oh benarkah?!? nah, kalau begitu kau sekarang sudah tahu..."
Namjoon mulai mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, "Kim Namjoon senang berkenalan denganmu" ucapnya tak lupa dengan senyum dimple khasnya.
Jungkook pun menyambut uluran tangan Namjoon dan mulai memperkenalkan dirinya, "Jeon Jungkook senang juga berkenalan dengan orang yang disukai Eon..."
belum selesai Jungkook berbicara Seokjin menutup mulutnya dengan kedua tangan, "a...hahaha kau bicara apa Kookie-ah" kemudian ia melempar tatapan tajam pada Jungkook menyuruhnya untuk diam.
"sebaiknya aku pergi, ayo Jun..." Seokjin mulai menggamit lengan Namjoon menariknya berjalan menuju lift sedetik kemudian Seokjin berhenti dan membalikkan badannya melihat Jungkook yang masih berada didalam apartemennya.
"Kookie-ah barang Yoongi ada dikamarku dan jangan lupa kunci pintu apartemen jika sudah selesai!!!"
"Nae!!" jawab Jungkook setelah itu ia menutup pintunya.
☜☆☞
setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya Seokjin dan Namjoon tiba ditempat tujuan. Seokjin yang turun dari mobil hanya bisa terkejut dengan tempat yang sudah dihias oleh Namjoon dengan puluhan bunga matahari dan ia juga bisa melihat pemandangan malam kota Seoul dari sini.
bahkan ia begitu terpesona dengan keindahan tempat ini. ia melihat sekelilingnya dan baru menyadari bahwa tempat ini adalah sebuah caffe dan sepertinya Namjoon sengaja menyewa seluruh tempat untuk ia hias. mata Seokjim beralih kepada Namjoon yang kini berdiri dihadapannya dengan gugup.
Namjoon mulai mengambil sesuatu dibalik jasnya dan mengeluarkan kota kecil. Seokjin tidak dapat menahan air matanya saat Namjoon mulai mengeluarkan kalung dari kotak tersebut. kalung dengan liontin berbentuk paus berwarna putih hewan kesukaan Seokjin. Namjoon mulai memakaikan kalung tersebut dileher putih Seokjin dan mulai menatapnya dengan serius.
"aku tidak pandai berkata-kata...yang ingin kusampaikan adalah..." Namjoon menjeda ucapannya dan mulai menelan ludah dengan gugup tangannya mulai mengepal berusaha menghilangkan rasa gugup yang menyerangnya.
"Jin...Jinnie maukah kau menjadi pacarku??"
Seokjin hanya bisa menangis terharus sambil menganggukkan kepalanya tanda setuju bahkan sekarang ia memeluk Namjoom dengan erat dan dibalas dengan sama oleh Namjoon dengan lega.
inilah yang ditunggu oleh Seokjin, ia tidak menyangka bahwa hari ini Namjoon menyatakan perasaannya. ia mendongak menatap Namjoon dan tersenyum, "aku mencintaimu Namjoon-ah"
Namjoon kembali tersenyum dan mulai menangkup kedua pipi Seokjin dan berkata, "aku lebih mencintaimu"
dan keduanya pun berciuman ditengah gemerlapnya cahaya kota yang menyinari malam serta menyinari kebahagiaan mereka berdua.