saat ini jika harus memilih satu diantara dua pilihan yaitu menjambak rambut gadis yang mengajak bercanda Namjoon atau diam di mobil sambil terus mengamati dengan kesal maka Seokjin akan memilih pilihan pertama, namun ia sadar bahwa statusnya dengan Namjoon bukanlah siapa-siapa. maka dengan hati yang sudah kesal ia mencengkeram kemudi mobilnya dengan erat berusaha menyalurkan emosinya sebelum turun dari sana.
benar, sekarang Seokjin sedang berada didepan toko bunga milik Namjoon dan berencana mengajaknya untuk makan siang. ia sudah mengirim pesan kepada Namjoon sebelum berangkat kesini namun setelah sampai ia terkejut dengan kejadian didepannya. seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya sedang bercanda dengan Namjoon sambil terus memasukkan bunga-bunga kedalam pot.
Seokjin berusaha mengingat apakah ada karyawan wanita ditoko Namjoon, namun yang ia tahu bahwa toko itu hanya dikelola oleh 4 pria dan itu termasuk Namjoon. lalu siapa gadis disebelahnya? apakah itu kekasihnya?.
Seokjin menggelengkan kepalanya dengan cepat berusaha menepis pikiran-pikiran buruk tersebut. jika memang gadis itu kekasihnya sudah pasti Namjoon akan bersikap cuek atau dingin terhadapnya. namun selama beberapa minggu ini Namjoon terlihat perhatian kepadanya dan tidak terlihat bahwa ia sudah memiliki kekasih. apa jangan-jangan Namjoon adalah tipe pria peselingkuh?.
lagi-lagi Seokjin menggelengkan kepalanya cepat. tidak, ia tidak bisa hanya berspekulasi buruk terhadap Namjoon, ia harus bertanya kepadanya agar tahu kebenarannya. dengan cepat Seokjin membuka pintu mobilnya dan mulai berjalan masuk kedalam toko setelah menutup pintu mobilnya.
☜☆☞
Sunny sedang sibuk memasukkan beberapa macam bunga mawar kedalam pot saat ia merasakan seseorang berdiri disebelahnya ikut membantu. ia melihat kesamping dan mendapati Namjoon yang juga ikut memilah beberapa bunga.
Sunny hanya tersenyum sembari melanjutkan kegiatannya, "oppa terlihat berseri hari ini. apa ada hal baik terjadi?"
Namjoon melihat Sunny sekilas dan kembali menampilkan senyum dimple-nya, "sepertinya kau tahu kenapa"
Sunny tertawa mendengar penjelasan Namjoon dan mengangguk, "yah... Hoseok oppa hanya menceritakan sekilas. aku ingin detailnya dari oppa sendiri"
Namjoon mengangkat kepala sedikit seperti tengah berpikir, "dia seorang model kau tahu Kim Seokjin?..."
Sunny memiringkan kepalanya sedikit kemudian ia terkesiap, "wow model terkenal itu!!? oppa dekat dengannya!!? Daebak"
Namjoon tertawa melihat reaksi Sunny yang terdengar antusias, "yahh bisa dibilang kebetulan ia menjadi pelanggan disini dan sejak saat itu kami dekat"
"apa ia tahu tentang dirimu oppa?"
pertanyaan Sunny membuat Namjoon terdiam sejenak sebelum ia menjawabnya dengan gelengan kepala, "tidak, belum. aku belum mengatakan yang sebenarnya padanya. mungkin lebih tepatnya aku sedikit takut jika ia tidak menerimaku sebagai pemimpin 'Spear'..."
"kau tahu bukan organisasi ini memiliki banyak musuh dan pesaing. aku bahkan takut jika ia merasa takut dengan identitasku yang sebenarnya..."
Sunny yang mendengar keluh kesah Namjoon hanya bisa tersenyum miris. ia begitu paham perasaan yang dirasakan Namjoon, Hoseok, Jimin serta Taehyung. mereka terpaksa mengambil posisi ini karena keadaan, Namjoon yang dituntut sebagai Leader dalam kelompok, Jimin yang menggantikan kakaknya karena tubuh Jonghyun yang lemah, Hoseok yang tidak ingin mengecewakan ayahnya serta Taehyung yang terpaksa menjadi pemimpin karena sebuah dendam yang membuat ayahnya lumpuh.
mereka semua mengambil posisi itu karena terpaksa. hebat bukan? disaat yang lain akan merasa senang dengan gelimangan harta serta kekuasaan maka itu tidak berlaku bagi mereka berempat yang sejak kecil hidupnya sudah diatur seperti berlatih bela diri, menggunakan senjata serta membunuh orang layaknya binatang sirkus yang terus dilatih.
tangan Sunny kemudian terulur untuk mengusap rambut Namjoon memberinya dukungan dan bersamaan dengan itu pintu toko terbuka membuat keduanya menoleh kearah pintu secara bersamaan.
"eoh Jinnie!?!" Namjoon terkejut dengan kedatangan Seokjin di toko dengan cepat ia menghampiri gadis tersebut dengan senyum dimple-nya.
"ada apa kau kesini?" tanya Namjoon.
Seokjin menatap Namjoon didepannya dengan senyum yang dipaksakan, "aku ingin mengajakmu makan siang jika kau tidak keberatan. tapi sepertinya kau sedang sangat 'sibuk' " ucap Seokjin kemudian manik matanya beralih pada Sunny yang berdiri dibelakang Namjoon tidak jauh darinya.
Namjoon tersenyum saat ia melihat ekspresi kesal pada Seokjin ketika ia melihat Sunny dibelakangnya. tentu saja ia sedang menahan rasa cemburu dan itu menjadikannya sebuah kesempatan untuk Namjoon menggodanya.
"tidak, aku tidak sibuk kalau begitu aku akan ambil ponselku sebentar ok? tunggulah disini" Namjoon pun beranjak pergi menuju kantor.
Sunny menghampiri Seokjin dengan senyum lebarnya, "halo aku penggemarmu, apa aku boleh meminta tanda tanganmu?"
Seokjin menatapnya dengan senyum palsu yang ia tampilkan meski dalam hati ia tidak ingin memberi tanda tangannya kepada gadis didepannya ini, mengingat dia seorang selebriti maka dengan terpaksa ia mengiyakan permintaannya, "tentu"
Sunny pun tersenyum lebar dan mulai memberikan spidol berwarna hitam serta handphonenya, "tolong tanda tangani case ponselku saja, jika aku memberimu kertas pasti akan hilang"
Seokjin mengangguk dan mulai menanda tangani case ponsel milik Sunny bersamaan dengan itu Namjoon keluar dari ruangan setelah ia mengambil ponselnya, "hei"
Seokjin melihat Namjoon yang sudah berada disampingnya dan hanya tersenyum hambar, "kau sudah berkenalan dengannya?". pertanyaan Namjoon membuat Seokjin menghentikan kegiatannya sebentar dan hanya menggelengkan kepalanya.
"kalau begitu kenalkan dia adalah Sunny sahabatku dan juga kekasih Hoseok" ucap Namjoon setelah ia melihat Seokjin selesai melakukan tanda tangan.
Seokjin mendengar perkenalan yang diucapkan Namjoon kepadanya dan baru menyadari bahwa ternyata ia sudah salah paham. tiba-tiba saja rasa malu mulai menyerangnya dan kedua telinganya menjadi merah.
"dan Sunny perkenalkan dia Kim Seokjin yang kuceritakan tadi"
Namjoon pun memperkenalkan mereka berdua. yang ditandai mereka berdua saling berjabat tangan dan disaat bersamaan Hoseok kembali dari mengantar pesanan. ia melihat Namjoon dan juga Sunny serta gadis model yang sedang dekat dengan Namjoon.
"eoh halo" sapa Hoseok menghampiri mereka bertiga lalu ia berdiri dibelakang Sunny dan memeluknya serta mengecup pipinya. Seokjin yang melihat hal romantis didepannya tiba-tiba merasa malu dan salah tingkah.
"hei jangan melakukan hal seperti itu didepanku!!?" ucap Namjoon dengan nada sedikit iri, ia melihat Seokjin yang masih merona dan mengalihkan pandangannya.
Hoseok melihat isyarat mata Namjoon yang melihat Seokjin dan ia berusaha membuat Namjoon semakin iri dengan berbisik kepada Sunny, "sayang tolong usap rambutku"
Sunny yang bingung dengan permintaan Hoseok hanya bisa melakukannya dan ia terkesiap mendengar teriakan Namjoon, "YAH!!"
Hoseok tertawa dan mulai melepaskan pelukannya, "hahaha baiklah, jika kau ingin kau harus gerak cepat Namjoon-ah" ucapnya sambil melihat reaksi Seokjin yang terkejut kemudian ia menggenggam tangan Sunny dan mulai mengajaknya pergi masuk kedalam kantor.
Namjoon hanya bisa menggusap tengkuknya dengan canggung setelah kepergian Hoseok, "eh...ehm bagaimana kalau kita jalan sekarang?"
Seokjin kembali tersadar dan mulai mengangguk canggung, "eo...eoh baiklah, ayo!!"