Chereads / The 4 Florist / Chapter 5 - White Rose 2

Chapter 5 - White Rose 2

Yoongi menatap kalender mejanya dengan muram. sebuah lingkaran merah yang menandai satu hari yang akan ia jalani. "besok ya?"

9 Maret adalah hari ulang tahun Yoongi hari dimana seharusnya ia berbahagia dan bersenang-senang namun 9 maret baginya adalah sebuah kesedihan yang menyakitkan. dihari itulah ia kehilangan orang yang disayanginya, selama ini ia berusaha menutupinya dengan sikap dingin bahkan terlihat acuh. namun jika mengingat kembali ia sendiripun hancur, ayahnya meninggalkan dirinya dan ibunya demi wanita lain selang beberapa tahun ibunya pun meninggalkan dirinya sendiri untuk selamanya.

betapa terpuruknya Yoongi mendapati orang yang baginya adalah sandaran hidup pergi meninggalkannya. namun dikala badai yang melanda dirinya terjadi selalu ada pelangi yang muncul setelah badai. yah, Seokjin selalu menemaninya dari kecil hingga mereka bisa sesukses sekarang. tentu saja Seokjin tahu mengenai masalah yang terjadi pada dirinya dan itu membuatnya bersyukur memiliki sahabat seperti Seokjin baginya sekarang ini adalah hidup tanpa memikirkan masa lalu yang membuatnya sakit.

dengan lelah Yoongi menyeret kaki jenjangnya menuju kamar mengganti bajunya dengan piyama bergambar kumamon kesukaannya dan naik ke atas ranjang, menggulung tubuhnya dengan selimut dan bersiap untuk tidur.

"sraaak!!"

Yoongi mengerang sambil mengerutkan matanya karena merasa silau dengan sinar matahari yang masuk, dengan segera ia membalikkan tubuhnya membelakangi jendela dan kembali menutup tubuhnya dengan selimut namun sebelum selimut itu menutupi tubuhnya benda itu sudah ditarik duluan oleh seseorang siapa lagi kalau bukan Seokjin sahabatnya dan juga pelaku yang membuka gorden jendela kamarnya.

dengan malas dan wajah yang kesal Yoongi menatap Seokjin yang sudah memakai dress berwarna hitam dengan motif bintang dan rambut yang digerai. dan ia baru menyadari bahwa sekarang adalah tanggal 9 pantas saja Seokjin sudah berpakaian rapi.

"Bangun putri salju aku sudah menyiapkan sarapan. cepat mandi dan bersiap" ucap Seokjin kemudian ia beranjak pergi dari kamar Yoongi.

Yoongi yang masih setengah sadar mengambil ponselnya dan menekan sebuah nomor, "halo bagian informasi? saya Min Yoongi dari unit 316, saya mau meminta tolong jika ada kurir yang membawa buket bunga mawar atas nama saya tolong kalian tolak ya bilang saja saya tidak ingin menerima paket"

"baik nona Yoongi akan kami sampaikan pesan anda"

"terima kasih" Yoongi menutup sambungan teleponnya entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa orang itu akan mengirim bunga lagi ketempatnya itu sebabnya ia langsung menelepon petugas apartemen agar langsung menolak kurir tersebut ia tidak ingin menghancurkan moodnya untuk satu orang yang tidak berani bertemu langsung dengannya selama 7 tahun terakhir ini terlebih di hari peringatan kematian ibunya.

Seokjin sedang menunggu Yoongi di meja makan untuk memulai sarapan bersama ketika rungunya mendengar suara pintu kamar yang terbuka dan menampilkan Yoongi dengan balutan short dress berwarna hitam dengan lengan panjang yang transparan kontras dengan warna kulitnya yang sangat putih.

Yoongi duduk dihadapan Seokjin dan mereka memulai sarapan bersama. dilain tempat Jimin sedang menatap bingung dua petugas didepannya. ia baru saja sampai di apartemen tempat tinggal Yoongi dengan buket bunga yang besar melebihi dirinya namun tiba-tiba saja dua petugas didepannya ini menyuruhnya untuk kembali membawa buket bunganya.

"ehm permisi pak tapi bunga ini sudah dibayar jika saya tidak mengantarnya kepada pelanggan, saya akan dimarahi" ucap Jimin dengan wajahnya yang memelas. tentu saja ia berbohong soal dimarahi, siapa yang akan memarahinya kalau ternyata dialah pemilik toko bunganya.

namun dua petugas itu tetap bersikeras menolak Jimin dan mengatakan bahwa pelanggannya ini tidak ingin menerima paket apapun, dengan berat hati dan juga kesal Jimin berbalik dengan buket ditangannya. ia sedikit mengutuk dirinya karena tidak membawa mobil sendiri saat sedang membawa buket bunga dan akhirnya malah menyusahkan dirinya sendiri. Jimin merogoh sakunya mengambil ponselnya dan menekan nomor layanan taksi untuk mengantarnya kembali ke toko bunga.

30 menit kemudian Jimin tiba didepan toko bunganya dan dengan susah payah ia mendorong pintu toko dengan bahunya. Taehyung yang sedang asik menata pernak pernik untuk hiasan buket menoleh kearah pintu dan mendapati Jimin kembali dengan buket bunganya.

"eoh Jimin-ah kenapa bunganya kau bawa kembali?"

Jimin menaruh buket itu diatas meja kasir dan menjatuhkan dirinya dikursi tepat didepan meja kasir, "aku diusir" jawabnya singkat

Taehyung mengerutkan dahinya bingung, "diusir? memang apa yang kau lakukan?"

"aku tidak melakukan apa-apa, tiba-tiba saja mereka langsung mengusirku" ucap Jimin dengan kesal.

selang beberapa detik Namjoon keluar bersama Hoseok dari ruangan disebelah kasir, merekapun melihat buket bunga yang dibawa Jimin berada di meja kasir.

"yah Jimin-ah kau belum berangkat juga?" tanya Hoseok

"kenapa kau malah santai-santai?" Namjoon menimpali

Jimin hanya mengerang sambil menjatuhkan kepalanya diatas meja kasir dan hanya ditatap bingung oleh Namjoon dan Hoseok. kemudian mereka menatap Taehyung yang berada disebelahnya meminta penjelasan.

"dia diusir oleh petugas apartemen" ucap Taehyung tanpa suara dan mereka berduapun terkejut.

Namjoon mengambil secarik kertas yang berisi alamat pelanggan tersebut dan semakin bingung saat mendapati alamat yang dimaksud adalah tempat yang sama saat ia mengantar bunga tempo hari dengan Seokjin.

"aneh beberapa hari yang lalu aku juga mengantar pesanan dengan alamat yang sama" ucap Namjoon ketika ia kembali meletakkan kertas kecil tersebut.

Jimin yang mendengar itu mengangkat kepalanya kembali dan menatap Namjoon dengan bola mata yang membesar karena terkejut, "lalu apa hyung diusir juga?"

Namjoon hanya menggelengkan kepalanya pelan dan itu membuat Jimin semakin bingung ia berpikir apa Yoongi tahu tentangnya? bagaimana bisa? padahal mereka baru bertemu kemarin

ketika Jimin masih memikirkan kemungkinan yang ada suara denting bel berbunyi menandakan bahwa ada pelanggan yang masuk dan ketiganya langsung menatap kearah pintu kecuali Jimin yang masih sibuk berpikir tentang Yoongi.

"oh Jinnie?" ucap Namjoon saat ia melihat Seokjin tersenyum kearahnya dan berjalan menghampirinya. "sedang mencari apa?"

Seokjin hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "sahabatku yang sedang mencari bunga"

saat itulah Jimin melihat Seokjin disampingnya dan mengalihkan atensinya dari jari telunjuk Seokjin yang menunjuk seseorang dibelakangnya. tanpa diduga Yoongi berada disana sedang melihat-lihat beberapa bunga mawar disebelahnya.

tanpa sadar Jimin menghampirinya dengan senyum dimatanya entah kenapa ia merasa senang jika melihat wajah Yoongi yang dingin dan cuek walau ini adalah pertemuan kedua mereka jika pertama dihitung pertemuan tidak sengaja. Jimin tidak akan membohongi perasaannya, dia benar-benar terpesona dengan Yoongi saat pertama kali bertemu dan itu menyenangkan baginya.

"ada yang bisa saya bantu nona?" Yoongi yang sedang melihat bunga-bunga didepannya mendengar suara seseorang dibelakangnya. ia sedikit mengernyit saat mendengar suara yang baginya familiar dan ketika ia membalikkan badannya barulah ia terkejut. pria yang kemarin ia temui berada didepannya, tanpa sadar ia mundur selangkah sambil memegang tali tasnya dengan erat dan wajah yang terlihat takut.

Jimin yang menyadari tindakan Yoongi yang lebih seperti mempertahankan diri dari perampok dan menyimpulkan bahwa gadis didepannya ini merasa takut. dengan tenang Jimin memperkenalkan dirinya kembali dengan sopan dan ramah, "namaku Park Jimin dan aku seorang Florist kau bisa melihat nametag-ku"

Yoongi melihat nametag yang tersemat didada kirinya dan baru bisa menenangkan dirinya kembali. ia kembali menatap bunga dibelakangnya walau sebenarnya ia merasa malu karena sudah berpikir buruk tentang Jimin.

"sedang mencari bunga apa? jika tidak keberatan aku akan membantumu?" tawar Jimin kembali. ia tahu Yoongi adalah tipe gadis yang pendiam dan juga pemalu namun ia tutupi dengan sikap dinginnya dan itu membuat Jimin semakin tertantang untuk mendekatinya.

"aku ingin membeli mawar putih" ucap Yoongi pada akhirnya kemudian ia menatap Jimin dengan serius, "tolong pilihkan yang bagus untukku"

Jimin mengangguk dan mulai memilih beberapa bunga mawar yang masih segar, "kau terlihat cantik" ucap Jimin tiba-tiba kepada Yoongi ditengah ia sedang memilih beberapa bunga untuknya.

dan Yoongi tidak dapat menahan rona merah dipipinya, ia tersipu. dan itu pertama kalinya ia merasa merona dengan rayuan seorang pria terlebih pada pria yang baru ia temui 2 kali ini. Yoongi hanya terdiam dan berusaha mengalihkan pandangannya dari sosok Jimin disampingnya.

Jimin hanya tersenyum kecil, "ayo ke kasir aku akan hias bunganya"

Yoongi mengikuti Jimin dibelakangnya memandangi punggung tegapnya dan membayangkan betapa hangatnya jika memeluk punggung itu dari belakang. Yoongi mengerjapkan matanya dan merasa aneh, "kenapa aku membayangkan itu? wah kau sudah gila Yoongi" batinnya

Jimin menyelesaikan buket bunganya dan memberinya kepada Yoongi. kemudian ia memberikan Jimin kartunya untuk membayar, Seokjin yang melihat Yoongi sudah menyelesaikan transaksi mulai datang menghampiri

Yoongi melihatnya dan tersenyum geli, "sudah selesai?"

Seokjin hanya tersenyum lebar dan hanya menaikkan kedua alisnya naik turun. Jimin memberi kartu kembali kepada Yoongi, ketika mereka hendak beranjak pergi Jimin baru teringat sesuatu.

"Tunggu!!"

Seokjin dan Yoongi berhenti dan berbalik menatap Jimin yang sedang mengambil sesuatu di bawah meja kasir yang ternyata buket bunga mawar putih yang besar dan membawanya di hadapan Yoongi serta Seokjin. seketika raut wajah Yoongi berubah ia merasa kesal, namun Jimin tidak menangkap ekspresi Yoongi karena wajahnya sedikit tertutup oleh buket bunga yanh dibawanya.

"tadi pagi aku mengantar ini ketempatmu tapi oleh petugasnya aku disuruh kembali dan kebetulan kau berada disini jadi aku ingin memberikannya padam..."

"Buang saja aku tidak butuh!!?" Yoongi berucap dengan dingin dan marah kemudia ia beranjak keluar dari toko.

Jimim tertegun dengan apa yang baru diucapkam Yoongi, "bukankah dia tadi marah? kenapa?" batinnya masih tetap mamandang Yoongi yang sudah masuk kedalam mobil.

Seokjin yang melihat kejadian itu hanya tertawa canggung dan mulai mengambil buket bunga tersebut dari tangan Jimin lalu memandangnya, "akan aku ambil maafkan sahabatku ya" kemudian ia membungkuk dan beranjak pergi dari toko.

Jimin kembali memandang mobil berwarna hitam itu menjauh dari toko dengan banyak pertanyaan yang terlintas di benaknya.