Chereads / The 4 Florist / Chapter 4 - White Rose

Chapter 4 - White Rose

Yoongi membawa buket bunganya masuk kedalam apartemen dan membuka semua rangkaian tersebut lalu membuangnya ketempat sampah. Seokjin yang melihat itu hanya bisa menatap tanpa berbicara apapun.

"so, dia orangnya?" tanya Yoongi setelah ia selesai membereskan bunga mawarnya.

Seokjin tersenyum ceria dan mengangguk, "bukankah dia tampan Yoon? bagaimana menurutmu? biasanya kau bisa membaca karakter seseorang"

Yoongi hanya tertawa, "aku bukan dukun Jinnie. tapi kurasa dia orang yang baik dan sopan"

"tentu saja!!" Seokjin berteriak antusias sambil memandang ponselnya dengan senyum yang merekah. dan Yoongi hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. ia berharap akan merasakan hal bahagia seperti yang dirasakan oleh Seokjin.

"baiklah kalau begitu aku akan kembali ketempatku. pasti kau lelah karena semalam lembur menulis lagu jadi istirahatlah uri Yoongi" Seokjin memeluk Yoongi singkat dan beranjak keluar dari apartemen Yoongi.

Yoongi hanya mendengus dan tersenyum kecil kemudian ia kembali masuk kekamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.

☜☆☞

ditempat lain Jimin sedang menunggu Taehyung di sebuah cafe dekat dengan kampus mereka. jadwal kuliah mereka sudah selesai 30 menit yang lalu dan mereka berencana untuk datang ke toko karena ingat Namjoon sedang sendirian disana namun Taehyung masih menyelesaikan urusannya dengan profesor mata kuliahnya, sepertinya tugas akhirnya ada yang harus direvisi.

Jimin hampir saja menelepon Taehyung saat ia melihat orang yang dimaksudnya sudah berjalan menuju ke arahnya.

"sudah selesai?" tanya Jimin sambil menyodorkan minumannya kepada Taehyung.

Taehyung mengangguk dan mulai membasahi tenggorokannya yang terasa kering sehabis berlari menuju kesini, "hanya satu kali perbaikan selesai sudah"

Jimin mengernyit menatap penampilan Taehyung dan penampilannya. ia baru menyadari bahwa mereka memakai baju dengan warna yang sama meski dengan model yang berbeda.

"wah bagaimana kalau kita berkencan sebentar Taehyungiee~" goda Jimin dengan suaranya yang ia buat seimut mungkin.

Taehyung yang sedang sibuk memeriksa ponselnya hanya menatap Jimin dengan pandangan jijik, "kau mabuk!? apa kepalamu terbentur disuatu tempat!? berhenti berbicara menjijikan seperti itu!!"

Jimin tertawa menampilkan senyum dimatanya, "lihat, baju kita seperti pasangan bukankah kita cocok?"

Taehyung melihat penampilannya dan penampilan Jimin, memang mereka memakai baju dengan model yang berbeda tapi warna yang dipakainya sama seperti kebanyakan pasangan yang memakai baju couple dengan model berbeda tapi warna yang sama. Taehyung dengan sweter merahnya sedangkan Jimin dengan cardigan berwarna merahnya.

Taehyung tidak mempedulikannya kemudian ia memasukan kembali ponselnya, "ayo pergi"

☜☆☞

keesokan paginya...

Yoongi menjatuhkan kepalanya diatas tuts pianonya sambil mengerang kesal ia sedang menulis beberapa lagu baru yang akan dimasukan dalam albumnya. baru beberapa lagu yang sudah selesai tapi ia sudah kehabisan ide dan inspirasi. ia bahkan memainkan pianonya secara acak untuk menemukan nada yang pas dan itu tidak berhasil.

ditengah lamunannya Yoongi baru menyadari sesuatu dan mulai beranjak dari pianonya berlari masuk kedalam kamar dan keluar setelah ia berganti baju. Yoongi melajukan mobilnya kesebuah toko musik langganannya, setelah ia memarkirkan mobilnya dan mulai berjalan masuk kedalam toko.

Yoongi mulai menelusuri rak-rak berisikan kaset musik klasik dan disetiap rak terdapat sebuah monitor dan headset yang didalamnya berisi beberapa lagu yang terpajang disana untuk diperdengarkan, Yoongi memilih beberapa kaset yang dirasanya cukup bagus dan beralih pergi untuk membayar.

ditengah perjalanan menuju kasir Yoongi tidak sengaja menabrak seseorang didepannya yang menyebabkan kaset bawaannya jatuh berserakan bersamaan dengan milik orang tersebut. Yoongi menggumamkan kata maaf sambil berusaha memungut bawaannya yang jatuh. orang yang ditabrak oleh Yoongi juga ikut membantu mengambil barangnya.

"tidak apa-apa, ini"

Yoongi mengambil kaset terakhir yang dibawa oleh orang tersebut dan mencoba mengucapkan terima kasih. saat ia melihat wajahnya seketika Yoongi tidak bisa berkata-kata wajah yang kecil dengan warna rambut silver serta bibir yang tebal.

"orang ini seksi" batin Yoongi kemudian ia tersadar dan mengerjapkan matanya kaget dengan apa yang baru saja dia pikirkan.

"ah terima kasih" ucap Yoongi lalu ia berdiri dan membungkuk mengucapkan terima kasih sekali lagi.

"siapa namamu?"

Yoongi terdiam ia bingung sekaligus takut karena tiba-tiba saja pria asing didepannya menanyakan namanya. bagaimana kalau ia berniat menculik? atau bahkan merampok?. Yoongi kembali menggelengkan kepalanya kecil berusaha mengusir kebiasaan buruknya yang selalu berpikir macam-macam.

"namaku Park Jimin" Jimin mengulurkan tangannya berniat mengajak Yoongi untuk berkenalan.

Yoongi dengan ragu menjabat tangan Jimin singkat, "Min Yoongi" kemudian ia beranjak pergi dari tempatnya dan terburu-buru keluar dari sana.

Jimin yang melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum, "wah dia imut sekali". setelah mengucapkan kalimat itu ia berjalan menuju rak kaset yang sedang ia tuju.

☜☆☞

Jimin sedang memilah bunga-bunga yang baru datang tadi siang untuk ia taruh kedalam pot ketika bel pintu berbunyi menandakan ada seorang pelanggan yang masuk. dengan cepat ia membereskan sisanya dan berjalan menuju seorang pria paruh baya yang masuk dengan wajah bingungnya.

"apa ada yang bisa saya bantu paman?" ucap Jimin ramah dan sopan.

pria paruh baya tersebut melihat Jimin dan bertanya, "apa Namjoon sedang tidak menjaga toko?"

"Namjoon hyung sedang mengirim pesanan. saya bisa membantu paman" tawar Jimin lagi

pria paruh baya tersebut tersenyum dan mengangguk, "aku ingin memesan 100 bunga mawar putih..."

Jimin membola, "100 paman!?" tanya tidak percaya. ini pertama kalinya Jimin melayani pelanggan yang membeli bunga dengan jumlah besar

pria paruh baya itu mengangguk, "bisakah kau mengirimnya ke alamat ini..." pria tersebut menyodorkan secarik kertas berisi alamat dan nomor unit sebuah apartemen. "atas nama Min Yoongi"

Jimin menatap pria paruh baya tersebut dengan pandangan bingung, "apa yang baru dia bilang? Min Yoongi?" batin Jimin

pria tersebut menaruh beberapa uang di atas meja kasir kemudian membungkuk kecil dan beranjak pergi dari toko. Jimin menatap kertas kecil tersebut.

"Min Yoongi? apa gadis yang baru kutemui tadi pagi itu? semoga saja benar" Jimin menaruh kertas kecil itu dipapan pesanan dan mulai melanjutkan kegiatannya kembali.

selang beberapa menit Namjoon kembali setelah mengantar pesanan bunga namun ia tidak sendiri dibelakangnya ada Woozi salah satu anak buah Jimin yang seorang hacker. Jimin kembali menghentikan kegiatannya dan mulai menghampiri Namjoon dan Woozi.

"hyung, Woozi ada apa?"

Woozi yang melihat Jimin membungkuk hormat, "hyung orang yang ditangkap Tae Woo dibunuh"

Jimin membola dan menatap Namjoon yang tengah serius menatapnya, "tunggu orang yang menjual informasi perusahaan kita di jepang? dibunuh? bagaimana? bukannya dia dipenjara di markas kita di Jeju?"

Woozi mengangguk, "dia ditemukan dalam keadaan gantung diri tapi wajahnya semua membiru. mereka pikir itu karena ia terlalu lama digantung tapi ternyata setelah diperiksa ditemukan racun ditubuhnya"

"sianida" gumam Jimin. "Woozi teliti setiap kamera yang berada di Jeju dari awal hingga ia ditemukan tewas. laporkan setiap kejadian padaku" perintah Jimin kepada Woozi dan dibalas oleh anggukan anggotanya.

setelah Woozi pergi dari toko sebuah kalimat terucap dari mulut Namjoon, "ada mata-mata yang masuk dalam organisasi kita Jimin-ah"

Jimin mengangguk membenarkan ucapan Namjoon. ada seseorang yang mencoba menghancurkan 'Spear' dari dalam. sebulan ini mereka mencari dalang dari semua ini dan masih belum menemukan titik terangnya. Jimin akui orang ini sangat lihai menutupi jejaknya hingga membuat mereka sedikit kewalahan.

disaat mereka sibuk memikirkan masalah Organisasinya. seseorang dari kejauhan mengamati dengan senyuman seringainya.