Chereads / The 4 Florist / Chapter 2 - SunFlower

Chapter 2 - SunFlower

Hari ini Namjoon sendiri menjaga toko bunganya, sebenarnya ia tidak sendiri ia sedang menunggu Taehyung menyelesaikan urusannya di luar dan kebetulan saja toko dalam keadaan sepi jadi ia tidak masalah menjaga sendiri. sedangkan kedua sahabatnya Jimin hari ini jadwal kuliahnya penuh dan Hoseok sedang berlatih.

Namjoon yang merasa bosan akhirnya keluar dan duduk di kursi kecil didepan meja kasir. kemudian ia mengeluarkan ponselnya untuk membaca berita terkini di situs internet. saat asik menscrolling manik matanya menangkap sebuah artikel yang bertuliskan 'MODEL CANTIK KIM SOEKJIN TERNYATA SUKA SEKALI MEMASAK!!' lalu dibawahnya terpampang foto wajah model tersebut.

"cantik" gumam Namjoon tanpa sadar saat ia melihat wajah Seokjin dengan balutan short dress berwarna pink pastel dan rambut yang hanya sebatas bahu, dengan wajah kecilnya yang berbentuk oval.

saat asik memandangi wajah Seokjin, Namjoon tidak menyadari keberadaan Taehyung yang sudah masuk kedalam toko. karena terlalu fokus dengan artikel tersebut akhirnya Taehyung memilih untuk menjahili hyungnya ini, kemudian ia mendekatkan bibirnya ketelinga Namjoon dan mulai berbisik "dia cantik sekali"

"wuakh" Namjoon berteriak kaget dan hampir melempar ponselnya jika tidak ditangkap oleh Taehyung.

"dasar bodoh!! kau hampir membuatku menghancurkan ponselku. sejak kapan kau datang? kenapa aku tidak dengar bunyi bel?" Namjoon memukul kepala Taehyung dengan gemas.

Taehyung tertawa dan menampilkan senyum kotaknya "aku sudah berada di belakang hyung 1 menit yang lalu. hyung terlalu fokus melihat model cantik itu hingga tidak sadar aku masuk"

Namjoon segera memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana "urusanmu sudah selesai?"

Taehyung mengangguk dan memakai apronnya yang di taruh oleh Namjoon dibelakang kasir, "Tae woo sudah menemukan orang yang menjual informasi perusahaan di Jepang dan setelah di interogasi dia bilang bahwa ia hanya menerima perintah lewat telepon dan suaranya seperti suara sebuah mesin. jadi tidak ada yang tahu siapa pelaku sebenarnya"

Namjoon mengerutkan dahinya seperti berpikir, "bagaimana dengan hacker bawahan Jimin yang mencari sumber suara itu?"

Taehyung menggelengkan kepalanya, "orang itu memberi perintah melalui telepon umum dan entah bagaimana telepon umumnya berasal dari luar negeri dan itu selalu berpindah-pindah tempat"

"rasanya orang ini seperti mengetahui luar dan dalam organisasi kita Tae" ucap Namjoon

keadaan menjadi hening dan keduanya larut dalam pikiran masing-masing hingga denting bel pintu berbunyi yang menandakan adanya seorang pelanggan yang masuk dan keduanya pun mulai mengesampingkan masalah mereka dan melayani pelanggan tersebut.

☜☆☞

"kerja bagus Seokjin-ah kalau begitu beristirahatlah besok jadwalmu adalah pemotretan majalah kosmetik" ucap manajer Lee kepada Seokjin setelah mengantar Seokjin kembali ke apartemennya.

"nae oppa" Seokjin membungkuk hormat kepada manajernya dan menutup pintu apartemennya setelah manajernya menghilang dari pandangan.

Seokjin menyeret kaki jenjangnya menuju ke arah sofa panjang yang berada diruang tengah dan menjatuhkan dirinya disana. ia melihat kearah meja kecil disamping sofanya dan mendapati bunga favoritnya telah kering dan layu.

"nanti saja belinya sekalian berbelanja bahan masakan"

kemudian Seokjin tertidur di sofa setelah ia membaringkan tubuhnya disana. tidak lama setelahnya bunyi dering telepon membangunkan Seokjin dari tidurnya dengan malas ia mencari-cari benda berbentuk kotak itu dengan jemari lentiknya dan menemukannya dibawah sofa. ia melihat kedalam layar siapa yang meneleponnya dan kemudian mengangkatnya.

"hmm Yoongi-ah Wae?" jawabnya dengan suara yang sedikit serak karena bangun tidur.

"malam ini aku akan ketempatmu sehabis dari studioku" ucap Yoongi

"kau mau menginap? padahal tempatmu hanya dua pintu dari sini!!?" kekeh Seokjin

"aku sedang bosan" Yoongi masih berfokus pada kertas partitur didepannya dengan menjepit teleponnya dengan bahu dan telinganya.

"oh baiklah lebih baik aku pergi belanja sekarang sebelum kau datang. kututup ok?" Seokjin menutup teleponnya dan mulai bergegas masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian.

sepanjang perjalanan Seokjin banyak melihat beberapa pasangan sedang berjalan-jalan bahkan ada yang membawa sebuket bunga ditangan dan ia menatap heran dengan sekelompok pelajar saling membawa buket bunga masing-masing dan berteriak heboh.

"daebak penjaga toko bunga itu tampan-tampan!!" ucap salah seorang diantaranya sambil melihat sesuatu di ponselnya.

"apa kubilang, kakak perempuanku sering beli bunga disini karena pesona penjaga tokonya" ucap siswi berkuncir kuda itu dengan semangat.

Seokjin yang sudah selesai berbelanja dibuat penasaran dengan toko yang dimaksud para pelajar tadi. bukan karena ia ingin melihat penjaganya hanya saja kenapa toko bunga yang dimaksud sangat ramai. ia pun masuk kedalam toko tersebut yang jaraknya sangat dekat dengan mobilnya yang ia parkir.

saat memasuki toko tersebut ia disambut dengan alunan musik klasik yang lembut serta wangi bunga-bunga yang dipajang disana. sejenak ia merasa sangat tenang dengan suasana yang begitu sejuk dan menenangkan. dan saat itu juga Namjoon menghampiri Seokjin yang tengah melihat-lihat bunga ditoko.

"selamat datang! apa ada yang bisa saya bantu nona?" ucap Namjoon dengan ramah dan senyuman dimple-nya

Seokjin yang melihatnya tanpa sadar terpesona akan visual yang ditampilkan Namjoon didepannya hingga tidak menanggapi tawaran Namjoon yang masih menatapnya dengan wajah bingung.

"ehm nona?" Namjoon kembali bertanya pada pelanggan wanita didepannya yang sedari tadi diam tidak berbicara.

Seokjin mengerjap matanya dan kembali tersadar dari keterpesonaannya, "ah maaf. iya aku sedang mencari bunga matahari. kau bisa membantuku?"

Namjoon mengangguk dan kembali tersenyum, ia mulai mengarahkan tangannya menuju tempat dimana bunga matahari berada. kemudian Seokjin mengikutinya dengan satu tangannya yang memegang dadanya takut jika jantungnya tiba-tiba berhenti berdetak karena senyuman maut dari Namjoon.

setelah keduanya berada ditempat, Namjoon segera membalikkan badannya untuk kembali ketempat kasir namun dicegah oleh Seokjin, "hei bisakah kau membantuku memilih bunga yang masih segar dan bagus?"

Namjoon yang sedikit terkejut dengan kata-kata Seokjin kembali mengangguk dan tersenyum, "baiklah nona dan saya akan memberikan beberapa tips untuk memilih bunga yang masih segar"

Namjoon pun segera menghampiri Seokjin dan berdiri didepan bunga matahari, "pertama kau harus melihat kelopak bunganya carilah kelopak bunga yang agak mekar dan tidak berwarna kekuningan serta periksa tekstur bagian bahwa kelopaknya jika lembek itu beresiko akan cepat rontok"

Seokjin hanya mengangguk kecil dan berusaha mencari bunga dengan tips yang diberi oleh Namjoon. ketika ia mengambil setangkai bunga matahari yang daunnya sedikit layu, Namjoon mengambilnya.

"tips yang kedua jika daun bunganya sudah layu dan tidak segar itu beresiko akan cepat layu dan bunga yang masih segar memiliki batang yang masih berwarna hijau dan kuat"

Seokjin hanya bisa tertawa kecil karena merasa lucu dengan Namjoon yang menjelaskan tips-tips itu dengan serius, "haha wah aku tidak tahu ada begitu banyak hal yang harus diperhatikan ya. pantas saja bunga dirumahku selalu cepat layu"

Namjoon kembali tersenyum kali ini ia tersenyum dengan pesona yang dipancarkan oleh Seokjin. entah kenapa jantungnya sangat berdebar sekarang "anda ternyata lebih cantik jika dilihat langsung"

Seokjin terdiam, ia menatap Namjoon dengan pandangan tidak percaya bahwa ia dapat dikenali walau dandanannya sangat tertutup.

Namjoon tertawa melihat keterkejutan Seokjin bahwa ia mengetahui Seokjin adalah seorang model terkenal. Namjoon sudah tahu saat Seokjin pertama kali masuk kedalam tokonya. walau orang lain tidak menyadarinya entah kenapa Namjoon langsung menyadari bahwa wanita dengan hoodie berwarna pink serta topi baseball putih dan masker ini adalah Seokjin. karena mungkin yang orang-orang ketahui bahwa Seokjin selalu berpenampilan feminin bukan casual seperti ini. jadi wajar saja orang-orang tidak mengenalinya.

"baiklah saya akan memilihkan bunga untukmu nona" kemudian Namjoon dengan lihai memilih beberapa bunga yang menurutnya masih segar. ditengah kegiatannya dalam memilih bunga Seokjin mulai berbicara kepada Namjoon.

"siapa namamu? tidak adilkan kau tahu aku sedangkan aku tidak tahu namamu?"

Namjoon tertawa ditengah kegiatannya, "hahaha baiklah" ia berbalik menghadap Seokjin dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum, "namaku Kim Namjoon kau bisa memanggilku Jun"

Seokjin tersenyum dan menjabat tangan Namjoon dan mulai memperkenalkan dirinya dengan lebih baik, "aku Kim Seokjin kau bisa memanggilku Jinnie"

"baiklah Jinnie, aku akan membungkus bungamu" Namjoon kemudian berjalan pergi menuju tempat hias dengan beberapa bunga matahari di tangannya dan diikuti Seokjin dibelakangnya.

Namjoon membungkus bunga milik Seokjin dengan kertas berwarna cokelat dengan beberapa tangkai bunga mawar untuk mempercantiknya kemudian ia berjalan menuju kasir untuk melakukan transaksi pembayaran. Seokjin memberikan kartu kreditnya yang diterima oleh Namjoon.

"ini, terima kasih sudah membeli bunga ditempat kami" Namjoon memberi kartu kreditnya serta bunga kepada Seokjin.

Seokjin membungkuk sedikit dan tersenyum, "terima kasih Jun-ssi, aku akan kembali lagi jika bunganya sudah layu" kemudian Seokjin berbalik pergi meninggalkan toko.