Naura kini terlihat tersenyum, siang ini Naura akan menyatakan cintanya kepada Galang.
Kebetulan hari ini ada pertandingan basket, sebagai kapten chirliders Naura tentu menjadi gadis yang paling di gandrungi oleh semua siswa selain cantik Naura juga mempunyai body yang sexy.
Banyak mantan pacarnya yang terang-terang menggoda Naura untuk mengajaknya balikan, tapi Naura tak mau ada seseorang yang Naura jadikan target.
Dan itu adalah Galang, Naura sudah menantikan hal ini dibantu oleh antek-anteknya Naura sudah siap untuk membuat pemuda tampan itu bertekuk lutut kepadanya.
"Gila si Galang makin cakep aja, heran gue. Emak bapaknya makan apa sih," kata Selly sambil menatap pantulan dirinya di cermin.
Mtyha tertawa, "Kalo Galang nggak ganteng, si Naura mana mungkin suka, lo liatkan mobil sport yang pernah Galang bawa ke sekolah," Naura semakin melebarkan senyumannya.
Galang adalah kriteria pemuda yang cocok untuk menjadi pacarnya, selain tajir dan pintar Galang juga mempunyai kelebihan yang lain.
Naura semakin ingin memiliki Galang, membuat pemuda itu menjadi pacar idamanannya.
Sementara Galang yang masih berada di kelasnya mencuri-curi pandang ke arah Eva yang sibuk dengan buku paket tebalnya.
Entah kenapa Eva suka sekali berkutat dengan buku apalagi mempelajari sesuatu, Galang ingin sekali mendekati Eva yang baru kemarin resmi jadi kekasihnya.
Tapi Eva melarangnya untuk berdekatan di sekolah, Eva tertutup orangnya jadi wajar saja jika Eva meminta untuk menutupi status pacaran mereka dari satu sekolah.
Galang membuka ponselnya kemudian mengirimkan pesan kepada Eva.
"Sibuk banget Car,"
Galang menunggu Eva yang sedang mengambil ponselnya kemudian membalas pesan Galang.
"Iya," balas Eva.
Terlihat jika Eva menarik sudut bibirnya, Galang jadi gemas sendiri meskipun balasan dari pesan Eva sangat singkat tapi tak masalah untuknya.
"Nonton bakset nggak?" tangan Galang mengetikan pesan namun matanya menatap ke arah Eva.
Alsad yang sedari memperhatikan kedua orang itu hanya menopang dagunya dengan kekepoan yang maksimal.
"Nggak, aku mau ke perpus," balas Eva.
"Nonton dong, hari ini aku tanding," pinta Galang.
Eva tak membalas pesan Galang, Eva hanya terdiam sambil memainkan bukunya.
"Psstt..psst…" Alsad memanggil Galang.
"Apaan sih?" dengus Galang.
"Eh bangke, mentang-mentang lagi chat-an ampe gitu banget sama gue," rutuk Alsad.
"Apaan Alsad..puas," seru Galang.
Alsad mendekatkan diri kepada Galang kemudian membisikan sesuatu, "Lo sama Eva deket ya?" tanya Alsad.
Galang menaikan satu alisnya, kemarin ia memang pergi bersama Alsad dan Luis wajar kalo sekarang Alsad kepo.
"Kepo lo!" Galang kemudian bangun dari duduknya segera menuju loker untuk mengganti baju.
Sementara Luis baru saja masuk setelah membawa tengtengan sebegitu banyaknya, "Va…" Luis menabrak Galang dan tak peduli meneruskan langkahnya menuju meja Eva.
"Nonton bakset, yuk?" ajak Lusi.
Seperti biasa Lusi akan merengek meminta Eva agar menonton pertandingan basket.
Eva terdiam kemudian mengambil botol air mineral kecil, "Ayo," sahut Eva.
Mata Lusi membulat sempurna, tak percaya Eva akan mengiyakan ajakannya.
"Lo nggak sakit, kan. Va?" Lusi langsung menempelkan tangannya di dahi Eva.
Dengan pelan Eva menurunkan tangan Lusi kemudian tersenyum kecil, "Nggak kok, aku lagi pingin nonton aja," sahut Eva.
Lusi masih saja membelalakan matanya, Lusi tadi bahkan tak berpikir sedikit pun jika Eva mau menonton pertandingan basket.
Selama Eva sekolah mana pernah Eva menginjakan kakinya di lapangan, Eva tak pernah melihat pertandingan olahraga apapun.
Dan sekarang, sebuah keajaiban anggap saja ini sebuah mimpi bagi Lusi yang berteman dengan Eva tiga tahun ini.
Lapangan telah ramai oleh siswa dan siswi, hari ini pertandingan final basket yang di ada kan di sekolah conello.
Eva memilih duduk di sisi kanan, Lusi mengajak Eva untuk duduk disana. Galang terlihat memasuki lapangan sorak sorai terdengar begitu sangat meriah, Eva menatap pemuda yang mengatakan cinta kepadanya itu.
Seulas senyuman Eva terbit melihat Galang yang mulai memainkan bola, Eva baru tau jika Galang terlihat sangat cool.
Pemuda yang datang secara tiba-tiba dihidupnya itu mampu mmebuat dunia Eva yang gelap berubah menjadi terang.
"Galang..Galang..Galang.." suara teriakan chilliders terdengar.
Eva tak tau siapa gadis yang menjadi kapten chillders tersebut, penampilannya terlihat sangat sexy sekali.
Balutan seragamnnya membuat mata para siswa melihatnya dengan senang, Eva kembali menatap Galang yang berhasil memasukan bola ke dalam ring.
Eva mencoba ikut bertepuk tangan namun mulutnya masih diam seribu bahasa, Eva tak meneriakan nama Galang namun dalam hatinya Eva begitu ingin sekali mengucapkan nama pacarnya itu.
Triiiitttttttt...pertandingan telah usai dan final tersebut dimenangkan oleh tim basket yang di ketuai oleh Galang.
Tim childres langsung saja menuju lapangan untuk menunjukan performanya, sebelum menunjukan performanya Naura terlihat menghampiri Galang membuat semua siswa semakin riuh bersorak.
Naura mengelap keringat Galang membuat Galang mengerutkan keningnya melihat cara Naura yang terlihat memperhatikannya seperti itu.
"Oh sorry, gue bisa sendiri," kata Galang.
Naura juga tampak segan menyerahkan sebotol minuman isotonik, Lusi langsung saja mengerundel tak jelas.
"Dasar cabe liat cowok cakep dikit langsung nyosor," gerutu Lusi.
Eva hanya memasang wajah datar seperti biasanya, ia hanya melihat dua orang itu yang sedang berinteraksi.
Naura kini mengecup pipi Galang sekilas kemudian melenggang menuju ke tengah lapangan untuk perfome.
Suara-suara sorak terlihat sangat kencang mereka histeris dan langsung menjerit melihat Naura yang mencium pipi Galang.
Banyak yang berasumsi jika Galang berpacaran dengan Naura dan membuat seisi sekolah itu ramai.
Galang mengusap pipinya dengan handuk justru Galang merasa sangat jijik melihat tingkah Naura yang memalukan seperti itu.
Tanpa sengaja Galang melihat Eva dan Lusi yang sedang duduk melihatnya, Galang yakin jika Eva melihat apa yang Naura lakukan tadi.
Ingin rasanya Galang mendekati Eva namun wajah yang ditunjukan Eva selalu seperti biasanya datar seolah tak pernah melihat apapun.
Galang jadi frustasi sendiri dan ingin segera bertemu dengan Eva, pertandingan telah selesai Galang kini menuju loker khusus laki-laki mengganti bajunya dan mengirimkan Eva pesan.
Galang menunggu balasan dari Eva, pacar pertamanya yang baru jadian kemarin.
"Lang," panggil Alsad.
"Hmmm.." sahut Galang.
Pemuda itu enggan sekali untuk menyahuti ucapan Alsad karena pesannya belum di bales oleh Eva.
Galang baru tersenyum ketika Eva mulai mengetikan sesuatu membalas pesan yang dikirimkan olehnya.
"Kamu marah?"
"Enggak,"
Alsad terus saja berbicara membuat Galang kesal, "Apaan sih?" dengus Galang.
"Noh si Naura nungguin lo di luar, tau mau ngapain, gue cuman nyampein doang," beritau Alsad.
"Ck!" Galang tak peduli dan malah asik membalas chat Eva.
Karena ia mendapatkan pertandingan basket sudah pasti Galang mendapatkan konpensasi dari sekolah.
Entah apa hadiahnya namun Galang ingin memberikan hadiah itu kepada Eva, "Lang.." panggil Alsad sekali lagi.
"Si Naura dah nungguin tuh, telinga gue ampir budeg gara-gara dia nyariin lo," sambung Alsad.
Galang kemudian memakai bajunya dan segera keluar menuju gadis yang menciumnya di lapangan tadi.
"Ada apa?" Galang tak mau berbasa basi.
Naura langsung tersenyum kemudian memberikan kotak kecil, "Ini," Naura menyerahkan sebuah cake bertuliskan I love you, dalam artian Naura menembak Galang.
***
Bersambung.