Chereads / I Choose To Love You / Chapter 20 - Ada Yang Beda.

Chapter 20 - Ada Yang Beda.

Galang menggelar sebuah kasur lipat yang tebal, bisa dijamin kalo tidur di kasur itu tak akan merasa kesakitan meskipun terlihat tak seperti tidur di atas ranjang dengan busa yang empuk.

Karena kamar tamu belum dibersihkan sama sekali belum lagi malam telah semakin larut dan Galang tak memiliki tenaga lagi untuk membersihkannya.

Tadinya Galang meminta Lusi dan Eva tidur di kamar Gina, namun karena Luis telah tertidur di atas sofa begitu pun dengan Alsad yang telah tertidur juga.

"Eva nggak tidur di kamar gue aja?" tawar Gina.

"Nggak usah, kalo dia berdua ama lo takutnya nggak nyaman," sahut Galang.

Gina menganggukan kepalanya kemudian membantu Galang yang sedang menggeler kasur lipat.

"Kemana Eva-nya?" Gina bertanya lagi karena tak melihat Eva.

"Ke toilet," balas Galang.

Tak lama kemudian Eva muncul dengan sebotol aqua kecil di tangannya, "Abis dari toilet?" Gina seperti wartawan saja mewawancara Eva.

"Iya kak," Eva menjawab pertanyaan Gina dengan pelan.

"Apaan sih kak? Jangan bikin anak orang sawan deh," ketus Galang.

"Gue cuman nanya Galang, emang gue apain sih?" Gina balas kesal.

"Va..lo mau tidur dimana?" Galang menunjukan kasur itu.

"Gue di tengah," sela Gina.

Eva menunjukan sisi dekat jendela, Galang hanya menganggukan kepalanya saja.

"Botolnya di taro dulu Va, mau tidur bawa-bawa botol," tukas Gina.

Eva tersenyum kikuk kemudian meletakan botol kecil itu di atas meja, ia baru saja meminum obat.

"Emang haus ya di toilet?" Galang bertanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Eva menggeleng kemudian mengangguk membuat tawa renyah Galang terdengar.

Gina hanya menjadi nyamuk saja di antara Eva dan Galang, "Kalian pacaran?" celetuk Gina membuat Eva langsung menatapnya.

"Kak, kebiasaan deh. Jangan bikin anak orang sawan, cepetan tidur," Galang langsung menarik selimut besar yang muat untuk tiga orang itu.

Eva langsung ikut merebahkan tubuhnya disamping Gina, ada rasa yang aneh yang menyusup di hati Eva.

Ia tertidur bersama dengan orang lain bahkan harus sedekat ini, Gina yang benar-benar sudah mengantuk langsung memejamkan matanya.

Gina tertidur terlentang dengan posisi tubuhnya yang berada di tengah, memisahkan antara jarak Eva dan Galang.

Waktu semakin berjalan, Eva tak bisa tidur setelah memejamkan matanya berkali-kali.

Padahal semua orang telah tertidur lelap tak terkecuali Galang dan juga Gina yang berada satu kasur bersamanya.

Wangi aroma sabun aroma terapi membuat Eva mulai terpejam, hangatnya suasana rumah Galang membuat Eva yang tak bisa tidur pun bisa terlelap.

Kini mimpi buruk yang setiap malam menemani Eva pun mendadak lenyap, Eva bis atertidur dengan pulas malam ini.

***

Kebiasaan buruk Gina adalah ia selalu ingin buang air kecil di malam hari, meskipun sebelum tidur ia selalu prepare namun tetap saja ia akan terbangun dan langsung menuju kamar mandi.

Matanya yang tak terbuka sepenuhnya pun langsung saja menuju kamarnya dan menuju toilet.

Gina bahkan tak kembali lagi tidur bersama Galang dan Eva, sepertinya karena ngantuk Gina menjadi lupa untuk kembali lagi.

Galang merasakan dingin karena selimut yang ia pakai tertarik ke bagian kakinya, dengan berat Galang membuka matanya dan menarik selimut.

Matanya menangkap sosok Gina yang tak berada di sampingnya lagi, Galang sudah yakin jika Gina pasti lupa balik ke tempat.

Tubuh Eva sepertinya kedinginan Galang lantas menarik selimut dan menutupi tubuhnya, dari jarak dekat Galang bisa melihat wajah cantik Eva yang terlelap tidur.

Semakin Galang perhatikan, Eva benar-benar sangat mirip dengan gadis kecilnya dulu namun Galang lupa dengan nama gadis kecilnya itu.

Rasa ngantuk Galang menjadi hilang, ia hanya memperhatikan Eva yang tertidur lelap dari jarak yang telah Gina pisahkan sebelumnya.

"Hikkss.." Eva merintih.

Matanya terpejam namun mengeluarkan air mata, Galang mengerutkan keningnya sepertinya Eva bermimpi buruk.

Satu jari Galang terulur mengusap liquid bening itu, Galang menyekanya dengan lembut membuat Eva berhenti mengigau.

Napas Eva kembali terlihat turun naik, Galang hanya menarik sudut bibirnya melihat Eva yang tidur dengan nyaman.

Galang baru tau jika Eva bisa terlihat tak memiliki beban jika sedang terlelap seperti ini, wajahnya juga tampak berseri berbeda dengan hari-hari biasa yang dingin tak tersentuh.

"Good night Eva sweet dream.." bisik Galang lembut.

Galang tak mau lama-lama bersampingan dengan Eva tanpa ada Gina yang menjadi pembatas, Galang tak mau terjadi sesuatu hal yang diinginkan olehnya.

Jangan tanyakan lagi karena Galang laki-laki normal, ia bisa saja mencuri-curi kesempatan untuk sekedar mengecup bibir Eva.

Namanya juga lelaki bisa saja itu terjadi karena Galang pemuda normal, setelah menempatkan guling disisi Eva.

Galang langsung menuju kamarnya, ia menghidupkan ac dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lagipula akan tanggung jika Galang harus kembali tertidur ini telah jam empat subuh, Galang melihat lilin aroma therapi yang Eva buat semalam.

Berhubung ada sisa bahan, Eva membuat lilin aroma therapi tersebut dan memberikannya untuk Galang.

Katanya itu sebagai ucapan terima kasih karena telah memberikan tempat untuk menginap, Galang langsung mengambil korek gas dan menyalakannya.

Wangi dari lilin tersebut langsung menguar begitu saja, Galang memejamkan matanya merasakan seluruh sel saraf otaknya terasa sangat-sangat relaks.

'Eva' guman Galang. Senyuman Galang tak pernah berhenti memikirkan gadis itu.

Baru pertama kali dihidup Galang ia betah untuk bersekolah, biasanya Galang tak akan mempunyai minat sama sekali.

Satu jam menikmati wangi dari lilin aroma therapi membuat Galang malas untuk melakukan apa-apa.

Tiba-tiba saja pintunya terbuka sosok Alsad dengan wajah khas bangun tidurnya langsung nyelonong ke kamar mandi.

"Ah kupret!" kesal Galang.

Kesenangannya mendadak sirna gara-gara Alsad yang main nyelonong aja masuk ke dalam kamarnya.

"Lega…" wajah Alsad langsung menyebalkan di mata Galang.

"Tidur disini, bro?" tanya Alsad yang langsung naik ke atas tempat tidur tanpa permisi.

"Ck! Minggir lo," ketus Galang.

"Galak bneer tua rumah," kekeh Alsad.

Dengan santainya Alsad langsung tertidur lagi, Galang langsung saja memukulnya dengan bantal.

"Bentar lagi pagi, jangan bikin gue susah!" Alsad mengusap kepalanya saja, lumayan sakit juga mendapatkan pukulan dari Galang.

Pagi harinya Galang telah mandi, sementara Alsad masih berada di dalam toilet.

"Lang…" Gina masuk tanpa permisi.

"Apaan.." sahut Galang malas.

"Tuh pacar belum bangun, bangunin gih," kekeh Gina menggoda.

Galang mengerutkan keningnya mendengar apa kata Gina barusan, Eva belum bangun? Dengan cepat Galang langsung keluar dari kamarnya sementara Gina telah lebih dulu turun ke lantai satu karena ada kuliah pagi.

Apa yang dikatakan oleh Gina memang benar, Eva masih terlelap tidur bahkan Eva sangat pulas sekali membuat Galang tak tega untuk membangunkannya.

"Biarin aja Lang, Eva jangan di bangunin kalo memang dia belum bangun gue sama Eva bolos pelajaran pertama saja," Lusi mendadak muncul dengan seragam yang telah terpakai.

Pagi ini terasa ada yang beda memang, Eva mendadak terlambat bangun. Tak seperti biasanya Eva bablas seperti ini.

***

Bersambung.