Chereads / Agatha Eliosia / Chapter 7 - 7~keturunan pertama

Chapter 7 - 7~keturunan pertama

"Restu lo ada jadwal siaran untuk minggu ini ngga?" tanya Agatha yang menghampiri teman satu club penyiarannya yang sedang beristirahat setelah selesai membersihkan ruangan penyiaran.

"Belum ada sih, kalau udah pasti dikirimin ke grup LINE,"

"Ohh oke deh," Agatha pun duduk di sebuah office chair yang kosong karena dirinya juga cukup lelah setelah membersihkan ruang penyiaran ini, dimana sudah menjadi tugas dari club penyiaran untuk membersihkan ruangan ini setiap hari sabtu.

Seorang pemuda bernama Bima yang merupakan anak kelas XI datang membawa sebuah kantok plastik yang berisikan air mineral, ia pun membagikan tiap botol air mineral kepada setiap anggota.

"Kak Bima, gue sama Agatha belum nih kak," ujar Restu. Bima pun berbalik lalu berjalan ke arah kedua gadis itu dan melemparkan botol kepada mereka berdua.

"Kayanya udah semua," ujar Bima, ia pun meminum air mineral miliknya lalu pandangannya jatuh pada Agatha yang juga tengah meminum airnya. Bima pun menyudahi kegiatannya itu.

"Agatha teman gue sekelas kan banyak yang directioners ni, mereka bilang lo aja yang siaran tiap hari soalnya kalau lo yang siaran pasti ada lagu one direction yang diputarin," Agatha pun terkekeh mendengarnya.

"Dan lo harus tau ya Agatha tiap kali kalau lo udah putarin lagu one direction mereka bakalan nyanyi di kelas sama joget joget. Pusing gue lihatnya,"

"Bener banget kak, di kelas gue juga cuma beberapa aja yang directioners tapi kalau udah dengar lagu one direction diputar mereka udah mulai nyanyi sama joget di kelas,"

"Hahaha, lagu mereka emang asik sih bikin candu," lanjut Agatha.

"Gue ngga nyangka sampai segitunya, antusias mereka,"

"Ditambah lagi speaker sekolah kita kan lumayan yah asiknya," ujar Bima,Agatha dan Restu pun tertawa mendengarnya.

*****

Agatha melangkahkan kakinya masuk ke dalam lapangan basket indoor saat melihat teman temannya sedang latihan basket. Ia pun melangkahkan dirinya duduk di kursi penonton menyaksikan anak-anak basket yang sedang latihan. Sesaat ia melambaikan tangannya pada Daniel yang melihat ke arahnya, pemuda itu hanya tersenyum tipis dimana menurut Agatha tetap saja wajah Daniel terlihat datar tanpa senyuman.

Tak lama kemudia Daniel melangkahkan kakinya berjalan ke arah Agatha, lalu duduk di sampingnya.

"Lo dari mana?"

"Dari ruang penyiaran habis bersih bersih," Daniel pun mengangguk.

"Ngga latihan?"

"Masih istirahat, itu pelatih lagi ngelatih anak kelas X,"

"Ohh,"

"Ada yang gue mau sampein ke lo,"

"Tentang apa?"

"Tentang lo," Agatha pun memandang Daniel dengan serius untuk mendengarkan ucapan Daniel selanjutnya, seolah ia berharap ada hal baik yang menjadi petunjuk baginya.

"Jadi lima tahun yang lalu sebelum gue datang ke sini, gue sempat dengar pembicaraan dari om gue sama salah satu temannya, dia bilang kalau salah satu anggota keluarga kerajaan Aloestremeria memiliki anak berdarah manusia untuk pertama kalinya,"

"Memangnya kalau ada elf yang memiliki anak dari manusia itu dilarang ya kak?"

"Ngga sama sekali, pernikahan antara elf dan manusia itu sudah menjadi hal normal, bahkan anak-anak yang ada di sana juga ada yang kaya lo Agatha,"

"Jadi?" Tanya Agatha bingung.

"Masalahnya adalah anggota keluarga kerajaan Alosetremeria bahkan rakyatnya pun ngga ada satupun yang menikah dengan manusia apalagi memiliki anak. Jadi anak yang dibicarakan oleh om gue itu adalah anak pertama yang berdarah elf dan juga manusia dan gue curiga itu,"

"Gue," ucap Agatha sambil menatap Daniel serius.

"Dan gue rasa ini ada hubungannya sama kepergian ayah lo Agatha," Daniel dan Agatha pun saling menatap dengan serius dengan segala pertanyaan yang berada di pikiran mereka.

***

Agatha, Jasmin, dan Alexa baru saja tiba di asrama mereka setelah tadi mereka pergi ke bioskop bersama Samuel. Setibanya mereka, Alexa langsung duduk di meja belajarnya dan mulai belajar maklum saja Alexa akan mengikuti olimpiade fisika jadi ia harus mempersiapkan dirinya dengan baik.

Setelah selesai mandi dengan menggunakan sweater kebesaran celana jins pendek selutut dan mengenakan sendal jepit Agatha berjalan keluar dari asrama. Ia ingin sekali makan mi instant malam ini sudah lama ia tidak makan mi instant.

Ia pun berjalan menuju minimarket asrama yang ada di lantai satu agar bisa memakan mi disana.

Agatha pun mengambil 1 cup mi instan lalu membayarnya di kasir setelah itu ia langsung menyeduhnya menggunakan air panas yang ada minimarket itu, setelah minya jadi Agatha pun duduk di salah satu kursi yang kosong agar dirinya bisa menyantap minya.

Tiba-tiba seseorang datang menarik kursi lalu duduk di hadapan Agatha.

"Kak Abe," ucap Agatha sambil mengunyah minya pelan.

"Lo ngga makan malam tadi?" Tanya Abe.

"Udah tadi di luar sama teman-teman gue,"

"Terus lo makan mi kaya orang kelaparan,"

"Gue udah lama ngga makan mi jadi ga gitu deh," Agatha pun melihat ke arah cola yang diminum oleh Abe.

"Tenang gue ngga suruh lo bayar gue udah bayar tadi," ucap Abe yang menebak pikiran Agatha mengingat dulu ia pernah menyuruh Agatha untuk membayar makanan yang dibelinya namun Agatha tidak mau membayarnya.

Agatha yang sedang menyantap minya merasa tak nyaman karena Abe yang terus melihat ke arahnya.

"Kenapa? kak mau juga minya?" Tanya Agatha sambil mengarahkan minya ke arah Abe. Abe pun spontan tersenyum yang menampilkan lesung pipitnya di pipi kirinya.

"Ngga usah gue udah kenyang,"

"Ok,"

"Mata lo bagus ya warnanya abu abu jarang banget gue lihat warna mata kaya gitu. Sebelumnya gue cuma lihat salah satu teman sekamar gue namanya Daniel warna matanya juga sama kaya lo,"

"Kak Abe juga kenal ya sama kak Daniel?"

"Iya dia teman sekamar gue. Lo kenal juga sama dia?"

"Iya,"

"Kalian kenal dimana?" Tanya Abe yang penasaran. Agatha tiba tiba bingung bagaimana menjelaskan ia bisa kenal dengan Daniel, tidak mungkin ia bilang kalau dirinya dan Daniel seorang elf.

"Ohh itu kita kerabat,"jelas Agatha dengan tersenyum kikuk.

"Ohh gitu,"

Setelah selesai makan Agatha pun langsung keluar dari minimarket diikuti oleh Abe yang berjalan di sampingnya, pemuda jakung itu berjalan dengan pelan agar bisa menyamakan langkahnya dengan Agatha.

Mereka berjalan dengam tenang tiba-tiba saja Agatha menghentikan langkahnya ketika melihat beberapa pemuda duduk di taman sambil bernyanyi dan bermain gitar, ia berharap ada Sam di situ karena waktu itu pemuda itu juga ada situ namun setelah dilihatnya dengan seksama ternyata tidak ada.

"Kenapa?" Tanya Abe

"Ngga kenapa kenapa,"

"Ya udah ayo jalan," Agatha pun ikut berjalan namun kali ini ia berjalan di sebelah kiri Abe karena kumpulan pemuda itu ada duduk di sebelah kanan. Sementara Abe hanya melihat Agatha dengan bingung.

"Woi Abe dari mana lo?" Tanya salah satu pemuda yang ternyata merupakan temannya Abe.

"Dari minimarket tadi,"

"Lo ngga join sama kita?"

"Lain kali aja gue ngga bisa malam ini," Abe pun melihat Agatha yang sudah jalan duluan meninggalkanya.

"Gue cabut dulu ya,"

"Ngga asik lo Abe" Abe pun berlari mengejar Agatha yang sudah mendahuluinya.

"Kenapa lo ninggalin gue tadi?"

"Kak Abe tadi masing ngomong sama temannya jadi gue duluan,"

"Santai kali teman teman gue ngga gigit," ucap Abe yang bisa melihat Agatha yang agak ketakutan tadi saat melewati teman temannya. Saat Agatha hendak melangkahkan kakinya Abe menahannya lalu menyodorkan benda pipih miliknya kepada Agatha

"Nomor hp lo?" Ucap Abe

" buat apa kak?"

"Buat chat lah Agatha, siapa tahu nanti gue butuh bantuan lo gitu jadi gue tinggal chat lo," sudah kedua kalinya Abe meminta nomor hp Agatha, gadis itu pun menarik napasnya lalu menerima hp Abe untuk memasukan nomor hpnya.

"Udah," ucap Agatha yang merapikan rambutnya yang tertiup angin.

"Nice," Agatha pun berjalan lalu meninggalkan Abe yang tersenyum bahagia setelah mendapatkan nomor hp Agatha.