Chereads / Agatha Eliosia / Chapter 9 - stalker?

Chapter 9 - stalker?

Waktu menunjukan pukul 7 malam, Agatha berjalan di koridor sekolah sambil menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone, setibanya dirinya di depan lokernya ia pun langsung mengeluarkan kunci lokernya dan membuka lokernya untuk mengambil buku sejarahnya.

Tiba tiba ia merasa ada yang memperhatikannya ia pun membalikan tubuhnya dan tidak ada siapa siapa di koridor itu. Mungkin hanya perasaannya saja batinnya.

Ia pun mengunci lokernya lagi dan berjalan untuk kembali ke asrama. Saat ia berjalan sekali lagi ia merasa ada yang mengikutinya, ia pun mematikan musik di ponselnya dan lebih mempercepatkan langkahnya namun ia merasa langkah itu pun semakin cepat mengikutinya bahkan ia bisa mendengar suara kecil dari langkah kaki itu. Ia pun berhenti lalu berbalik dan tidak ada siapa siapa.

Ia pun memeluk erat buku sejarahnya dengan jantung yang berdetak cepat lalu memperhatikan sepanjang koridor yang terlihat sepi dan hanya dirinya saja yang ada di koridor itu.

Agatha terlonjak kaget saat ada seseorang yang memegang pundaknya.

"Kak Abe," ucapnya sambil menarik nafas lega

"Lo ngapain di sini?"

"gua ngambil buku sejarah gua di loker".

"Kak Abe darimana?"

"Gua habis latihan voli" ya bisa terlihat tubuhnya yang berkeringat dan mengenakan seragam voli. Abe pun memperhatikan wajah Agatha dengan seksama wajahnya terlihat pucat.

"Lo kenapa? Pucat gitu"

"Ngga kenapa kenapa kok, yuk balik" ucap Agatha lalu berjalan duluan.

Abe dan Agatha pun berjalan beriringan, Abe pun menyamakan langkahnya dengan Agatha agar mereka tetap berjalan bersama.

"Tadi kenapa lo ngga balas chat gua?"

"Ohh itu gua lagi belajar di perpustakaan jadi ngga sempat balas pesannya kak Abe, sorry"

"Ohh gitu. Ya udah sekarang kan udah jam makan malam ni, kita langsung ke kantin aja yuk. Gue juga udah lapar nih"

"Oke"

Setibanya mereka di kantin Agatha pun mulai menempatkan dirinya di barisan antrian makanan, tiba-tiba saja Abe dengan santainya memasuki barisan untuk berdiri di depan. Agatha pun langsung menarik Abe

"Apaan?"

"Antri kak, budayain budaya antri" Abe pun melihat setiap orang yang ada di barisan yang sudah melihat ke arahnya, ia pun mengalah dan ikut mengantri berdiri di belakang Agatha.

"Duduk di sana aja" ucap Abe

"Di sana udah penuh kak" ucap Agatha yang melihat tempat duduk yang diarahkan Abe dimana bangku itu sudah penuh

"Tinggal gue usir"

"Apaan sih. Emangnya itu bangku punya kak Abe?" Agatha pun melihat sekeliling dan masih ada bangku yang kosong, ia pun langsung menarik Abe berjalan ke arah bangku yang masih kosong itu.

Saat mereka tengah menyantap makanan tiba- tiba Sam, Alexa, dan Jasmin datang dan duduk di samping Agatha membawa nampan berisi makan malam mereka.

Sam pun sedikit terkejut dimana terdapat Abe yang juga ada di meja makan itu

" Agatha ngapain ni orang duduk di sini?"

"Lo ngga lihat gue lagi makan?" Sahut Abe

"Ngapain duduk di sini, di tempat lain sana"

"Terserah gua" sahut Abe ketus.

"Lo berdua bisa diam ngga? Ni bangku bukan punya lo berdua" ucap Alexa yang kesal. Mereka berdua pun akhirnya diam dan kembali menyantap makanan mereka.

Sam yang sedang menyantap makanannya menyadari ada kacang polong di dalam sayur yang merupakan lauk makan malam mereka menyadari bahwa gadis di sebelahnya itu tidak menyukai kacang polong. Ia pun melihat ke nampan Agatha dimana di bagian pinggir nampan itu terdapat kumpulan kacang polong yang sengaja disinggkirkan Agatha.

"Siniin kacang polong lo" seru Sam sambil mengarahkan nampannya ke arah Agatha.

"Kenapa lo ambil sayurnya tadi?" Seru Sam

"Udah terlanjur ditaruh tadi di nampan gua, kan ngga mungkin gue letakin lagi" sementara Abe terus memperhatikan Sam dengan seksama

"Bisa bisanya lo ngga suka kacang polong padahal enak banget" ucap Jasmin.

"Setiap orang seleranya beda beda" ucap Abe ketus.

"Idih galak" seru Jasmin sinis.

***

"Nih lihat" ucap Sam yang berdiri di hadapan ketiga gadis yang tengah duduk di sofa sambil menunjukan selembar kertas hasil ulangan biologinya.

Ketiga gadis itu pun memajukan kepala mereka dan melihat sebuah angka yang terpampang di lembaran itu yang bertuliskan angka 85. Agatha pun langsung tersenyum dan menunjukan kedua jempolnya ke arah Sam.

"Wih hebat lo, ngga nyangka gue" ujar Jasmin sambil bertepuk tangan.

"Ngga sia sia lo belajar" ujar Alexa sambil tersenyum tipis.

"Iya selama ini gue selalu tidur telat buat belajar, apalagi selama ini nilai gue selalu dibawah 40. Ngga sia sia gue bisa dapat nilai 85 walaupun ini hanya ulangan".

"Akhirnya seorang Sam kembali ke jalan yang benar" ujar Jasmin.

"Sesat dong gua selama ini"

"Baru sadar lo?" Sam pun menyentil kening Jasmin karena kesal. Jasmin pun langsung melempar bantal sofa ke wajah Sam.

"Malas ah gue sama lo Sam, KDRT mulu sama gue," ujar Jasmin lalu bangun berdiri berjalan meninggalakn mereka.

"Lo mau kemana?" Tanya Alexa

"Ke minimarket gue mau borong camilan gue mau marathon drakor sebentar"

"Gue ikut"

"Gue juga" sambung Sam

"Agatha lo ngga ikut?"

"'Ngga gue di sini aja"

"Oke deh"

Saat ia duduk sendirian ia terus memperhetikan sekeliling ruangan rekreasi itu namun sosok yang ia cari tak ada, bahkan sudah seminggu ini ia tidak melihat pemuda itu.

"Agatha" sapa Abe yang tiba-tiba duduk di samping Agatha.

"Lagi nyari siapa?"

"Ka Daniel. Udah seminggu ini gue ngga lihat dia, dia sakit ya kak?"

"Ngga, dia baik baik aja. Dia cuma lagi sibuk aja,"

"Ohh gitu" sejak kejadian seminggu yang lalu dimana ia melihat Daniel yang tengah berbincang dengan seorang pria ia tidak lagi melihat Daniel.

"Jadi lo orangnya?" Ucap seorang pemuda yang berdiri DI hadapan Abe ia tidak sendirian ia bersama dengan tiga pemuda lainnya. Abe yang melihat pemuda itu pun bangun dari posisinya berhadapan dengan pemuda itu.

"Apa urusan lo sama gue?" Tanya Abe pemuda itu pun tiba tiba melemparkan seragam olahraga ke wajah Abe. Agatha yang melihat itu pun terkejut. Agatha pun melihat seragam itu yang sudah terjatuh di lantai seragam itu warnanya sudah berwarna warni yang berantakan hampir menutupi seluruh warna asli dari seragam olahraga itu yang warna aslinya berwarna putih.

Abe pun tersenyum smirk melihat seragam itu.

"Ohh gue ingat sekarang, lo kan si cepu itu kan?"

"Songong banget lo sama senior" ucap pemuda lain yang mengenakan hoodie kebesaran berwarna hitam.

"Itu bayaran lo yang ngaduin gue sama teman teman gue waktu pelajaran olahraga," Abe pun menarik tangan Agatha lalu berjalan meninggalkan mereka.

"Bangsat lo gantiin seragam gue," ucap seorang pemuda yang menarik baju Abe dari belakang. Agatha mulai menegang karena suasana semakin panas.

"Gue ngga mau, lo bilang waktu itu di lapangan lo kaya kan, masa beli baju olahraga doang ngemis sama gue. Ngga malu apa lo?" Pemuda itu pun menarik baju Abe dengan kuat. Abe pun melepaskan tangan pemuda itu yang mencengkram leher bajunya lalu mendorongnya dengan keras hingga tubuh pemuda itu terpental jatuh ke lantai dengan sangat keras. Beberapa orang yang ada di ruangan itu terkejut melihat tenaga Abe yang sangat kuat itu bahkan keempat pemuda itu pun juga terkejut. tatapan Abe terlihat tajam dan menakutkan,Abe yang bersiap ingin menonjok pemuda itu pun segera ditahan oleh Agatha. Agatha memegang tangan Abe dengan kuat.

"Udah kak, jangan lanjutin"

"Gue ingatin lo ya. Gue ngga akan buat masalah kalau bukan lo yang mulai duluan. Jadi itu pelajaran buat lo supaya ngga jadi tukang cepu" Abe pun menarik tangan Agatha keluar dari ruangan tersebut.