James baru saja tiba di rumahnya, dengan seragam lengkap yang masih dikenakannya dirinya terpaku saat melihat seorang pria yang kini berdiri di depan pagar rumahnya.
"Lama tak jumpa Urbani" pria itu pun menengok ke arah James.
"Bagaimana kabarmu James?" ucap pria itu dengan tersenyum kikuk.
"Baik. apa yang yang membuatmu berada di sini setelah lima belas tahun?" tanya James dengan ekspresi yang tak bisa ditebak. Melihat pria itu di sini setelah lima belas tahun membuat dirinya berkecamuk antara marah, kecewa, sedih, senang, benci.
"aku pergi dulu" ucap Urbani dengan tersenyum. melihat senyuman Urbani membuat James terpaku, Urbani sangat mirip dengan Agatha saat tersenyum. Mereka memiliki senyum yang sama.
"Tolong jaga Agatha untuk ku"
"Dia selalu bertanya siapa ayahnya dan dimana keberadaanmu"
"'Suatu saat dia pasti akan tahu tapi bukan sekarang. Tolong untuk tetap menjaga rahasia ini darinya"
"Hmm" James mengangguk.
***
"Artha siapa yang suruh lo ke sini?" tanya Abe pada pemuda itu setelah tadi ia melihat pemuda itu hendak melarikan diri, Abe langsung menyerang Artha dengan kibasan menggunakan tongkatnya.
"Ayah putri Agatha yang menyuruh saya ke sini. saya adalah elf penjaga yang ditugaskan untuk menjaga putri Agatha" Abe dan Daniel pun langsung menoleh ke arah Agatha.
"Ayah? sejak kapan?" tanya Agatha.
"Sejak ayah putri Agatha kembali ke kerajaan"
"Berarti sejak gue berusia satu tahun"
"Dimana ayah sekarang gue mau ketemu sama ayah?"
"Maaf saya tidak bisa mempertemukan putri dan ayah putri,"
"Kenapa?"
"Agatha tugas kami hanya menjaga kalian kami tidak bisa melakukan tugas tersebut Agatha"
"Kami? kak Abe juga elf penjaga?" sekali lagi Agatha dikejutkan oleh Abe setelah tadi ia melihat Abe yang tiba-tiba menyerang Arkan menggunakan sebuah tongkat yang entah datangnya dari mana.
"Iya gue juga, gue di sini ditugaskan untuk menjaga Daniel" jelas Abe. Agatha sedikit bingung karena selama ini Abe dan Daniel terlihat tidak begitu dekat walaupum mereka di kamar yang sama, bahkan ia tak pernah melihat Abe dan Daniel bersama.
Ponsel Agatha berdering menampilkan nama Jasmin. Agatha pun tersadar lalu mengangkat panggilan tersebut.
"Agatha lo kemana? tiba-tiba aja lo ngga ada?"
"'Gue ke tolilet tadi"
"Pertandingannya udah selesai, sekolah kita menang. Kita tunggu lo di lapangan ya"
"Kalian balik aja dulu ke asrama, gue masih ada urusan dulu"
"Ohh oke deh"
setelah menyelesaikan panggilannya, Agatha dan ketiga pemuda itu menuju ke arah taman. Keadaan koridor mulai ramai, penampilan Artha sangat mencolok jadi mereka pindah ke tempat yang lebih aman.
"Agatha kenapa lo tadi ngejar dia? gimana kalau orang jahat hah?"
"Tapi buktinya dia bukan orang jahat kan"
"Kenapa kamu berbicara seperti itu kepada putri? Berbicaralah dengan sopan" ucap Arkan dengan tegasnya. Abe tidak menanggapi perkataan Arkan walaupun pemuda itu sudah menatapnya dengan marah.
"'Lo juga Daniel kenapa lo biarin dia ngejar Artha?"
"' Lo kenapa sih?" ucap Abe yang kesal setelah Arkan menendang kakinya.
"Bicaralah dengan sopan kepada mereka"
"Tidak apa-apa Arkan, kamu bisa memanggil kami dengan nama kita juga"
"Kami adalah elf penjaga, sudah sewajibnya kami memanggil kalian dengam sopan"
"Tuh dengarin mereka aja biasa aja"
"Bacot lo" seru Daniel.
"Maafkan saya putri karena keberadaan saya sebelumnya membuat putri merasa tidak nyaman"
"Ya setidaknya aku tahu siapa Arkan sebenarnya. Yang penting sekarang Arkan tidak mengawasi aku lagi secara diam-diam"
"Tapi Arkan, gue rasa penampilan lo terlalu mencolok, bahkan lo ngga ngerubah tampilan fisik lo" ucap Daniel melihat ke telinga Arkan. sebuah telinga panjang yang menjadi ciri khas seorang elf"
"Benar juga. Gue baru sadar telinga lo berdua sama kaya telinga manusia, sedangkan telinga Arkan berbeda"
"Itu karena kita ngerubah penampilan kita Agatha" ucap Abe. Tiba-tiba kalung yang digunakan Arkan bercahaya.
"Maaf putri saya harus kembali"
"Kenapa?"
"Ada yang memanggil saya" ucap Arkan. Ia pun menunduk hormat di depan Daniel dan Agatha lalu menghilang.
"Siapa yang manggil dia?"
"Ayah lo" seru Abe.
"Dari mana kak Abe tahu?" Abe pun mengeluarkan kalung dengan bandul sebuah bola seperti kristal.
"Gue juga punya kalung yang sama kaya Arkan, kalung ini akan bersinar kalau Daniel atau Ibunya Daniel manggil gue. karena ayah lo yang nyuruh Arkan untuk ngejaga lo pastinya dia yang manggil Arkan tadi"
"Seandainya gue bisa ketemu ayah" seru Agatha, sambil berjalan meninggalkan Daniel dan Abe.
"Lo mau kemana Agatha?"panggil Daniel
"Balik ke asrama" Daniel pun berjalan mengikuti Agatha meninggalkan Abe. Sementara Abe pemuda itu hanya terdiam memandang punggung dari gadis berambut panjang itu dengan tatapan serius.
"Kak Abe ngga balik?" teriak Agatha setelah merasa hanya Daniel yang mengikutinya. Abe pun tersenyum lalu berlari ke arah Agatha. ia merangkul Agatha lalu mereka bertiga berjalan beriringan.
***
"Arkan" seru Abe dan Daniel terkejut saat melihat Arkan keluar dari sebuah kamar di asrama laki-laki dimana kamar tersebut masih berada di koridor yang sama dengan kamar Abe dan Daniel.
"Lo ngapain di sini?" tanya Abe
"Saya akan tinggal di sini mulai hari ini, dan mulai besok saya akan bersekolah di sini"
"Ngapain?"
"Yang pastinya sama kaya lo lah Abe, bedanya dia jagain Agatha"sahut Daniel.
"Lo udah ketemu Agatha?" lanjut Daniel.
"Sudah tadi, dia menyuruh saya untuk menunggunya di ruang rekreasi"
"Ya udah bareng kita aja" Arkan pun mengangguk setelah mendengar ucapan Daniel, dia pun berjalan bersama Abe dan Daniel untuk ke ruang rekreasi.
"Arkannnn" seru Agatha dengab semangatnya saat melihat Arkan datang.
"Senang banget lo ngelihat Arkan" ucap Abe lalu duduk di samping Agatha dengan cepat seolah olah takut ada yang mendahuluinya.
"Soalnya tadi Arkan ngasi gue susu coklat satu box"
"Gila baik banget Arkan, ngga kaya yang di depan gue ni" sindir Daniel sambil melihat ke arah Abe melalui mata ekornya.
"Biasa aja kali"
"Ternyata Arkan sekelas sama gue" seru Agatha"
"'Waduh lengket dong" ucap Abe yang membolak balikan buku yang dipegangnya
"Hah, apaan sih lo" seru Daniel.
"Abe buku yang kamu baca terbalik" ucap Arkan dengan datarnya. Abe pun segera membalikan bukunya lalu kembali membolak balikan buku itu.
"Wait, gue baru sadar Arkan kan seusia sama gue, terus udah jagain gue dari kecil seharusnya kan dia udah seumuran om gue kayanya" seru Agatha yang sedang berpikir.
"Kami para elf penjaga memang berumur panjang, dan juga kami tidak pernah tua"
"Umur kamu berapa Arkan?"
"1000 tahun"
"Kak Abe?"
"1200 tahun"
"'Woow setua itu ternyata. Tapi kalian tetap terlihat sama kaya gue dan kak Daniel"
"Saya ingin bertanya pada putri Agatha, waktu itu kenapa putri Agatha berada di dunia elf? terutama di hutan terlarang?"
"Waktu itu aku bersama kak Daniel. Aku pergi bersamanya ke sana karena ia ingin menunjukan sesuatu kepada ku"
"Gila lo ya, udah berapa kali gue bilang jangan ke sana lagi" sahut Abe setelah mendengar cerita Agatha.
"Ada hal yang harus Agatha tahu, dan gue merasa bahwa Agatha wajib mengetahuinya terutama tentang siapa keluarganya dan dari dari mana ia berasal"
"Arkan apakah kamu mengetahui sesuatu tentang kerajaan Aloestremeria? " tanya Agatha yang berharap Arkan bisa memberitahukan sesuatu padanya yang tidak ia ketahui.
"Yang saya tahu hanyalah pangeran Urbani tidak ingin bertemu putri karena ia ingin putri dijauhi dari bahaya"
"Bahaya apa?" lanjut Agatha
"Saya tak tahu putri"
"Eh kita ke kantin yuk, udah jam makan malam nih" Agatha dan Daniel pun melihat ke jam tangan mereka yang sudah menunjukan pukul 07 malam dan ruang rekreasi yang sudah mukai sepi karena para murid yang menuju ke kantin.
setibanya di kantin mereka pun mengantri mengambil makan malam mereka.
"Arkan kamu kenapa? ngga suka makananny?" tanya Agatha
"Tidak, saya hanya tidak terbiasa memakan makanan seperti ini"
"Udah makan aja yang penting lo ngga kelaparan" sahut Abe mendahului Arkan untuk mengambil lauk. Mereka pun duduk di meja yang masih kosong, "tumben teman-teman lo ngga, ada biasanya bareng terus sama lo ta" tanya Abe
"Alexa kayanya masih belajar, Jasmin lagi ke rumah sakit buat kontrol tangannya, Sam kayanya masih nongkrong sama teman- temannya"
"Lo ngga belajar Abe?" tanya Daniel
"Gue ngga usah belajar udah pintar gue"
"Waktu itu saya pernah dimintai pangeran untuk bertemu dengannya di salah satu rumah tua, di situ saya melihat seorang pria tua memberikan pangeran sebuah kotak emas dengan simbol burung phoenix di sisinya"
"Kotak apa?" tanya Daniel penasaran
"Saya tidak tahu"
"Burung phoenix adalah simbol kerajaan Aloestremeria" sahut Agatha
"Atau mungkin dia seorang pengrajin yang diminta ayah untuk mendesain kotak tersebut?"
"Ngga Agatha,setiap kerajaan memiliki pengrajin sendiri untuk mendesain sebuah benda dengan simbol kerajaan"
"Dan juga jika sebuah benda memiliki simbol suatu kerajaan maka barang itu adalah barang yang penting bagi kerajaan" sahut Abe.
Mereka bertiga pun terdiam memikirkan tentang benda tersebut. Apa arti dari benda tersebut.