Agatha berjalan masuk ke dalam kamar ibunya. Kamar itu terlihat rapi dan bersih, mungkin saja omnya James yang membersihkannya. Ia pun membuka lemari dan melihat beberapa pakaian ibunya yang masih tersimpan dengan rapi. Ia pun menyentuh beberapa pakaian yang tergantung. Lalu ia melihat sebuah sweater yang biasa ibunya kenakan pada dirinya ketika dirinya kedinginan atau sedang demam.
Ia ingin sekali mengambil sweater untuk dibawanya ke asrama, namun sepertinya ia harus meminta izin dulu kepada om James.
Ia pun menutup kembali pintu lemari itu lalu berjalan ke arah meja yang ada di samping tempat tidur ibunya. Di atas meja terdapat sebuah novel yang sering dibaca oleh ibunya. Agatha pun mengambil novel itu lalu duduk di atas tempat tidur, ia membuka novel tersebut lalu tiba tiba terdapat sebuah foto yang terjatuh, Agatha pun mengambil foto itu dan dilihatnya foto seorang wanita yang adalah ibunya sambil menggendong dirinya sewaktu bayi bersama seorang pria yang Agatha tidak tahu siapa dia.
"Apakah ini ayah?" Gumam Agatha. Foto itu terlihat pria itu merangkul ibunya dengan tersenyum bahagia, ibunya dan pria itu terlihat bahagia di foto itu. Agatha pun mengambil foto itu lalu menyimpannya dalam saku celananya.
"Om udah datang, aku kira belum," ucap Agatha saat keluar dari kamar ibunya lalu melihat om James yang sudah ada di ruang tengah.
"Om udah beli nasi padang kesukaan kamu nih,"
"Akhirnya, selama aku di asrama aku ngga pernah makan nasi padang," ucapnya lalu menuju ke arah dapur untuk mengambil piring dan sendok.
Agatha menyantap makanannya dengan lahap, seperti biasa ia menyantap nasi padang menggunakan tangan, karena memang akan terasa lebih nikmat jika makan menggunakan tangan.
"Om, aku boleh ambil sweater yang punya ibu ngga untuk aku bawa ke asrama,"
"Boleh kok Agatha," Agatha pun tersenyum lalu mengangguk.
James yang sedang makan pun melihat ke arah kalung burung phoenix yang dikenakan Agatha.
"Kamu masing sering pakai kalung itu?"
"Iya om, aku selalu pakai, kata ibu harus dijaga dengan baik,"
"Ohh gitu," saat ini ingin sekali Agatha bertanya mengenai siapa pria yang ada di foto itu, namun Agatha tidak yakin. Bagaimana jika pria itu adalah ayahnya dan om James justru malah berbohong tentang siapa pria itu.
Sejak ia kecil om James tidak pernah memberitahu siapa ayah Agatha bahkan ibunya pun melakukan hal yang sama. Semenjak saat itu ia tidak mau bertanya lagi, karena setiap ia bertanya raut wajah om James dan ibunya pun berubah muram.
***
Agatha kini duduk di perpustakaan ditemani dengan buku biologi yang ada dihadapannya, minggu depan akan diadakan ulangan biologi.
"Agatha" ucap Sam yang muncul lalu duduk di sebelah Agatha sambil meletakan buku biologinya di atas meja.
"Tumben mau belajar juga, biasanya diajak ngga mau," Sam pun menarik nafasnya gusar.
"Kuis biologi gue minggu lalu nilainya jelek" terus minggu depan ada ulangan biologi lagi. Malas banget gue ahh," teriak Sam kesal.
"Sam suara lo" tegur Agatha, Sam pun melihat sekeliling dimana semua orang yang ada di dalam perpustakaan melihat ke arahnya dengan kesal.
"Apa lihat lihat'?" ucapnya sambil menatap orang orang yang melihat ke arahnya.
"Kesel gue sumpah,mana nyokap gue bakalan ancam mau pindahin gue ke luar negeri kalau gue buat ulah dan nilai gue jelek," Agatha turut prihatin mendengarnya. Agatha bingung bagaimana harus meresponnya karena ia belum pernah mengalami apa yang Sam alami. Ia pun menepuk pundak Sam pelan untuk menenangkannya.
"Hmmm, Agatha maka dari gue minta tolong ajarin gue dong kan guru biologi kita sama. Gue boleh lihat catatan lo?"
"Boleh" Agatha pun memberikan buku catatatannya pada Sam, Sam pun membuka buku catatan Agatha lembaran demi lembaran
"Wah lengkap ya catatan lo, rapi lagi. Catatan gue aja ngga selengkap lo padahal sama sama diajarin ibu Mirna"
"Lo fotokopi aja buat belajar"
"Oke deh"
"Oh iya bu Mirna selalu ngasih kuis setiap selesai materi tiap bab, nah lo belajar aja soal kuis itu. Lo masih simpan kan?"
"Masih, waktu SMP gue sering lihat Alexa selalu simpan soal sama jawaban kuisnya, jadi gue simpan deh sekarang siapa tahu penting"
"Itu memang penting Sam. Udah lo nyari aja jawabannya yang benar terus lo catat di deh buku catatan lo, dengan sendirinya lo bakalan ingat kok,"
"Ohh gitu ya,"Agatha pun mengangguk.
"Udah lo belajar gih, habis dari sini baru lo foto kopi buku catatan gue" Sam pun mengangguk
***
Agatha baru saja keluar dari ruangan siarannya, ia berjalan sambil membaca pesan LINE yang masuk di ponselnya dimana pesan tersebut berasal dari Abe yang mengajaknya untuk makan di kantin namun karena ia tadi belajar bersama Sam di perpustakaan dan setelah itu dirinya langsung ke ruangan club penyiaran karena ada rapat membuatnya tidak sempat membaca pesan itu.
Langkahnya terhenti ketika melihat Daniel baru saja keluar dari ruangan club fotografi dengan kamera yang tergantung di lehernya seperti biasa, pemuda itu berjalan dengan langkah yang cepat. Agatha yang ingin memanggilnya pun tak jadi.
Agatha pun mengikuti Daniel karena ada hal yang ingin ia sampaikan. Lalu tiba-tiba ia melihat Daniel yang berjalan bukan ke arah asrama namun berjalan ke arah belakang sekolah. Agatha pun mulai curiga dengan Daniel karena pemuda berjalan sambil melihat sekitar seolah olah berjaga jaga jika ada yang mengikutinya, Agatha yang menyadari hal itu pun langsung bersembunyi di balik tembok. Saat keadaan sudah aman Agatha pun mengikuti Daniel secara perlahan. Tibalah mereka di sebuah taman yang ada di belakang sekolah. Taman itu terlihat sudah tidak terurus dipenuhi ranting pohon yang berjatuhan dan daun kering yang bertebaran dan juga rumput yang menjalar.
Agatha pun berdiri dari agak kejauhan. Awalnya terlihat Daniel sendirian di taman itu namun tiba tiba muncul seorang pria yang keluar dari sebuah pohon yang ada di taman itu. Agatha terkejut melihatnya bagaimana seseorang bisa keluar dari pohon itu. Pria itu terlihat menggunakan jubah panjang berwarna krem dan di wajahnya terdapat sebuah gambar bercorak bungan berwarna silver yang mengkilat. Pria itu terlihat bukan seperti seorang manusia. Ketika ia melihat pria itu ia seperti melihat Daniel. Apakah mungkin ia seorang elf? Batin Agatha bertanya.
"Lama tidak berjumpa om" ujar Daniel. Agatha yang mendengar kata om membuat Gadis itu tersadar bahwa pria itu adalah seorang elf.
"Bagaimana kabar kamu?"
"Baik om. Apakah ibu baik baik saja?"
"Keadaannya mulai membaik"
"Syukurlah kalau begitu"
"Apakah aku bisa kembali suatu saat nanti om? aku ingin sekali bisa kembali ke sana"
"om juga berharap demikian, om akan berusaha cari jalan keluarnya agar kamu bisa kembali" Daniel pun mengangguk paham
"om ada hal yang ingin aku tanyakan"
"'apa itu?"
"lima tahun yang lalu sebelum aku datang ke sini aku pernah mendengar pembicaraan beberapa orang yang mengatakan bahwa salah satu anggota kerajaan aloestremeria memiliki anak dari seorang manusia,"
"iya itu benar, anak itu sudah lama lahir hanya saja 5 tahun yang lalu kabar itu mulai beredar, ditambah lagi kerajaan itu melarang rakyat dan anggota kerajaan untuk menikah dengan manusia"
"kira kira apakah om tahu siapa orang itu?"
"dia adalah adik bungsu dari raja kerajaan Aloestrameria yang sekarang"