Chereads / Agatha Eliosia / Chapter 6 - Abe

Chapter 6 - Abe

Agatha berdiri di ruang pencucian pakaian, ia menunggu pakaiannya yang sedang dicuci di dalam mesin cuci. Sesekali ia memegang kalungnya berpikir mengenai ayahnya.

"Awas kesambet lo," ucap seorang pemuda membuat Agatha tersadar dari pikirannya. Agatha mengenali pemuda ini. Abe anak kelas XI yang mencekalnya waktu itu. Agatha tidak mempedulikannya ia tetap diam menunggu pakainnya selesai dicuci.

Abe pun memasukan semua pakaian yang ada di keranjang bawaannya lalu dimasukan ke dalam mesin cuci.

Setelah mesin cuci mulai berputar Abe pun berdiri di samping Agatha menunggu pakaiannya.

Mesin cuci yang mencuci pakaian Agatha berhenti, ia pun mengeluarkan pakaiannya lalu memasukannya ke dalam keranjang.

Saat ia berjalan melewati Abe, pemuda itu menahannya lalu menyodorkan ponselnya kepada Agatha

"Kenapa kak?" Tanya Agatha bingung

"Nomor hp lo,"

"Buat apa?" Tanya Agatha lagi

"Buat ngechat lo lah," ucap Abe yang mendengus. Agatha diam, untuk apa pemuda itu ingin mengechatnya, ia tidak memberikan nomor hpnya ia berjalan melewati Abe. Sementara Abe hanya tersenyum miring melihat kepergian Agatha.

Agatha kini berada di ruang rekreasi, karena besok hari sabtu dan tidak ada kegiatan belajar mengajar hanya ada kegiatan ekskul, seperti biasa Agatha melepaskan penatnya menjauhkan dirinya dari hal berbau pelajaran sekolah, ia duduk di ruang rekreasi dimana ia memlih duduk di sebuah sofa yang berada dekat jendela yang menjadi tempat favoritnya.

Ia bersandar di sofa sambil memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu yang mengalun dikedua telinganya. Tiba-tiba ada yang melepaskan salah satu earphone dari telinganya, Agatha pun membuka matanya dan ternyata itu adalah Abe yang duduk di sebelahnya dan sudah memasang sebelah earphone miliknya ke telinga Abe.

"Ohh lo suka lagu chill kaya gini ya," ujar Abe

"Lumayan juga selera lo," lanjutnya yang tidak mempedulikan Agatha yang menatapnya dengan kesal. Pemuda itu sudah menganggu ketenangannya, padahal Agatha memang sengaja duduk di sini agar tidak ada yang menghampirinya.

"Gue perhatiin lo sering banget duduk di sini," ujarnya

"Nyaman aja di sini," ucap Agatha sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Agatha memang agak kesal, namun tempat ini bukan miliknya jadi setiap orang memang boleh duduk di sini.

"Lo suka one direction" Tanya Abe

"Iya, kakak tahu dari mana?"

"Soalnya setiap lo yang siaran pasti akan ada lagu one direction yang diputarin," Agatha cukup terkejut sedetail itu Abe mendengarkan siaran. Ya dirinya memang selalu memutar lagu one direction setiap ia melakukan siaran karena memang ia sangat menyukai boy band itu. Walau terkadang teman temannya mengejek bahwa one direction telah bubar namun ia tidak mempedulikan omongan mereka.

Ponsel Agatha berdering menampikan nama Seseorang yang membuat Agatha tersenyum tiba-tiba. Omnya James melakukan panggilan video, Agtha pun melepaskan earphone dari ponselnya

"Kak gue pergi dulu mau ngangkat panggilan," Abe hanya mengangguk kecil dengan tatapan datarnya melihat Agatha yang pergi.

Agatha pun keluar dari ruangan itu dan duduk di sebuah bangku panjang yang ada di lorong

"Halo om apa kabar?"

"Baik, kamu gimana?"

"Aku sehat kok. Om sekarang ada dimana?"

"Om baru tiba di Canberra, besok om udah balik ke Jakarta jadi malam gitu baru sampai,"

"Aku juga hari minggu mau ke rumah mau ambil beberapa pakaian aku,"

"Bagus deh minggu pagi om jemput kamu ya,"

"Ok deh om,"

"Om tutup dulu ya, mau istirahat cape banget soalnya. Om telpon mau lihat keadaan kamu aja kok,"

"Iya om, good night,"

"Good night Agatha,"

***

Hari hari sabtu Agatha dan teman temannya sesama ekskul penyiaran baru saja selesai membersihkan ruang ekskul mereka, sudah menjadi peraturan dalam ekskul ini mereka harus membersihkan ruangan ini dan juga mengecek peralatan penyiaran agar tidak ada ada yang hilang atau rusak.

Setelah selesai membersihkan ruangan itu Agatha berpamitan pada beberapa temannya yang masih ada di dalam ruangan itu untuk pergi .

Ia melewati lapangan basket indoor, ia melihat anak-anak basket yang sedang latihan baik tim putra maupun putri. Dengan sebotol air digenggamannya, Agatha masuk ke dalam ruangan itu lalu duduk di kursi penonton untuk melihat Alexa dan Sam latihan. Lagian kalau ia kembali di asrama pun tidak ada siapa siapa di sana karena Jasmin masih latihan cheers.

Agatha pun melambaikan tangannya pada Daniel yang melihat ke arahnya, pemuda itu hanya tersenyum kecil ke arah Agatha. Namun bagi Agatha pemuda itu tetap tidak tersenyum, biarpun hanya senyuman tipis pemuda itu tetap terlihat datar.

Karena masih waktu istirahat Daniel pun menghampiri gadis berambut panjang yang dibiarkan terurai itu.

"Ada apa?" Tanya Agatha

"Gue penasaran sama lo, lo pernah ngerasain sesuatu gitu dari tubuh lo, atau lo pernah ngelakuin sesuatu yang ngga biasa dilakuin manusia?" Agatha terdiam dan berpikir sebentar lalu menggeleng. Ia merasa tidak pernah merasakan atau berbuat seperti yang dikatakan Daniel.

Daniel pun melihat sekeliling dan hanya ia dan Agatha yang duduk di kursi penonton sedangkan yang lain duduk di dengan jarak yang cukup jauh.

"Gue rasa lo belum nyadar kalau lo punya kekuatan elf,"

"APA!" terika Agatha karena terkejut. Semua orang yang ada di ruangan itu pun melihat ke arah Daniel dan Agatha. Daniel pun menarik rambut Agatha karena kesal

"Aww sakit,"

"Makanya suara lo dikecilin,"

"Sorry gue kaget kak,"

"Kekuatan gimana kak?"

"Elf itu berhubungan dengan alam, jadi kekuatan yang kita miliki itu punya hubungan dengan alam sekitar, salah satunya kita bisa mengendalikan tumbuhan, kita bisa membuat tumbuhan bergerak,"

"Caranya?"

"Menggunakan pikiran kita,"

"Misalnya?"

"Gue susah untuk jelasinnya, oke sebentar malam jam 8 lo ketemu sama gue di taman belakang asrama, gue bakalan nunjukin lo di situ dan gue juga pingin ngajarin lo. Gue rasa lo perlu tahu hal itu karena lo seorang elf juga,"

"Serius kak?"

"Iya," Agatha pun tersenyum bahagia, ia tidak menyangka seorang Daniel yang cuek mau membantunya belajar kekuatan elf.

Seperti biasa Agatha, Alexa, Jasmin, dan Sam duduk menyantap makan siang mereka di kantin asrama. "Eh kita nonton bioskop yuk udah lama nih gue nggap pernah ke bioskop semenjak masuk sekolah ini," ucap Jasmin

"Gue setuju, mana kita ngga boleh nginap di rumah kita kecuali pas liburan lagi,"

"Oke deh gue ikut," mereka bertiga pun melihat ke arah Alexa yang hanya diam menyantap makanannya.

"Kalau mau nonton tinggal buka netflix kita nonton bareng aja,"

"Feelnya beda lah Alexa. Di bioskop lebih asik speakernya gede,"

"Ayolah Alexa, masa lo mau di asrama mulu sama buku-buku lo itu," ucap Jasmin yang berusaha merayu Alexa agar mau ke bioskop bersama mereka. Alexa adalah anak yang sangat susah untuk diajak jalan-jalan ia lebih memilih diam di asrama membaca buku-bukunya.

"Pacaran itu sama manusia bukan sama buku Alexa," ujar Sam

"Apasih lo" sahut Alexa kesal.

"Ya lo tiap hari aja sama buku kaya pacaran aja,"

"Ayo Alexa ikut ya," ajak Agatha

"Hmmm oke deh gue ikut,"

"Yes," ucap Jasmin

"Nah gitu dong," sambung Sam

Sementara masih di ruangan yang sama pandangan Agatha kini teralihkan pada sesosok pemuda yang tak asing baginya dengan masih menggunakan seragam voli pemuda dan beberapa temannya menyuruh beberapa anak itu yang duduk di meja makan untuk menyuruh mereka pergi dari situ agar ia dan teman-temannya duduk di situ.

Agatha hanya menggelengkan kepalanya melihat perlakukan Abe itu. Padahal banyak bangku yang kosong, tapi ia justru menyuruh beberapa murid itu pergi