Chereads / Agatha Eliosia / Chapter 2 - Ekskul

Chapter 2 - Ekskul

Waktu tepat menunjukan pukul 5 pagi, Agatha yang sudah terbiasa bangun di jam seperti itu untuk melakukan rutinitasnya yaitu jogging pun langsung bangun dan mulai bersiap-siap.

Ia membuka gorden jendela kamarnya terlihat di luar masih terlihat gelap, dan juga kedua teman sekamarnya Alexa dan Jasmin masih tertidur lelap.

Suhu ruangan kamar ini terasa dingin dan benar saja saat dilihatnya AC di kamar itu suhunya 16 derajat celcius padahal biasanya 18 derajat saja sudah terasa dingin.

Agatha menduga itu adalah ulah Jasmin yang menurunkan suhunya, menurutnya 18 derajat itu masih terasa panas.

Agatha berlarian di sekita taman asrama, tamannya luas dan asri dikelilingi oleh pohon pohon rindang, ada beberapa murid juga yang sedang melakukan jogging atau bersepeda.

Saat ia tengah berlari ia melihat cahaya kecil seperti kunang kunang dan berasal dari balik pohon dan juga suara-suara asing. Cahaya itu pun menghilang saat Agatha sempat ingin menghampiri pohon itu.

"Kunang kunang mungkin," gumamnya, ia pun kembali berlari meninggalkan pohon itu.

Sudah hampir 30 menit Agatha berlarian ia pun memutuskan untuk kembali ke asramanya, untuk bersiap-siap ke sekolah. Setibanya di asrama terlihat Jasmin yang masih tidur dan terdengar suara air dari kamar mandi yang mengartikan bahwa Alexa lah yang sedang mandi. Ia pun mulai menyiapkan buku-bukunya dan juga seragam sekolahnya sembari menunggu giliran dirinya untuk mandi.

"Belum bangun juga dia?" Ucap gadis berambut pendek yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ta lo mandi gih biar gue bangunin nih anak," Agatha pun mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.

"Pantas aja betah tidurnya, suhu AC aja dia turunin jadi 16," Alexa pun mengambil remot AC lalu mematikan AC tersebut.

Karena percuma untuk dibangunkan pun dia tidak akan bangun kecuali AC dimatikan maka dengan sendirinya Jasmin akan bangun.

Alexa pun memadamkan lampu kamar dan membuka jendela kamar, Alexa adalah tipe orang yang lebih menyukai udara segar dibandingan dinginnya suhu AC karena baginya udar segar yang berasal dari alam lebih menenenangkan. Benar saja belum beberapa menit Jasmin pun perlahan bangun tidurnya

"Kenapa AC nya dimatiin sih?"

"Alexa pasti lo yang matiin kan,"

"Lo ngga akan bangun kalau AC nya ngga gue matiin,"

"Udah kaya nyokap gue lo,"

"Jangan tidur lagi lo, habis Agatha mandi lo masuk sana udah jam 6 nih,"

"Ahhh, gue masih pengen molor ngantuk banget gue,"

"Lo tidur lagi gue siramin lo pake air,"

"Jahat banget sih iya iya gue bangun nih,"

***

"Sudah seminggu gue ada di sekolah ini, dan gue baru sadar kalau banyak cogan di sekolah," ucap Jasmin sambil melihat sekeliling, matanya tak pernah berhenti untuk untuk menatap setiap pemuda yang berada di kantin itu.

"Ngga sia sia gue harus ngalah sama orang tua gue buat sekolah di sini," lanjutnya.

Sarapan pagi ini adalah nasi goreng, sejak tadi Agatha hanya menyingkirkan setiap kacang polong yang ada di nampannnya.

"Jasmin lo belum makan dari tadi," ucap Agatha yang memperhatikan makanan Jasmin yang sepertinya belum tersentuh.

"Dia udang kenyang lihat cogan yang lewat," sahut Alexa lalu meminum airnya.

"Habisin sarapan lo sebelum bel masuk," nasihat Agatha.

"Alexa," panggil seorang pemuda yang lewat di depan mereka memegang nampan yang kosong.

"Lo sekolah di sini juga ya?" ujar pemuda itu.

"Sam, gue ngga heran lihat lo sekolah di sini," ujar Alexa sambil tersenyum smirk. pemuda itu pun hanya meresponnya dengam tersenyum miring.

"Teman lo?" Tanya Jasmin

"Iya, gue teman SMP nya Alexa," sahut Sam

"Kenalin sama kita dong Alexa," Alexa sudah tahu kedok Jasmin tak bisa saja ia lepas dari yang namanya cowok.

"Ini-," ucap Alexa terpotong ketika Jasmin yang lebih dahulu yang memperkenalkan dirinya

"Gue Jasmin,"

"Dan di sebelah gue ini Agatha," lanjut Alexa

"Gue Sam, salam kenal ya," bel sekolah berbunyi mereka pun mulai membereskan nampan mereka lalu langsung menuju ke kelas mereka masing-masing.

Agatha sudah berada di kelasnya, ia berada di kelas yang berbeda dengan Alexa dan juga Jasmin, dimana Agatha berada di kelas X B, Alexa di kelas X A, dan Jasmin di kelas XC. Pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran Sejarah, Agatha tidak suka pelajaran Sejarah, nilainya selalu pas pasan selama di SMP ia mungkin akan merasa ngantuk selama pelajaran sejarah. Agatha berusaha mempertahankan dirinya agar tidak mengantuk, dan tetap memperhatikan penjelasan Pak Santoso sambil mencatat di bukunya.

"Selamat pagi pak," ucap seorang pemuda dengan dengan tubuh tegapnya dan ekspresi datar berdiri di depan pintu kelas.

"Pagi, kamu ada perlu ada?"

"Saya ingin memberikan paket pak, tadi dikirimkan ke ruang guru atas nama bapak,"

"Oh iya, makasih ya,"

"Sama-sama pak, saya permisi dulu,"

Agatha tahu pemuda itu, dia adalah salah satu senior yang menjadi panitia MOS minggu lalu, kalau tidak salah ia juga merupakan anggota ekskul fotografi, karena para senior sempat memperkenalkan Ekskul mereka kepada murid baru.

bel istirahat berbunyi pak Sontoso pun langsung mengakhiri kelasnya, dan Para murid pun membereskan buku-buku mereka, setelah pak Santoso keluar kelas, Agatha dan murid yang lain mulai keluar kelas. Agatha menuju ke lokernya untuk menyimpan bukunya.

"Agatha, lo udah tahu mau ambil ekskul apa?" ucap seorang gadis yang menghampirinya, namanya Salsa, ia adalah teman sekelas Agatha yang duduk di belakang Agatha.

"Gue belum tahu, kalau lo?"

"Kayanya jurnalis sih, gue harap ada teman sekelas kita yang juga ambil jurusan yang sama,"

"Karena?"

"Supaya ada temannya gitu pas awal masuk,"

"Coba tanya sama yang lain siapa tau ada kan,"

"Coba nanti gue tanya,"

Agatha berjalan menyusuri koridor, lalu tatapannya jatuh pada brosur yang ditempelkan di majalah dinding, dimana sebuah brosur dari club penyiaran yang sedang mencari anggota baru.

Agatha suka radio ia sering mendengarkan radio, dulu juga ia sempat ingin menjadi penyiar radio saat masih SMP. Ia melihat waktu pendaftarn hanya berlangsung selama satu minggu, dimana artinya ia harus segera mendaftar. namun tak tahu mengapa ia masih enggan dan malas untuk masuk ke sebuah ekskul, ia pun kembali berjalan dan memutuskan untuk memikirkannya nanti, ia masih mempunyai waktu enam hari lagi.