Chereads / Reincarnation From the Past to Meet You / Chapter 13 - Apa Hubungan Antara Zico dan Steve

Chapter 13 - Apa Hubungan Antara Zico dan Steve

"Hah, senang rasanya untuk pertama kali ke Singapura." Kata Lyra sambil melihat pemandangan di balkon hotel.

"Iya, apa sangat indah?" Tanya Steve.

"Iya sangat indah, ayo kita jalan - jalan keluar. Bagaimana?" Ajak Lyra.

"Baiklah."

Steve dan Lyra keluar dari kamar, lalu pergi jalan - jalan. Dengan suasana ramai dan hangat. Membuat mereka berdua betah untuk berlama - lama diluar.

"Apakah kamu lapar?" Tanya Steve.

"Kurasa sedikit." Jawab Lyra.

"Ayo kita coba jajanan atau tempat makan disini." Ajak Steve yang sudah menggandeng tangan Lyra.

"Baiklah, ayo." Lyra pun ikut menggenggam tangan Steve.

Mereka berdua berjalan kaki mencari tempat makan disekitar situ. Ternyata banyak kuliner atau jajanan di Singapura. Lyra dan Steve menyantap semangkuk chicken rice dan ditemani segelas es teh manis.

"Ini sangat enak." Kata Lyra sambil makan.

"Iya enak. Makanlah yang kenyang." Jawab Steve.

Mereka berdua makan dengan lahap, rasa chicken rice nya benar - benar enak. Chicken rice termasuk kuliner yang banyak ditemukan diseluruh penjuru di Singapura. Setelah mereka berdua makan, mereka kembali ke hotel untuk istirahat.

...

"Perut ku sungguh kenyang, dan besok ada rapat pertemuan. Kira - kira jam berapa dimulai rapat itu?" Tanya Lyra yang sedang membersihkan wajahnya.

"Jam 11 siang sampai 3 sore." Jawab Steve yang sedang menyusun data yang akan dibawa besok.

"Baiklah. Kalau begitu, mau aku siapkan pakaian nya sekarang agar besok tidak terburu - buru?" Tanya Lyra.

"Baiklah, keluarkan saja dari tasku." Jawab Steve.

Lyra mengambil koper Steve lalu membukanya dan mengambil kemeja, celana panjang serta jas. Lyra menyetrika pakaian itu menggunakan setrika uap yang terdapat dikamar hotel.

"Sudah selesai. Aku sangkut disini ya." Kata Lyra mengantung di pakaian Steve di tempat gantung pakaian.

"Terima kasih. Sudah ayo istirahat, besok ada rapat pertemuan yang harus dihadiri." Kata Steve yang sudah siap - siap untuk tidur.

"Sama - sama Steve." Balas Lyra.

Lyra naik ke tempat tidurnya dan menarik selimut. Begitu pula dengan Steve yang menarik selimut lalu menutup mata. Keduanya mulai terlelap dalam mimpi masing - masing.

...

Cahaya putih mulai mengisi mimpi Lyra, yang datang dengan terang dan silau.

"Putih sangat putih... Apakah itu kembali lagi?" Guman Lyra

Lyra melihat bahwa seseorang yang mirip dirinya, sedang melindungi seseorang yang memiliki wajah bermirip seperti Steve. Sebuah panah melesat tepat di jantung orang yang mirip dengannya.

Seseorang yang mirip dengan Steve yang melihat kejadian itu seketika diam membeku. Wanita yang bernama Lyra pun mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

"T - tidak." Teriak Lyra saat melihat kejadian itu.

Lyra yang ketakutan melihat kejadian yang terjadi di depan matanya hanya bisa gemetaran, karena Lyra memiliki phobia takut akan suatu hal yang berhubungan dengan darah. Lyra yang ikut terduduk lemas tidak berdaya dalam mimpi tersebut.

"Tapi kenapa aku merasakan sakit yang sama dengan seseorang yang memiliki wajah denganku." Lirih Lyra kesakitan.

...

"T - tidak." Teriak Lyra saat tidur.

Steve yang terbangun segera menghampiri Lyra yang sudah berkeringat dingin dan bibirnya yang memucat. Steve mulai teringat kejadian saat dimasa lalunya saat Lyra terjatuh ketanah. Dirinya merasa bersalah atas kematian Lyra waktu itu. Steve segera membangunkan Lyra.

"Lyra... Lyra... Bangun Lyra..."

Tapi Lyra tidak bangun - bangun, Steve sudah semakin panik. Setetes air mata kekuar dari kedua mata Lyra. Lyra langsung membuka matanya. Steve yang kebingungan ditambah terkejut saat melihat Lyra sadar. Lyra melihat kearah Steve dengan pandangan uang sulit diartikan.

"Kamu kenapa Lyra?" Tanya Steve.

"A - aku hanya... Aku..."

Lyra mulai bingung dengan pikirannya yang tidak tahu harus mengatakan apa. Steve tiba - tiba memeluknya.

"Sudahlah, kamu perlu harus menceritakannya padaku sekarang. Kamu bisa menceritakannya jika kamui ingin menceritakannya." Kata Steve sambil mengelus rambut Lyra.

Lyra yang nyaman dengan pelukan Steve sedikit demi sedikit mulai larut dalam pelukan. Pelukan yang akan membuatnya tenang.

"Apa kamu sakit?" Tanya Steve.

"Tidak." Jawab Lyra.

"Tapi bibir mu pucat." Kata Steve sambil melepaskan pelukannya.

"Apakah itu benar?" Tanya Lyra tidak percaya.

"Iya, mau aku pesankan makanan?" Tanya Steve pada Lyra.

"Tidak perlu, aku baik - baik saja." Kata Lyra dengan canggung.

"Sepertinya kamu kekurangan zat besi, sebentar akan aku pesankan makanan."

"Tidak perlu. Ini sudah malam. Nanti pagi saja." Tolak Lyra dengan halus.

"Baiklah."

Steve kembali tertidur memikirkan apa yang terjadi pada Lyra. Pasalnya Lyra terlihat mengalami mimpi buruk.

"Sepertinya ia memimpikan hal itu lagi." Guman Steve.

...

"Aku tidak mengerti, apa yang terjadi dimimpi itu. Haruskah aku menceritakannya pada Steve?" Pikir Lyra.

"Sebaiknya akan aku ceritakan nanti."

Lyra mulai terlarut kembali dalam tidurnya. Dan berharap tidak memimpikan hal itu lagi. Karena Lyra takut melihat darah.

...

Alarm di samping tempat tidur Lyra bergetar. Lyra segera terbangun dan mulai merenggangkan otot - ototnya. Lyra menghampiri Steve yang sedang tidur. Steve yang masih terlelap dari tidurnya membuatnya terlihat sangat tampan.

"Steve sangat tampan." Lirih Lyra.

Lyra pun segera menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Steve yang mendengar Lyra mengatakan dirinya sangat tampan merasa senang.

"Aku memang sangat tampan." Guman Steve.

Steve kemudian membuka mata, dan melihat ke sekelilingnya. Dan mendapati Lyra yang keluar dari kamar mandi, lalu membuatkan teh manis. Setelah membuat teh manis, Lyra membawakan teh manis untuk Steve.

"Minumlah." Kata Lyra dengan tersenyum.

"Terima kasih." Jawab Steve sambil mengambil cangkir teh dari tangan Lyra.

"Sama - sama. Tentang kejadian semalam, aku bermimpi buruk. Aku melihat seseorang yang memiliki wajah sepertiku tertancap panah dijantungnya. Itu sangat menyeramkan." Jelas Lyra.

"Ah, itu hanya mimpi buruk Lyra. Mimpi itu mungkin sedang memberitahukan suatu pesan untuk kamu." Jawab Steve.

"Semoga saja ia mengerti maksudku." Kata Steve dalam hati.

"Kurasa begitu. Akan aku cari jawabannya." Jawab Lyra dengan sungguh - sungguh.

Steve mulai memikirkan apakah Lyra akan mengerti tentang mimpi itu.

...

"Ayo Steve nanti kita telat." Ajak Lyra.

"Iya Lyra." Jawab Steve sedang mencari taksi online.

Mereka segera turun kebawah untuk menunggu taksi itu. Tidak lama kemudian taksi itu pun datang. Steve dan Lyra masuk ke dalam mobil itu. Mobil pun melaju kearah yang dituju.

Sesampainya disana Steve dan Lyra masuk kedalam. Disana banyak orang penting yang berpartisipasi dalam acara ini. Steve dan Lyra masuk ke dalam ruang pertemuan dan duduk.

"Halo Steve Carmain. Senang bertemu dengan mu." Sapa Zico teman saingan dikuliahannya dulu.

"Halo Zico, senang bertemu denganmu. Kebetulan sekali kita bisa bertemu disini." Sapa Steve balik.

"Apa itu sekretaris mu?" Tanya Zico penasaran.

"Iya, dia sekretaris ku." Jawab Steve. Zico pun tersenyum kearah Lyra membuat Steve sangat tidak menyukai kehadiran Zico.

"Halo, namaku Zico Alvano." Sapa Zico.

"Halo, namaku Lyra Vanessa." Sapa Lyra balik.

"Apa kamu punya pacar?" Tanya Zico pada Lyra.

"Aku..." Belum sempat Lyra menyelesaikan berbicara dengan cepat Steve menjawab pertanyaan Zico.

"Dia pacarku." Jawab Steve dengan cepat.

"Ah, baiklah." Jawab Zico.

Zico pun menghentikan pembicaraannya, dan mulai menikmati acara pertemuan itu.

"Hadirin yang terhormat, para hadirin di persilahkan mengambil tempat duduk masing - masing." Kata sang pembawa acara.

...

"Lyra Vanessa, nama yang sangat cantik. Ia akan menjadi milik ku." Guman Zico dengan tersenyum memperhatikan Lyra.

"Aku benar - benar tidak suka dengan Zico. Pasti ia akan merencanakan sesuatu yang tidak baik. Aku harus menjaga Lyra." Guman Steve.

"Apa yang terjadi dengan mereka. Mengapa Steve tidak menyukai Zico? Apa yang terjadi?" Guman Lyra.