Keesokan harinya Lexa dan Zico mempersiapkan acara reuni itu. Mulai dari makanan dan minuman serta susunan acara dan dekorasi sudah di siapkan.
"Bagaimana apa ini sudah lengkap?" Tanya Lexa.
"Sudah. Tinggal menunggu kehadiran mereka." Jawab Zico.
"Ya, kamu benar. Tinggal menunggu mereka masuk ke dalam perangkap."
...
Steve mengajak Lyra pergi ke mall untuk mencari pakaian yang bagus untuk pergi ke acara reuni tersebut. Steve tidak tahu jika Zico ada di dalam acara reuni itu. Sesampainya di mall, Steve dan Lyra mulai pakaian yang cocok untuk Lyra. Mereka pergi ke arah yang menjual pakaian wanita.
"Bagaimana yang ini, apakah ini bagus?" Tanya Lyra sambil memperlihatkan gaun uang berwarna hitam.
"Hm, ku rasa tidak. Terlalu gelap." Jawab Steve.
"Bagaimana masa dengan ini?" Tanya Lyra dengan memegang gaun berwarna merah.
"Kurasa bagus. Sana coba dulu." Kata Steve.
Lyra pun mencoba gaunnya, dan melihat diri dari pantulan cermin. Sebuah impiannya menjadi kenyataan yaitu menjadi seorang Cinderella untuk beberapa saat. Lyra keluar dari ruang ganti. Steve terperangah melihat penampilan Lyra.
"Cantik." Kata Steve.
Sampai - sampai mata Steve tidak berkedip lagi melihat penampilan Lyra yang sangat cantik. Sedangkan Lyra hanya tersipu malu mendengar pujian dari Steve.
"Terima kasih." Kata Lyra dengan tersenyum.
"Ayo, kita cari sepatunya." Ajak Steve.
"Baiklah." Lyra kembali ke ruang ganti pakaian dan mengganti pakaiannya.
"Kenapa Steve begitu baik padaku, sedangkan aku tidak akan bisa membalas kebaikan nya." Guman Lyra, Lyra pun keluar dari kamar ganti itu. Dan menghampiri Steve.
"Ini ada beberapa sepatu, coba kamu lihat yang mana cocok untuk kamu." Saran Steve.
Lyra yang melihat sepatu mahal berwarna , merah dan hitam yang begitu mewah, Lyra hanya bisa terdiam dan bingung bagaimana cara nya agar dapat membalas kebaikan Steve yang begitu baik padanya. Lyra mencoba sepatu - sepatu tersebut.
"Aku rasa yang warna hitam akan lebih cocok untuk ku." Kata Lyra.
"Aku rasa begitu. Apa sudah cukup?" Tanya Steve pada Lyra.
"Sudah." Jawab Lyra sambil tersenyum.
Steve kemudian membawa sepatu hitam ke meja kasir dan juga gaun merah. Lyra tampak seperti orang yang kebingungan. Lyra bingung bagaimana cara mengganti uang Steve. Ia tidak mau jika setiap saat harus menggunakan uang Steve.
"Totalnya Rp 550.000,00." Kata seorang kasir wanita tersebut.
"Ini." Steve menyerahkan kartu black card nya. Kasir tersebut pun mengembalikan kartu tersebut dan segera membungkus belanjaan Lyra dan Steve.
"Ayo, Lyra kita pulang." Ajak Steve. Lyra yang tampak termenung sejenak tiba - tiba buyar karena Steve menyebut namanya.
"Ah iya." Jawab Lyra dengan cepat dan mengambil kantong belanjaan tersebut.
Steve yang sedari tadi melihat Lyra termenung dan bertingkah aneh, merasa penasaran dengannya.
"Apakah aku membuat kesalahan?" Guman Steve.
Mereka berdua pun berjalan menuju parkiran. Steve kemudian membuka pintu mobil untuk Lyra. Lyra lalu masuk ke dalamnya dan disusul pula oleh Steve. Steve yang mengendarai mobil nya semakin bingung dengan perubahan sikap Lyra.
...
Steve dan Lyra pun sampai dirumah Steve. Steve sudah menyewa orang yang jago dalam merias wajah. Lyra kemudian di dandani oleh orang tersebut. Lyra sebenarnya tidak ingin merepotkan siapa pun. Saat selesai didandani, Steve semakin terpukau melihat wajah Lyra yang begitu cantik dengan ditambah make up yang natural. Di tambah lagi dengan gaun merah yang membalut tubuh rampingnya.
Steve yang tidak bisa berkata - kata, hanya bisa terperangah. Ibu Steve yang melihat itu hanya tersenyum lucu melihat tingkah anaknya itu. Lyra yang merasa malu di lihat oleh Steve. Hanya tersipu malu.
"Kamu begitu cantik hari ini." Puji Steve.
"Terima kasih." Jawab Lyra.
"Tunggu sebentar, aku akan bersiap - siap." Steve segera meninggalkan Lyra dan mempersiapkan dirinya.
Beberapa lama kemudian Steve sudah selesai mempersiapkan diri nya. Dan segera menghampiri Lyra yang sudah menunggu nya sedari tadi.
"Bagaimana? Apa aku tampan?" Tanya Steve dengan percaya diri.
"Iya." Jawab Lyra dengan tersenyum.
"Ayo pergi." Ajak Steve.
"Iya, Ibu aku berangkat dulu ya." Ijin Lyra kepada Ibu Steve.
"Ibu aku berangkat dulu." Kata Steve sambil menggandeng tangan Lyra menuju keluar rumah.
"Iya nak, hati - hati." Jawab Ibu Steve sambil tersenyum melihat anaknya sudah berhasil menemukan wanita impiannya.
...
Steve segera menghidupkan mobilnya, dan melaju ke tempat reuni kuliahannya. Steve yang melihat Lyra kembali termenung akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Kamu kenapa Lyra? Apa ada masalah?" Tanya Steve.
"Ah, tidak ada apa - apa." Jawab Lyra dengan cepat.
"Tidak apa Lyra, katakan yang sebenarnya. Siapa tahu aku bisa membantu menyelesaikan masalah kamu. Ingat Lyra, masalah mu termasuk juga masalah ku, Lyra."
"Aku... Aku hanya saja bingung bagaimana caranya aku membayar semua ini." Lirih Lyra sambil menundukkan kepala nya.
"Tidak apa Lyra. Itu untuk kamu. Kamu tidak usah perlu bersusah payah untuk mengganti semua itu Lyra. Aku ikhlas membelikan semua itu untuk kamu." Jelas Steve.
"Tapi Steve, aku sudah banyak menyusahkan mu." Lirih Lyra lagi.
"Iya Lyra. Tidak apa - apa kok. Anggap saja itu hadiah dari ku untuk kamu." Jawab Steve.
"Kalau begitu, terima kasih Steve." Kata Lyra dengan tersenyum lalu mencium pipi Steve.
Steve yang merasakan itu untung saja tidak kehilangan kendali. Kalau tidak pasti akan sangat memalukan. Akhirnya mereka sampai ditempat reuni tersebut. Banyak orang - orang yang berpesta di sana. Steve dan Lyra berjalan memasuki tempat itu. Dan tampak sepasang mata mengawasi mereka.
...
"Akhirnya mereka datang." Guman Zico dengan tersenyum jahat.
Steve dan Lyra hanya duduk melihat orang uang sedang berbincang - bincang.
"Ramai sekali. Apakah kamu menyukai nya Lyra?" Tanya Steve.
"Iya, aku suka Steve." Jawab Lyra.
Tiba - tiba Lexa datang membawakan minuman untuk Steve dan Lyra.
"Halo Steve, halo Lyra." Sapa Lexa ramah.
"Halo." Sapa Lyra dengan ramah, sedangkan Steve hanya membuang muka kearah lain.
"Apakah kalian haus? Ini aku bawakan minuman. Aku harap kalian berdua dapat menikmati pesta sambil minum." Kata Lexa.
"Iya aku haus." Kata Lyra dengan tersenyum.
"Ini buat kamu. Ini buat Steve." Kata Lexa sambil memberikan kedua minuman itu pada Steve.
"Terima kasih Lexa." Kata Lyra setelah mengambil minuman tersebut dari tangan Lexa.
"Sama - sama. Aku harus pergi, aku harus menunggu temanku yang sebentar lagi akan sampai." Kata Lexa yang terburu - buru pergi.
"Iya." Jawab Lyra. Lyra kemudian memberikan minuman pada Steve.
"Ini Steve buat kamu." Kata Lyra sambil memberikan minuman itu oada Steve. Steve kemudian mengambil minuman itu dengan terpaksa karena tidak ingin menyakiti perasaan Lyra.
"Terima kasih." Kata Steve.
"Sama - sama." Jawab Lyra.
Steve dan Lyra mulai menimun minuman yang diberikan Lexa. Mereka tidak tahu jika di minuman Lyra terdapat obat.
...
"Lihat saja. Lyra akan menjadi milikku." Kata Zico yang tengah berdiri di belakang mereka.
1 jam pun berlalu, tiba - tiba Lyra ingin buang air kecil. Tapi Lyra juga merasa jika kepala nya pusing. Lyra berniat tidak memberitahu Steve, agar Steve tidak khawatir dengan nya.
"Steve aku ke kamar kecil dulu ya." Kata Lyra.
"Iya Lyra, hati - hati ya." Jawab Steve.
Dengan hati - hati, Lyra berjalan menuju kamar mandi untuk membuang air kecil. Setelah membuang air kecil. Lyra berjalan keluar dari kamar kecil itu. Tiba - tiba tubuhnya memanas dan pengelihatan nya mulai gabur.
Lyra hanya melihat seseorang datang kepadanya. Lyra hanya bisa mengatakan "tolong", Lyra pun pingsan, tapi orang tersebut menggendong Lyra ke sebuah kamar yang sudah dipesan nya.
...
Sesampainya di kamar, Zico menurunkan Lyra ditempat tidur. Dan menatap intens wajah Lyra. Zico pun memulai aksinya. Zico membuka setengah resleting pakaian Lyra, lalu menarik baju Lyra bagian depan agar terlihat sedikit melorot. Zico dengan segera berbaring didepan Lyra. Zico mengambil ponsel nya. Dan memfoto dirinya yang terlihat seolah - olah dirinya dan Lyra sedang tidur bersama.
Steve yang menunggu Lyra mulai khawatir dengannya. Lexa juga memulai aksinya, ia menghampiri Steve yang sedang khawatir.
"Ada apa kamu kesini. Sana pergi." Usir Steve.
"Kamu kenapa Steve?" Tanya Lexa.
Steve hanya diam, dan tidak menjawab pertanyaan dari Lexa.
"Kamu menunggu Lyra ya?" Tanya Lexa lagi.
"Jika iya kenapa?" Tanya Steve.
"Aku hanya bertanya, apa tidak boleh jika aku bertanya." Jawab Lexa.
Steve kembali diam tidak mau menjawab pertanyaan Lexa.
"Dengar, aku mencintaimu. Bisa kah kamu mencintai ku?" Teriak Lexa. Sampai - sampai semua orang disana melihat mereka.
"Dengar kan aku, aku tidak sama sekali mencintaimu." Jawab Steve dengan dingin.
"Tapi bagaimana dengan anak kita Steve." Lirih Lexa dengan berpura - pura akting. Steve terkejut mendengar apa yang dikatakan Lexa.
"Dengar baik - baik. Aku tidak pernah berhubungan apa pun dengan mu." Steve segera beranjak dari tempat duduknya. Dan berniat mencari Lyra.
Lexa yang memandangnya dari belakang hanya tersenyum licik.
"Waktunya sudah dimulai." Guman Lexa.
...
Zico memposting foto itu disosial media dengan nama pengguna aku yng berbeda. Dan berharap orang - orang mempercayai jika Lyra tidak berpacaran dengan Steve. Zico dengan tersenyum licik meressa puas dengan rencananya.
Steve mulai mencari Lyra, tiba - tiba Steve bertanya kepada tukang bersih - bersih yang sedang membersihkan kamar kecil wanita tersebut.
"Permisi, apakah kamu melihat seorang wanita memakai gaun merah?" Tanya Steve.
"Seperti nya ada, ia dibawa oleh seseorang ke kamar nomor 11." Kata tukang bersih tersebut.
"Terima kasih." Steve segera menuju ke kamar nomor 11 tersebut.
"Semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi pada Lyra." Guman Steve khawatir.