Lyra yang masih termenung yang hanyut dalam perasaan nya. Berharap bisa membuat Steve kembali kepadanya. Lyra berpikir jika ceritakan semuanya, pasti akan baik - baik saja. Tapi mengapa Steve tidak mau mendengar penjelasannya?
Lyra mencoba berpikir positif, dan berniat mencari bukti bahwa ia tidak melakukan nya. Lyra mengecek ponselnya, dan melihat ada yang aneh dengan maksud Steve tentang foto dirinya dan Zico terposting di Instagram dengan nama pemilik akun yang sama dengannya.
"Sejak kapan aku punya Instagram, aku hanya punya WhatsApp dan Twitter saja. Jika aku memang tidak sadarkan diri, lalu siapa yang memposting foto tersebut?"
Lyra memutuskan untuk mengunduh aplikasi Instagram tersebut dengan menggunakan nama samaran untuk akunnya. Lyra mulai mencari nama pengguna Instagram itu, dan melihat beberapa postingan itu. Lyra terkejut saat melihat beberapa fotonya bersama Zico.
"Ini tidak mungkin? Bagaimana bisa aku memotret foto ini?" Kata Lyra tidak percaya.
"Apa aku pergi lagi ya ke tempat reuni itu untuk mengecek apa ada CCTV di sana." Pikir Lyra.
"Apa aku menghubungi Ibu Steve saja ya? Semoga saja Ibu Steve mau membantu aku." Pikir Lyra lagi.
...
Sebuah telepon berdering, Ibu Steve dengan segera mengangkat telepon itu.
"Halo nak, ada apa Lyra?" Tanya Ibu Steve dengan ramah.
"Iya Bu, Lyra mau minta tolong boleh tidak?" Tanya Lyra hati - hati.
"Iya nak, boleh. Minta tolong apa?" Tanya Ibu Steve.
"Besok apa Ibu punya waktu, jika ada saya mau mengajak Ibu ke tempat reuni Steve kemarin."
"Sepertinya Ibu tidak sibuk, memangnya ada apa dengan tempat itu?" Tanya Ibu Steve penasaran.
"Lyra mu mengecek rekaman CCTV disana." Jawab Lyra dengan semangat.
"Tapi Lyra, kakimu masih belum sembuh." Kata Ibu Steve khawatir.
"Tidak apa - apa Bu, demi menjelaskan semuanya pada Steve. Agar Steve tidak salah paham lagi." Kata Lyra sedih.
"Iya nak. Nanti Ibu jemput ya. Kamu mau pergi jam berapa?" Tanya Ibu Steve.
"Jam 01.00 siang, Bu. Ibu tenang saja, Lyra akan meminta cuti kepada Steve."
"Baiklah nak, apa Ibu saja yang meminta Steve memberimu cuti. Kalau kamu yang minta, Ibu takut tidak akan dikasih."
"Baiklah Bu, terima kasih banyak, Bu." Kata Lyra dengan senang.
"Iya nak, sama - sama."
Lyra segera mematikan teleponnya, Ibu Steve mulai berpikir mungkin ada harapan untuk menyatukan Steve dan Lyra.
"Semoga saja itu terwujud." Guman Ibu Steve.
...
"Tuan, ada beberapa wartawan di luar." Kata seorang saptam.
"Untuk apa mereka kesini?" Tanya Steve bingung.
"Mereka datang kesini untuk menanyakan tentang hubungan Tuan dan Lyra serta tentang video Tuan menolak Lexa kemarin." Kata saptam dengan menunduk.
Steve hanya terdiam, dan menyuruh saptam itu pergi.
"Bagaimana bisa video itu bisa terposting? Siapa yang merekam nya?" Guman Steve bingung.
Steve keluar dari ruangannya dan berjalan menuju keluar pintu masuk perusahaan tersebut. Lexa yang mengamati dari jauh, merasa senang. Karena rencananya akan berhasil sebentar lagi.
"Lexa selamat ya, kamu hamil anaknya Steve." Kata teman kerja Lexa.
"Iya terima kasih ya." Kata Lexa.
...
"Tuan, apa boleh kami tahu apa penyebab Tuan memutuskan hubungan dengan Lyra?" Tanya salah satu wartawan.
"Soal itu saya tidak bisa menjelaskan." Jawab Steve dengan dingin.
"Tuan, apa benar Tuan menghamili Lexa? Jika itu benar apakah Tuan sedang mencari keturunan untuk meneruskan perusahaan?" Tanya wartawan lain.
"Tidak, saya tidak menghamili nya. Terima kasih." Steve sudah mengatasi hal tersebut lalu masuk kembali ke dalam.
Menurut Steve, harga diri dan nama nya sudah tercoret sebagai CEO termuda. Dan reputasi perusahaan nya pasti akan turun dalam sewaktu - waktu.
Steve mencoba berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri.
"Siapa yang memposting video itu?"
...
"Sepertinya aku harus menyakinkan keluarga Steve. Terutama Ibunya Steve, kalau begini sewaktu - waktu aku tidak akan bisa mendapatkan Steve kembali." Guman Lexa.
"Apa aku kunjungi Ibu Steve ya hari ini. Nanti malam. Lalu menyakinkan Ibu Steve jika aku ini hamil. Pasti Steve akan baik kepadaku, bukan kepada Lyra." Pikir Lexa.
...
Zico terlihat sangat senang melihat hubungan Steve dan Lyra hancur.
"Saatnya untuk mendekati Lyra."
Zico menghubungi Lyra, Lyra yang mendapat panggilan itu segera menjawab telepon nya.
"Halo ini siapa?" Tanya Lyra bingung dengan nomor tidak dikenal menelepon nya.
"Halo sayang, ini aku kekasih kamu." Kata Zico dengan ramah.
"Kekasih? Aku tidak punya kekasih." Jawab Lyra, ia benar - benar penasaran dengan penelpon yang tidak dikenal ini.
"Masa iya, aku Zico. Kekasih kamu."
Lyra secara langsung membelalakkan matanya. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan Zico.
"Jangan mimpi kamu." Kata Lyra segera mematikan telepon nya. Zico hanya tersenyum melihat kelakuan Lyra.
"Lyra... Lyra... ada - ada saja kelakuan kamu." Kata Zico dengan senyum.
Lyra yang menerima telepon dari Zico langsung memblokir nomor Zico, ia tidak mau jika Zico menghubungi nya lagi dan lagi.
"Aku harus segera mencari tahu tentang masalah ini. Aku tidak mau jika kisah percintaan ku yang singkat harus berakhir disini. Anggap saja semua itu adalah mimpi, jika masih dapat dikejar. Kenapa harus dilepaskan." Guman Lyra sambil menguatkan dirinya.
...
"Ibu aku pulang."
"Steve kamu sudah pulang, ayo masuk. Ibu sudah buatkan makanan." Sambut Ibu Steve dengan ramah.
"Terima kasih Bu."
"Ibu mau bicara sama kamu."
"Bicara apa?" Tanya Steve.
"Ibu minta kamu kasih Lyra cuti. Kakinya masih terkilir nak."
"Hm, iya." Jawab Steve.
Tiba - tiba terdengar bel berbunyi. Ibu Steve segera berjalan menuju pintu. Saat Ibu Steve membuka pintu, terlihat lah Lexa yang sedang berdiri di depan pintu rumah.
"Lexa, kamu kenapa datang malam - malam?" Tanya Ibu Steve bingung.
"Saya ingin berkunjung, Tante." Kata Lexa dengan sopan.
Steve yang penasaran dengan siapa yang datang langsung menghampiri.
"Kamu kenapa datang kesini malam - malam." Kata Steve bingung.
"Aku hanya ingin berkunjung saja. Apa tidak boleh?" Tanya Lexa.
"Boleh Lexa." Jawab Ibu Steve sambil mempersilahkan Lexa masuk.
...
"Duduk nak, ayo makan malam bersama." Ajak Ibu Steve.
"Iya Tante." Kata Lexa.
Steve, Ibunya dan Lexa makan malam bersama. Tiba - tiba Lexa menghentikan makannya.
"Tante ada yang saya ingin bicarakan." Kata Lexa menunduk.
"Apa itu Lexa?" Tanya Ibu Steve penasaran.
"Saya hamil, Tante."
"Hamil? Anak siapa?" Tanya Ibu Steve terkejut.
"Anak Steve, Tante." Jawab Lexa dengan sedih.
Steve melihat langsung kearah Lexa, sedangkan Ibu Steve menatap Steve tidak percaya dan berusaha berpikir positif.
"Aku tidak menghamili nya." Kata Steve dengan cepat.
"Bohong." Kata Lexa dengan sedih.
"Sudah - sudah, besok kita lihat apakah Lexa hamil atau tidak. Dan Steve, pastikan kamu tidak berbohong." Kata Ibu Steve.
...
"Recana ku sedikit lagi berhasil." Guman Lexa.
"Masalah apa lagi yang menimpa ku, awas kamu Lexa." Guman Steve sambil menatap Lexa sinis.
"Sepertinya tidak mungkin Lexa hamil. Steve bukan lelaki yang seperti itu." Guman Ibu Steve.