Pagi pun tiba, sesuai jadwal Ibu Steve dan Lyra hari ini berniat pergi ke tempat yang menjadi acara reuni kuliahannya Steve. Ibu Steve menelepon Lyra dengan menanyakan keadaan Lyra.
"Halo Lyra, bagaimana dengan kakimu apa sudah baikkan?" Tanya Ibu Steve.
"Sudah Bu. Jadi hari ini kita jadikan pergi ke tempat reuni Steve untuk melihat CCTV?" Tanya Lyra untuk memastikan.
"Jadi Lyra. Ini Ibu mau ke rumah kamu. Kamu tunggu ya, Ibu segera sampai disana." Kata Ibu Steve lalu mematikan telepon nya.
Lyra berharap semoga saja pemilik hotel itu mau memperbolehkan dirinya dan Ibu Steve melihat rekaman CCTV itu.
"Tunggu sampai semuanya terbongkar." Kata Lyra dengan percaya diri.
...
Di kantor, Steve masih risih dengan kehadiran Lexa, yang kemarin malam mengaku - ngaku hamil di depan Ibunya. Bukan kah itu tidak lucu?
Steve yang kebingungan, memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya. Lexa yang melihat Steve sedang bekerja, memutuskan untuk menghampiri Steve di ruangannya. Lexa membuka pintu dan masuk ke dalam.
"Ada apa kamu kemari?" Tanya Steve dengan dingin.
"Aku hanya merindukan mu, Steve." Jawab Lexa yang tiba - tiba saja sudah duduk di kursi depan mejanya.
"Sana selesaikan pekerjaan mu. Jangan ganggu aku." Usir Steve dengan dingin.
"Kamu kenapa? Bukankah aku pantas menjadi kekasihmu, bukan Lyra." Kata Lexa dengan enteng.
Steve bangkit dari kursinya, dan menarik Lexa keluar dari ruangannya. Lalu menutup dan mengunci pintunya agar Lexa tidak seenak jidat keluar masuk ke dalam ruangannya.
"Kenapa kamu tidak mencintaiku, Steve? Cepat atau lambat kamu akan menjadi milikku, lihat saja." Guman Lexa kembali ke tempat duduknya.
...
Tidak butuh waktu lama, Ibu Steve sampai dirumah Lyra. Ibu Steve menekan bel rumah tersebut. Mendengar bel rumah berbunyi, Lyra dengan segera turun dengan hati - hati untuk membuka pintu rumah tersebut.
"Ibu, cepat sekali datang nya." Sambut Lyra senang.
"Iya, kamu sudah siap? Ayo kita berangkat." Ajak Ibu Steve.
"Sudah Bu. Tapi Lyra harus berpamitan dengan Ibu Panti dulu ya, Bu." Kata Lyra yang lalu masuk ke dalam menghampiri Ibu Panti.
"Ibu, Lyra pergi keluar sebentarnya sama Ibu Steve. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Lyra tidak pulang malam, Bu." Pamit Lyra pada Ibu Panti.
"Iya nak, kamu hati - hati dijalan ya." Jawab Ibu Panti.
"Iya Bu." Lyra bekerja mengambil tasnya, lalu pergi berangkat ke hotel bersama Ibu Steve untuk melihat rekaman CCTV.
Mereka berdua masuk kedalam mobil, sang supir sudah siap untuk mengantarkan ke tempat yang dituju. Disepanjang perjalanan Ibu Steve menceritakan bahwa semalam Lexa datang kerumah. Lalu memberitahu tahu tentang dirinya yang sedang hamil anak Steve. Lyra yang terkejut dengan apa yang dikatakan Ibu Steve.
"Apakah itu benar Bu, Lexa hamil anak Steve?" Tanya Lyra kaget.
"Soal itu, Ibu tidak tahu nak. Yang jelas hari ini juga, Ibu dan Steve akan mengetahui apakah Lexa hamil atau tidak. Menurut Ibu, Lexa tidak hamil anak Steve. Steve bukan penggila wanita." Jawab Ibu Steve.
"Sepertinya ada yang direncanakan Lexa." Kata Lyra dengan penuh tanda tanya dikepalanya.
"Ada benarnya yang kamu katakan." Kata Ibu Steve berpikir mungkin ada benarnya yang dikatakan Lyra.
"Tapi apa maksud tujuan Lexa untuk semua ini?" Tanya Lyra bingung.
"Ibu juga tidak tahu Lyra, tapi Ibu yakin kita bisa menemukan jawabannya bersama. Ibu akan bantu kamu Lyra." Kata Ibu Steve sambil mensupport Lyra.
"Terima kasih Bu."
Lyra tidak menyangka bahwa Ibu Steve sangatlah baik kepadanya.
"Baru kali ini aku merasakan kasih sayang Ibu yang hangat." Guman Lyra dengan senyum.
Sesampainya di hotel tersebut, Lyra dan Ibu Steve langsung turun dan bergegas mencari pemilik hotel untuk meminta ijin melihat rekaman CCTV.
"Pak, saya mau nanya. Pemilik hotel ini ada disini tidak?" Tanya Lyra dengan sopan.
"Ada Nona. Mari saya antarkan." Kata saptam tersebut.
Lyra dan Ibu Steve mengikuti saptam tersebut ke ruang pemilik hotel. Tampaklah seorang wanita muda yang terlihat seumuran dengan nya. Dan Lyra tampak mengenalinya. Pemilik hotel pun langsung berdiri menghampiri Lyra.
"Tara?" Kata Lyra dengan mata berbinar - binar.
"Lyra? Ada apa kamu kesini?" Tanya Tara.
"Aku kesini mau minta ijin ke kamu. Aku mau lihat rekaman CCTV acara reuni kemarin lusa." Kata Lyra dengan hati - hati.
"Bisa Lyra, apa yang tidak boleh buat kamu Lyra. Kamu kan adik angkat aku." Kata Tara sambil memeluk Lyra erat.
...
Tara adalah teman Lyra sewaktu dipanti asuhan dulu. Tara dan Lyra terpaut umur 1 tahun. Tara menganggap Lyra sebagai adiknya sendiri. Hingga suatu hari, sepasang suami istri mengadopsi Tara. Lyra dan Tara pun terpisah. Tapi sangka, mereka berdua bertemu kembali.
"Tara, hotel ini punya kamu?" Tanya Lyra.
"Bukan Lyra. Ini adalah hotel milik ayah angkatku. Dia memberikan hotel ini pada aku karena dia ingin menjalankan bisnis hotel nya di Amerika sana." Jelas Tara.
"Baiklah Tara. Terima kasih kamu sudah mengijinkan aku melihat rekaman CCTV. Dan ya, ini..."
"Saya calon mertua dari Lyra." Jawab Ibu Steve sambil tersenyum.
Lyra masih nampak kaget mendengarkan kata - kata yang keluar dari mulut Ibu Steve.
"Ah iya, salam kenal Bu." Kata Tara dengan senang.
"Silahkan kamu lihat Lyra rekaman CCTV ini. Ngomong - ngomong ada apa kamu ingin melihat rekaman CCTV?" Tanya Tara penasaran.
"Cerita nya panjang Tara." Lyra oun menjelaskan tentang semua yang telah terjadi padanya. Dan Tara merasa bersalah dan lalai, karena tidak menigkatkan keamanan di hotelnya.
Sekian lama melihat, akhirnya Lyra menemukan jawaban.
"Setelah aku minum minuman dari Lexa, tubuhku memanas dan pergi ke WC. Lalu aku pingsan dan membawaku ke kamar no 11. Ternyata Zico yang sudah mengekspos foto itu."
Lyra benar - benar terkejut melihat rekaman itu. Ternyata itu kerja sama antara Zico dan Lyra untuk menjauhkan dirinya dari Steve.
"Boleh aku merekam ini di ponsel ku, sebagai barang bukti?" Tanya Lyra.
"Boleh Lyra. Siapa tahu ini dapat membantumu." Kata Tara.
Lyra pun merekam semua itu ke dalam ponselnya.
"Terima kasih Tara. Berkatmu aku bisa tahu siapa pelakunya. Aku harus pergi, sampai jumpa." Kata Lyra sambil tersenyum.
"Sama - sama Lyra. Sampai jumpa, lain waktu kita pergi ke cafe bersama ya." Kata Tara dengan riang.
"Iya Tara."
...
"Akhirnya kita mendapatkan jawabannya." Kata Ibu Steve.
"Iya Ibu, terima kasih banyak untuk hari ini." Kata Lyra lalu memeluk Ibu Steve erat.
"Iya nak, sama - sama." Ibu Steve membalas pelukan dari Lyra dengan senang.
Mereka pun bergegas ke kantor Steve untuk menjemput Steve dan Lexa untuk melakukan pemeriksaan dirumah sakit. Sesampainya di kantor, Steve terkejut melihat Lyra berjalan dengan tertatih - tatih dibantu Ibunya.
"Ibu ada apa kemari?" Tanya Steve tiba - tiba.
"Kamu lupa, hari ini kita ada jadwal pergi ke rumah sakit untuk memastika Lexa hamil atau tidak." Kata Ibu Steve serius.
"Ah, baiklah. Ayo pergi." Ajak Steve.
"Dimana Lexa?" Tanya Ibu Steve.
"Saya disini Tante." Kata Lexa tersenyum.
"Ayo berangkat." Ajak Ibu Steve.
Mereka berempat pun berangkat ke rumah sakit. Disepanjang perjalanan, Lexs merasa rencananya akan terbongkar.
...
Ibu Steve menyuruh supir mempercepat laju mobilnya untuk sampai kerumah sakit lebih dulu. Sesampainya dirumah sakit. Ibu Steve dan Lyra segera pergi ke ruang dokter kandungan, lalu membicarakan dengan singkat tentang Lexa.
"Ini uang untuk dokter. Tolong, hasil tes yang asli jangan sampai yang palsu." Kata Ibu Steve.
Maksud Ibu Steve memberikan sejumlah uang pada dokter kandungan itu, semisal nya sewaktu Lexa ingin bertindak curang dengan kehamilannya, hasil yang keluar adalah yang asli bukan palsu.
Steve dan Lexa sampai dirumah sakit. Dan dengan segera menuju ruang dokter kandungan. Lexa yang sudah berkeringat dingin pasti akan ketahuan. Lexa pun diperiksa, setelah diperiksa mereka berempat duduk diluar untuk menunggu hasil, apa Lexa hamil atau tidak?