"Akhirnya sampai juga di Bandung. Sangat melelahkan." Kata Lyra sambil menghirup udara.
"Iya benar sekali. Sangat melelahkan."
Steve membawa koper Lyra berjalan menuju mobil yang sudah menunggu mereka. Itu sopir yang berkerja di rumah. Steve dan Lyra masuk ke dalam mobil.
"Bagaimana nak pekerjaan di Singapura?" Tanya Pak Sopir itu kepada mereka.
"Tidak terlalu melelahkan, Pak." Jawab Lyra.
"Ibu kamu sudah menunggumu, Steve."
"Iya Pak, saya tahu itu."
...
Mobil pun melaju kearah rumah Steve. Lyra diminta mampir sebentar untuk makan siang. Sesampainya di rumah Steve. Ibu Steve suah menunggu mereka di depan pintu. Mobil pun berhenti, Lyra dan Steve keluar dari mobil tersebut. Tidak lupa Steve mengeluarkan koper miliknya dan Lyra dari mobil. Ibu Steve pun menghampiri mereka.
"Kamu sudah sehat, Lyra? Apa Steve berbuat kasar padamu Lyra?" Tanya Ibu Steve cemas.
"Tidak, Tante. Lyra sudah sehat kok, Steve juga jaga Lyra dengan baik." Jawab Lyra dengan tersenyum.
"Ah baiklah. Ayo masuk, pasti kalian berdua sudah lapar." Ajak Ibu Steve masuk ke dalam.
Mereka berdua berjalan mengikuti Ibu Steve menuju ruang makan.
"Ayo duduk nak. Makan yang kenyang ya Lyra." Suruh Ibu Steve dengan ramah.
"Iya Tante." Jawab Lyra dengan malu - malu.
"Jangan panggil tante. Panggil saja Ibu, ya." Jawab Ibu Steve dengan lembut.
"Iya Ibu."
Mereka mulai menikmati makan siang bersama. Steve berpikir bagaimana cara merebut Lyra dari Zico. Karena Steve tidak mau harus kehilangan wanita yang ia cintai.
...
"Lexa, bisakah kita bertemu sebentar?" Tanya Zico.
"Ada apa, bisa. Jam berapa?" Jawab Lexa.
"Setelah pekerjaan mu selesai. Ada hal ingin ku bicarakan denganmu." Kata Zico.
"Katakan, dimana kamu ingin bertemu?" Tanya Lexa.
"Di cafe tidak jauh dari perusahaan tempatmu bekerja."
"Baiklah, segera sampai disana."
Lexa pun mematikan telepon dari Zico. Lexa berharap akan merebut hati Steve kembali, karena ia tidak ingin siapa pun memiliki Steve.
"Pasti ada sesuatu tentang Lyra yang akan di bicarakan Zico." Guman Lexa dengan tersenyum licik.
Lexa segera pergi ke cafe yang disuruh oleh Zico. Saat Lexa masuk ke dalam cafe, Lexa mendapati Zico yang sedang duduk di pojok sebelah kanan cafe. Lexa berjalan menghampiri Zico.
"Duduklah."
"Hal apa yang ingin kamu bicarakan? Apakah ini tentang Lyra lagi?" Tanya Lexa.
"Iya, ini tentang Lyra." Jawab Zico dengan tersenyum.
"Apa yang harus aku bantu?"
"Jika kamu berhasil membantuku merebut Lyra dari Steve. Maka, kamu akan mendapatkan Steve mu kembali. Bagaimana? Bisa?" Tanya Zico.
"Soal itu, aku bisa. Tapi kamu harus bantu aku. Jika kamu bisa mendapatkan Lyra sedangkan aku mendapatkan Steve. Itu akan sama - sama menguntungkan kita. Bagaimana? Siap?" Tanya Lexa sebaliknya.
"Itu adalah hal yang gampang. Tapi rencana apa yang harus kita lakukan." Kata Zico sambil berpikir.
"Apa ya?" Kata Lexa sambil berpikir.
"Bagaimana jika buat sebuah acara di hotel. Acara reuni kuliahan. Kita undang mereka berdua dan mencampuri minuman Lyra dengan obat pingsan. Sehingga nanti saat Lyra tidak sadarkan diri, kamu bawa di ke kamar. Lalu pura - pura foto berdua. Dengan begitu jika Steve marah, maka Steve akan menjauhi Lyra." Jelas Lexa dengan tersenyum licik.
"Bisa di coba ide seperti ini. Baiklah, bagaimana jika besok saja kita buat acara ini."
"Tentu bisa. Aku akan membantu mu. Lagian besok libur."
...
"Lyra, orang tua mu tinggal dimana?" Tanya Ibu Steve.
"Itu, aku... Ibu ku sudah meninggal." Jawab Lyra dengan menunduk.
"Meninggal karena apa Lyra?" Tanya Steve tiba - tiba.
"Ibuku di bunuh Ayahku, aku melihat Ayahku yang sedang mabuk tiba - tiba marah dan membunuh Ibuku, aku langsung lari dari rumah. Dan berakhir di depan panti asuhan yang menjadi tempat tinggalku." Jelas Lyra yang menitik kan air mata.
Ibu Steve yang melihat Lyra menangis, mulai menghampiri lalu memeluk Lyra dengan hangat.
"Tidak apa - apa, Lyra. Kamu bisa anggap tante ini ibumu." Kata Ibu Steve sambil menghapus air mata Lyra.
"Benarkah?" Tanya Lyra dengan sungguh - sungguh.
Ibu Steve tersenyum dan mengangguk. Steve yang tampak senang melihat hubungan Lyra dan Ibunya semakin dekat merasa senang akan suasana harmonis ini. Lyra yang sudah lama merindukan pelukan dari seorang Ibu. Akhirnya mendapatkan pelukan itu. Lyra sangat senang memiliki Ibu walaupun bukan Ibu kandungnya.
"Lyra, mau aku antarkan pulang? Sepertinya ini sudah sore." Kata Steve sambil menggaruk tengkuknya.
"Ah iya, aku harus pulang. Ibu Panti sudah menungguku." Jawab Lyra dengan cepat.
"Iya Lyra, kamu hati - hati di jalan ya." Kata Ibu Steve sambil mengelus rambut Lyra.
"Iya Bu, Lyra bakal sempatkan waktu untuk ke sini." Jawab Lyra dengan tersenyum.
"Iya Lyra." Jawab Ibu Steve membalas senyuman lyra.
Steve lalu berjalan bergegas menuju mobil. Dan menghidupkan mobilnya. Steve membuka pintu untuk Lyra.
"Hati - hati ya." Kata Ibu Steve sambil melambaikan tangan.
"Iya Bu." Jawab mereka serentak.
...
"Jadi begini, ini adalah hotel yang cocok. Serta berapa banyak tamu undangan yang harus diundang?" Tanya Lexa.
"Tidak tahu berapa orang yang harus di undang. Undangan nya sudah aku kirimkan kepada teman - teman kuliahan." Kata Zico sambil meminum kopinya.
"Baiklah, semua makanan sudah aku siapkan."
"Dekorasi aku yang urus. Inti nya rencana ini harus bisa memisahkan mereka berdua."
"Yah, kamu benar."
...
"Sampai jumpa Lyra." Kata Steve sambil tersenyum.
"Terima kasih Steve atas bantuanmu." Jawab Lyra dengan senang.
"Sama - sama Lyra." Steve kembali menyetir mobilnya pulang ke rumah. Sedangkan Lyra masuk ke dalam.
"Aku pulang." Kata Lyra dengan senang.
"Kakak akhirnya pulang. Lisa kangen kak." Peluk Lisa tiba - tiba.
"Akhirnya kamu pulang juga nak. Kamu baik - baik saja kan?" Tanya Ibu panti khawatir.
"Tidak Bu, Lyra baik - baik saja."
...
Sesampainya dirumah, Steve melamun tentang Lyra hingga tersenyum sendiri. Sebuah notifikasi dari E-mail menyadarkannya. Dan melihat di ponsel nya sebuah pesan dari Lexa yaitu undangan reuni dengan teman kuliahan nya dulu. Steve sedikit merindukan teman - teman.
"Sudah lama sekali." Guman Steve.
Steve kemudian menghubungi Lyra, dan Lyra mengangkat telepon nya.
"Iya Steve."
"Apakah kamu besok mau ikut aku ke acara reuni dengan teman kuliahan ku?" Tanya Steve.
"Hm, aku mau."
"Ah, terima kasih Lyra. Bye - bye."
"Sama - sama, Bye - bye."
Steve kemudian menutup telepon, Lalu membuka kembali pesan itu. Di E-mail berisi undangan terdapat link yang harus ditekan berbentuk "Ya" dan "Tidak." Steve memilih "Ya" karena Steve akan menghadiri acara itu dengan Lyra.
...
Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel Lexa, Lexa melihat notifikasinya. Dan tersenyum licik.
"Sangat mudah." Guman Lexa dengan terseyum licik.
"Lihat ini, Steve menerima undangannya." Kata Lexa sambil mengarahkan dan memperlihatkan ponselnya kepada Zico.
"Sebentar lagi, ada yang masuk perangkap. Jika Steve tidak membawa Lyra. Kamu urus saja Steve sendirian. Jika ia pergi bersama Lyra. Lihat saja, sebuah permainan akan dimulai." Kata Zico dengan senyum licik.