Lexa yang marah dan juga bercampur patah hati membuatnya lupa diri akan siapa dirinya bagi Steve. Ia tidak mengerti mengapa Steve lebih memilih Lyra ketimbang dirinya.
"Apakah aku kurang cantik?" Tanya Lexa dalam hati.
Lexa berjalan ke rumahnya. Pikiran dan tatapan kosong dengan penampilan yang kacau. Ia masuk ke dalam kamarnya dan menangis sekencang - kencangnya. Untung saja kamarnya kedap suara, jika kedengaran orang tua nya pasti langsung bingung.
Tubuh Lexa mulai lelah dan akhirnya terlelap.
...
Lexa dan Steve, dimasa lalu adalah teman yang akrab. Mereka berdua selalu bermain bersama. Setiap hari, setiap waktu, setiap masa mereka selalu menghabiskan waktu berdua. Hingga, timbullah sebuah perasaan yang nyaman terhadap Steve sewaktu kecil.
Lexa berniat akan menikah dengan Steve. Bahkan waktu kecil, Lexa pernah bilang bahwa dirinya suka dengan Steve. Akan tetapi Steve tidak mengerti apa yang dimaksudkan Lexa. Steve berpikir bahwa Lexa ingin berteman dengan nya.
Dan di suatu masa, Steve dan Lexa di pisahkan. Lexa dikirim ke asrama khusus bangsawan khusus wanita, yang melatih tata krama, cara menyapa, cara membungkuk dan lain - lain. Sedang Steve, hanya belajar di kamarnya. Karena ayahnya mengirim seorang guru privat terbaik untuk mengajari Steve.
Lexa berpikir setelah 10 tahun berpisah, Lexa ingin menemui Steve ketika ia keluar dari asrama. Di hari pertemuan mereka yang sudah lama tidak bertemu, Lexa menyatakan rindu serta cinta kepada Steve.
"Steve, aku sangat merindukanmu. Dan aku juga sangat mencintaimu." Kata Lexa dengan tersenyum.
Steve yang terdiam mendengar kata - kata dari Lexa. Hanya bisa menggaruk tengkuknya.
"Maaf Lexa, aku menyukai orang lain." Jawab Steve.
Seketika hati Lexa retak berkeping - keping. Rasanya sakit sekali, mendengar Steve menyukai orang lain bukan dirinya.
Sepasang mata yang mengamati mereka, yaitu ayahnya Steve berniat akan menjodohkan mereka. Ayah Steve berpikir, orang tua Lexa sangatlah kaya begitupula dengan dirinya. Jika di jodohkan, maka dirinya bisa mendapatkan harta yang sangat banyak.
Tapi tidak demikian untuk Steve, Steve bersikeras tidak mau dijodohkan dengan alasan akan memilih sendiri siapa pasangannya kelak. Lexa selalu memikirkan cara bagaimana Steve akan kembali padanya. Lexa juga penasaran siapa wanita yang Steve sukai. Oleh karena itu, Lexa mengutus pelayanan untuk berpura - pura melamar menjadi pelayan disana dengan bayaran yang tinggi.
Hingga di suatu hari. Ayah Steve mengirimkan surat palsu bertanda tangan Steve kepada Lexa. Lexa yang tidak tahu apa - apa bisa merasa bahagia. Steve tidak ingin dijodohkan hanya untuk kepentingan politik, serta untuk harta.
Dalam surat tersebut berisi : "Lexa maafkan aku atas kejadian kemarin. Aku juga merindukan mu. Aku sadar mungkin kamulah yang terbaik untuk diriku. Maukah kamu menikah denganku?"
Lexa segera membalas dengan bahagia, dan menjawab : "Iya Steve, aku sudah memaafkan mu. Dan aku mau menikah dengan mu."
Melihat hal itu, Ayah Steve dengan senyum liciknya merasa bahwa Lexa sudah masuk perangkapnya. Ayah Steve segera memberitahukan kepada Steve bahwa Lexa menerima lamaran pernikahan dan akan menikah besok lusa. Mendengar perkataan Ayahnya, Steve hanya terdiam.
"Bagaimana bisa? Aku tidak mencintai nya." Pikir Steve.
Steve berniat menemui ayahnya tentang pernikahan itu. Steve bilang dia tidak mau menikah dengan Lexa. Steve ingin menikah dengan Lyra. Ayahnya langsung marah mendengar penolakan dari Steve.
"Dengar nak, kita adalah keluarga bangsawan. Tidak lah pantas menikahi seorang pembantu rendahan."
Steve pun pergi ke kamarnya dengan marah, dan mulai berpikir bagaimana cara nya agar ia dapat menghindari pernikahan tersebut. Steve mendapatkan sebuah cara yaitu lari dari rumah bersama Lyra. Dan membangun hidup yang lebih damai.
Di pagi hari nya, Steve berbincang - bincang mengenai Lexa serta rencana Ayahnya. Dan Lyra menyetujui untuk ikut lari dari rumah. Tepat sehari sebelum pernikahan Steve dan Lexa. Steve pada malam hari memanggil Lyra untuk ke kamarnya. Dan menunggu waktu yang aman untuk kabur.
Mereka mengendap - endap kabur melewati pintu belakang. Pintu belakang rumah Steve terdapat taman. Di dalam taman tersebut terdapat jalan menghubungkan dengan hutan.
Steve berniat untuk pergi ke wilayah perbatasan agar tidak temui ayahnya. Sebelum pergi, Lyra sudah menyiapkan perbekalan di perjalanan untuk mereka berdua. Mereka berdua berlari ke dalam hutan yang hanya membawa sebuah lampu minyak untuk menerangi gelapnya malam.
...
Hingga hari pernikahan itu tiba. Ibu Steve pun masuk ke kamar pagi - pagi sekali untuk mempersiapkan Steve. Ibu Steve terkejut melihat Steve tidak ada di kamarnya.
Lalu ayah Steve menyuruh para anak buahnya untuk mencari Steve sampai dapat. Ayah Steve sangatlah marah, dan berniat untuk membunuh anaknya.
"Dasar anak yang tidak tahu untung!!" Geram Ayah Steve.
Dengan terpaksa pernikahan Steve dan Lexa di batalkan. Lexa pun terkejut, ia tidak menyangka bahwa Steve sudah menipunya. Lexa terus menangis tanpa henti. Penampilan nya sudah berantakan. Hingga tepat pukul 12 malam. Lexa mengakhiri hidupnya dengan meminum racun. Ia berpikir hidupnya tidak ada guna lagi. Karena patah hati sudah terlalu dalam.
...
Lexa yang terbangun dari tidurnya mulai menyusun rencana untuk menghancurkan Steve dan Lyra. Ia tidak akan membuat mereka bahagia.
"Lihat saja, aku akan hancurkan kalian berdua."
Lexa pun membersihkan diri, dan keluar dari kamar nya untuk makan. Setelah makan, ia berpikir apa yang harus ia lakukan. Lexa mulai berpikir apa yang harus dilakukan. Hingga teringat sesuatu.
"Ah benar, jika ku adukan hal ini pada Ayah Steve pasti ayahnya akan marah."
Lexa pun membuka ponselnya, dan mencari kontak lalu menelepon Ayah Steve.
"Halo Om." Kata Lexa.
"Iya Lexa ada apa?" Tanya Ayah Steve.
"Saya dipecat dari kantor Steve, Om."
"Benarkah? Kenapa?" Tanya Ayah Steve penasaran.
"Gara - gara aku terlambat, Om." Bohong Lexa.
"Tidak bisa, Om akan kasih tahu Steve untuk memasukkan kamu kembali." Kata Ayah Steve.
"Terima kasih, Om."
"Sama - sama."
Lexa pun tertawa dengan puas. Ia tidak menyangka bahwa Ayah Steve sangat mudah untuk dibohongi.
...
"Halo pa. Kenapa?" Tanya Steve.
"Kamu ini kenapa, Lexa kamu keluarkan dari perusahaan. Jangan begitu Steve. Cepat kamu masukkan kembali Lexa ke perusahaan." Perintah Ayah Steve.
"Tidak, dia sudah membuat kekacauan."
"Steve, cepat masukkan kembali Lexa."
Ayah Steve mematikan telepon. Dan Steve memijat dahinya.
"Ada apa dengan ayahku. Terpaksa harus ku terima kembali Lexa di perusahaan." Kata Steve pada Lyra.
"Mungkin ada baiknya Steve. Kita harus memberikan kesempatan." Jawab Lyra dengan senyum.
"Ah, baiklah." Jawab Steve terpaksa.
Steve pun mengambil teleponnya. Dan menelepon Lexa.
"Kamu saya terima kembali bekerja."
Steve pun langsung mematikan telepon nya. Lexa merasa mendapat kesempatan untuk menghancurkan Steve dan Lyra.
"Lihat saja pembalasanku. Aku akan merebut semua yang kamu dapatkan Lyra."