Chereads / Reincarnation From the Past to Meet You / Chapter 9 - Jatuh Cinta dan Mimpi Yang di Acak

Chapter 9 - Jatuh Cinta dan Mimpi Yang di Acak

"Siapa orang yang sudah memotret foto itu?" Guman Steve.

"Aku harus cari tahu besok, secepatnya. Ah, besok minggu. Tidak bisa ketemu Lyra, astaga. Lebih baik menghabiskan waktu dengannya. Lagipula mencari orang yang memposting gambar itu tidak sulit. Lagian, lama - lama pasti akan ketahuan siapa orangnya." Kata Steve sambil menghela napas.

"Yah, tapi setidaknya. Kamu bisa menjemput nya datang ke sini besok." Saran Ibu Steve.

"Ya, ampun Ibu. Sejak kapan Ibu ada disini?" Tanya Steve bingung.

"Memangnya kenapa, lagian ini juga rumah Ibu." Sahut Ibu Steve.

"Mungkin ada benarnya juga." Pikir Steve.

Steve pun mengambil smartphone nya. Lalu menelpon Lyra.

"Malam Lyra, besok apakah kamu bisa datang ke rumahku. Aku bisa menjemput mu nanti, sekalian makan malam bersama? Bagaimana apa bisa?" Tanya Steve.

"Malam Steve, akan aku pikir - pikir dulu." Jawab Lyra.

"Ah, baiklah. Jangan lupa kabarin ya, kalau bisa. Oke."

"Iya, selamat malam."

"Selamat malam." Steve pun mematikan smartphone nya, hati nya berdegub kencang serasa ingin melompat ke luar.

"Cie, abis kenapa kamu nak." Tanya Ibu Steve.

"Tidak kenapa - kenapa Bu."

Steve pun berjalan ke kamarnya. Dan naik ke tempat tidur. Steve tersenyum terus, mendengar Lyra yang mengucapkan selamat malam.

"Aku berharap, kamu akan segera mengingat siapa diriku, Lyra."

Steve lalu menutup mata nya, dan berharap sesuatu yang akan diharapkan akan datang. Lyra yang sedari tadi bingung dengan dirinya, merasa bingung dan bahagia saat Steve menelepon nya.

Lyra pun berjalan menuju jendela kamarnya, dan menatap langit malam yang cerah yang bertaburan bintang - bintang di langit. Lyra merasa bahagia sekali.

"Ada apa dengan diri mu, Lyra. Kenapa kamu merasa bahagia saat Steve tiba - tiba menelepon." Tanya Lyra pada diri sendiri.

Lyra menutup matanya, merasakan hembusan angin malam bertiup.

"Apa aku menyukainya. Tapi kenapa?" Tanya Lyra.

"Perasaan yang aneh, tapi nyata."

...

Sebuah cahaya putih terang, membawa Lyra dalam sebuah tempat. Yang ia duga sebuah kamar yang sangat mewah. Dan tampaklah dua orang sedang duduk dan makan bersama.

Lyra yang penasaran, semakin mendekat kearah dua orang tersebut. Dan lagi - lagi, wajahnya mirip dengan dirinya dan Steve. Tapi kenapa?

"Terasa seperti dimensi lain." Guman Lyra.

Lyra melihat mereka bercanda riang penuh tawa yang hangat terpancar. Dari makanan nya, Lyra berpikir seperti menu sarapan. Yang terdapat roti isi dan segelas susu. Ada yang aneh, kenapa mereka berdua mirip denganku dan Steve?

"Ayo makan lah. Pasti kamu belum makan." Kata laki - laki yang mirip Steve.

"Tidak, Tuan. Itu sarapan Tuan. Saya tidak pantas memakan sarapan punya Tuan." Tolak perempuan yang mirip Lyra.

"Tidak apa - apa, mari berbagi berdua."

Laki - laki tersebut, membagi roti isinya pada perempuan yang mirip Lyra.

"Tapi Tuan...."

"Tidak apa - apa, ayo dimakan."

Akhirnya keduanya makan, tapi perempuan yang mirip Lyra tersebut memakan makanan nya dengan malu - malu. Laki - laki yang mirip Steve pun memberikan setengah gelas susu pada perempuan itu. Namun perempuan menolak dengan halus, dan juga pada akhirnya perempuan itu mengambil susu.

"Ah, iya Lyra. Nanti jika kamu besok mengantarkan sarapan buat saya. Buat saja lebih sedikit. Kamu kan sarapan pukul 11, itu bisa membuat dirimu sakit nanti." Kata laki - laki khawatir.

"Tapi, Tuan..."

"Ini perintah, dan ya sebentar lagi aku akan ada pertemuan penting dengan anak bangsawan lain dari daerah seberang. Nanti kamu siap kan makan siang ya."

"Baik Tuan. Akan saya lakukan, semangat ya Tuan." Kata perempuan yang bernama Lyra sambil tersenyum.

Lyra sendiri yang sedari tadi tidak mengerti dengan pembicaraan mereka. Lyra tidak mengerti, tapi suasana mimpi nya terlihat bahwa laki - laki itu anak bangsawan dan juga perempuan yang mirip Lyra tersebut adalah seorang pembantu.

"Lalu, kenapa aku memimpikan ini?" Pikir Lyra.

Sebuah cahaya putih terang kembali membawanya tersadar dari tidurnya. Lyra membuka matanya, dan berpikir mimpi apa itu?

Beribu - ribu pertanyaan muncul di pikiran nya, Lyra memutuskan untuk mencatat mimpi tadi agar tidak lupa.

...

"Steve, hari ini aku tidak ada kerjaan. Aku pergi ke rumahmu." Kata Lyra di telepon.

"Baiklah, tunggu ya. Aku akan jemput. Bye - bye."

Steve pun mematikan telepon nya.

Lyra yang masih berpikir tentang mimpi tersebut. Hanya bisa menunggu mimpi yang itu muncul kembali.

"Seperti nya mimpi ini acak." Pikir Lyra.

Sebuah mobil berhenti didepan panti asuhan. Terdengar bel dari pintu depan. Dengan segara Lyra membuka pintu, dan mendapati Steve yang sedang berdiri disitu.

"Ayo, pergi." Ajak Steve.

"Baiklah. Tapi aku harus pamit dulu, sebentar." Lyra masuk dan menghampiri Ibu panti.

"Lyra pergi sama Steve ya, Bu." Kata Lyra.

"Pergi kemana, nak?" Tanya Ibu panti.

"Pergi ke rumah Steve." Jawab Lyra.

"Iya Bu, saya akan mengantar Lyra pulang nanti." Kata Steve.

"Baiklah, kalian hati - hati di jalan ya." Kata Ibu panti dengan ramah.

Steve dan Lyra berangkat ke rumah Steve. Sepanjang perjalanan, Lyra berpikir seberapa tampan Steve.

Hmmm... Membingungkan...

...

Mereka pun sampai dirumah Steve. Ibu Steve menyambut kedatangan Lyra.

"Lyra sudah makan siang belum?" Tanya Ibu Steve dengan ramah.

"Belum Bu." Jawab Lyra.

"Ya, sudah, ayo makan. Aku udah lapar." Sahut Steve yang menarik tangan Lyra masuk kedalam, dan disusul Ibu Steve.

"Mereka adalah sepasang kekasih yang sempurna." Guman Ibu Steve yang menatap mereka dari belakang.

Mereka semua makan siang bersama, dan berbincang - bincang hangat.

"Steve, sana ajak Lyra ke taman. Siapa tahu Lyra suka bunga." Saran Ibu Steve.

Steve pun mengiyakan hal itu, dan mengajak Lyra di taman. Lyra terkagum - kagum akan keindahan taman di rumah Steve. Terdapat banyak bunga disana.

"Bagaimana, bunga apa yang paling kamu sukai?" Tanya Steve.

"Ini luar biasa, aku suka bunga mawar." Jawab Lyra antusias.

Steve pun memetik bunga mawar merah untuk Lyra. Lyra mengambil nya dan lalu menghirup dalam - dalam aroma bunga mawar itu.

"Ada banyak sekali bunga, Steve." Kata Lyra kagum.

"Iya, Ibu ku sangat menyukai bunga."

Steve pun menggandeng tangan Lyra menuju ayunan di sana, mereka berdua asik bercanda tawa. Tawa dan kebersamaan yang seperti ini sudah lama di tunggu - tunggu Steve, akhirnya terwujud.

Ditengah kehangatan canda tawa mereka, kepala Lyra merasa pusing. Sepintas terlewat gambar atau pun adegan di kepalanya. Ia melihat dirinya dan Steve berlari ke hutan tapi dengan busana berbeda. Lyra seketika pingsan tidak sadarkan diri.

Steve yang khawatir, langsung menggendong Lyra masuk ke dalam. Ibu Steve juga sangat khawatir dengan keadaan Lyra.

"Apa yang terjadi?" Pikir Steve.

Lyra terbaring di tempat tidur Steve, dan tidak kunjung sadarkan diri. Dokter yang memeriksa Lyra hanya mengatakan bahwa Lyra kecapean. Setelah sore menjelang malam, Lyra perlahan membuka matanya. Steve yang sedari tadi menunggu Lyra sadar langsung menghampirinya.

"Kamu kenapa?" Tanya Steve khawatir.

"Aku melihat, kita berdua lari ke dalam hutan." Lirih Lyra.

Steve mulai menduga - duga, Lyra melihat itu di pikirannya.

"Sudah lah, yang penting kamu sudah sadar." Kata Steve sambil tersenyum.

Ibu Steve pun membawakan makanan untuk Lyra.

"Dimakan Lyra, kata dokter kamu kecapean." Kata Ibu Steve.

"Iya, Tante." Lyra pun memakan makan yang di bawakan Ibu Lyra.

Steve juga membawa makanan di dalam kamar. Untuk menemani Lyra makan, Ibu Steve yang melihat dari jauh merasa bahagia.

"Sudah selesai?" Tanya Steve.

"Sudah."

Steve mengambil piring Lyra dan membawanya ke dapur, Lyra sendiri masih bingung dengan sebuah gambar atau adegan itu berputar di kepalanya.

...

Steve kemudian mengantarkan Lyra ke rumah. Sepanjang perjalan Lyra masih termenung.

"Kamu kenapa?" Tanya Steve.

"Aku hanya bingung dengan pikiran ku." Jawab Lyra.

"Suatu saat kamu akan mengingat nya, Lyra."

"Mengingat apa?" Tanya Lyra.

"Sesuatu."

Steve menurunkan Lyra di depan rumah, Lyra pun melambaikan tangannya kepada Steve.

"Terima kasih Steve."

"Sama - sama."

Steve langsung menyetir mobilnya kearah rumahnya.

"Semua ingatan di masa lalu, akan kamu ingat sedikit demi sedikit Lyra."

Lyra yang termenung di kamarnya, berpikir apa yang terjadi.

"Tapi, mengingat apa?" Tanya Lyra bingung.