Hari baru, cerita baru akan segera mulai. Dengan secangkir teh atau kopi hangat akan menghiasi pagi yang indah.
"Teh ini enak sekali, Bu." Kata Steve sambil meminum teh.
"Iya nak, itu teh green tea. Bagus untuk kamu yang sibuk setiap hari." Balas Ibu Steve.
"Seperti nya, aku harus membawakan teh ini untuk Lyra juga."
"Iya, sebentar. Ibu ambilkan botol."
Ibu Steve pun segera ke dapur, mengambil botol. Steve teringat bahwa dirinya dan Lyra sewaktu dulu minum teh hijau ini bersama. Di kehidupan sebelumnya, harga teh hijau sangatlah mahal. Hanya orang tertentu yang bisa membelinya.
"Aku rasa Lyra akan suka juga teh hijau ini."
Ibu Steve kembali dari dapur, lalu menuangkan teh hijau kedalam botol.
"Ini Steve." Kata Ibu Steve memberikan botol yang berisi teh hijau.
"Terima kasih, Bu. Aku berangkat dulu ya." Pamit Steve.
"Iya, hati - hati." Balas Ibu Steve dengan lembut.
Seperti biasa, Steve akan selalu menjemput Lyra. Karena ia tidak ingin jika Lyra kenapa - kenapa lagi. Steve menyetir mobilnya menuju rumah Lyra.
...
Steve mengetuk rumah Lyra. Lyra yang terkaget dengan kedatangan Steve yang pagi - pagi sekali dengan segera membuka pintu.
"Steve, apa yang kamu lakukan?" Tanya Lyra.
"Menjemputmu, aku akan menjemputmu setiap hari." Balas Steve sambil tersenyum.
"Apa tidak menyusahkanmu?"
"Tidak."
"Ah, baiklah. Sebentar ya."
Lyra masuk ke dalam, menemui Ibu panti.
"Ibu Lyra pergi kerja dulu ya." Pamit Lyra.
"Iya nak, hati - hati ya." Balas Ibu panti.
"Iya, Bu. Saya dan Lyra pergi kerja dulu, Bu." Kata Steve yang masuk ke dalam rumah.
"Iya nak." Balas Ibu panti.
Lyra dan Steve berjalan menuju mobil, Steve langsung menyalakan mesin mobil tersebut. Lalu berangkat menuju kantor. Sepanjang perjalanan, Lyra membaca berita di smartphone nya.
"Steve, berita kemarin lusa sudah diliput." Kata Lyra kaget.
"Tentu saja sudah, semua orang harus tahu. Jika kamu satu - satu orang yang spesial di hidupku." Kata Steve sambil tersenyum ke arah Lyra.
Lyra langsung menundukkan kepalanya, merasa malu dengan ucapan Steve.
"Ada apa?" Tanya Steve.
"Tidak ada." Jawab Lyra dengan malu.
...
Akhirnya mereka sampai di kantor, waktu saaat mereka masuk ke dalam. Semua karyawan disana terkejut dengan kehadiran mereka. Lexa yang memperhatikan Lyra dari jauh, semakin membenci Lyra.
"Harusnya, aku yang di samping Steve. Bukan kamu?!" Gerutu Lexa.
Lyra segera meletakkan barang - barangnya di meja kerja. Dan membuka laptopnya untuk mengetik data yang mungkin butuh perbaikan. Begitu pula dengan Steve yang sedang mengecek jadwal nya hari ini. Tiba - tiba Steve teringat untuk mencari siapa orang yang mengupload foto itu.
Dengan segera Steve menyalakan laptopnya, dan melacak.
"Kenapa kamu buru - buru sekali?" Tanya Lyra heran.
"Aku sedang mencari pelaku yang mengupload foto kita. Jika aku ketemu siapa orang itu, maka akan aku pecat hari ini juga." Kata Steve dengan serius.
"Hm, baiklah. Aku mau pergi ke kantin perusahaan. Kamu mau makan cemilan apa?"
"Kue cookies cokelat, ya. Dan ya, ambil semua yang kamu mau disana. Aku akan membayarnya." Kata Steve sambil tersenyum.
"Tidak, itu akan merepotkan mu." Jawab Lyra.
"Tidak apa, sana pergi. Jangan lupa ya."
"Iya - iya."
Lyra berjalan menuju kantin, sesampainya di kantin. Lyra mencari kue cookies cokelat untuk Steve. Dan Lyra membeli brownies cokelat dan cheesecake.
"Kantin ini sangat lengkap makan nya. Ini sungguh keren." Pikir Lyra.
Lyra berjalan menuju kasir, dan menyerahkan semua belanjaan nya.
"Ini Bu, belanjaan saya."
"Iya nak, Tuan Steve sudah membayarnya. Nona bisa ambil lagi jika kurang." Kata Ibu kantin.
"Ah, baiklah. Jika kurang, saya akan balik lagi Bu."
"Iya nak."
Lyra berpikir Steve sangat baik kepadanya. Tapi kenapa?
Bukankah semua itu berlebihan?
...
"Ini Steve cemilannya." Kata Lyra sambil meletakkan cemilan dimeja Steve.
"Terima kasih. Kamu beli apa?" Tanya Steve.
"Aku beli brownies cokelat dan cheesecake. Mau?" Tawar Lyra.
"Coba cheesecake nya donk." Pinta Steve.
Lyra pun membuka penutup kotak kue itu, lalu menyuapi Steve.
"Enak?" Tanya Lyra.
"Enak sekali." Kata Steve.
"Baiklah, brownies cokelat nya mau?" Tawar Lyra.
"Mau."
Lyra menyuapi Steve kue brownies cokelat.
"Bagaimana? Enak?"
"Enak, apa lagi kamu yang suapin." Goda Steve.
"Ah, baiklah." Jawab Lyra malu - malu.
Tiba - tiba Steve teringat dengan teh hijau yang ia bawa dari rumah. Steve langsung membuka tasnya, dan mengeluarkan botol berisi teh hijau.
"Ini, aku bawakan dari rumah." Kata Steve sambil menyerahkan botol kepada Lyra.
"Ini apa?" Tanya Lyra sambil mengambil botol itu dari Steve.
"Itu teh hijau." Jawab Steve.
"Wah, teh kesukaan ku. Dari mana kamu tahu?" Tanya Lyra dengan girang.
"Rahasia." Jawab Steve dengan lembut.
Lyra langsung membuka tutup botol itu, lalu meminum tehnya.
"Sangat enak, terima kasih Steve."
"Sama - sama. Oh, iya untuk hari ini kamu kerjakan data yang aku ketik ini sampai selesai. Aku mau cari pelaku yang mengupload foto kemarin." Perintah Steve.
"Baiklah. Tapi tunggu aku menghabiskan kue - kue ini." Jawab Lyra.
...
Steve sangat pintar dalam melacak. Bahkan ia pernah menjadi seorang hacker sewaktu kuliah nya. Steve mulai melacak dari e-mail serta kata kunci e-mail itu dan sebagainya.
"Nah ketemu." Kata Steve dengan girang.
"Akhirnya, setelah 4 jam melacak. Akhirnya ketemu. Lyra, cepat informasi ke kepala program kita di ruang sebelah untuk mengumpulkan semua karyawan di ruang aula." Pinta Steve.
"Baik Steve."
Dengan segera Lyra berlari menuju ruang kepala program, dan memberi tahu para karyawan berkumpul di aula.
"Kepada semua karyawan yang sedang bekerja, harap berkumpul di ruang aula."
Semua orang berkumpul dan bertanya - tanya ada apa. Steve dan Lyra segera menuju ruang aula.
"Selamat siang menjelang sore, maaf bila tiba - tiba harus mengumpulkan kalian semua disini. Saya ingin menginformasikan bahwa saya sudah menemukan orang yang telah mengupload foto saya dan sekretaris saya. Orang itu adalah karyawan disini. Saya persilahkan untuk mengaku dan pergi ke ruangan saya." Kata Steve dengan serius.
Lexa yang lagi - lagi ketahuan merasa bingungg dan ketakutan mendengar perkataan Steve.
"Apa yang harus aku lakukan?" Guman Lexa yang tidak berani melihat Steve.
"Apa ada yang tidak mau mengaku juga?" Tambah Steve lagi.
Lexa sudah kehabisan cara untuk berpikir bagaimana untuk tidak terjerat dalam hal ini. Tapi, sudah terlambat.
"Lexa cepat ke ruangan saya." Kata Steve dengan tegas.
Semua orang yang berada disitu menatap Lexa dengan kaget. Lexa yang ketakutan hanya diam serta menundukkan kepalanya. Dengan langkah kaki gemetar, Lexa berjalan mengikuti Steve dan Lyra ke ruang kerja mereka.
...
"Kenapa kamu mengupload foto kami?" Tanya Steve sedikit marah.
Lexa hanya diam ketakutan, tapi Steve semakin kesal melihat Lexa yang terdiam.
"Katakan Lexa." Kata Steve yang sudah kesal.
"Aku iri dengan Lyra yang dengan mudah mendapatkan hatimu, sedangkan aku sudah bertahun - tahun mengejar dirimu." Kata Lexa yang membuka suara.
"Jadi begitu, kamu tidak menyukai Lyra. Seharusnya kamu jangan begini Lexa. Apa tidak ada laki - laki lain di luar sana. Hari ini dan mulai saat ini kamu saya pecat." Kata Steve dengan dingin.
"Tapi, Tuan... Maafkan saya. Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya." Mohon Lexa.
"Tidak, karena kamu sudah membuat kekacauan di perusahaan ini. Maaf saya tidak bisa, dan silahkan keluar."
Dengan air mata yang mengalir, Lexa beranjak dari tempat duduknya dan melangkah keluar dari ruangan tersebut. Lyra yang melihat Lexa merasa kasihan.
"Steve, apa kamu tidak mau memberikan kesempatan lagi untuknya?" Tanya Lyra.
"Tidak Lyra, dia sudah membuat kekacauan. Dan ini tidak bisa di ampuni." Tegas Steve.
"Baiklah Steve." Lirih Lyra.
...
Lexa dengan segera membereskan barang - barangnya dan bergerak keluar dari perusahan tersebut. Semua orang mulai menggosipi tentang sikap Lexa yang membuat kekacauan.
"Lihat saja, aku akan kembali Steve." Guman Lexa dengan marah.