Chereads / Internal Zone / Chapter 33 - Keep Watch

Chapter 33 - Keep Watch

Sunday, 11 December 2253, 08:11:07

******

"Apa kau baik-baik saja, Lune?" tanya Charlotte merasa sedikit khawatir.

"Tidak apa-apa kok, Char. Aku hanya sedikit merasa lelah saja karena semalam tidak bisa tidur dengan tenang sehingga aku ingin menambah jam tidurku beberapa menit lagi. Oleh karena itu, aku meminta bantuanmu untuk menyampaikan hal tersebut kepada ibu agar dia tidak khawatir, biasanya aku pergi sebentar lalu kembali keruanganku. Tapi, karena ada kau disini, aku minta tolong padamu untuk kali ini saja," ucap Lune memberi alasan.

"Baiklah, aku akan menyampaikannya kepada Ibu Lousiana perihal keadaanmu, Lune," balas Charlotte.

"Terima kasih, Char. Aku sangat tertolong kali ini," ucap Lune.

"Meskipun hubungan kami bertambah jarak antar satu sama lain sejak terakhir kalinya, bagaimanapun kami tetap teman satu kamar dan aku juga butuh seseorang untuk menyampaikan pesanku kepada Ibu pagi ini," gumam Lune sembari melihat Charlotte melangkah pergi dan berakhir dengan pintu ruangan Lune yang tertutup.

Lune meminta bantuan kepada Charlotte untuk memberitahukan kepada ibu angkatnya tentang alasan yang sengaja dibuat oleh Lune, menggantikan dirinya sebentar saja untuk mengurus beberapa urusan yang seharusnya dikerjakannya. Setelah Charlotte menyetujui permintaan Lune dan segera keluar dari ruangan, Lune memasuki sebuah ruangan kecil yang bahkan Charlotte pun dilarang untuk memasukinya.

"Dia masih saja memikirkan tentang perkataan Yuri tempo hari, apa dia sama sekali tidak memiliki pendirian yang kuat. Apa perlu aku membuang waktuku untuk membantunya sebagai bentuk ucapan terima kasihku untuk bantuannya hari ini. Tapi ... itu kalau dia mau," ucap Lune yang kemudian tidak membuang-buang waktu kembali untuk masuk ke dalam ruangan yang hanya ia sendiri mengetahuinya.

Sembari menekan tombol on untuk menyalakan perangkat komputernya Lune masih berdiri memandangi satu per satu layar komputer yang mulai menyala dan menerangi gelapnya ruangan tersebut. Kemudian, Lune pun duduk di kursi kerjanya dan memperhatikan secara seksama tampilan pada masing-masing layar.

"Haahhh, tidak ada yang begitu penting untuk aku amati hari ini seperti biasanya," ucap Lune menghela napasnya dan kemudian bersandar di kursi kerjanya.

Tampilan layar monitor pertama tentang berita pemberian penghargaan kehormatan kepada Ketua Jones atas aksinya dalam merebut kembali prototype yang diinginkan oleh pihak militer untuk menjalankan proyek athena. Tampilan layar monitor kedua tentang pemberitaan bahwa satuan MOP di Distrik M menjadi sentra MOP dengan pimpinan Kolonel Philip. Tampilan layar monitor ketiga tentang pemberitaan perkembangan kasus pembunuhan yang terjadi beberapa hari lalu, dan ditariknya tuntutan kepada sekretaris korban yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Tampilan layar monitor ke empat tentang produk-produk terbaru yang baru saja dipasarkan secara umum dan dapat digunakan semua orang. Tampilan layar monitor ke lima tentang tampilan CCTV yang terpasang di tempat penampungan dengan dibagi menjadi delapan layar kecil. Tampilan layar monitor ke enam tentang data-data

terkait tentang tempat penampungan tersebut.

Tidak lama terlarut dalam melihat tampilan-tampilan yang muncul di masing-masing layar komputer tersebut, Lune kembali teringat akan kejadian yang membuatnya lengah dan terlalu santai akan keadaan di sekitar dirinya.

"Betapa bodohnya aku," ucap Lune kesal.

"Semakin aku mengingat kejadian tersebut, semakin aku merasa emosi dengan diriku sendiri. Tidak seperti biasanya aku seperti ini," ucap Lune kesal sembari menekan beberapa tombol yang ada di keyboard untuk memeriksa hal-hal yang biasa tersebut.

"Mengapa aku bisa sampai lalai sehingga Yuri dapat melihat siapa yang menghubungiku. Mudah-mudahan saja Yuri dan siapa saja yang membantunya untuk mengetahui hal tersebut tidak menggali lebih dalam lagi terkait masalah ini," ucap Lune.

Dalam gelapnya ruangan yang hanya bermandikan cahaya dari enam layar komputer yang terpasang di meja kerja, Lune masih duduk bersandar dan memikirkan betapa cerobohnya meski Yuri berhasil diredam rasa penasarannya. Lune tidak ingin memberikan beban tambahan kepada orang-orang terdekatnya.

******

******

Monday, 10 December 2253, 10:31:46

******

Yuri masih terdiam dan mematung untuk memantau situasinya terlebih dahulu sebelum pergi meninggalkan putri tidur sembari berkata, "Haahhhh, untung saja."

Namun, lagi-lagi langkah Yuri terhenti. Bukan karena ingin mengambil AD maupun rokok miliknya yang dapat diambil kembali setelah makan siang ketika ia kembali ke ruangannya. Tapi, rasa penasaran Yuri yang semakin tinggi karena AD milik Lune berkedip kembali dan dapat dilihat dengan jelas oleh Yuri sembari bergumam,

"DF-02."

"DF-02 ... apa maksud dari kode tersebut," gumam Yuri penasaran.

******

AD milik Lune masih berkedip menandakan beberapa panggilan tersebut telah terenskripsi menjadi sebuah pesan pengingat agar orang yang memiliki AD tersebut dapat mengetahui bahwa seseorang telah berusaha untuk menghubungi atau mengirimkan pesan.

"DF-02 ... DF-02 ... DF-02," gumam Yuri semakin penasaran.

"Seandainya saja aku mengetahui apa yang dimaksud dengan kode atau singkatan tersebut ... tentu aku memiliki keuntungan meski tidak terlalu banyak akan penawaran agar aku tidak selalu berhutang kepada Lune," gumam Yuri.

"Hmmm, aku tidak dapat memikirkan apa-apa lagi yang terkait dengan kode atau singkatan tersebut, padahal kesempatan seperti itu tidak akan datang untuk kedua kalinya," gumam Yuri yang merasa kesal sendiri sehingga tidak memperhatikan Lune yang telah bangun dari tidur cantiknya.

"Mengapa dia seperti orang yang sedang kebingungan," gumam Lune yang memperhatikan sikap Yuri yang sedang berusaha mencari tahu akan suatu hal saat pertama kali matanya terbuka dari tidur lelapnya.

Dikarenakan masih belum terlalu sadar untuk bangkit dari tidurnya, Lune tidak terlalu memikirkan hal tersebut sembari berkata, "Mungkin ia sedang merencanakan sesuatu yang buruk untuk menjahili diriku."

"Mengapa raut mukamu seperti ingin merencanakan sesuatu yang tidak masuk akal, Yuri?" tanya Lune tiba-tiba dan segera bangkit meski masih duduk di atas tempat tidur Yuri.

"Hah! Lune, ternyata kau sudah bangun dari tidur pagimu. Baru saja aku mau keluar dan meninggalkanmu supaya tidak mengganggu tidur pagi jelang siangnya," ucap Yuri berusaha mencari alasan.

"Kau sedang membicarakan apa sebenarnya, Yuri?" tanya Lune.

"Sudah hampir makan siang, dan aku ingin pergi ke dapur untuk mengisi perutku yang kosong, hahahahaha," jawab Yuri lalu tertawa.

"HUH!!" ucap Lune ketus.

"Apa kau sedang ingin membuat sebuah lelucon," ucap Lune kembali menegaskan bahwa apa yang dikatakan Yuri sungguh tidak dapat diterima dengan baik oleh Lune.

"Ahahahaha, tidak ada apa-apa kok, Lune!?" ucap Yuri yang masih saja berada dalam kondisi salah tingkah yang tidak diperlukan tersebut.

"Kalau kau ingin mencari alasan ... coba kau berpikir dengan alasan yang masuk akal. Apa perutmu yang kosong tersebut telah berhasil mengalahkan akal sehatmu. Kalau kau memang ingin pergi makan karena sudah terlalu lapar, ya ... tinggal pergi saja bukan. Mengapa masih berada disini," ucap Lune.

"Apabila kau mengkhawatirkan diriku yang mungkin kau pikir tidak dapat keluar dari ruanganmu ini, itu adalah satu-satunya alasan konyol yang pernah aku dengar," ucap Lune memberikan penjelasan tambahan.

"Benar juga perkataannya," gumam Yuri membenarkan perkataan yang disampaikan oleh Lune.

Yuri masih berusaha untuk menyembunyikan rasa penasaran sekaligus mencari cara agar keingintahuannya tersebut dapat segera tersampaikan kepada Lune. Akan tetapi, setidaknya penyampaian tersebut tidak membuat Lune berpikir negatif baik tentang tindakan Yuri yang mengambil kesempatan maupun jawaban atau maksud dari

kode atau singkatan DF-02 tersebut.

"Hooaaamm, karena kau terlalu lama di kamar mandi pada akhirnya aku tertidur," ucap Lune yang masih sedikit merasakan kantuk sembari menggerakkan kedua tangannya ke atas dengan maksud untuk meregangkan otot-otot kaku ditubuhnya setelah bangun tidur.

"Sebenarnya kau itu sedang melakukan apa saja, atau jangan-jangan kau melakukan sesuatu yang tidak baik dengan menggunakan diriku sebagai imajinasi untuk melakukan kegiatan pemuas hasratmu," ucap Lune dengan tatapan serius.

"Apa! K-kau jangan ber-pikir yang bukan-bukan, Lune. A-ku memang laki-laki normal ... tapi bu-bukan berarti aku laki-laki yang hobi berbuat mesum," ucap Yuri terbata-bata membela dirinya dari dakwaan Lune yang bertindak sebagai seorang hakim yang langsung mengetuk palunya bahwa Yuri bersalah.

"Apanya yang lama, dasar kau saja yang merasa bosan karena tidak mengerjakan apa-apa sehingga tertidur di tempat tidurku," gumam Yuri membela dirinya sendiri.

"Maaf, maaf, tapi tenang saja ... aku tidak melakukan apapun yang dapat merugikan dirimu," ucap Yuri.

"Apa maksud dari perkataanmu tadi, Yuri?" ucap Lune sembari mengembalikan posisi ke dua tangannya semula lalu melakukan senam kepala dengan memutar searah jarum jam.

"Aku tidak menyangka bahwa kau sudah bisa memikirkan hal-hal yang tidak masuk di akal dan merencanakan sesuatu yang jahat kepada diriku yang sedang tidak berdaya yang tertidur karena merasa lelah membantu ibu untuk mengelola tempat penampungan ini," ucap Lune dengan maksud menjahili Yuri.

"Haaahhhh, yang benar saja. Apa aku sangat bodoh untuk dapat melakukan itu semua, aku masih pemikiran yang jernih sehingga tidak terjatuh ke dalam lumpur yang sama dengan Bram," balas Yuri tidak terima.

"Akkhhh," ucap Lune merasakan otot-otot kakunya yang berangsur menghilang.

"Aku ini sedang berbicara denganmu, apa kau dengan sengaja tidak mendengar apa yang aku katakan, Lune!?" ucap Yuri.

"Lalu, mengapa sejak tadi aku perhatikan ... sikapmu itu seperti para perampok atau pencuri pemula yang sedang mencari cara untuk dapat masuk ke lokasi aksinya," ucap Lune.

"Atau ... apa ada sesuatu yang kau sembunyikan tentang bagaimana kau mengambil kesempatan untuk berbuat yang tidak baik selama aku tidur, seperti yang telah aku katakan sebelumnya, Yuri?" tanya Lune kembali sehingga membuat situasi berbalik kembali untuk menyerang Yuri.

"Tidak ... tidak, kau jangan berpikir yang aneh-aneh, Lune" sahut Yuri membela dirinya.

Sejak awal terbangun dari tidur yang tidak direncanakan oleh Lune tersebut, sama sekali tidak terpikirkan mengapa Yuri harus berbohong kepadanya. Namun, ketika Lune ingin melihat berapa lama ia tertidur betapa terkejutnya bahwa ada yang sedang berusaha untuk menghubungi Lune.

"Mengapa harus disaat seperti ini, atau aku sendiri yang lupa bahwa hari ini dia berjanji untuk mengirimkan beberapa informasi yang aku butuhkan" gumam Lune berusaha mengontrol dirinya dari rasa terkejut yang dihadapi.

"Aku harus tenang ... tidak mungkin juga Yuri mengetahui siapa yang baru saja menghubungiku. Tapi, dilihat dari prilaku yang ditunjukkan Yuri, berarti setidaknya ia telah melihat apa yang tertulis di AD milikku ini," gumam Lune

sembari mengalihkan pandangannya ke arah Yuri.

"Aku harap dia tidak menerima panggilan tersebut," gumam Lune khawatir.

"Apa kau baik-baik saja, Lune?" tanya Yuri melihat sikap Lune yang tiba-tiba saja mendiamkan dirinya tanpa ada alasan yang jelas.

"Lune, apa kau baik-baik saja? Apa ada sesuatu yang salah? Mengapa kau melihatku seperti itu?" tanya Yuri berkali-kali tanpa mendapatkan respon atau satu pun jawaban yang keluar dari mulut Lune.

"Haahhh, mudah-mudahan saja perkiraanku benar," gumam Lune sembari berdiri dan segera ingin keluar dari ruangan tersebut.

"Semoga saja Yuri tidak terlalu memikirkan hal tersebut," gumam Lune yang masih bermain dengan pikirannya sendiri sembari melewati Yuri untuk menuju ke pintu keluar baik dari ruangan Yuri maupun berbagai asumsi dirinya sendiri.

Namun, sebelum Lune melewati Yuri terlalu jauh, tiba-tiba lengan kiri Lune digenggam oleh Yuri yang sejak awal memang sangat ingin mengetahui siapa sebenarnya yang menghubungi Lune yang selama ini sangat jarang untuk berinteraksi dengan dunia luar, selain dengan sikap Lune yang tidak biasanya tersebut.

"Tunggu dulu, Lune!" ucap Yuri sembari menggenggam lengan kiri Lune sembari melanjutkan perkataannya, "Ada yang ingin aku tanyakan denganmu."

"Aku ini masih wanita suci dan masih perawan tulen, Kak Yuri. Apa aku perlu membuktikannya pada dirimu sekarang," ucap Lune dengan bermaksud bercanda dengan posisi masih membelakangi Yuri.

"Atau, jangan-jangan ... kau ingin mengetahui tentang cinta pertamaku dulu," ucap Lune kembali.

"Haaahhhh, aku sedang tidak ingin bercanda, Lune," ucap Yuri tidak ingin mengikuti permainan Lune.

"Aku hanya ingin tahu saja bahwa yang menghubungi dirimu saat tertidur tadi benar-benar orang yang berada di jalur yang tepat dan tidak berusaha untuk menyakitimu," gumam Yuri yang tidak mampu untuk diungkapkannya tersebut.

"Aku hanya ingin tahu saja apa maksud dari DF-02 tersebut," ucap Yuri yang langsung ke inti permasalahan.

"Apanya DF-02?" tanya Lune kembali bertanya.

"Aku serius, Lune!?" ucap Yuri.

"Apa kau benar-benar tidak sedang membuat masalah di luar tempat penampungan, atau ... tidak ikut terlibat dalam masalah tersebut," ucap Yuri kembali agar Lune dapat mendengarkan lebih jelas apa tujuan Yuri.

"Lune?" tanya Yuri.

Lune tetap tidak menjawab dan terdiam mematung dengan posisi yang masih membelakangi Yuri. Pada akhirnya, Yuri hanya bisa menyerah dan tidak melanjutkan kembali rasa ingin tahunya sembari melepaskan genggaman tangannya dari lengan Lune. Hal ini dikarenakan, Yuri telah mengenal cukup lama diri pribadi Lune yang tidak

ingin dipaksa untuk memberikan jawaban yang apabila ia sendiri tidak ingin mengatakannya.

"Haahhhh ... baiklah, kalau itu keinginanmu. Aku tidak akan memaksamu lebih jauh lagi," ucap Yuri sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Terima kasih atas pengertianmu, Yuri," ucap Lune kemudian melangkah pergi dari ruangan tersebut.

"Haaahhh, dia ini selalu seperti ini. Tidak ingin membuka dirinya meskipun pada saudaranya sendiri, apa memang terlalu berat untuk mengatakan hal tersebut, Lune," gumam Yuri memandangi kepergian Lune dengan diakhiri dengan pintu ruangan Yuri tertutup.

******

******

Sunday, 11 December 2253, 08:20:33

******

"Maafkan aku, Yuri. Untuk saat ini aku sedang tidak menceritakannya terlebih dahulu," gumam Lune menutup matanya sembari masih bersandar di kursi kerja miliknya.

"Untuk saat ini aku tidak bisa mempercayai siapapun terlebih dahulu agar tidak terjadi kembali kejadian seperti saat itu. Apabila saatnya tiba dan aku harus menjelaskan semuanya padamu meski kau sekalipun tidak akan menerimanya ... itu sudah cukup bagiku apabila kau mendengarnya langsung dariku," gumam Lune kembali.

Tiba-tiba saja, alat komunikasi Lune berkedip kembali namun dengan IP yang berbeda dari sebelumnya. Lune segera mengambil earphone miliknya yang kemudian diletakkan dikedua telinganya lalu menerima panggilan tersebut sembari berkata, "Apa kau sudah dapat mendapatkan informasi yang aku butuhkan."

"Aku sudah mendapatkannya, dan akan segera aku kirimkan kepadamu beserta beberapa file lain terkait tambahan beberapa informasi yang telah aku berikan sebelumnya," balas sumber suara dari balik earphone Lune.

"Oke, terima kasih banyak atas bantuannya," ucap Lune.

"Baik, K---" ucap sumber suara dari balik earphone Lune yang tidak dapat menyelesaikan perkataanya karena langsung mendapatkan respon keras dari Lune.

"Tsskk," ucap Lune berdecak kesal.

"Aku sudah pernah mengatakannya bukan, meski kita menggunakan saluran aman dengan enskripsi server dari negara luar ... jangan sesekali untuk memanggilku seperti itu. Orang-orang yang hidup bahagia adalah orang yang selalu waspada dengan keadaan sekitarnya, mau berapa kali lagi aku harus mengingatkanmu soal itu," jelas Lune panjang lebar kepada si pemiliki sumber suara dari balik earphone Lune.

"Maaf, aku juga tidak sengaja," ucap sumber suara dari balik earphone Lune tersebut mengakui kesalahannya.

"Oh iya ... hampir saja aku lupa. Lain kali apabila kau ingin menghubungiku lebih baik kirim pesan terlebih dahulu untuk menghindari kejadian yang tidak diperlukan ... dan biar aku saja yang akan menghubungimu," ucap Lune menjelaskan agar kejadian yang terjadi saat ia tertidur diruangan Yuri tidak terulang kembali.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya suara dari balik earphone Lune.

"Bukan masalah yang besar, dan aku sudah bisa mengatasinya untuk sementara," ucap Lune dengan dilanjutkan dengan gumamannya, "Semoga saja."

"Sudahlah, apabila ada keperluan lain ... aku akan segera menghubungimu kembali," ucap Lune sembari memperhatikan AD miliknya yang memberitahukan bahwa ada beberapa file atau catatan-catatan kecil lain.

"Baik," sumber suara dari balik earphone Lune yang kemudian memutuskan saluran komunikasi mereka.

"Aku juga harus segera ke ruang kerjaku yang lain," ucap Lune sembari berdiri dan menonaktifkan perangkat komputernya.

Keheningan pun kembali timbul dengan seiring dengan padamnya cahaya-cahaya monitor dari komputer kerja yang terpasang tersebut. Pada akhirnya Lune keluar dari ruangannya untuk kembali ke ruang kerja tempat penampungan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam membantu ibu angkatnya mengelola tempat penampungan yang telah dianggap sebagai rumah tersebut.