Chereads / Internal Zone / Chapter 36 - Give In

Chapter 36 - Give In

Anggota geng yang telah mengeliling anggota patroli MOP dan Jack semakin mendekat, selain ancaman dari arah senjata yang kapan saja dapat meluncurkan pelurunya kepada mereka berdua. Alhasil, situasi yang sebelumnya dapat diatasi oleh Jack semakin sulit untuk dapat diprediksi.

"Aku harus bersiap untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi, tapi ... aku khawatir dengan peluru yang nantinya akan dapat melukai warga sipil yang masih berada di tempat ini," gumam Jack.

"Apa kau bisa memaksimalkan akurasi tembakanmu, aku hanya khawatir kalau warga sipil yang masih berada di tempat ini akan ikut menjadi korban," ucap Jack kepada anggota patroli MOP tersebut.

"Kau tenang saja, sebelum menjadi petugas patroli, dulu aku berada di satuan serbu pasukan militer yang ditugaskan untuk memberantas para mafia yang berbuat kerusuhan beberapa hari yang lalu. Kalau kau bisa melindungi titik butaku ... aku akan membereskan sampah yang merebut senjata temanku tersebut," balas anggota patroli MOP.

"Meskipun demikian, aku tetap harus mencari saat yang benar-benar tepat," gumam anggota patroli MOP tersebut.

"Baiklah kalau begitu. Kau beritahukan saja kapan kita akan mulai beraksi," ucap Jack singkat meski ekspresinya sedikit menggambarkan rasa tidak percaya akan perihal yang didengar olehnya tersebut.

"Berarti, apa yang disampaikan oleh Kak Billy memang benar. Bahwa pasukan militer yang datang membantu MOP serta IDM tidak ikut dibawa kembali ke markas pusat seluruhnya. Lebih baik, aku segera menyelesaikan hal ini secepat mungkin, lalu pergi menjauh sebelum aku mendapatkan masalah yang merepotkanku kembali," gumam Jack.

"Kita tidak memiliki banyak waktu lagi, Pak Petugas," ucap Jack.

"Tunggu dulu," balas anggota patroli MOP tersebut.

"Apa kau yakin?" tanya Jack kembali untuk memastikan dikarenakan keadaan yang sudah semakin mendesak.

"Kau ini benar-benar berisik sekali, aku belum menemukan kesempatan yang bagus,�� ucap anggota patroli MOP emosi.

"Bukan itu masalahnya, mereka semakin mendekati kita. Kalau aku tidak memikirkan dirimu, aku sudah mulai bergerak untuk menghajar mereka satu per satu," ucap Jack sembari bersiap untuk menghadapi serangan yang akan dilakukan oleh anggota geng yang ada dihadapannya.

Tidak berapa lama anggota geng mulai melangkahkan kaki mereka dengan cepat untuk menyerang, dan Jack segera maju sembari menghindari pukulan dari pipa besi yang diayunkan oleh anggota geng yang pertama kali ia temui.

"Bougghhh," pukulan tangan kanan Jack mendarat dengan bebas di wajah anggota geng yang ia temui berikutnya sembari menahan pipa besi di tangan kirinya sehingga Jack berhasil mendapatkan senjata untuk melindungi dirinya.

"Jangan bergerak, atau aku tembak kalian," ucap anggota geng yang memiliki senjata memberi peringatan karena melihat Jack mulai menghajar beberapa saudara gengnya, meskipun pandangan matanya tetap tidak dialihkan dari anggota patroli MOP yang mengacungkan senjata ke arahnya.

"Apa yang kau tunggu, tembak saja mereka sekarang," ucap anggota geng yang ingin mengambil senjata milik anggota patroli MOP.

"Aku tidak bisa, kalau sampai meleset akan berbahaya bagi saudara kita yang lain. Mengapa kau diam saja, cepat ambil senjatanya sekarang," ucap anggota geng yang memegang senjata dengan emosi.

"Aku juga tidak bisa ... lihat saja dirinya, bagaimana aku bisa mengambil senjatanya dengan mudah. Aku tidak mau mati konyol dan menyedihkan di tempat seperti ini, kalau tidak ... mengapa tidak kau saja yang mengambilnya dan memberikan kepadaku," ucap anggota geng yang ingin mengambil senjata anggota patroli MOP tersebut tiba-tiba memegang tangan anggota geng yang memiliki senjata.

"Apa yang kau lakukan, lepaskan tanganmu ... aku tidak bisa berkonsentrasi kalau begini," balas anggota geng yang memiliki senjata merasa kesal, sehingga membuat celah dengan seiring pandangan matanya telah beralih ke arah yang lain.

"Cepat kau ambilkan senjatanya dan berikan kepadaku, kalau tidak biar aku yang meminjam senjatamu ...," ucap anggota geng yang ingin mengambil senjata anggota patroli MOP yang semakin menunggu kesempatan yang sebentar lagi datang kepadanya.

"Singkirkan tanganmu," ucap anggota geng yang memiliki senjata dan membuat arah senjata berpindah posisi sembari diturunkannya tangan kanan yang memegang senjata tersebut sehingga tidak lagi mengarah ke anggota patroli MOP.

Perdebatan kecil dan singkat di situasi seperti ini bukan merupakan sebuah keputusan yang tepat, karena musuh akan dengan mudah memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan serangan balik dengan cepat.

"Ini kesempatannya, lagi pula teman-temannya tidak berani untuk mendekatiku ... dan titik butaku sekarang lagi disibukkan dengan perkelahian tangan kosong oleh anak muda tersebut, sehingga aku tidak perlu khawatir musuh akan datang dari arah belakangku," gumam anggota patroli MOP tersebut yang bersiap melepaskan tembakannya.

"Dor!! Dor!!" dua tembakan tepat bersarang di kedua paha kaki ke dua anggota geng yang sedang sibuk berdebat tersebut.

"Akhhh!!" teriak ke dua anggota geng tersebut hampir bersamaan.

Semua anggota geng yang mengelilingi anggota patroli MOP dan Jack tersebut terdiam sesaat dan melihat ke arah sumber suara tembakan. Meskipun demikian, anggota patroli MOP kemudian memanfaatkan kondisi tersebut dengan cepat untuk segera mengambil senjata rekan kerjanya yang telah diambil alih oleh anggota geng tersebut yang telah terlepas dan tergeletak bebas tanpa pemilik di dekat anggota geng yang sedang merasakan sakit di paha kaki kanan mereka berdua.

"Apa yang kau lihat?" tanya Jack yang tidak perduli dengan situasi tersebut sembari melayangkan kembali pipa besi yang telah ia dapatkan untuk memberikan sedikit kecupan hangat dan membekas di wajah salah satu anggota geng yang berada dihadapannya.

"HAH!!" ucap anggota geng tersebut kaget dan tidak dapat menghindar.

"Braagghhh," bunyi hantaman pipa besi tersebut.

"Kurang ajar," ucap temannya yang melihat kejadian tersebut emosi dan langsung bergerak untuk menyerang Jack dengan diikuti dengan dua anggota geng lainnya.

"Bagus kalau kalian maju secara bersamaan, sehingga aku tidak membuang-buang waktu untuk mengundang kalian ke pesta jamuan pipa besiku," ucap Jack santai sembari berdiri dan memperhatikan pergerakan dari tiga orang anggota geng yang akan menyerangnya.

"Kau jangan pernah meremehkan kami," ucap anggota geng lain yang ikut menyerang Jack.

"Dor!! Dor!!" tembakan dilepas kembali yang berhasil menumbangkan dua anggota geng lainnya.

"Hanya tinggal tersisa sedikit lagi," gumam anggota patroli MOP tersebut dengan memegang dua senjata di kedua tangannya dengan memperhatikan situasi yang ada dihadapannya.

"Apa kalian tidak ingin menyerangku, ayo maju. Aku tidak punya cukup banyak waktu untuk melayani permintaan maaf kalian saat ini ... karena aku harus mengejar teman kalian yang berhasil kabur membawa Ketua kalian," ucap anggota patroli MOP tersebut.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dalam kepungan anggota geng yang dilakukan terhadap anggota patroli MOP dan Jack sebelumnya ada beberapa anggota geng yang mendapatkan perintah untuk segera pergi dari lokasi kejadian untuk menyelamatkan ketua mereka yang telah berhasil dilumpuhkan oleh Jack.

"Ini akan menjadi catatan tambahan yang buruk dalam pengalaman kerja yang telah aku lakukan selama ini, karena berhasil membuat pimpinan musuh kabur dan melibatkan warga sipil ( Jack ) untuk membantuku dalam melaksanakan tugas yang cukup berbahaya," gumam anggota MOP tersebut.

"Tapi, kalau aku mengejar mereka ... aku juga tidak bisa meninggalkan rekanku yang sedang terluka sebelum ambulans datang ke tempat ini," gumam anggota patroli MOP untuk yang kedua kalinya dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi di pihaknya.

"Jadi?" tanya anggota MOP singkat dan tidak ingin berbasa-basi kembali seperti yang telah ia lakukan sebelumnya.

"B-baik ... saya menyerah," ucap salah satu anggota geng yang berada di sebelah dua orang temannya yang telah tergeletak akibat tembakan tersebut, lalu meletakkan tongkat kayu yang ia gunakan sebagai senjata dan kemudian mengangkat ke dua tangannya.

Alhasil, berkat anggota geng yang menyerahkan diri tersebut, satu per satu anggota geng lainnya yang bertugas untuk mengelilingi anggota patroli MOP ikut serta meletakkan senjata mereka dan menyerahkan diri. Namun, anggota patroli MOP tersebut masih berada dalam kondisi siaga satu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti beberapa saat yang lalu.

Pada akhirnya, dengan instruksi anggota patroli MOP kepada salah satu anggota geng untuk mengikat ke dua tangan teman-temannya yang lain agar tidak mengurangi kewaspadaan dan berjalan dengan baik, sehingga hanya tersisa satu anggota geng saja yang belum diamankan.

"Berbalik badan," perintah anggota patroli MOP tersebut.

"Baik, Pak Petugas. Tolong ... jangan tembak saya," ucap anggota geng yang belum diamankan tersebut.

"Jangan banyak bicara lagi, segera berkumpul ke tempat teman-temanmu," ucap anggota patroli MOP tersebut memberikan perintah setelah melakukan tugasnya terhadap anggota geng yang terakhir yang akhirnya ia segera duduk berkumpul dengan teman-temannya yang lain.

"Meskipun aku tidak berhasil mengamankan pimpinan mereka, ini sudah lebih dari cukup menurutku agar yang melarikan diri tidak melakukan perbuatan seperti ini lagi. Masih banyak kesempatan dilain waktu juga untuk menangkap mereka," ucap anggota patroli MOP.

"Oh iya, bagaimana dengan---" ucap anggota MOP tidak melanjutkan perkataannya saat berbalik ingin mengetahui kondisi Jack.

"Kau berbicara padaku?" ucap Jack santai sembari melemparkan tubuh anggota geng yang baru saja pegang kerah bajunya dalam keadaan tidak berdaya dengan tangan kirinya.

"Dia ini, kalau tidak berbicara dengannya, siapa lagi yang aku ajak bicara. Tapi, pekerjaannya cukup bagus juga, mudah-mudahan di lain waktu ia mau bergabung dengan satuan tugas MOP," gumam anggota patroli MOP tersebut.

"Clank!!" bunyi stik pemukul baseball yang tidak tahu sudah berapa kali berhasil diambil oleh Jack untuk menjadi senjata bagi perlindungan dirinya.

"Baiklah, Pak Petugas. Kehadiranku disini tidak diperlukan lagi, bukan?" ucap Jack bertanya untuk memastikan bahwa dirinya tidak bersalah dan diperbolehkan meninggalkan lokasi kejadian.

"Tunggu dulu, kau belum boleh meninggalkan tempat ini. Kau akan aku bawa ke markas MOP untuk dijadikan saksi tambahan dalam pelaporan atas tindak kejahatan yang baru saja terjadi," ucap anggota patroli MOP tersebut tegas.

"Sudah aku duga sebelumnya," gumam Jack mengeluh.

"Tapi, Pak Petugas. Kalau kau menginginkan seorang saksi, di tempat ini banyak warga sipil yang dapat kau minta keterangan mereka sebagai saksi, terutama pemilik warung yang telah dihancurkan oleh mereka. Selain, itu disini terdapat satu CCTV yang bisa ...," ucap Jack tidak menyelesaikan perkataannya setelah menyebutkan CCTV.

"Aduh ... aku lupa kalau disini ada CCTV. Berarti---" gumam Jack tidak menyelesaikan kembali asumsinya karena langsung mendapatkan sanggahan dari anggota patroli MOP atas perkataan Jack sebelumnya.

"Kau jangan terlalu banyak bicara, kalau kau tidak ingin menjadi buronan ... silahkan kau pergi dari sini," ucap anggota patroli MOP tersebut.

"Baiklah, Pak Petugas. Aku ikut saja apa yang Bapak jelaskan kepadaku," ucap Jack meskipun pada dasarnya merasa khawatir akan hal lainnya selain menjadi seorang buronan.

"Bagus kalau begitu," ucap anggota patroli MOP tersebut sembari melangkah pergi melewati Jack untuk melihat kondisi rekan kerjanya.

"Sudahlah, setelah ini apa yang akan terjadi ... terjadi saja," gumam Jack sembari mengusap wajah dengan tangan kanannya.

******

Dua menit kemudian dari berakhirnya dengan dilemparnya anggota geng yang sudah tidak berdaya oleh Jack, kendaraan ambulans sudah tiba di lokasi kejadian. Meskipun pada awal anggota patroli MOP dan Jack dikepung, anggota patroli MOP yang diberikan instruksi untuk membawa rekan kerjanya terluka kembali ke kendaraan MOP, pihak rumah sakit terdekat telah dihubungi. Akan tetapi, dikarenakan kondisi yang belum pasti dan dapat membahayakan tenaga medis, maka saat kendaraan ambulans sudah berada dalam radius 200 meter dari lokasi kejadian diminta untuk berhenti sementara.

Setelah kondisi dinyatakan aman, maka anggota patroli MOP yang mengawasi rekan kerjanya yang terluka segera menghubungi petugas medis yang bertugas dan berada dalam kendaraan ambulans tersebut. Sementara, dikarenakan ada suatu dan lain hal, maka rombongan Bram mengalami keterlambatan untuk segera sampai menuju lokasi kejadian.

******

"Dimana bantuan dari anggota MOP yang lain, Pak Petugas?" tanya Jack membuka awal pembicaraan setelah kepergian kendaraan ambulans yang membawa dua anggota patroli MOP yang terluka.

"Aku juga tidak tahu," ucap anggota patroli MOP tersebut.

"Apa kau benar-benar anggota patroli MOP?" tanya Jack kembali.

"Berisik sekali kau ... hei, bagaimana dengan bantuan kita?" ucap anggota patroli MOP emosi mendengar perkataan Jack lalu segera bertanya kepada rekan kerjanya.

"Mereka sedang dalam perjalanan kemari, kau tenang saja ... tidak perlu emosi begitu," balas rekan anggota patroli MOP tersebut.

"Asumsiku tepat sekali. Sebab, dari tadi perasaanku semakin tidak nyaman, selain itu ...," gumam Jack sembari melihat ke arah CCTV yang posisinya telah berpindah seakan hanya memfokuskan Jack seperti seorang artis papan atas yang terkenal.

"Aku hanya bisa pasrah saja menerima apa yang akan terjadi nantinya, percuma juga untuk memberikan alasan agar dapat membela diri dan lari dari apa yang sudah terjadi dari tadi. Haahhh ... kalau seperti ini lebih baik aku biarkan saja ...," gumam Jack tidak melanjutkan sembari menyandarkan tubuhnya ke bangku kendaraan

MOP.

"Ada apa dengan anak muda ini? Seperti ... ingin menghadapi kematian yang akan terjadi sebentar lagi di depan matanya saja," gumam anggota patroli MOP yang terbantu oleh Jack setelah emosinya berhasil hilang atas perkataan Jack sebelumnya.

******

Lima menit kemudian, bantuan MOP dari markas pusat berhasil tiba. Setelah turun dari kendaraan mereka dan mendapatkan instruksi dari Bram, dengan cepat sebagian anggota dari unit Task Force Patrol membawa anggota geng baik yang terluka maupun tidak untuk diangkut ke kendaraan tahanan yang baru saja dibeli dengan bantuan dana dari pihak militer pusat. Sementara, yang lain segera meminta laporan kepada dua anggota patroli MOP yang tersisa.

"Kau baik-baik saja?" tanya Bram yang menghampiri Jack di salah satu kendaraan patroli MOP.

"Susah untuk diungkapkan dengan kata-kata, Kak Bram. Dan, aku yakin Kakak juga telah mendapatkan instruksi selanjutnya," ucap Jack masih duduk bersandar dikursi mobil patroli MOP sembari memejamkan ke dua matanya.

"Baguslah kalau kau sudah mengerti dengan maksud dari pertanyaanku tadi. Tapi ... untuk saat ini kau ikut terlebih dahulu denganku ke markas dan tenang saja ... kau ikut denganku bukan untuk menjadi saksi," ucap Bram.

"Terima kasih, Kak Bram. Aku memang membutuhkan sedikit tambahan waktu untuk mempersiapkan fisik dan mental agar mampu menghadapi sesuatu yang tidak akan dapat aku hindari besok," ucap Jack.

"Kau tunggu saja terlebih dahulu disini, aku akan memberikan sedikit instruksi kepada mereka ... lalu kita bisa pergi dari sini dengan menggunakan kendaraan mobil patroli MOP. Dan, kau segera pindah ke kursi depan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan selama perjalanan kita menuju markas," ucap Bram lalu melangkah pergi meninggalkan Jack yang bangkit lalu pindah ke kursi depan lalu menutup pintu mobil kendaraan patroli MOP tersebut dan membuka jendela kendaraannya.

******

Melihat kedatangan Bram, semua anggota MOP segera memberi hormat dan dibalas oleh Kapten Bram sembari bergumam, "Aku ingin segera pergi dari sini dan mengembalikan semua pekerjaan kepada yang seharusnya, sehingga aku bisa bersantai dan menikmati makan siangku."

"Bagaimana statusnya?" tanya Kapten Bram.

"Siap! Kapten Bram. Semua pelaku yang berasal dari anggota geng telah berhasil diamankan berkat kerjasama antar anggota patroli MOP dan pemuda yang berada di dalam kendaraan patroli MOP tersebut," ucap Ketua Tim Task Force Patrol.

"Bagaimana dengan saksi?" tanya Kapten Bram kembali.

"Siap! Saat ini beberapa rekan kerjaku sudah meminta keterangan dan kesediaan mereka untuk datang ke markas perihal pemberian keterangan saksi mata dan apabila tidak ada perihal lain sudah dapat diperbolehkan pulang," ucap Ketua Tim Task Force Patrol untuk yang kedua kalinya.

"Bagus kalau begitu. Sekarang aku akan kembali ke markas dengan menggunakan kendaraan patroli MOP dengan Saudaraku ... dan, hilangkan status saksi dari dirinya. Karena, menurutku pelaporan dari korban dan rekan pelapak yang lain, serta rekaman CCTV sudah cukup," ucap Kapten Bram tegas.

"Saudara Kapten Bram. Bagaimana mungkin, pantas saja ia sangat ahli dalam mengatasi permasalahan tadi," gumam anggota patroli MOP yang hendak membawa Jack ke markas MOP.

"Ada apa dengan Kapten Bram. Tidak biasanya ia seperti ini, pasti ini masalah yang serius diantara hubungan mereka sebagai saudara ... lagipula dengan kejadian seperti ini ...," gumam salah satu anggota tim Task Force Patrol.

"Apa kalian tidak mendengarkan apa yang aku katakan?" tanya Kapten Bram.

"Siap! Laksanakan, Kapten!" ucap semua yang berada didekat Bram secara bersamaan sembari memberi hormat.

"Baiklah, sekarang aku akan kembali ke markas terlebih dahulu, lalu aku akan segera memindahkan rantai komando tugas ini kepada Letnan Varischa selaku pimpinan kalian yang sebenarnya," ucap Kapten Bram lalu melangkah pergi meninggalkan mereka semua.

"Ada apa dengan Kapten Bram hari ini?" tanya salah satu anggota tim Task Force Patrol kepada Ketua Tim Task Force Patrol.

"Lebih baik kau urus pekerjaanmu saja, jangan ikut campur urusan orang lain. Kau tidak akan tahu akibat yang akan kau terima apabila masih saja ingin tahu urusan orang lain," jawab Ketua Tim Task Force Patrol.