Chereads / Internal Zone / Chapter 40 - The Overture

Chapter 40 - The Overture

Sunday, 11 December 2253, 14:44:02 ( Markas MOP )

******

Setelah menjemput Jack dilokasi kejadian, Bram kemudian mengajak Jack untuk menikmati makan siang mereka terlebih dahulu sebelum akhirnya benar-benar tiba di pelataran parkir satuan tugas MOP.

"Haahhh, alangkah baiknya langsung beristirahat setelah makan siang daripada harus kembali ke tempat ini lagi," gumam Bram sembari mematikan mesin kendaraan patroli MOP yang digunakannya untuk berkeliling.

"Ayo, kita turun sekarang," ajak Bram yang lalu diikuti dengan Jack.

"Apa sedang ada pembangunan di tempat kerja Kakak saat ini?" tanya Jack sembari memperhatikan ada beberapa pekerja bangunan yang sedang sibuk bekerja.

"Ceritanya panjang, tapi kalau bisa dipersingkat ... kami baru saja mendapatkan bantuan dana untuk mengembangkan satuan tugas kami menjadi lebih baik dan lebih kuat dari sebelumnya," Bram menjelaskan kepada Jack sembari melangkah ke pintu masuk markas MOP.

"Ohh," jawab Jack singkat.

Anggota MOP yang bertugas piket di ruang jaga bingung dengan kehadiran Kapten mereka dengan menggunakan kendaraan patroli dengan hanya membawa seseorang yang tidak mereka kenal. Sementara, mereka mengetahui bahwa Kapten Bram sedang melakukan tugas untuk mengatasi permasalahan dengan rombongan unit tim lainnya.

"Siap!" ucap salah satu anggota piket jaga MOP sembari memberi hormat dan diikuti oleh rekan kerjanya.

"Selamat bertugas," balas Kapten Bram sembari membalas hormat mereka dengan terpaksa.

"Permisi, Pak Petugas," ucap Jack memberi hormat.

"Siapa pemuda itu? Mengapa ia bisa dengan leluasa untuk masuk mengikuti Kapten Bram?" tanya rekan petugas piket jaga tersebut.

"Kalau kau tidak tahu, sama saja seperti aku ... sudah, jangan terlalu mengurus orang lain," balas anggota piket jaga yang pertama kali memberikan hormat kepada Kapten Bram.

Setelah pintu masuk markas satuan tugas MOP tertutup, Bram segera berinisiatif untuk mencari Letnan Varischa untuk melepas rantai komando yang sementara ia gunakan karena tugas menangani tindak kejahatan yang dilakukan oleh kelompok geng kepada para pedagang kaki lima, meski hanya sebagai formalitas saja.

"Kau ikut aku terlebih dahulu, setelah itu baru kita bersantai sebentar diruang kerjaku yang baru," ucap Bram.

"Baik, Kak Bram. Terserah Kakak saja, aku juga tidak ada urusan lain yang harus aku kerjakan di luar sana ... kecuali kembali untuk menerima pelajaran yang akan diberikan oleh Kak Lune," balas Jack.

"Haahhh, kalau urusan yang satu itu ... memang tidak akan ada habisnya," gumam Bram.

Tidak berapa lama, Kapten Bram akhirnya menemui Letnan Varischa yang masih menjaga Kapten Victoria yang terlihat sama sekali menikmati tidurnya. Letnan Varischa pun langsung bangkit dari duduknya untuk memberikan hormat kepada Kapten Bram.

"Apa kami mengganggu, Letnan?" tanya Kapten Bram sembari membalas hormat kepada Letnan Varischa yang terkejut melihat kedatangan Kapten Bram.

"Siap! Tidak ada masalah, Kapten! Hanya saja Kapten Victoria masih menikmati istirahatnya," balas Letnan Varischa dengan sigap.

"Baiklah kalau begitu, biarkan saja ia menikmati istirahatnya untuk sementara waktu," ucap Kapten Bram sembari mengalihkan pandangannya ke Letnan Varischa.

"Mengapa Kapten tidak memberitahuku kalau Kapten sudah tiba?" tanya Letnan Varischa.

"Sebab, ketika unitku telah kembali dan melapor kepadaku ... mereka memberitahuku bahwa Kapten telah cukup lama meninggalkan lokasi kejadian dengan menggunakan salah satu mobil patroli," jelas Letnan Varischa kembali untuk memastikan laporan dari unitnya.

"Apa sudah terlalu lama aku pergi?" gumam Kapten Bram bertanya kepada dirinya sendiri.

"Ada apa, Kapten?" tanya Letnan Varischa yang tidak mendapat respon balik atas perkataannya dari Kapten Bram.

"Hah! Tidak ada apa-apa, Letnan. Aku berencana untuk memberitahukanmu terlebih dahulu, tapi ... ternyata aku tidak perlu lagi memberitahukan apa yang perlu kau ketahui," ucap Kapten Bram merasa tidak nyaman dengan sikapnya tersebut.

"Baiklah kalau begitu, tapi ... Kapten tenang saja, dari pertama kali sebenarnya tugas ini adalah tanggung jawab kami, dan ... kebetulan karena Kapten Victoria tidak bisa melaksanakan tugasnya saat ini," ucap Letnan Varischa dengan maksud untuk berterima kasih.

Letnan Varischa kemudian menjelaskan beberapa hal yang telah disampaikan oleh unit Task Force Patrol sebelum kedatangan Kapten Bram. Namun, dikarenakan kondisi Kapten Victoria saat ini, maka berkas laporan kejadian hari ini terpaksa diserahkan kepada Ketua Tim untuk dapat diselesaikan. Dengan demikian, hal tersebut juga menandakan bahwa rantai komando telah kembali kepada Letnan Varischa.

"Siapa pemuda ini, Kapten Bram?" tanya Letnan Varischa yang dari tadi memperhatikan kehadiran Jack.

"Oh, ini adalah adikku, namanya adalah Jack Silver, panggil saja Jack,�� jawab Kapten Bram.

"Ohh, perkenalkan ... nama saya Varischa, meskipun kau pasti sudah tahu dari percakapan kami berdua dari tadi," ucap Letnan Varischa sembari mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.

"Jack," balas Jack singkat sembari membalas jabat tangan Letnan Varischa.

"Lumayan juga pemuda ini, tampan ... tingginya juga lumayan ... tubuhnya juga terlihat atletis, benar-benar tipe yang aku cari," gumam Letnan Varischa yang masih saja menjabat tangan Jack.

"Apa dia sudah punya kekasih? Lebih bagus kalau dia belum punya, jadi setidaknya aku bisa membawanya pergi untuk menemui orang tuaku yang selalu sibuk ingin menjodohkanku," gumam Letnan Varischa kembali semakin tidak memperdulikan bahwa di tempat tersebut masih ada Kapten Bram yang melihatnya.

"Ekhheem," ucap Kapten Bram dengan maksud menyadarkan Letnan Varischa yang masih tidak melepaskan pandangannya ke arah Jack.

"Ahahahaha, m-maaf ... maaf, Kapten Bram. Ada perlu apa Kapten membawa saudara Kapten ke markas kita?" ucap Letnan Varischa sembari bertanya untuk menghilangkan situasi canggung tersebut.

"Aku ada perlu sebentar dengan Jack, apa ada masalah, Letnan Varischa?" jawab Kapten Bram sembari memberi pertanyaan untuk mengetahui maksud dari perkataan Letnan Varischa.

"Siap! Tidak ada, Kapten!" balas Letnan Varischa.

Jack yang melihat keadaan tersebut hanya bisa menyimak dan menikmati tontonan saja sembari tersenyum kecil dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dimana dengan pandangan matanya ke arah Kapten Bram dan Letnan Varischa yang saling berhadapan.

"Apa benar-benar tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi denganku, Letnan Varischa?" tanya Kapten Bram untuk ke dua kalinya.

"Tidak ada, Kapten! Terima kasih atas kerjasamanya, dan selamat beristirahat," jawab Letnan Varischa.

"Baiklah, kalau begitu. Jack, ayo kita pergi dari sini ... sebelum Letnan Varischa tersadar bahwa ia ingin sekali bertanya tentang IP-mu," ajak Kapten Bram sembari merangkul Jack secara tiba-tiba untuk segera keluar dari ruangan tersebut.

"IP ... apa maksudnya, apa Kapten Bram mengganti IP miliknya," gumam Letnan Varischa memikirkan perkataan Kapten Bram sembari melihat kepergian mereka berdua.

"HAAHHHH!!!" teriak batin Letnan Varischa dengan menahan rasa malunya.

"Bodohnya aku ... benar apa yang dikatakan oleh Kapten Bram, mengapa aku tidak memikirkan hal tersebut," gumam Letnan Varischa sembari memegang kepalanya yang tertunduk dengan kedua tangannya.

Tidak berapa lama kemudian Letnan Varischa berusaha menenangkan dirinya yang benar-benar melupakan hal penting apabila ingin menjalin hubungan lebih dekat dengan orang lain.

"Aku tidak boleh menyerah, aku akan berusaha meminta IP Jack ... agar orang tuaku tidak mengganggu kembali tentang masalah perjodohan maupun mencarikan jodoh buatku," gumam Letnan Varischa yang kemudian duduk

kembali untuk mengawasi Kapten Victoria yang sedang beristirahat.

******

******

"Selamat datang, Kapten!" ucap salah satu anggota unit Kapten Bram sembari memberi hormat, lalu diikuti dengan anggota lainnya.

"Terima kasih," balas Kapten Bram.

"Apa kalian semua adalah anggota yang dipilih untuk menjadi bagian dari unit yang aku pimpin?" tanya Kapten Bram sembari memperhatikan satu per satu anggotanya tersebut.

"Siap! Benar, Kapten!" ucap anggota yang menyapa Kapten Bram pertama kali.

Meskipun Kapten Bram pada saat peresmian kenaikan jabatan, pemberian tugas dan bagian unit kerja baru, maupun pembagian ruang kerja utamanya tidak datang dikarenakan belum terlalu pulih, tapi Kolonel Philip dan Kapten Victoria telah memberitahukan kepada anggota MOP yang telah terpilih untuk menjadi unit kerja dibawah komando Kapten Bram.

"Dimana Ketua Tim yang bertanggung jawab?" tanya Kapten Bram kembali.

"Ketua Tim sedang menemui Kolonel Philip, Kapten! Sebab, tadi ada instruksi dari Kolonel Philip untuk segera menemui dirinya," jawab salah satu anggota yang lainnya.

"Baiklah, kalau ia sudah kembali ... segera beritahu dia untuk segera ke ruanganku," instruksi Kapten Bram sembari melangkah pergi menuju ke ruang kerja baru.

"Siap! Laksanakan!" ucap seluruh anggota hampir bersamaan sembari memberi hormat.

******

Setelah masuk ke dalam ruang kerjanya dan menempati kursi kerja yang baru ia rasakan setelah mendapatkan jabatan yang baru, Bram segera meluruskan kedua kakinya di atas meja kerjanya tersebut sembari bersandar di kursi kerjanya.

"Berarti ... Kakak merupakan salah satu orang yang cukup disegani di MOP mulai sekarang, hebat sekali," ucap Jack kagum sembari duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Bram.

"Haahh, ini hanya akan membebaniku saja. Karena, waktu santai yang biasanya aku nikmati akan berkurang secara drastis," balas Bram protes.

"Tapi, siapa tahu nantinya ... Kakak akan mendapatkan kesempatan untuk menggantikan Pak Philip," ucap Jack yang membuat Bram terkejut mendengarnya.

"Kau mengenal Tua Bangka yang selalu membuat aku repot dengan segala macam pekerjaannya itu?" tanya Bram penasaran.

"Kalau mengenalnya secara pasti dan dekat ... tidak juga, karena aku hanya mengenalnya ketika ia mengunjungi Kak Billy beberapa hari yang lalu," jawab Jack.

"Kak Billy ... apa yang dimaksud dengan Jack adalah ...," gumam Bram sesaat karena masih meragukan nama yang disebut oleh Jack.

"Apa yang kau maksud dengan Kak Billy tersebut adalah Billy yang ikut dengan salah satu geng yang ada di Distrik kita ini," ucap Bram ingin memastikan dugaannya.

"Benar, Kak Bram. Katanya ... ia juga mengenal Kak Bram. Selain itu juga, Pak Philip mengatakan bahwa Kakak direkrut oleh MOP setelah cukup lama bergabung dengan kelompok Kak Billy," ucap Jack menjelaskan.

"Dasar Tua Bangka ... sembarangan membocorkan informasiku kepada Jack. Jangan sampai ia membeberkan hal-hal yang lainnya lagi," gumam Bram mengeluh dengan merasa sedikit khawatir.

"Lalu ... apa hubungannya dengan Billy?" gumam Bram bertanya kepada dirinya sendiri untuk mengetahui perihal mereka berdua.

"Coba kau ceritakan detailnya kembali padaku," ucap Bram meminta Jack untuk menjelaskan semua yang ia ketahui.

Dikarenakan tidak terlalu ada masalah di antara mereka, dan Bram pun mengenal Billy dan Kolonel Philip, maka Jack segera menjelaskan kejadian saat mereka dikumpulkan di salah satu Bar yang menjadi markas sementara Billy untuk mengumpulkan bantuan dari rekan kelompoknya, rekan kerja maupun sahabat-sahabat lamanya.

"Sial ... ternyata, mereka ada hubungannya dengan kejadian yang membuat heboh tersebut. Tapi, untung saja Kolonel Philip sudah memiliki rencana agar tidak dilakukan penyelidikan lebih lanjut," gumam Bram.

"Dengarkan aku baik-baik, Jack!" ucap Bram sembari menurunkan kedua kakinya dari atas meja kerja.

"Ada apa, Kak Bram? Apa ada yang salah dengan penjelasanku tadi?" tanya Jack merasa heran dengan tindakan Bram yang tiba-tiba menjadi serius.

"Aku hanya mengingatkanmu saja ... kejadian yang telah kau ceritakan kepadaku tadi, jangan sampai ada orang lain lagi yang mengetahuinya, ingat!" jawab Bram dengan serius.

"B-Baik, Kak Bram. Aku mengerti dengan apa yang Kakak maksudkan tersebut," balas Jack.

"Bagus kalau begitu," ucap Bram sembari bersandar kembali ke kursi kerjanya.

Meskipun demikian, Bram tetap harus waspada akan hal-hal buruk seandainya kemungkinan tersebut terjadi. Oleh karena itu, Bram langsung berpikir cepat dan mendapat salah satu ide yang menurutnya cukup bagus dan patut untuk dicoba.

"Oh iya, Jack. Apa kau tidak tertarik bergabung dengan MOP saat ini?" tanya Bram.

"Maksudnya, Kak Bram?" ucap Jack terkejut sembari bertanya karena masih tidak mengerti dengan tawaran Bram.

"Aku hanya ingin menawarkanmu sebuah pekerjaan saja," ucap Bram.

"Apabila kau menyetujui tawaranku dan bergabung dengan satuan tugas MOP ... kau tidak perlu khawatir dengan masalah prosedur maupun administrasi serta kelengkapan bahan maupun data yang dibutuhkan. Kau cukup duduk dengan tenang, dan ... itu semua akan beres," ucap Bram kembali.

"Tapi, Kak Bram. Aku tidak bisa begitu saja meninggalkan kelompok Kak Billy ... apalagi setelah ...," balas Jack merasa ragu.

"Aku mengerti soal itu, kalau tidak ... bagaimana mungkin aku memberikanmu tawaran ini. Dan, kau tenang saja, apabila kau menerima tawaranku ... kau tetap masih bisa menemui Billy, bahkan bergabung atau mendirikan kembali kelompok mereka tersebut," jelas Bram untuk mencoba meyakinkan Jack kembali.

Setelah mempertimbangkan berbagai hal setelah Bram menjelaskan kembali bahwa setidaknya Jack masih bisa kembali ke kelompok Billy, akhirnya Jack bersedia menerima tawaran yang diberikan oleh Bram. Selain itu, Jack juga merasa setidaknya ia membutuhkan jati diri baru setelah kelompok mereka terpisah satu sama lainnya.

"Baiklah, aku setuju kalau begitu. Tapi, ... tolong Kakak perjelas kembali, sebenarnya apa maksud dari penawaran yang Kakak berikan padaku," ucap Jack.

******

Setelah mendengar persetujuan dari Jack, akhirnya Bram merasa idenya tersebut dapat berjalan dengan baik. Meskipun, pada dasarnya tawaran pekerjaan tersebut bukan yurisdiksi Bram, melainkan pihak militer pusat dari usulan pengajuan melalui Kolonel Philip sebagai pimpinan tertinggi MOP.

Satu, Jack akan diangkat menjadi Wakil Kapten dengan beban tugas yang hampir sama dengan Bram meski hanya bersifat formalitas. Namun, semua pergerakan dan tindakan yang dilakukan oleh Jack atas instruksi yang diberikan oleh Bram sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Bram selaku Kapten MOP.

Dua, beban kerja Jack hanya bersifat operasional lapangan yang langsung berada di bawah komando Bram, apabila diperlukan maka akan diusahakan untuk mendapatkan persetujuan dari Kolonel Philip sebagai atasan tertinggi dan Kapten Victoria selaku penanggung jawab otoritas tinggi kedua setelah Bram.

Tiga, surat rekomendasi tentang pengangkatan Jack secara resmi tetap akan diserahkan ke pihak militer pusat yang bertanggung jawab menangani masalah MOP, yaitu Sersan Mayor Mac Jones atau Jenderal Matt Foreigner dengan status agen ganda. Maka, dalam melaksanakan tugas nantinya diharapkan Jack tidak membongkar identitasnya apapun resiko yang akan akan dihadapi.

Empat, segala tindakan operasional yang berhubungan dengan pelanggaran hukum, maka Jack diwajibkan untuk melaporkan sedetail mungkin terkait perkara tersebut kepada Bram. Bukan kepada Kolonel Philip maupun Kapten Victoria.

Setelah itu, Bram kembali menjelaskan beberapa hal kepada Jack terkait bidang kerja yang saat ini dilimpahkan kepadanya. Selain itu, Bram juga memberikan sedikit saran agar Billy sekalipun tidak mengetahui tentang status baru Jack tersebut.

******

"Apa sudah cukup jelas dengan apa yang aku katakan, Jack?" tanya Bram.

"Baiklah, Kak Bram. Aku akan berusaha semampuku," jawab Jack setelah mendengar penjelasan yang diberikan oleh Bram terkait tawaran kerja tersebut.

"Tapi, apa bisa seperti itu, Kak Bram?" tanya Jack sedikit khawatir.

"Bukankah kau sendiri yang memberitahuku ... bahwa setidaknya aku akan dapat menggantikan Kolonel Philip sebagai otoritas tertinggi di sentra satuan tugas MOP," jawab Bram santai.

"Jadi, kau tenang saja ... dan melakukan tugasmu dengan baik. Urusan lain jangan terlalu kau pikirkan, biar aku yang menanganinya," ucap Bram kembali.

"Baiklah ... kalau menurut Kakak, hal ini tidak akan menjadi masalah di kemudian hari," ucap Jack yang pada akhirnya tidak memiliki keraguan dalam menerima tawaran pekerjaan yang diberikan oleh Bram tersebut.

Setelah mendengar pernyataan Jack tersebut, kemudian Bram memberikan satu hal lagi meskipun tidak terkait tawaran pekerjaan tersebut sembari berkata, "Oh iya, satu hal lagi."

"Apa masih ada lagi, Kak Bram! Apa Kakak sudah mulai belajar dari Kak Lune yang sering menyebar perangkap halus untuk menjerat mangsanya ketika tidak berdaya berkali-kali," ucap Jack terkejut.

"Ssstt, jangan kau bawa-bawa nama Kak Lune ... kita tidak tahu apakah yang kita bicarakan saat ini aman dari pendengarannya yang super tersebut," balas Bram dengan pelan sembari memajukan tubuhnya yang tiba-tiba saja segera bangkit dari kursi kerjanya agar lebih dekat dengan Jack.

"Hah! M-maaf ... maaf, Kak Bram!?" jawab Jack dengan berbisik.

Sembari memperhatikan sekitar ruangan tersebut, kemudian Bram kembali duduk bersandar di kursi kerjanya untuk berusaha menenangkan dirinya. Begitu pula dengan Jack.

"Lalu ... perihal apa lagi yang ingin Kakak sampaikan kepadaku?" tanya Jack kembali penasaran dengan permintaan lain dari Bram.

"Oh iya, aku ingin meminta pendapatmu. Menurutmu, bagaimana dengan anggota yang menjadi unitku tersebut?" ucap Bram sembari bertanya kepada Jack tentang anggota unitnya.

"Mereka sehat-sehat saja, tidak ada yang sakit menurutku," jawab Jack santai.

"Maksudnya itu ... kau sudah pernah mengikuti seleksi akademi militer, tentunya kau memiliki opini tentang kriteria seseorang yang layak menjadi unit tempur lapangan. Oleh karena itu, aku minta pendapatmu ... coba kau prediksi tentang anggota unitku tadi," jelas Bram.

"Setidaknya, keputusan yang akan aku buat nantinya ... ada sedikit penjelasan yang masuk akal untuk aku berikan kepada mereka maupun sebagai bentuk laporan kepada Kolonel Philip," ucap Bram kembali karena sedikit merasa ragu dengan para anggotanya.

"Ohhhh, begitu rupanya ... baiklah, tapi Kakak jangan marah kepadaku nantinya," balas Jack mulai paham dengan maksud perkataan Bram tersebut.

Sebenarnya Bram ingin melihat terlebih dahulu bagaimana kemampuan pengamatan Jack, karena hal itu merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki setiap anggota militer maupun MOP, dan terlebih lagi beban kerja sebagai agen ganda yang diberikan kepada Jack. Meskipun demikian, Bram sebenarnya juga ingin mengevaluasi para anggotanya.

"Baguslah kalau kau sudah mengerti, silahkan dimulai kalau begitu," ucap Bram.

******

******

Sunday, 11 December 2253, 16:59:33

******

Letnan Varischa yang masih mengawasi dan menjaga Kapten Victoria untuk menikmati istirahat yang tidak tahu membutuhkan waktu berapa lama lagi mulai merasa gelisah. Bukan tentang rasa lapar maupun ingin pergi ke toilet, akan tetapi gelisah akan kehilangan kesempatan untuk memiliki pendamping yang dapat dijadikan perisai untuk

membungkam saran untuk selalu mengikuti biro jodoh dari ke dua orang tuanya.

"Kira-kira ... berapa lama lagi Kapten akan bangun dari tidurnya. Nanti, aku tidak bisa menemui Jack ... dan tidak akan mendapatkan kesempatan seperti ini kembali," gumam Letnan Varischa mengeluh yang tidak mengalihkan

pandangannya ke arah Kapten Victoria.

"Pokoknya ... kali ini, aku harus membawanya menemui ke dua orang tuaku. Tidak boleh sampai gagal," gumam Letnan Varischa kembali.

Sembari bersandar di kursinya, beberapa kali Letnan Varischa melihat penunjuk waktu yang tertera di AD miliknya dengan perasaan yang semakin tidak menentu sembari berkata, "Mudah-mudahan Kapten Bram belum mengajak Jack untuk pulang."

Kecemasan yang semakin tidak menentu tersebut, tidak lain dikarenakan waktu jam kerja operasional maupun administrasi anggota MOP hari ini akan segera berakhir satu jam dari sekarang.

"Memikirkan hal ini saja membuatku semakin pusing saja," gumam Letnan Varischa.

******

******

Side / Mini Story:

******

Dikarenakan akan menimbulkan asumsi-asumsi dan mencegah agar tidak terjadi kebimbangan, maka Jack memberikan sedikit penjelasan mengapa Bram terkadang disebut sebagai Kapten Bram dan tidak disebutkan sebagai Kapten kembali.

"Hal ini bukan karena tidak konsistennya author dalam menulis, akan tetapi penggunaan Kapten hanya berlaku saat Kak Bram sedang berada di lingkup kerjanya saja. Sedangkan, apabila Kak Bram tidak berada di lingkup kerjanya, berarti penggunaan Kapten tidak diperlukan kembali," ucap Jack menjelaskan.

"Tidak mungkin aku harus memanggilnya Kapten saat sedang berdua seperti saat ini, maupun sedang berkumpul dengan saudara-saudara yang lain," ucap Jack kembali.

"Kau ini sedang berbicara dengan siapa, Jack?" tanya Bram tiba-tiba karena merasa heran dengan sikap Jack.

"Aku hanya sedang mengingatkan diriku sendiri, Kak Bram. Ahahahaha," ucap Jack mencoba memberikan penjelasan lalu tertawa sendiri.

"Apa gara-gara ia akan menerima pelajaran dari Kak Lune keesokan harinya, maka sikapnya menjadi seperti orang gila," gumam Bram.

"Ahahahaha," tawa Jack.