Chereads / Rosa Centifolia: Gadis Mawar dari kerajaan Hibrida / Chapter 28 - Pesona Panglima memang beda!

Chapter 28 - Pesona Panglima memang beda!

Pagi hari, saat awan cukup kelabu dan Hujan deras terus mengguyur tanpa henti, Aku masih berkutat di dalam selimut tebal. Merasa enggan untuk bangun, bagaimana bisa aku bangun dari atas kasur ini? jika di luar hujan dan Cuaca begitu sejuk, Bahkan aku menyuruh Para pelayan dan pengawal untuk makan dan Tidur lagi, Aku kasihan pada mereka. Selalu tidur paling akhir dan bangun paling awal, Ingin sekali Aku memberikan mereka jatah libur yang banyak. Aku juga mau mereka mendapatkan waktu tidur yang lumayan..

Apakah aku perlu memperlakukan peraturan Malam di kerajaan ini? Jadi Setiap anggota kerajaan, tidak boleh Melakukan kegiatan setelah matahari terbenam. Jadi pelayan di perbolehkan Untuk istirahat lebih awal, agar para pelayan bisa mendapatkan Kesempatan untuk beristirahat Dengan baik.

Sedangkan untuk para Pengawal, aku mau mereka mendapatkan Jatah Pergantian berjaga 4 kali dalam satu hari penuh, jadi dalam seharian ada 4 orang pengawal yang bergantian selama 4 kali.. Bukankah itu layak untuk di ajukan dalam rapat dewan hari ini? Tapi.. apakah aku punya kuasa untuk meminta peraturan seperti ini? Mengingat aku sudah menolak menjadi Ratu kemarin..

Ah.. aku menyesal sekali! Kenapa semua ide-ide bagus, baru terbesit di otak kecilku. ketika sudah Berganti hari? benar-benar.. Aku merasa otakku sudah mengkhianati diriku sendiri.

Aku dengan sedikit kesal bangun dari atas kasur dan Mengacak rambutku sedikit sebal, aku masih memakai baju tidur. Membuka gorden dan melihat kolam ikan di belakang Kamarku, aku ingin memikirkan beberapa hal. sebelum Rapat dewan hari ini, mungkin aku juga harus Memikirkan beberapa ide brilian lainnya. Agar aku bisa sampaikan secara keseluruhan..

Jika memang tidak boleh, aku akan meminta kepada Panglima untuk mencari solusinya. aku yakin Panglima milikku itu punya banyak Cara untuk menuruti apa yang aku inginkan..

Aku kemudian Tersenyum kecil, lalu membalikan tubuhku dan menabrak sesuatu yang keras. "Aw!." Kataku dengan cukup kencang, aku memegang hidupku yang mancung ini. Apakah patah? apa yang menghalangi jalanku sekarang?.

aku membuka mataku dan mengangkat kepalaku sedikit ke atas, Melihat Panglima yang sudah tersenyum sangat manis. Rambutnya masih sedikit basah, Wajahnya di timpa sinar matahari pagi. Terlihat begitu bercahaya dan juga Indah.. kata kata sempurna yang bisa mendeskripsikan apa yang aku lihat sekarang.

"panglima! Kenapa kau suka sekali datang tiba-tiba? Sakit hidungku!." kataku dengan jujur, dia tetap tersenyum dan mengelus rambutku dengan lembut.

"Kau manis sekali jika bangun tidur begini, aku selalu melihat Rambutmu tertata rapih. Tapi sekarang berantakan dan menggemaskan. seperti anak Singa yang lucu.. Kenapa kau belum mandi? Rapat dewan akan di adakan sebentar lagi. kau tidak mau menghadirinya?." Pertanyaan Panglima hanya aku tanggapi dengan acuh tidak acuh..

Panglima bagaimana bisa dia mengatakan Puteri kerajaan Centaurus, dengan kata Anak Singa? Memangnya aku ini singa? aku kan cantik, imut, lucu, bukan seperti Singa. aku ini benar-benar Puteri..

Ck! Menyebalkan sekali!

"Aku mau mandi, tapi kau selalu datang di saat seperti ini. Pergilah, aku akan bersiap dan mengikuti Rapat dewan hari ini." Kataku dengan sangat yakin, Panglima yang mendengar hal itu langsung mengangguk Senang.

"Baiklah, aku akan tunggu di depan. Kupanggilkan pelayan Untukmu." ujar Panglima.

"Tidak usah, aku bisa mandi sendiri.. Lagian aku tidak akan lama-lama Hanya untuk mandi. Biarkan para Pelayanku bisa tidur lebih lama, kasihan sekali mereka.. Selaku bekerja setiap hari, aku akan mandi dan Langsung keluar." Aku berkata sambil berjalan ke arah Pemandian, tanpa menunggu jawaban dari Panglima.

aku menutup tirai Pemandian, dan mulai membuka satu persatu pakaian yang membungkus tubuh indahku. aku benar-benar mandi dengan cepat, bahkan tanpa menggosok kulit lagi. hanya menyiram Tubuhku dengan air, dan mengunyah daun.. Untuk membersihkan gigiku.

Setelah itu, aku memakai kain putih dan mengerikan tubuhku yang basah. aku keluar dari pemandian, mulai membuka penyimpanan pakaian. Aku melihat-lihat apa yang bisa aku pakai untuk rapat dewan hari ini?

Aku yang baru sadar akan sesuatu, aku langsung mengangkat kepala dan Menengok ke Belakang. melihat sekeliling Ruangan kamar, ternyata Panglima benar-benar keluar dari kamarku. Ku kira dia masih ada disini, dia akan sangat kaget melihatku yang mandi sangat cepat. Mungkin lebih tepatnya sangat sangat cepat...

Aku buru-buru memakai pakaian lagi, aku memilih memakai Gaun warna merah. ingin tampil berani di rapat para dewan pagi ini, setelah selesai. aku menaburkan Bubuk Bunga putih ke beberapa sisi wajahku. Lalu menyisir rambut dengan cepat, memakai Jepit untuk merapihkan sebagian rambutku.

aku melihat pantulan diriku di balik Cermin, sempurna.. tidak terlihat buruk, aku masih tetap cantik. Bedanya aku sangat pucat, aku baru ingat bahwa harus mengoles Pewarna bibir. Aku mengambil sedikit pewarna bibir, lalu mengolesnya di bibirku.. Lebih baik, Aku terlihat lebih hidup daripada sebelumnya..

Aku langsung Memakai alas kaki, lalu mulai mengambil aroma lavender di dalam botol beling. Mengambil tiga tetes dan mengusapnya di telapak tangan, kemudian Mengusap lagi ke bagian gaun yang ku pakai.

Setelah aku cantik dan Wangi, aku mulai berjalan keluar dari balik kamar. Aku membuka pintu dan melihat Panglima yang benar-benar berdiri di depan pintu.

"Aku sudah siap." Kataku dengan sangat bersemangat, Panglima menatap tubuhku dari atas sampai bawah. lalu dia tersenyum lagi. "Apa?." Tanyaku lagi, karena tidak mengerti kenapa dia suka sekali tersenyum sekarang.

"Kau tetap terlihat cantik, walaupun mandi sangat cepat dan memakai gaun seadaanya." Ujar Panglima.

"Oh begitu.. ayo kita segera Ke aula." kataku lagi, aku sudah mau melangkah pergi. Tapi tanganku ditahan oleh Panglima, hingga membuatku berdiri di depan Panglima dengan sangat dekat.

Aku bahkan bisa mencium aroma kayu manis dari balik Jubah yang di pakai panglima. "Pewarna bibirmu berantakan Puteri." Panglima berkata sambil memegang bibirku, aku yang merasakan Kehangatan dari jari Panglima. hanya bisa terdiam dan Menatap wajah Panglima sedekat ini, Aku benar-benar dapat merasakan hembusan nafas panglima.. Dan rasanya? Rasanya begitu menakjubkan, ini hanya sebuah nafas.. tapi kenapa hatiku langsung berdesir hebat?

"Nah, sekarang sudah rapih." Panglima berkata lagi, setelah dia memegang beberapa bagian Bibirku. aku menelan ludah susah payah dan mengangguk sangat kaku. "Ayo kita ke aula." Ujar Panglima lagi, dia berjalan lebih dulu. aku mengikuti dari belakang, Telapak kakiku tidak terasa menapak sekarang.. Pesona Panglima memang beda!

Kami berdua berjalan dalam keheningan, apalagi lorong menuju Aula juga sangat sepi. membuat suasana saat ini benar-benar aneh, Hujan yang deras, Awan yang kelabu, serta keheningan di antara aku dan panglima. rasanya ini seperti Satu kesatuan yang cocok..