pagi ini
Micky baru saja datang dan langsung memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.
Saat keluar dari mobilnya dia sudah di sambut dengan senyuman pagi khas ketiga sahabatnya, jika senyuman itu di berikan pada kaum hawa sekolah di jamin 100% mereka akan langsung tergila-gila padanya. Tapi tidak bagi micky, ia sudah biasa di sugukan dengan pemandangan itu.
Micky berjalan menghampiri ketiga sahabatnya itu dengan santai dan senyum yang sangat tipis
"Pelit amat si lo, senyum manis gini lo balas pakek senyum tipis doang" protes Jonatan
"Brisik lo" ketus micky
Mereka berempat berjalan di lorong sekoh. Mereka menjadi pusat perhatian para siswa sekolah itu secara jonatan, alex, dan brayen adalah the most wanted sekolah Yang terkenal kaya dan playboy.
Dari jauh Tama dan ilham memperhatikan mereka yang tengah berjalan santai menelusuri lorong sekolah
"Gua uda fix, tu cewek pasti jadi bahan taruhan mereka lagi" ilham membuka suara tanpa mengalihkan pandangannya dari pusat perhatian para siswa sekolahnya "gua jadi kasihan sama bidadari gua, kok bisa ya dia jadi korban" lanjutnya dengan memasang muka sedih
"Bidadari, bidadari, lebay lo" jawab tama agak jijik dengan kata-kata sahabatnya itu
"Gua serius tam, emang lo gak kasian sama tu cewek cantik jadi korban kesekian mereka dan ujung-ujungnya nangis" sambung ilham sedih
Tama tidak memperdulikan omongan ilham lagi, dia mengedarkan pandangannya ke gerbang sekolah, yang 5 menit lagi akan ditutup
"Lo lagi nungguin orang?" tanya ilham heran karna tama terus memperhatikan pagar sekolah
Tekejut, ia memalingkan pandangannya pada ilham "gua heran, lara jam segini kok belum datang ya? Gua telfon gak diangkat"
"Mungin dia udah di kelas tama"
"gua udah kesana tadi , tapi kata anak kelasnya dia belum datang, gua telfon ke rumahnya juga gak di jawab, gua hawatir ham" jawabnya sedikit panik
Ilham prihatin sama sahabatnya itu "tenang tam, lara pasti baik-baik aja, lagian kita kan bisa tanya jonatan juga" sambung ilham untuk menenangkan tama
DingDingDing
"Udah tam, tu bel udah bunyi, yuk kekelas" ilham menarik tama cepat "cepetan tam, Kita bisa dihukum nanti. Lo gak malu apa kalu ada yang bilang murit pemegang rangking satu berturut-turut dihukum karna telat masuk kelas gara-gara nungguin kakak kelasnya di parkiran" jelas ilham panjang lebar
©©©
Sesampainya di kelas usai mengantar micky, tiga orang itu langsung duduk di bangku mereka dan melakukan kesibukan sendiri-sendiri
Tidak lama setelah bel berbunyi tama dan ilhampun masuk dan untung belum ada guru. Tama langsung melepas kaitannya dengan ilham tadi dan langsung menghampiri meja jonatan dan alex yang ada di sudut nomoer 2 dari belakang dengan tangan menggenggam kuat
"Dimana lara? "Tanyanya ketus, ketika telah berada dimeja itu
Alex dan jonatan melihat tama, dan kembali melakukan kesibukannya tampa menghiraukan ucapan tama
Tama menarik kra kemeja jonatan keras, sehingga mau tak mau jonatan langsung berdiri
"Kenapa lo tanya gua" jawabnya santai seolah tidak peduli "bukannya dia lebih sering sama lo?"
Tama melepaskan salah satu genggamannya pada kra baju jonatan dan bersiap melayangkan bogaman pada wajah jonatan. Tapi ketika pukulan itu akan mendarat di muka jonatan, tangannya di tahan oleh seseorang
"Lepas" teriak tama pada orang yang memegang tanhannya itu "lo dengar gak, gua bilang lepas" tapi ilham makin kuat memegang tangan tama. Ya ilham lah yang memegang tangan tama
"udah tam, liat tu lo di liatin semua orang " ilham mencoba agar tama tidak terlalu emosi "lo bisa kena masalah nanti" sambungnya lagi
Tama tidak mengabaikan ucapan dan tatapan orang padanya. Ia tetap ingin menghajar orang yang berada di depannya ini. Sebuah suara membuatnya berhenti
"gak usah kekanakan deh, ini di kelas bukan lapangan, gak usah ribut disini. ganggu" kata pria itu dingin karna merasa terganggu oleh suara mereka "tama, lo itu ketua kelas, gak usah berulah bisa gak, kalau mau nyelesain masalah gak harus dengan sensasi kan?" sindirnya tajam
"Udah tama lo duduk sana, benar kata brayen, ini kan bisa diselesain nanti. Lo bisa dapat masalah nanti" sambung ilham khawatir dan meyakinkan tama lagi
Sudah 15 menit sejak bel berbunyi tapi guru yang mengajar matematika itu belum juga datang
"Tumben buk ara belum masuk, iakan sil?" tanya hana pada sesil
"benar. Kok Firasat gua buruk ya" jawab sesil yang sontak membuat satu kelas melihat ke arahnya kecuali tama yang dari tadi melihat jonatan dengan tatapan kebenciannya
"lo ngerasa gitu?" tanya rara penasaran
"Gini lo, gak ada istilahnya buk hana itu telat masuk" ia menjeda ucapannya sebentar dan melihat ke arah teman-temannya "pasti kita dapat ulanagn dadakan nanti" sambung sesil
"Gak usah nakut-nakutin Taik" sembur ilham ke sesil
"Lo yang Taik. Siapa juga yang nakut-nakutin, itukan cuma firisat gua aja" balasnya ketus
ucapan sesil terbukti saat buk hana masuk dengan membawa sebuah mab di tangannya, Melihat itu sontak seisi kelas terkejut. Ya kecuali sesil, brayen dan tama tentunya
"Selamat pagi anak-anak. Maaf saya telat, Pratama tolong kedepan dan bagikan ini" printah buk hana
Tama melaksanakan printah itu dan mulai membagikan lembaran soal pada semua anggota kelas
"Kerjakan itu sekarang, saya masih ada urusan. Setelah selesai kumpulkan kepada ketua kelas" kata buk hana tegas "dan Saya serahkan semua pada ketua kelas, saya permisi dulu dan jangan ada yang ribut atau keluar masuk kelas. MENGERTI" jelas buk hana sambil menekan kata 'mengerti' pada para muritnya
Buk hana pun keluar dari kelasnya.
©©©
Merasa bosan di kelasnya yang sangat ribut micky memutuskan untuk keluar kelas. Ia berencana akan keperpus untuk mecari buku pelajaran yang sesuai dengan pelajarannya. Micky berjalan santai menelusuri lorong sekolah. Langkahnya terhenti saat mendengar suara alex
"Princess" Panggil alex sedikik berteriak pada micky yang membuat satu kelas itu menoleh padanya
Miki tidak memperdulikan panggilan alex itu dan kembali melangkahkan kinya
"Princess sini dulu" panggil alex memaksa, mau tak mau micky masuk kedalam kelas itu, semua tatapan mengarah padanya sedangkan micky hanya memasang wajah datar dan dinginnya tidak peduli dengan tatapan orang padanya, ia menghampiri meja alex
"What?"
"Duduk sini" alex antusias dan mengisyaratkan jonatan untuk memberikan bangkunya pada micky
Jonatan melihat alex kesal "gak ada-Gak ada. Lo aja yang pergi, biar princess duduk di tempat lo"
Micky menatap dua orang itu datar dan hendak pergi. Tiba-tiba tangan micky ditarik jonatan yang membuat micky terduduk di pangkuannya. Dengan cepat micky kembali berdiri
Brayen tak tinggal diam, ia memukul kepala jonatan keras dengan bukunya hingga mengeluarkan suara ringisan dari bibirnya, disisi lain micky melihat ke arah jonatan tajam sebelum matanya bertemu dengan mata tama. Micky heran kenapa tama melihat jonatan dengan tatapan tajam dan terlihat jelas tatapan itu adalah tatapan beci dan penuh amarah.
"Udah bosan hidup lo?" ketusnya
Mendengar itu satu kelas jadi terkejut, bagaimana tidak karna tidak ada sejarah orang bisa mengancam seorang jonatan, alex ataupun brayen yang merupakan most wanted Dan anak dari bererapa orang berpengaruh
Jonatan minta maaf dengan dua jari dan berdiri untuk mempersilahkan micky untuk duduk di tempatnya
"Tau lu" ketus alex ikut mentempeleng kepala jonatan
Brayen mbuka suara "kenapa keluar kelas?" tanyanya lembut pada micky membuat siswi kelas itu menganga. Secara brayen adalah cowok paling cuek di bandingkan jonatan dan alex
Micky duduk dibangku jonatan "bosan gua disana"
"gak ada guru?" timpa alex
Micky terkekeh "tadi ada, tapi sekarang udah keluar karna ngambek" jawabnya santai
"Nambek?" tanya ilham di belakang. Tapi micky tidak memperdulikan
"Ya udah disini aja dulu" sambung jonatan yang diangguki oleh alex
"Ogah"
"Kok. Ogah si?" tanya ilham, micky melihat ke arah belakang dan melihat seseorang sedang senyum padanya
Melihat itu brayen, alex, jonatan dan tama menatapnya dengan tatapan tajam dan jijik
Tama melempar bukunya ke arah ilham "jangan sok kenal"
"Ya udah tinggal kenal-" ucapan ilham terpotong karna jonatan
"Princess, gua di kasi soal ni, lo bisa jawab? Soalnya gua kagak ngerti"
Micky melihat soal itu sebentar dan mengambil alih pena dari tangan alex, ia menjawabnya dalam waktu kurang dari satu menit
"Nih"micky menyerahkan lembaran jonatan yang sudah di isinya kepada alex
Alex tersenyum sedangkan Ilham dan tama terkejut, micky mengerjakan soal itu kurang dari satu menit, dan kembali mengingat kalau micky itu berasal dari kelas XI.5 tapi bagaimana dia bisa menjawab semua soal itu kurang dari 1 menit
"Yan, temanin gua ke perpus" ucap micky, ia menatap brayen yang sedang sibuk dengan soalnya
"Tunggu bentar" mendengar hal itu membuat anak kelas tambah terkejut. Bukan apa, hanya saja brayen itu pernah marah-marahhin cewek karna memanggilnya yan dan satu hal lagi brayen itu tidak suka ke perpus dia selalu menolak alex maupun jonatan saat membawanya ke perpustskaan.
"kelamaan yan" micky mengambil kertas jonatan tadi dan memberikannya pada brayen "ini aja salin"
Brayen tanpa ragu mengambil kertas itu dan langsung menyalinnya, ya karna dia tau micky itu pintar dan karna muka micky yang tengah kesal. Setelah slesai ia langsung berdiri dan metaih jari micky lembut dan berjalan keluar kelas menuju perpus
Seisi kelas terheran-heran akan tingkah brayen
Jonatan hendak mengambil kembali kertasnya dari meja brayen "lo mau nyonek kagak?" tawarnya pada ilham
Ilham menggeleng karna tidak yakin akan jawaban micky, ia tak habis fikir akan tingkah brayen yang langsung menyalin jawaban itu tanpa di lihat kembali, secara brayen itu biasanaya sangat teliti. Aneh
#TBC
Maaf masih banyak tayponya
Jangan lupa like and comments guys
🙏👋
kalau kalian penasaran sama cerita aku Yang lainnya juga bisa kalian liat di aplikasi wattpad dengn judul Yang sama Dan penulis Yang sama @Devi327 😉😘