Sesampainya di perusahaan. Lucas memberikan masker berwarna hitam dan kaca mata hitam serta topi untuk Nayya, ia tidak ingin ada yang mengenali, karena sekali lagi. Nyawa Nayya bisa terancam jika mata-mata yang ada di perusahaan mengetahui penampilan sang istri.
Nayya yang menerima juga tidak keberatan, ia tahu bahwa sang suami sedang melindunginya. Jadi, ia menurut dan tidak berniat bertanya.
Ketika keduanya sedang berjalan, semua karyawan yang melihat langsung menatap mereka. Penasaran karena bos mereka tiba-tiba membawa seorang gadis ke kantor, tampilan Nayya yang telihat seperti gadis remaja, di tambah dengan tinggi badan yang hanya 156 cm membuatnya seperti adik perempuan Lucas, yang tingginya mencapai 175 cm.
Sean, yang merupakan sekretaris Lucas menyambut bosnya dengan hormat. Ia juga penasaran dengan sosok gadis yang ada di samping Lucas.
"Selamat pagi, Bos," sapa Sean hormat.
"Selamat pagi, tolong bantu jaga istri ku saat nanti aku meeting. Jangan biarkan siapa pun masuk ke ruangan ku ketika aku tidak ada."
Mendengar kata istri, Sean akhirnya tahu siapa gadis itu. Ia bahkan mulai penasaran seperti apa penampilan nyonya Lucas.
"Baik, Bos."
Setelah itu, Lucas membawa Nayya ke dalam ruangan. Memintanya duduk di sifa sedangkan ia menyelesaikan pekerjaannya sebelum meeting berlangsung.
Tepat jam 10 siang, meeting akhirnya di mulai. Lucas juga telah meminta Sean menjadi istrinya dan membantunya jika Nayya memerlukan sesuatu.
"Jangan keluar dari ruangan ini, jika kau membutuhkan sesuatu maka gunakan telpon ini untuk memanggil Sean," pesan Lucas pada Nayya sebelum pergi.
"Baik, Kak."
Puas melihat sikap penurut Nayya. Lucas akhirnya pergi ke ruang meeting, sedangkan Sean masuk untuk bertanya apa yang di butuhkan sang nyonya.
"Apakah anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?" tanya Sean sopan.
"Bisakah saya melukis di ruangan ini, saya berjanji tidak akan mengotori ruangan kak Lucas."
Sean sedikit terkejut dengan cara Nayya memanggil bosnya, sedikit aneh jika di lihat dari hubungan mereka tapi sangat pantas jika melihat dari umur mereka.
"Tentu saja boleh, Nyonya. Lagi pula, bos sudah mengatakan pada saya jika anda ingin melukis maka dia meminta saya membawa anda ke balkon. Mungkin di sana anda bisa mendapatkan inspirasi."
Nayya senang mendengar hal itu, tidak menduga jika suaminya sangat baik padanya. Hingga ke tahap melukis pun, ia perduli.
"Tidak perlu, saya tidak apa-apa dengan sofa ini." Nayya berniat melukisa waha Lucas ketika melihat penampilannya pagi ini.
"Baiklah, kalau begitu. Apakah anda ingin dibuatkan teh dan cemilan?"
"Saya sudah membawanya. Jadi tuan sekretaris tidak perlu repot," ucap Nayya dengan senyum andalannya membuat Sean tiba-tiba bahagia.
Senyum dari wanita cantik benar-benar memberikam efek luar biasa. Seperti itulah ucap Sean dalam hatinya ketika melihat senyum Nayya.
"Baiklah, semoga hari anda menyenangkan, Nyonya. Dan jika ada membutuhkan sesuatu, jangan ragu-ragu memanggil saya."
Nayya menganggukan kepalanya bertanda setuju. Membuat Sean bisa pergi dengan tenang, dan memulai pekerjaanya.
Setelah di tinggal Sean. Nayya mulai mengeluarkan barang-barangnya, tidak lupa ia memakai pakaian khusus yang Lucas belikan untuk melindungi pakaiannya dari cat yang tumpah.
Suasana yang damai membuat Nayya mudah melukis, tarikan dan coretannya mulai terbentuk. Sebuah wajah sudah mulai terlihat, dengan wajah yang tegas, bibir yang dingin serta mata yang tajam. Nayya tersenyum ketika melihat hasil lukisannya yang masih setengah jadi.
Tidak menduga jika suatu hari, pernikahan yang awalnya sebuah pemaksaan ternyata membuat hidupnya normal. Tidak ada lagi rasa sakit atau bahkan hinaa, setiap kali ia bermimpi buruk. Akan ada suami yang menenangkamnya. Nayya benar-benar bersyukur dengan semua yang sudah Tuhan berikan padanya.
Karena bakat yang menurun dari sang budan, Nayya dengan mudah menyelesaikan lukiasannya. Tidak membutuhkan waktu hingga 3 jam untuk menyelesaikannya, mungkin sedikit sulit karena wajah yang ia lukis sering kali memasang wajah datar.
Ketika Nayya sedang memandang puas lukisannya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan suara Lucas yang memuji hasil karyanya. Pujian yang tidak pernah ia dapatkan selain dari sang bunda kini dilakukan oleh orang asing yang telah menjadi suaminya.
"Lukisan mu sangat bagus. Aku bahkan tidak menduga jika diri ku bisa setampan itu." Lucas tidak mencoba menggodanya, ia benar-benar takjub dengan hasil lukisan istrinya yang melukis wajahnya.
Nayya tersengum malu, "Terima kasih, Kak. Maaf jika aku menggunakan wajah kakak tampa permisi." Takut jika suaminya merasa tersinggung karena sudah menjadikannya objek lukisannya.
"Tidak masalah, lagi pula. Kau satu-satunya pelukis yang bisa membuat ku puas setelah menggunakan wajah mu. Mungkin sebaiknya aku memajangnya di ruangan ku."
Setelah mengatakan hal itu, Lucas meminta Sean memanggil OB untuk memasang lukisan istrinya di dinding ruang kerjanya. Hal membuat Nayya semakin bangga akan bakat yang ia warisi dari sang bunda.
Sean yang juga melihat hasil lukisan Nayya menjadi tertarik, ingin rasanya ia meminta Nayya melukisnya tapi takut jika nanti sang bos marah karena ketidak sopanannya.
Setelah lukisan terpasang rapi, Lucas kembali bekerja sedangkan Nayya melukis. Kali ini, ia ingin melukis wajah Sean. Nayya dapat melihat ketertarikan sekretaris suaminya pada lukisannya sehingga membuat Nayya merasa di hargai. Dan sebagai ucapan terima kasih, ia akan memberikan lukisan itu pada Sean.
Saat keduanya sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tiba-tiba saja suara seorang wanita tengah berdebat dengan Sean, kesal karena tidak bisa masuk ke ruangan Lucas membuat wanita itu memarahi Sean.
Lucas yang sudah mengenali siapa wanita tersebut menjadi kesal. Dia sangat membenci kejadiran wanita tidak di undang itu, ditambah lagi. Saat ini, sang istri ada di dekatnya, membuat wajahnya semakin dingin.
"Kemarilah," panggil Lucas pada Nayya.
Nayya yang tidak tahu siapa wanita yang sedang berdebat dengan Sean, mengikuti perintah suaminya. Duduk di pangkuan Lucas lalu membenamkan kepalanya ke arah dada bidang Lucas, sesuai perintah sang suami.
"Apa pun yang terjadi, jangan alihkan kepala mu. Aku tidak suka jika wanita itu melihat wajah mu," ucap Lucas.
Setelah tidak lagi bisa menahan, Sean akhirnya melepaskan wanita itu tapi tetap mengikutinya ke dalam. Ia bahkan mulai mempersiapkan dirinya jika sang bos memarahinya.
"Lucas. Aku merin-"
Kata-kata wanita itu terhenti ketika melihat seorang wanita duduk di pangkuan mantan kekasihnya sambil membenamkan wajahnya. Adegan yang romantis bagi mereka yang tidak tahu alasan pernikahan Lucas dan Nayya.
"Siapa wanita itu!!!"
"Itu bukan urusan mu, jadi sekarang. Sebagikanya kau pergi dari sini atau aku akan membuat mu malu," ucap Lucas dengan suara dingin.
Olivia Chatrine Alaric, atau yang sering di panggil Oliv. Merupakan mantan kekasih Lucas, kisah mereka tidak seindah yang di bayangian. Oliv yang berasal dari keluarga terpandang dan juga seorang model sering kali membohongi Lucas. Ia bahkan beberapa kali ketahuan jalan dengan pria dari kalangan Artis, membuat Lucas akhirnya tidak tahan lalu meninggalkannya.
Bahkan saat terakhir kali mereka bertemu. Oliv sama sekali tidak meminta maaf, ia mengakui bahwa dirinya sering bepergian dengan pria lain. Dan hal yang paling membuat Lucas jijik padanya, ia sudah sering tidur dengan pria-pria itu.
Pria tulus seperti Lucas tidak akan pernah bisa menerima hal itu. Ia tidak bersedia menikahi wanita bekas pria lain, tidak akan pernah bersedia.
"Kau tidak bisa melakukan hal itu pada ku. Apakah rasa cinta di masa lalu tidak lagi tersisa untuk ku?" Oliv memasang wajah sedihnya. Tapi sayangnya, Lucas sudah tahu trik murahan seperti itu.
"Semenjak aku meninggalkan mu, dan kau sudah menjadi barang bekas dari pria lain. Maka sejak itu pula rasa cinta ku habis untuk mu. Jadi sekarang, sebaiknya kau pergi sebelum aku memanggil pihak keamanan."
"Tidak, aku tidak akan membiarkan mu menjadi milik wanita lain. Kau akan menjadi milik ku, dan itu pasti terjadi."
Oliv benar-benar tidak tahu malu, hanya karena sekarang perusahaan Lucas telah berkembang. Di tambah ia yang sudah tidak lagi menjadi model karena perbuatan menjijikannya yang suka merayu pria yang sudah memiliki istri. Ia bertekad mengejar Lucas kembali dan menjadikannya pendukung finansialnya.
"Sean, seret wanita itu ke luar sekarang juga. Aku tidak perduli kau ingin mematahkan kaki atau tangannya." Lucas tidak akan pernah kembali atau bahkan menerima wanita itu lagi. Tidak akan pernah.
Sean yang mendapat perintah langsung menyeret paksa Oliv, lalu mendorongnya hingga jatuh ke lantai. Semua karyawan melihat hal itu, tapi tidak ada satu orang pun yang bersedia membantunya.