Chereads / Lactating / Chapter 13 - Hukuman 21++

Chapter 13 - Hukuman 21++

Happy Reading!!

****

Valerry tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Sean berada di ruangan Kenzo. Lelaki yang teramat ia rindukan itu sudah berada tepat di depan matanya. Dan Valerry ingin sekali memeluk lelaki itu seperti yang biasanya ia lakukan.

Tidak perlu merasa takut dengan tatapan yang Kenzo berikan, dengan cepat Valerry memberikan Baby Kean ke pangkuan Kenzo begitu saja. Menolak tatapan penuh keberatan dari sorot mata yang memiliki manik segelap malam tersebut.

"Kau pulang!!" seru Valerry. Wajah berbinar dan senyum mengembang sempurna itu tak luput dari pandangan Kenzo.

Sean tersenyum dan bangkit dari tempat duduknya. Kemudian menyambar Valerry untuk ia bawa ke dalam pelukannya. Valerry tentu tak menolak dengan pelukan yang Sean berikan. Karena pelukan inilah yang selalu membuat Valerry merasa nyaman selama ini.

"Kau bilang akan segera menemui ku," Rajuk Valerry. Bibirnya mengerucut dengan wajah memberengut.

Sean seperti kembali ke masa dimana ia dan Valerry di besarkan bersama. Wanita yang sudah tumbuh dewasa ini selalu saja menunjukkan wajah menggemaskan setiap kali merajuk ke padanya. Usapan di rambut Valerry membuat wanita itu mau tak mau mengulum senyum dan menempelkan satu kecupan kecil di pipi Sean.

Mengabaikan fakta jika ada satu lelaki dan bayi kecil yang sejak tadi melihat interaksi mereka yang terlihat begitu intim.

Kenzo tak menyukai ini. Lelaki yang menatap Valerry dengan mata memicing itu sudah di batas emosinya. Andai saja ia sedang tidak memangku putranya, sudaj bisa di pastikan jika Valerry akan mendapat pelajaran setimpal karena berani sekali dia berpelukan bahkan mencium pria lain tepat di hadapan seorang Kenzo Alarix.

Shitt!!

"Ehm..."

Dan suara deheman dan tatapan tak suka itu pun membuat Sean dan Valerry tersenyum kikuk. Salah tingkah dengan apa yang baru saja mereka lakukan tepat di hadapan seorang Alarix yang datar dan dingin.

"Sebaiknya, kamu dana Mama segera pulang," Kenzo menekankan kata mama dengan menatap Valerry datar. Sementara Valerry melongo tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar barusan. Bahkan saat Kenzo menyodorkan Keanu untuk ia gendong kembali, Valerry tetap menerimanya tanpa ada bantahan.

"Bawa Keanu pulang. Kurasa dia lapar."

Bahkan seingat Valerry, ia baru saja memberi asi untuk Keanu. Bagaimana mungkin si mungil bisa lapar untuk ke dua kalinya.

Namun sebelum Valerry membantah pernyataan itu, Kenzo kembali mengeluarkan perintah yang tidak bisa Valerry tolak begitu saja.

"Sayang, cepat bawa Keanu pulang. Sekarang!"

Hanya Valerry yang tau makna dari kalimat penuh ancaman yang Kenzo lontarkan. Hanya Valerry yang tau mimik wajah Kenzo ketika lelaki itu sudah di batas toleransinya.

Dunia!! Apa yang akan terjadi pada Valerry ketika malam menjelang?!

Valerry mengigiti ujung kukunya dengan perasaan yang tak bisa di utarakan dengan gamblang. Entah kenapa ia merasa cemas sekaligus takut di saat bersamaan.

Kali ini, Valerry berharap bahwa Kaenu akan rewel dan tidak ingin ia tinggal barang sedikitpun. Valerry ingin Keanu memonopolinya dan tidak ingin jauh-jauh darinya. Ya... Meski Valerry harus merasa sakit kepala karena kurang tidur, itu lebih baik daripada harus berhadapan langsung dengan lelaki seperti Kenzo Alarix tersebut.

Demit satu itu pasti sudah memiliki hukuman atas apa yang Valerry lakukan.

Tapi, tunggu...

Memangnya apa yang sudah ia lakukan hingga membuat Kenzo marah padanya?

Dia tidak sedang menjalin hubungan spesial dengan Kenzo atau lelaki manapun, jadi apa alasan dari tatapan menakutkan yang Kenzo berikan padanya saat itu.

Sial!! Valerry benar-benar tidak bisa berpikir jernih saat memikirkannya.

Apa yang akan Kenzo lakukan pada....

Brakk!!

Suara bantingan pintu itu menggema keras. Membuat Valerry terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara yang tak jauh darinya.

Oh, Lord... Kenzo pulang!! Paniknya

Wajah lelaki itu tak lagi sama seperti biasanya. Bahkan pakaian yang di kenakan Kenzo sudah tak serapi biasanya. Dasi longgar, kemeja terlipat sampai siku, dan wajah memerah dengan rahang mengerang.

"A-ada apa?" kalimat Valerry terbata begitu Kenzo berjalan mendekat ke arahnya. "Ken?"

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan sialnya Keanu sudah tidur nyenyak di kamar miliknya. Dan sialnya lagi, Valerry salah mengartikan kepulangan Kenzo yang biasanya kembali jika waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Ohhh... Apalagi kali ini.

Kenzo menatap lurus ke manik jernih Valerry dengan tajam. Langkah kaki Kenzo seperti Medan magnet yang tak mampu membuat Valerry untuk bergerak sedikitpun.

Wanita musim semi itu terpaku di tempatnya. Keringat dingin mengalir deras di pelipis dan deguban jantungnya mulai bergemuruh tak teratur. Napas Valerry tersendat saat Kenzo sudah berdiri tepat di depannya. Masih dengan kilatan yang tak bisa Valerry tafsirkan makna tatapan itu.

"K-Ken?" Kembali, Valerry menelan salivanya. Ia sungguh tidak tau apa yang akan Kenzo lakukan padanya setelah ini.

"Apa kau tau kesalahanmu hari ini?"

Suara tenang namun bernada sinis itu adalah perpaduan yang sangat luar biasa menakutkan. Valerry benar-benar tak bisa berkutik saat mata Kenzo semakin menariknya dan semakin membuat tubuh Valerry meremang.

Dengan gerakan cepat, Kenzo menarik pinggang Valerry untuk merapat padanya. Menekan pinggang Valerry agar wanita musim semi itu tak bisa lepas dari apa yang sudah ia lakukan siang ini.

Melawan Kenzo berarti menerima hukuman!!

Ohh... Valerry tidak akan pernah menyangka bahwa Kenzo sudah menunggu kesempatan ini untuk bisa menikmatinya . Lelaki minim ekspresi itu tidak akan segan-segan dan tidak akan berhenti meski Valerry memohon padanya.

Kenzo ingin melihat Valerry berada di bawah tubuhnya. Menerima setiap belaian yang Kenzo ciptakan ke seluruh tubuh Valerry. Dan kali ini, Kenzo tidak akan segan dan tidak akan lagi menahan diri.

Kemudian seperti kecepatan kilat, Kenzo mengambil satu ciuman di bibir Valerry. Membuat Valerry mematung mendapat serangan yang tiba-tiba baginya. Wanita itu sungguh tidak menyangka bahwa Kenzo akan menciumnya seperti ini. Bahkan Valerry tidak bisa menggerakkan tubuh dan tangannya jika seluruh tubuhnya di himpit sempurna oleh tubuh tinggi tegap Kenzo seperti sekarang ini.

Ya Tuhan!! Valerry mengerang di bawah ciuman Kenzo yang luar biasa memaksa namun penuh gairah di dalamnya. Valerry tak begitu pandai berciuman, pengalamannya tidak pernah seintim ini. Dan Kenzo adalah lelaki satu-satunya yang bisa membuat Valerry menggelinjang aneh dan terbakar di seluruh tubuhnya.

Kenzo benar-benar tidak main-main jika Valerry akan mendapat hukuman darinya. Lelaki itu mencium Valerry dan membuat mulut yang sering kali mengeluarkan rintihan itu terbuka untuknya.

Valerry menggelinjang. Ciuman itu sungguh memabukkan dan Valerry tak bisa menyangkal jika pada akhirnya ia menikmati apa yang Kenzo lakukan padanya.

Dengan pelan ia membuka bibirnya, dan kesempatan itu tidak akan pernah Kenzo sia-siakan. Meraup seluruh isi bibir Valerry adalah yang ia inginkan sekarang. Membuat Valerry mengerang dan mendesah di bawah naungannya adalah apa yang Kenzo inginkan sejak dulu.

Tangan Kenzo yang semula berada di pinggang Valerry mulai beranjak naik kepermukaan perut Valerry yang rata, naik ke atas dan menempel sempurna di bukit yang siang tadi sempat ia remas beberapa detik saja.

Nikmat?!

Entah kenapa Valerry menikmati apa yang Kenzo lakukan pada tubuhnya. Dan membiarkan lelaki itu mengeksploitasi seluruh bibirnya dan membiarkan telapak tangan Kenzo menjamah dan meremas payudaranya.

"Ahhkkk..." Desahan itu pun keluar begitu saja tanpa Valerry tahan. Ke dua tangan Valerry meremas rambut Kenzo kuat.

Dan begitu pun dengan Kenzo. Setelah puas melumat bibir Valerry, lelaki itu beralih ke leher jenjang Valerrt dan semakin turun ke bawah hingga berhenti tepat di kedua payudara Valerry yang sintal.

Wanita yang sedang tersengal-sengal akibat ulahnya itu tak bisa melakukan apapun saat Kenzo menarik koas bergambar kelinci sampai ke dada Valerry. Menampilkan buah dada Valerry yang terbungkus rapi dengan Bra merah berenda.

Mata Kenzo tak lepas dari pemandangan di depannya. Melihat secara langsung ke dua payudara Valerry di depan matanya.

Ohhh... Kenzo ingin sekali segera mendaratkan mulutnya di atas puting Valerry. Memberi sedikit pelajaran pada pemiliknya untuk tidak melakukan tindakan yang membangkitkan kemarahan yang Kenzo miliki.

Tanpa ragu, Kenzo membuka kaitan bra Valerry dan melemparkannya begitu saja. Kenzo menunduk tepat di depan payudara Valerry dan puting yang sudah pernah ia hisap sebelumnya.

Dan rasanya semakin menggila saat wajah Valerry merah padam dengan mata berkabut sama seperti dirinya.

"Aku akan memakanmu, Mama."

Dan Kenzo langsung melakukan apa yang baru saja ia ucapkan. Membaringkan tubuh Valerry ke ranjang kemudian menghisap puting Valerry yang sudah menegang dengan hisapan panjang seperti menarik seluruh puting Valerry untuk keluar. Membuat Valerry menjerit dan melenguh dengan apa yang Kenzo lakukan pada putingnya.

Sebelah tangan Kenzo tak berdiam begitu saja. Telapak tangan itu sudah gatal ingin meremas dada Valerry dengan tempo yang ia inginkan. Ingin membuat Valerry menggelinjang dan merintih lirih karena kenikmatan yang sengaja ia berikan untuk wanita musim semi tersebut.

"Aaakkkhhhh..." Valerry membusungkan dadanya ketika Kenzo menjepit ujung putingnya dan menggigit puncak payudaranya secara bersamaan. Dan hal itu sukses membuat napsu dalam tubuh Kenzo semakin bergelora.

Ohhh... Kenzo benar-benar tidak akan menahan diri lagi setelah ini. Ketika Valerry sudah telentang dengan napsu menggunung seperti dirinya.

Dengan gerakan cepat, Kenzo kembali mengambil alih tubuh bagian bawah Valerry. Melepaskan celana Valerry hingga meninggalkan celana dalam berenda.

Basah!! Ya... Kenzo dapat melihatnya dengan jelas. Valerry menikmati apa yang Kenzo lakukan pada tubuhnya. Bahkan ketika Kenzo mulai menarik turun celana dalamnya dan membiarkan tubuh intim Valerry terpampang di depan Kenzo, Valerry sama sekali tidak melakukan tindakan apapun. Napas wanita itu tersengal dan gemetar.

Kenzo bukan lelaki bersih yang tidak pernah tergoda dengan tubuh wanita manapun, sesekali ia pernah menikmati tubuh seorang wanita meski tidak sesering yang ia lakukan.

Menelan ludah dan kembali menghimpit tubuh Valerry dalam lingkungannya, "kali ini aku akan memberimu hukuman yang sangat tidak bisa kau bayangkan, Mama."

Setelah itu Kenzo membuka lebar-lebar kaki Valerry. Menampakkan kemaluan Valerry yang di tumbuhi bulu-bulu halus di sana. Dengan ke dua ibu jarinya, Kenzo membuka lebar kemaluan Valerry. Mengendus harum khas tubuh Valerry.

Dan daging berwarna pink itu sanggup membuat Kenzo menelan salivanya dengan sorot mata tak lepas dari apa yang ia lihat saat ini.

Sebelum kemudian Kenzo mengucapkan kalimat...

"Selamat makan!!"

Dan hisapan di bawah tubuh Valerry menjadi titik balik dari malam yang akan mereka lalui bersama. Valerry mendesah dengan mata terpejam menikmati apa yang Kenzo lakukan di bawah tubuhnya. Seperti ada yang mengaduk aduk bagian bawah tubuhnya dan sesekali merasakan lidah Kenzo yang sejak tadi hinggap di vagina Valerry.

Valerry menegang saat jari Kenzo semakin cepat mengocok tubuh intimnya. Otot tubuh Valerry mengejang, remasan di kain seprei di jadikan Valerry sebagai pegangan untuk apa yang akan ia alami untuk pertama kalinya. Hawa panas seolah menjalar sempurna di tubuhnya. Hingga Valerry menggelinjang dengan kaki terbuka semakin lebar dan kaki menegang hebat. Merasakan sesuatu yang hampir lolos dari lubang vaginanya jika saja Kenzi tidak menghentikan kocokannya pada tubuh bagian bawahnya.

Valerry menggeram kesal. Tubuhnya hampir saja merasakan kenikmatan dan lelaki yang baru saja menikmati tubuhnya itu berhenti dan membiarkan Valerrt mendesah dan menggeram karenanya.

"Tidak! Aku tidak ingin kau puas dengan dua jariku, Sayang."

Valerry memerah mendengarkan. Dan napas wanita itu semakin tersengal hebat saat dengan sengaja Kenzo membuka seluruh kancing kemejanya tepat di hadapan Valerry. Menampilkan otot-otot tubuhnya yang bidang dan kekar. Valerry menelan saliva di buatnya. Badan sebesar dan segagah itu, apakah milik Kenzo akan sebesar seperti bentuk tubuhnya.

Ya Tuhan!! Tiba-tiba saja Valerry merinding jika harus berhadapan dengan sesuatu yang besar dan mengoyak Vaginanya.

"Aku suka sekali dengan bau tubuhmu," kembali Kenzi mengendus Valerry di seputar leher jenjang wanita tersebut. Membuat Valerry kembali terbuai dan hawa panas dalam tubuhnya kembali menjalar sempurna. "Kau milikku."

Valerry tak berkutik. Kenzo benar-benar akan menghabisinya malam ini. Akan memakannya hidup-hidup seolah tiada hari esok untuk dirinya.

Dan ketika Kemzo hendak membuka sabuk celananya, gedoran dan teriakan di balik pintu Valerry membuat dua manusia itu menoleh bersamaan.

"Nona Valerry!! Tolong buka pintunya."

Teriakan itu berasal dari Azura. Wanita itu selalu berhasil membuat Kenzo menggeram dan selalu menggagalkan aktifitas yang baru saja ia mulai. Mengabaikan panggilan tersebut, Kenzo kembali membuka sabuknya dengan cepat. Pun keadaan Valerry yang ada di depannya sudah sangat menggodanya. Sisa satu agenda untuk melanjutkannya, persetan dengan suara Azura di balik pintu tersebut.

Saat Kenzo akan melepas celana terakhirnya, suara Azura kembali mengudara.

"Baby Kean demam. Tolong segera ke kamar, Nona Valerry."

Tidak ada lagi suara gedoran dan teriakan Azura. Dua manusia itu hanya mendengar derap langkah kaki Azura yang menjauh dengan hentakan kuat bahwa apa yang baru saja Azura katakan memang terjadi.

Valerry yang sejak awal yang tak begitu menanggapinya dan lebih terfokus pada bentuk tubuh Kenzo, langsung terhenyak dengan mata terkejut

"Baby Kean demam, Ken." Valerry bangun dari tidur telentangnya. Menyambar selimut untuk menutupi seluruh tubuh telanjangnya yang baru saja di nikmati oleh Kenzo.

Sebelum Valerry berlalu pergi meninggalkan Kenzo, lelaki itu menarik Valerry dan memeluknya.

"Ada apa? Anakmu sakit Ken. Dia sedang membutuhkanku." Tidak ada lagi Valerry penurut yang Kenzo kenal sebelumnya. Wanita yang ada dalam pelukannya itu seperti seorang ibu yang sedang mengkhawatirkan anaknya. "Ayo!! Lepaskan aku dulu, Ken." Pinta Valerry.

Kenzo menghembuskan napasnya lalu mengambil satu kecupan singkat di bibir Valerry. "Kau harus memakai baju sebelum ke sana, Sayang ."

Dan setelah itu Kenzo melepaskan pelukannya dan membiarkan Valerry mengambil baju secara acak di dalam lemari lalu masuk ke dalam toilet kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

Setelah selesai, Valerry keluar dan ia masih mendapati Kenzo berada di kamarnya. Lelaki itu tidur di kasurnya dengan mata terbuka dengan tubuh atasnya masih sama saat terakhir ia lihat.

"Kenapa kau masih disini, sih." Sentak Valerry. Mendekati Kemzo yang masih berbaring dan tatapan lelaki itu tak lepas dari tubuh Valerry.

"Menurutmu aku akan ke sana dengan keadaan seperti ini?"

Kalimat itu penuh dengan gereman dan tubuh Valerry membeku saat mengerti kemana arah kalimat Kenzo barusan.

"Berterima kasihlah pada Azura. Berkat dia, kau aman untuk kumakan!!"

Setelah itu Kenzo menutup matanya dengan sebelah lengannya. Menarik napas dalam-dalam dan tidak lagi menatap Valerry jika tidak ingin napsu nya kembali bangkit.

Sedangkan Valerry yang masih berdiam diri di tempatnya menatap Kenzo dengan senyum simpul.

Langkah wanita musim semi itu mendekat kearah Kenzo, menundukkan tubuhnya dan entah apa yang ada di dalam otak Valerry sekarang, tiba-tiba saja Valerry memberi satu kecupan singkat di bibir Kenzo sebelum kemudian berjalan cepat meninggalkan Kenzo yang mematung, terkejut dengan keberanian yang Valerry lakukan padanya.

.

TBC

Mau Up cepat??

Komentar dan rate bintang jangan lupa yaaa...