Aku datang!! ๐๐
Jangan lupa tanda โญ dan komentar untuk chapter ini
Ok, Happy reading!!
โข
โข
ฯฯฯฯฯฯ
Sebelum ini, kehidupan Valerry tidak mengalami masalah hingga membuat wanita mungil itu tersandung masalah pelik dalam hidupnya. Valerry adalah wanita mandiri dan tidak pernah berkeluh kesah. Dia adalah sosok wanita yang kuat dan tidak pernah menunjukkan sisi lemahnya pada siapapun.
Bahkan saat ia menandatangi sebuah kontrak dengan pekerjaan yang tak biasa, Valerry tetap melakukannya tanpa perlu berpikir dua kali. Setidaknya, ia bisa menyelamatkan harta berharganya yang tersisa untuknya.
Ayahnya bukanlah tipe pria yang suka berhutang. Hanya saja, ayahnya itu selalu salah langkah dan terlalu percaya pada seseorang hingga pria yang tak lagi muda itu terjerat hutang piutang yang cukup besar.
Dan akibatnya, Valerry lah yang harus menanggung semua itu.
Pertama kali ia melakukan pekerjaan ini, tentu saja ada perasaan tak rela dan ragu yang tiba-tiba menyusup.
Ketika Kenzo Alarix melakukan hisapan pertama pada puting payudaranya, Valerry hanya bisa berdiam diri. Menatap bagaimana datarnya muka lelaki itu ketika mulut itu melakukan hisapan pada puting susunya dan Valerry seolah tak bisa bertindak apapun. Ia hanya mencoba sebisa mungkin untuk tidak menghentikan apa yang lelaki itu lakukan.
Hahhh... Jika Valerry mengingat kejadian itu, bulu kuduknya langsung meremang. Bahkan ketika mata itu menatap emerald-nya yang bening, Valerry seperti tak bisa menggerakkan badannya dan menepis mulut Kenzo Alarix yang menjilati ujung putingnya dengan gerakan yang tak bisa Valerry bayangkan.
Hingga sampai sekarang pun lelaki itu tetap pada rutinitasnya, menjadikan puting Valerry sebagai permen kenyal kegemaran dari lelaki arogan dan minim akan ekspresi. Entah kenapa lelaki itu suka sekali menggigiti dan terkadang memainkannya seperti sebuah mainan unik untuknya.
Jika mengingat semua yang sudah terjadi selama ia berada di rumah Alarix, kadang membuat Valerry berpikir, sanggupkah ia melakukannya sampai batas kontrak ini akan berakhir, ataukah ia akan....
"Tidak." Valerry langsung menggeleng tegas dengan pemikiran yang hampir saja melintas ke dalam otaknya. "Apa sih yang baru saja aku pikirkan," rutuknya. Sambil meremas rambut dan dirinya.
Meski waktunya hampir terkuras habis untuk mengurusi Keanu, dan hampir tidak ada waktu untuk dirinya bertemu dengan sebagian temannya, tapi Valerry tak pernah merasa keberatan dengan keberadaan bayi tampan itu di sampingnya. Bahkan Valerry mulai terbiasa dengan Baby Kean dan Valerry akan merasakan perbedaan signifikan ketika Keanu tidak berada di dekatnya.
Aneh memang, tapi itulah yang Valerry rasakan. Mungkin karena ia adalah ibu Asi dari bayi tampan itu, hingga menimbulkan sebuah ikatan tak kasat mata seperti Ibu dan anak pada umumnya.
Tapi sialnya, Keanu bukanlah anaknya. Dan semua itu akan berakhir dalam tiga bulan lagi. Karena setelah itu, Valerry akan kembali pada kehidupan normalnya.
*****
Hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya. Rutinitas yang selalu Valerry lakukan setiap pagi menjelang.
Membersihkan diri, lalu pergi ke kamar baby Kean untuk melihat kenakalan apalagi yang telah di lakukan si kecil Alarix.
Valerry masuk ke dalam kamar Keanu dengan satu gelengan lemah dan senyuman tipis langsung mengembang saat Valerry mendapati Keanu yang tidak pernah diam jika bayi itu berganti pakaian setelah mandi. Ketika mata hitam itu menangkap bayangan Valerry yang semakin dekat dengannya, Keanu langsung mengulurkan ke dua tangannya seolah meminta Valerry untuk menggendongnya.
Dan begitu keinginan Keanu terkabul, bayi Alarix itu langsung tertawa riang hingga membuat Valerry tak mampu untuk tidak memberi satu kecupan di pipi tembem Keanu.
"Nakal!" seru Valerry sambil menjawil hidung mancung Keanu dan kemudian memangku nya untuk ia kenakan baju.
Setelah selesai dengan apa yang Valerry lakukan pada Baby Kean, Valerry langsung mengeluarkan payudaranya untuk Keanu nikmati. Rutinitas yang selalu menjadi kegiatan yang tak bisa Valerry tinggalkan dan akan selalu Valerry ingat.
Bayi dalam dekapannya itu terlihat sangat antusias saat Valerry mengeluarkan sebelah payudaranya dan membiarkan mulut Keanu melahap putingnya. Bayi mungil itu tampak terlihat lebih semangat di bandingkan dua hari yang lalu. Dan jika boleh Valerry katakan, gigi-gigi Keanu sudah mulai tumbuh dan hal itu sedikit membuat Valerry merinding geli saat Keanu mulai melancarkan gigitan kecil di area puncak putingnya.
"Jangan bermain dengan putingnya, Baby." peringatan itu selalu di tangkis dengan senyuman menawan oleh Keanu. Tak peduli bagaimana raut penuh kegelian yang Valerry rasakan, bayi tampan itu tetap menggerakkan gigi-giginya di seputar permukaan puting Valerry, "jangan contoh Papamu."
"Ada apa denganku?"
Entah kesialan apalagi hari ini. Yang pasti, sejak kapan Kenzo Alarix sudah berdiri di ambang pintu dengan kemeja dan jas yang sudah tertata rapi di balik tubuh atletisnya.
Ohhh... Valerry masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana bentuk tubuh bagian atas Kenzo ketika peristiwa itu akan merenggut ke kegadisannya. Valerry masih dengan jelas mengingat bagaimana tubuh itu menempel erat di atas tubuhnya dan bagaimana kulit mereka menempel dan menimbulkan serangan hawa panas yang membara.
Tidak!! Valerry menggelengkan kepalanya menepis semua ingatan itu dengan kembali melarikan pandangannya ke bayi Kean yang sedang asyik mengunyah putingnya. Hingga membuat Valerry memukul pantat Keanu pelan sebelum mengeluarkan kalimat untuk bayi yang sudah menginjak usia tujuh bulan tersebut.
"Valerry?" panggilan itu membuat Valerry menatap ke arah Kenzo kembali, "apa yang tidak boleh Keanu contoh dariku?" tanya Kenzo lagi. Kini lelaki itu sudah duduk tepat di hadapan Valerry yang sedang melakukan tugasnya dengan memberi Baby Kean asi seperti biasanya.
Valerry tak bisa mengeluarkan kalimat untuk menjawab pertanyaan itu. Bukan karena tidak mendapat jawabannya, hanya saja ia tidak tau bagaimana mengutarakannya jika Kenzo sudah menatapnya dengan alis terangkat penuh keingintahuan. Tidak mungkin Valerry mengatakan jika kelakuan yang akhir-akhir ini Keanu lakukan hampir sama persis seperti yang Kenzo lakukan padanya.
Kenzo masih menatap Valerry dengan tatapan menuntut, "bukan hal yang penting." jawab Valerry. Tanpa menatap Kenzo yang sudah mengerutkan kening.
Ohh... Kenzo tentu tidak akan begitu mudah percaya dengan apa yang Valerry katakan padanya.
"Hal yang tidak penting?" Valerry mengangguk tegas, "contohnya?"
Sial!! Kenapa lelaki di depannya itu selalu membuat Valerry mati kutu.
Namun sebelum Valerry menjawabnya, Keanu kembali membuat ulah dengan menggigit kecil payudaranya hingga membuat tubuh Valerry meremang dan terpekik saking terkejutnya.
"Astaga!! Bukankah sudah kubilang untuk tidak menggigitnya." seru Valerry. Menarik-narik pipi Keanu gemas.
"Jadi dia menggigit?"
Valerry tak menjawab. Wanita itu hanya mengangguk dan kembali bermain dengan pipi chubby Keanu dan membiarkan tangan bayi tampan itu menepuk-nepuk payudaranya yang lain.
"Sejak kapan Keany menggigit?" tanya Kenzo heran. Masih dengan tatapan tak lepas bagaimana Keanu menghisap dada Valerry dengan cepat.
"Gigi baby Kean mulai tumbuh beberapa. Mungkin dia sedang belajar menggigit."
"Menggigit di tempat yang tepat." seru Kenzo. Tak memperdulikan protesan yang sengaja Valerry lakukan dengan memukul bahunya.
"Apa kau gila!!" Desis Valerry.
"Kenapa?"
Valerry tak percaya mendengarnya. Bagaimana mungkin lelaki yang memiliki otak sempurna seperti Kenzo Alraix bisa berpikiran tak manusiawi seperti itu. Menggigit di tempat yang tepat, katanya. Apakah dia sudah gila!!
Valerry memggerang dengan dengusan tertahan, "mungkin kita bisa bertukar tempat. Dan merasakan bagaimana putingmu yang digigit."
Dan entah kenapa yang Valerry lihat saat ia mengatakan itu, Kenzo tersenyum tipis seolah ia tidak mempercayai apa yang baru saja ia katakan.
"Terakhir kali aku menggigit putingmu, bukan rasa sakit yang ku lihat dari wajahmu. Kau bahkan mendesah dan merintih nikmat saat aku melakukannya."
Demit!!
Valerry benar-benar salah tingkah saat kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Kenzo. Wanita musim semi itu tak bisa mengatakan apapun saat peristiwa itu kembali Kenzo ungkit. Bagaimana Valerry merasakan kenikmatan meski Kenzo kerap kali menggigit putingnya dengan sangat rakus.
"K-Kau...?"
Kenzo menaikkan alisnya, "kenapa? ingin mengulangnya kembali dan merasakan yang lebih nikmat dari itu?"
"Apa kau sudah gila?" desis Valerry.
"Faktanya, kau menikmati cumbuanku, sayang. Dan tidak ada salahnya jika aku melakukannya lagi. "
Tai Ayam!!
Karena apa yang semua di katakan oleh Kenzo tidak ada yang salah sama sekali. Valerry benar-benar menikmati apa yang Kenzo lakukan pada sekujur tubuhnya.
"Apa sih yang ada di otakmu!!"
Kenzo menaikan ke dua bahunya acuh. Tak memperdulikan kemarahan yang sedang Valerry keluarkan untuknya. Hanya saja, melihat wajah Valerry yang memerah seperti ini sanggup membuat hari-hari Kenzo yang dulunya monoton, berubah jadi lebih menarik sejak kehadiran Valerry di ruang lingkupnya.
Jujur saja, jika boleh Kenzo berkata, lelaki itu ingin sekali menikmati apa yang belum ia tuntaskan pada tubuh Valerry. Kenzo bahkan masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana bentuk tubuh Valerry dan bagaimana rasa tubuh itu dalam jilatannya. Bagaiman Valerry meliuk-liuk saat jari jemarinya menelusuri setiap inci tubuh Valerry dengan gerakan pelan nan menggoda.
Tapi sialnya, sejak kejadian itu berlalu, Valerry seperti menjauhinya. Wanita itu akan melarikan diri darinya saat berpapasan dengan Kenzo. Dan hal itu berlangsung hampir satu Minggu penuh.
Tau apa yang Kenzo lakukan ketika Valerry melarikan diri darinya??
Lelaki minim ekspresi itu akan melampiaskan seluruh emosinya pada seluruh karyawannya jika mereka tak becus bekerja. Akan memberi bentakan dan tatapan penuh intimidasi jika di perlukan.
Dan jangan salahkan Kenzo sepenuhnya. Karena bayangan tubuh telanjang Valerry selalu mampir di seriap bayangan Kenzo. Yang seolah-olah melambai agar Kenzo mendekat dan kembali menikmati tubuh itu dengan sebuah kepuasan yang sempat tertunda.
Bajingan!!
Kenzo benar-benar tidak bisa menghilangkan pemikiran nakal dalam otaknya jika sudah bertatap muka dengan Valerry seperti ini.
Di tambah bagaimana Keanu yang sedang menyusu dengan rakus seolah-olah mengatakan jika apa yang sedang ia hisap adalah miliknya sendiri.
*****
TBC
โข
โข
โข
Halo guyssss.... Ada yang rindu?? ๐๐
Ok, bagaimana menurut kalian saat baca chapter ini?