Chereads / Air mata cinta / Chapter 7 - AMC 7

Chapter 7 - AMC 7

Hari yang di tunggu tiba, Erwin sangat bersemangat untuk rencananya hari ini walaupun dia belum tau apa jawaban vian nanti.

jam 4 sore erwin menjemput vian kerumah kakaknya. sesampainya di rumah Rendra.

" sore shint, vian sudah siap ?"

" dia baru selesai mandi, silahkan masuk dulu"

" bang ada erwin nih!" seru Ratna

"hai win, silahkan duduk. gimana jadi ke mau ke puncak ?"

". jadi ren, kemungkinan kami pulang besok "

" Vian, Erwin dah nungguin nih" teriak shinta.

"sebentar lagi kak aku belum selesai ".

Lima belas menit kemudian Vian keluar dari kamarnya dengan tas meneteng tas kecil.

" kita berangkat sekarang yuk udah sore nih "

" Vian pergi ya kak, bang "

"aku percayakan adikku sama kamu win"

" siap ren, aku pasti jagain dia "

merekapun berangkat ke puncak, dalam perjalanan baik erwin maupun vian tak banyak bicara seperti biasanya.

Erwin memutar lagu agar suasana menjadi lebih santai. Erwin sesekali ikut menyanyi mengikuti beberapa lirik lagu saat vian mendengar musik dari grup band D'Bagindas (empat mata) tiba tiba vian ikut bernyanyi sehingga erwin tertegun dengan suara Vian saat menyanyikan lagu tersebut. setelah Vian selesai bernyanyi erwin memuji suara Vian

" suara kamu bagus vi, kamu punya bakat juga ternyata"

" biasa aja kok, masih kalah sama suara penyanyi betulan".

" serius Vi" .

"kak nanti kalau ad mini market berhenti dulu ya"

" siap non " goda erwin.

setelah menemukan kini market terdekat Erwin memarkirkan mobilnya.

" aku turun dulu sebentar ya kak"

setelah vian masuk ke dalam mini market, Erwin menyusul dari belakang.

Vian mengambil 2 botol minuman dan beberapa makanan ringan, Erwin yang melihat Vian menenteng keranjang belanjaan segera mengambil keranjang tersebut dan menaruh makanan yang tadi juga diambilnya.

" sini aku yg bawa, sekalian aku titip punyaku disini " lalu Erwin mengambil beberapa botol minuman lagi.

sampai di kasir " mba yg ini di pisah ya " ucap vian pada kasir tersebut.

" ga usah di pisah mba, gabung aj semuanya" cegah erwin.

setelah selesai di hitung erwin mengeluarkan kartu ATM. "saya bayar pakai ini mba. "

"punyaku berapa semuanya kak".

" ga tau deh, tadi kertasny udah di buang "

"trus aku gimana bayarnya?"

" nanti kamu bayar kalau udah sampai di puncak"

Vian bengong dengan perkataan erwin

" berarti kertasnya masih kk pegang dong ?"

" udah ayok masuk mobil, atau kamu mau aku tinggal di sini ?"

" ih nyebelin banget sih" gerutu Vian mengikuti erwin dan masuk ke dalam mobil.

di dalam mobil vian hanya diam dan memalingkan wajahnya ke arah jendela

" kamu masih marah Vi ?"

" kalau kalau marah tambah cantik tau " goda erwin. tapi Vian tetap tak bergeming mata Vian mulai berkaca kaca dan air mata menetes di sudut matanya.

Erwin yang melihat itu semakin merasa bersalah segera menepi di bahu jalan.