salam perjalan.
" kak, perempuan yg tadi itu mantan kakak ?"
" maksud kamu renata.? iya dia mantan kk "
" keliatannya dia ga suka sama Vian kak "
" cuekin aj, dia orangnya emang begitu "
" tapi kenapa tadi dia sebut korban rayuan, maksudnya apa kak ?"
" ga ap ap kok udah ga usah terlalu di pikirin "
" apa ada sesuatu yang kak erwin sembunyikan dari Vian ?"
" ga ada sayang "
" Vian ga mau ya kak, kalau Vian di bohongin sama kak erwin" ucap vian sambil memandang keluar jendela.
Erwin yang melihat vian cemberut memegang tangan vian.
" Vian percaya sama kakak, kakak ga akan pernah ngecewain kamu" ucap erwin meyakinkan vian.
Erwin sadar dia sedang menyembunyikan sesuatu dari vian.
" belum saatnya kk cerita semuanya sama kamu sayang " gumam erwin dalam hati.
sampai tempat tujuan Erwin memarkirkan mobilnya.
Vian masih duduk mematung menghadap ke luar kaca mobil.
" Vi. apa kamu marah sama kk ?" tanya erwin
Vian tak menjawab sama sekali.
" sayang liat kakak" Erwin meraih wajah vian untuk mengahap ke wajahnya.
" Vi, apa kamu masih memikirkan kata kata Renata tadi ?"
Vian hanya menganggukkan kepalanya
" ya Allah Vi, kakak kan udah bilang tadi ga usah di pikirkan, itu Renata hanya bualannya aja supaya kita bertengkar karena dia iri melihat kamu"
" kenapa dia mesti iri ?"
" karna kamu wanita spesial untuk kk. makanya dia begitu"
" bukannya dia juga pernah bahagia sama kk "
" beda sayang, kk dengan dia dulu hanya sebatas pacaran "
" kan kita sekarang juga cuma pacaran, trus ap bedanya " tanya vian serius
" sekarang kita memang hanya sebatas pacaran, tapi kk ingin hubungan kita lebih dari sebatas pacaran. kk ingin kamu jadi pendamping hidup kakak kelak "
Vian terdiam mendengar ucapan erwin. bibirnya tak bisa berkata apa-apa lagi.
" sekarang kamu ngerti kan kenapa kamu spesial untuk kk ?" tanya erwin
" iya vian ngerti "
" cepat atau lambat kk akan segera memberi kabar pada orang tua kk tentang hubungan kita, dan semoga mereka merestuinya ".
" Aamiin " ucap vian tersenyum.
" sekarang kita turun yuk " ajak erwin.
Vian dan erwin turun dari mobil dan langsung berjalan memasuki mall.
mereka berjalan dengan bergandengan tangan. mereka berjalan ke arah pakain pria
" kakak mau beli sesuatu ?" tanya vian
" kakak mau cari kemeja buat kerja, kamu bantu pilihkan untuk kk ya !" pinta Erwin.
"siap bos " canda Vian.
Vian memilihkan beberapa kemeja yg warnanya dia suka, dan erwin juga cocok dengan warna pilihan Vian.
selesai membayar belanjaan erwin dan vian kembali berjalan menyusuri mall, tiba tiba Erwin berhenti di sebuah toko perhiasan
" sayang sini deh, cincin itu bagus deh" Erwin menunjuk sebuah sebuah cincin dengan mata berbentuk hati.
" iya kak, unik bentuknya"
" kamu suka ? "
" hmm suka "
" mba boleh liat cincin itu ?" tanya erwin pada pegawai toko tersebut
" boleh pak " jawab pegawai tersebut sambil mengambil cincin yang di maksud lalu menyerahkan pada erwin.
" coba vi cobain di jari kamu " erwin mencoba memasangkan di jari Vian.
" cocok di jari kamu Vi "ucap erwin
tiba tiba erwin menanyakan harga cincin tersebut.
" mba berapa harga cincin ini ?"
pegawai menyebutkan harganya
" maaf mba, kita tanya tanya dulu ga apa kan ?" ucap vian
" ga apa apa mba " jawab pegawai tersebut tersenyum.
Vian menarik tangan erwin meninggalkan tempat tersebut
" kak ngapain sih nanya harga segala, untuk ap coba " tanya vian kesal
" mau beli untuk kamu, emangnya untuk siapa lagi "
" Vian ga mau kak "
" tadi katanya kamu suka ? makanya kk tanya harganya "
" Vian memang suka kak, tapi bukan berarti harus di beli " jawab vian sengit.
" ga apa apa dong kk beliin untuk kamu ? " tanya erwin
" kak tolong jangan manjakan vian dengan memberikan vian barang barang mewah, Vian ga suka kak " pinta vian
" ya sudah kalau kalau kamu ga mau" ucap erwin.
Erwin terdiam mendengar ucapan Vian, dia tak menyangka vian berkata begitu. karna selama ini semua wanita yg pernah dekat dengan erwin selalu ingin di berikan barang barang mewah dan bermerk.
tapi Vian... Vian justru menolak di berikan barang barang mewah.
Erwin semakin yakin bahwa vian cocok di jadikan pendamping hidupnya kelak.
Erwin dan Vian kembali berjalan menyusuri mall. semenjak mulai masuk mall hingga berputar keliling mall vian tak meminta satupun dari erwin. Erwin akhirnya bertanya pada Vian
" sayang kamu ga mau beli sesuatu ?" tanya erwin
" nggak kak, Vian ga mau apa apa "
" gimana kalau kita cari aksesoris untuk kamu pakai sehari-hari "
" ga usah kak, Vian masih punya di rumah "
" please kali ini kamu ga boleh nolak. Ok !" pinta Erwin
Vian mengikuti erwin menuju penjual aksesories. Erwin sibuk mencari sesuatu untuk vian, sedangkan Vian memilih ikat rambut dan bando.
Erwin mamilih jepit rambut dengan motif bunga dan pita yg full mata.
" sayang kamu udah selesai milihnya ?"
" udah kak, nih " Vian menyodorkan ikat rambut dan bando yg sudah di pilihnya.
" cuma ini, ga ad yg lain ?"
" udah ini aj kak yang lain ga begitu penting "
Erwin mengambil ikat rambut dan bando yg di berikan Vian, serta jepit rambut yg dia pilih dan membayarnya di kasir.
setelah itu mereka memilih untuk pulang karna hari sudah mulai gelap.
Dalam perjalanan pulang erwin sesekali memandangi wajah vian.
" kenapa kak ?" tanya vian
" ga apa apa kok, cuma heran aj " jawab erwin santai
" lho emangnya heran kenapa "
" kamu beda Vi, jarang lho cewek kayak kamu"
" maksudnya kak ?" tanya vian heran
" ga ap ap kok, kamu cantik apalagi hari ini " goda erwin
wajah vian langsung merona karena pujian Erwin.
" ah kak erwin bisa aj " Vian tertunduk malu.