sampai di kamar.
" sayang ada yg mau kakak bicarakan sama kamu "
" ada ap kak ?"
" kamu duduk dulu " ucap erwin.
Vian kemudian duduk di tepi ranjang
" sayang sebelumnya kakak mau minta maaf sama kamu, kakak tadi telat kamu di karna kakak pergi mengantar Rena " ucap erwin
" jadi tadi kakak pergi sama Rena, kakak bilang kakak pergi sama teman teman kakak ?"
" maaf sayang kakak bohong sama kamu "
" kenapa harus bohong sih kak "
" kakak minta maaf sayang, kakak ga bermaksud untuk membohongi kamu.
sebenarnya kalau tadi kakak dijebak oleh Rena jadi kk ga bisa jemput kamu tepat waktu seperti biasa "
" dijebak bagaimana maksud kakak ?"
" tadi kakak di jebak Rena dan akhirnya kakak terpaksa melakukan hubungan terlarang. kakak minta maaf sayang "
" apa kak " ucap Vian kaget dan langsung menangis mendengar ucapan erwin.
" tega kakak bohongin Vian, kemaren kk bilang kakak udah ga ad hubungan sama dia, tapi kenapa sekarang kakak pergi dan tidur sama Rena. kenapa kak ?" ucap Vian di sela tangis nya
" sayang tadi Rena ke kantor kakak minta di antar belanja, kakak awalnya ga mau tapi Rena bilang ini yg terakhir dan ga akan ganggu kakak lagi, kakak ga tau kalau ini jebakan yang sudah di rencananya "
" tapi kenapa kakak sampai lakukan hal itu kak. kenapa kakak mau melakukan hal itu ?"
Vian berteriak histeris karna kecewa.
erwin membiarkan Vian menangis melepaskan sesak di dadanya dan menunggu tangisnya reda. dalam hatinya Erwin berjanji tidak akan berhubungan lagi dengan Rena apapun alasannya. karna dia tak mampu melihat wanita yang dicintainya terluka karena ulahnya.
setelah puas menangis, tangis vianpun reda, dan Vian sudah mulai agak tenang. erwin mendekati Vian kembali dan kembali bicara.
" sayang.. jujur kakak menyesal banget, dan kakak janji ga akan mengulangi perbuatan tersebut "
" udah berapa kali kakak lakukan itu ? dan dengan siapa ?" tanya vian lirih
" kakak melakukan itu hanya dengan Rena, semenjak dekat dengan Rena kakak terjerumus, dan kakak hanya beberapa kali melakukan hal itu " ucap erwin
" apa kakak juga akan melakukan hal itu padaku ?" tanya vian kembali
" ga sayang, kakak ga akan lakukan itu sama kamu, karna kakak Ingin kamu jadi istri kakak, bukan pemuas nafsu "
" kenapa ? toh kakak juga berbuat begitu dengan rena "
" kakak ga mau, kakak akan lakukan itu kalau kita udah nikah nanti "
" kenapa ga sekarang, toh di rumah sekarang ga ada siapa siapa !" ucap Vian kesal. air mata masih menetes di pipinya
erwin memeluk erat tubuh vian dari belakang
" apa kamu ingin kakak berbuat hal yg sama seperti yg kakak lakukan dengan rena ? " tanya erwin berbisik di telinga vian sehingga membuat Vian merinding. Vian tak menjawab ucapan erwin. dia menangis dan berusaha lepas dari pelukan erwin. tapi sayang tenaga Vian kalau kuat dengan erwin.
setelah Erwin merasa Vian sedikit tenang Erwin melepaskan pelukannya.
" sayang kamu mau kan maafin kakak ? "
" Vian mau maafin tapi kakak harus janji kakak ga boleh berhubungan lagi sama Rena, kalau kakak masih berhubungan dengan Rena kita putus "
".iya kakak janji, jangan nagis terus dong nanti jelek, cantiknya ilang " goda erwin.
mendengar ucapan erwin Vian yang sedang kesal menyubit pinggang Erwin sampai Erwin meringis kesakitan
" aduh sakit yang.."
" lagian orang ngomong serius becanda aj "
" kakak janji, kakak ga akan pernah berhubungan dengan Rena lagi. ya udah sekarang tidur ini udah jam 3 subuh "
keesokan paginya
" hah jam 8 pagi, gawat aku kesiangan jadi ga masuk kerja deh gimana ini " gumam Vian.
Vian bangun dari tempat tidur dan berlari ke kamar tamu.
" kak bangun, kita kesiangan. kak bangun " ucap Vian
" emang sekarang jam berapa sayang ?" tanya erwin
" jam 8 kak, aku jadi bolos kerja hari ini karna kesiangan "
" ya udah mau diapain lagi, berarti kita hari ini sama sama bolos " ucap erwin malas
" gara gara kakak sih, aku jadi kesiangan kan !" gerutu Vian
erwin merangkul tubuh vian yang sedang duduk di tepi ranjang ke dalam pelukannya dan melumat bibir vian. Vian perlahan membalas ciuman erwin. setelah puas Erwin melepaskan bibirnya.
" masih mau marah marah lagi ?" tanya erwin.
Vian menggelengkan kepalanya. dan tak bicara lagi.
" tadi kakak udah telfon ke pabrik, dan ke kantor kakak juga"
>/> flash back on <
enrwin terbangun jam 7 pagi, dilihatnya Vian masih tertidur pulas di kamarnya.
erwin memutuskan menghubungi pabrik tempat Vian bekerja dan meminta izin pada HRD. erwin juga menghubungi teman kerjanya karna dia tidak masuk kantor hari ini "
>/> flash back off <
menjelang siang Erwin mengajak vian kerumahnya
" yang kamu siap siap ya, nanti kamu ikut kerumah kakak. kamu nginap di sana selama Rendra di rumah sakit "
" iya kak " jawab Vian
Renata datang ke kantor Erwin
" erwin kemana kok ga ada ?" tanya Rena pada satpam yang berjaga
"erwin ga masuk " jawabnya
" ok makasih pak " ucap rena.
Rena pergi meninggalkan kantor Erwin dan kembali ke dalam mobilnya.
" apa mungkin Erwin di rumah ?" tanya Rena dalam hati.
siang itu Erwin pulang kerumahnya mengajak vian.
" Assalamualaikum bik " ucap erwin memberikan salam
" walaikumsalam den " dari dalam terlihat seorang wanita keluar menghampiri
" den Erwin udah pulang "
" iya bik, oh iya bik ini vian. dia akan tinggal di sini beberapa waktu. "
" Oo jadi ini wanita yang sering den erwin ceritakan " ucap wanita itu.
" ayo silahkan duduk non, sebentar ya bibik ambilkan minum dulu "
" makasih ya bik " ucap Vian
" rumah kakak besar banget. oh iya orang tua kakak mana ?"
" orang tua kakak semuanya ga tinggal di sini, mereka tinggal di luar kota. jadi kakak dirumah ini cuma bertiga sama bibik dan suaminya "
" trus orang tua kakak pulangnya kapan ?"
" mereka pulang kalau ad perlu aj, kadang kadang kakak yg kesana ke tempat mereka "
" apa mereka ga marah aku nginep disini ?"
" mereka ga tau, tapi semalam kk udah kasih tau bibik kalau kamu nginap di sini "
tak berapa lama bibik datang membawakan minuman
" ini non minumannya, silahkan di minum non. bibik mau kebelakang dulu "
" iya sekali lagi makasih ya bik, maaf udah ngerepotin " ucap Vian
" enggak ngerepotin kok non, mari saya tinggal dulu"
Vian dan erwin ngobrol ngobrol sebentar di ruang tamu dan melihat sekeliling rumah erwin.
" capek yang, kita ke kamar yuk " ajak erwin
" hmm ayo " ucap Vian.
erwin menggandeng tangan vian ke atas menuju kamarnya
" nah ini kamar kakak, oh ya baju kamu simpan di sini aj "
" aku dikamar ini juga kak nginepnya ?"
" iya dong, emangnya mau di kamar mana "
" tapi kak " ucap Vian sedikit risih
" kamu tenag aj sayang, walaupun kita sekamar tapi kakak ga akan lakukan hal itu" ucap erwin sambil memeluk kekasihnya itu