Erwin masuk ke dalam kamar membawakan barang barang rena, tapi saat Erwin sedang menaruh belanjaan justru Rena memanfaatkan keadaan dan cepat cepat rena mengunci pintu kamar
" Rena kamu apa apaan sih kok ngunci pintu kamar segala " tanya erwin
" kalau ga begini kamu ga akan nurutin kemauan aku win, aku mau malam ini kamu temenin aku malam ini " jawab Rena
" Rena jangan gila kamu ya, aku ga mau ren "
" ga usah pura pura win, kamu juga sebenarnya mau kan, karna biasanya kamu yg minta duluan " ucap rena sambil membuka pakaiannya satu persatu.
" stop Rena, jangan mendekat atau aku akan teriak " bentak Erwin
" hah teriak..! silahkan kalau kamu mau teriak.
lagi pula ruangan ini kedap suara, dan ga akan ad yg dengar suara kamu " ancam Rena
" sebenarnya apa mau kamu ren "
" aku mau kamu win, aku mau kehangatan dari kamu "
" enggak ren,.aku ga mau. aku ga mu menghianati cintaku pada Vian "
" oo ternyata kamu udah tidur bareng juga ya sama dia "
" kamu salah Rena, justru dia lebih menjaga kesuciannya. dia ga sama seperti kamu "
" persetan dengan dia, aku cuma mau kamu temani aku malam ini "
Rena membaringkan tubuhnya di ranjang dan meliuk liukkan tubuhnya agar Erwin tergoda.
" win apa kamu ga ingin melakukannya, mendekatlah "
lama kelamaan Erwin akhirnya menyerah dan mengikuti permintaan Rena.
Vian yang lembur kerja baru pulang setelah jam 10 malam.
" duh angkutan masih ada ga ya jam segini ? mudah mudahan masih ad " guman Vian.
hampir setengah jam Vian menunggu tapi belum ad angkot yg lewat.
" apa telf kak erwin aj ya ? tapi kasian k erwin kalau harus jemput aku. kalau naik ojek aku takut juga " bisik Vian. Vian masih berusaha sabar menunggu angkot berharap masih ad yg lewat.
Erwin melirik jam di tangannya,
"sudah jam 10.35 wib. Vian dua pasti nungguin aku "
Erwin segera bangkit dari tempat tidur dan melihat Rena sudah tertidur pulas karna kelelahan, Erwin pelan pelan mengambil kunci kamar dari atas meja dan segera pergi meninggalkan rumah renata.
dia segera menelfon Vian karna cemas.
handphone Vian berdering panggilan dari erwin
" sayang kamu udah pulang ?"
" belum kak, Vian masih nunggu angkutan "
" ya udah kamu tunggu kakak ya, sebentar lagi kakak sampai "
" iya kak " jawab Vian lega.
sementara Erwin memacu kendaraannya dengan cepat, dia mengutuk tindakan yg baru saja dia lakukan bersama rena.
" apa yg sudah aku lakukan,.kenapa aku begitu bodoh dan bisa terjerat kembali kedalam pelukan rena " guman erwin.
erwin terus menyesali perbuatannya sepanjang jalan. tak berapa lama Erwin sampai di perempatan jalan di tempat Vian menunggu.
mobil berhenti di depan Vian dan Vian segera masuk ke dalam mobil.
" maaf ya sayang kakak telat jemput kamu " ucap erwin
" ga apa apa kak " jawab Vian tersenyum.
" kita pulang sekarang ya "
erwin kembali melajukan mobilnya.
di tengah perjalanan handphone Vian berdering
" telf dari kak Shinta " ucap Vian
Vian segera menjawab telf tersebut
" halo kak Shinta, ini Vian udah di jalan sebentar lagi sampai " ucap Vian.
" Vian ini bang rendra, Abang sama kakakmu sedang di rumah sakit karna kakakmu mau melahirkan "
" di rumah sakit mana bang, Vian kesana sekarang ya "
" di rumah sakit persahabatan "
" baik bang, vian segera kesana sama kak erwin " ucap Vian
" kak erwin, kak Shinta di rumah sakit mau melahirkan " ucap Vian pada erwin
" ya udah kita putar balik, dan kerumah sakit sekarang " jawab erwin
" kak erwin ga apa apa antar Vian ke rumah sakit "
" ya ga apa apa dong sayang ".
erwin segera putar balik arah menuju RS persahabatan.
1 jam kemudian Erwin dan Vian sampai di rumah sakit. dan segera berlari menemui Rendra di ruang persalinan.
" gimana bang, kak Shinta udah melahirkan ?" tanya vian dengan nafas yang masih ngos ngosan.
" belum Vi, kata perawat baru pembukaan 8 " jawab rendra cemas
" apa itu pembukaan bang ?" tanya vian tak mengerti.
seorang suster keluar dari ruangan.
" suami ibu Shinta yang mana ?"
" saya suaminya " jawab rendra panik
" bapak silahkan masuk temani istri bapak untuk memberikan semangat pada istri bapak, karna istri bapak sudah mau melahirkan " ucap suster tersebut
" baik suster "
Rendra segera masuk ke dalam ruangan
" keluarga yg lain silahkan menunggu di sini "
erwin dan Vian menunggu di depan ruangan dengan cemas.
mendengar Shinta kakaknya mengejan Vian wajah vian jadi berubah seperti ketakutan. erangan kesakitan membuatnya genetar, Erwin yg menyadari hal tersebut memeluk tubuh vian.
" kamu kenapa sayang ?"
" aku ga ap ap kok kak, cuma agak sedikit berdebar mendengar suara kak Shinta "
terdengar suara jeritan Shinta dan tak lama kemudian diiringi suara tangisan bayi.
" Alhamdulillah keponakanku udah lahir kak" ucap Vian.
" iya sayang " jawab erwin.
1 jam kemudian shinta keluar dari ruang bersalin dan dipindahkan ke ruang perawatan.
" erwin, boleh aku bicara sebentar " ucap rendra
" ada apa rend ?" tanya erwin.
" win kamu bisakan jaga Vian selama aku dan Shinta di rumah sakit ?"
" bisa rend, memangnya kenapa "
" kemungkinan aku agak lama di rumah sakit karna ad masalah dengan bayi kami, tolong kamu temani Vian di rumah saat malam hari aku takut dia kenapa napa "
" ga masalah rend, gimana kalau Vian aku bawa kerumah ku aja lagi pula aku di rumah kan ga sendiri ada bibik sama suaminya juga "
" terserah kamu aja baiknya gimana, karna Vian ga akan berani di rumah sendirian "
" hmm.. baiklah kalau begitu " ucap erwin
Rendra dan Erwin segera masuk ke ruang perawatan, terlihat vian sangat khawatir karna Shinta masih terbaring lemas.
" dek baiknya sekarang kamu pulang sama erwin, kamu istirahat di rumah " ucap rendra pada vian
" Vian di rumah sama siapa bang, Vian ga berani "
" erwin akan jagain kamu selama abg dan kakakmu di sini, tadi kakak udah bicara sama Erwin "
" iya sayang, kamu sama kakak aj sementara tinggal dirumah kakak ya "ucap erwin
" aku nurut aja deh, gimana baiknya "jawab Vian
" ya udah sekarang lebih baik kalian pulang, ini udah jam setengah 1, kalian harus istirahat "
"ya udah kamu pulang dulu ya rend "
" kalian hati hati ya "
Vian dan erwin meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah Rendra. erwin dan Vian memutuskan malam ini mereka tidur di rumah rendra.
Sampai di rumah Rendra Erwin segera memarkirkan mobilnya ke garasi dan mereka masuk ke dalam rumah.
" kak Vian tinggal ke kamar dulu sebentar ya " ucap vian pada erwin
" iya sayang "
Vian masuk kedalam kamarnya, erwin duduk di ruang tamu menunggu kekasihnya itu.
" aku harus jujur pada Vian tentang ap yg sudah aku lakukan bersama Renata, walaupun aku tau ini sangat menyakitkan bagi Vian. aku harus bicara sekarang " gumam erwin
tak lama kemudian Vian keluar dari kamarnya
" kak erwin malam ini tidur di kamar tamu ya "
" iya sayang " jawab erwin
" yuk Vian antar kakak ke kamar "
erwin mengikuti Vian dari belakang.