" Vi aku langsung pulang ya, tu angkot nya dah lewat" , "kok buru buru banget rat, kita ke cafe dulu yuk" ajak erwin " lain kali aja ya kak" ratna langsung naik angkot yg sudah di stop olehnya " da Vian !" .
" yuk vi kita pulang" ajak erwin " Vian dan erwin masuk ke dalam mobil.
" kamu udah lapar belum vi ?" tanya erwin sambil menoleh ke arah vian, vian hanya menjawab dengan anggukan kepala. "ya udah sebelum pulang kita makan dulu ya" sepanjang perjalanan vian hanya diam tak bicara sepatah kata pun, erwin di buat bingung melihat vian yang hanya diam. Erwin bergumam dalam hati mungkin vian sedang kecapek'an.
akhirnya mereka sampai di sebuah restoran.
" kak erwin yakin kita makan di sini ?"
"emangnya kenapa vi ?" tanya erwin heran.
" disinikan makanannya mahal kak, kenapa kita ga makan di rumah makan biasa aja..?".
erwin tertawa mendengar ucapan vian.
" ga apa apa, yuk kita masuk" Erwin dan Vian keluar dari mobil, dan berjalan memasuki restoran tersebut.
Vian berjalan di samping erwin, erwin memberanikan diri untuk menggandeng tangan vian. Vian yg kaget tangannya di gandeng erwin tiba tiba menghentikan langkahnya. "kenapa vi ?" vian memandang tangannya " ga apa apakan aku pegang tangan kamu ?" " tapi kak" , " udah yuk jalan "
setelah dapat tempat duduk dan memesan makanan erwin duduk sambil menatap wajah vian "Vi hari minggu kamu ada acara ga ?" , " ga ad, emangnya kenapa kak"
" Minggu kita main ke puncak yuk !".
" aku belum bisa mastiin kak, takut ga di izinin sama kak shinta dan bang rendra".
" nanti biar aku yang bilang sama rendra juga istrinya". setelah selesai makan mereka langsung pulang, erwin mengantarkan Vian sampai ke depan rumah rendra dan shinta sekalian bersilaturahmi.
Rendra yang kebetulan sedang duduk di teras rumah bersama Shinta tercengang melihat mobil berhenti di depan rumah mereka.
Vian dan erwin segera keluar dari mobil.
"hai bro apa kabar" seru erwin.
" kabar baik, sini duduk kita ngobrol sama sama". " istrimu lagi hamil ren ?" ,"Alhamdulillah iya win". " wah selamat ya, sebentar lagi kamu jadi ayah". tak lama kemudian shinta datang membawakan minuman " kamu kapan nih mau nikah" tanya shinta. " belum tau nih, balum ada yang mau sama aku " hahahaha.. " oh iya kata Vian kemaren malam dia pulang diantar kamu ya, makasih ya win kamu sdah mengantarkan adik ipar saya" Erwin hanya tersenyum.
"rendra, Shinta, sebenarnya kedatangan saya kesini saya mau minta izin untuk ngajak vian jalan ke puncak malam minggu besok"
"kamu ada hubungan sama Vian?"
" belum sih, tapi aku suka sama Vian"
" aku mengajak Vian main sekaligus ingin mengutarakan perasaanku padanya"
" gimana yang ?" tanya rendra pada istrinya.
" aku sih ga masalah bang, asalkan erwin bisa menjaga adikku dan tidak berbuat yg macam macam"
" aku janji aku akan jaga Vian dan ga akan berbuat hal terlarang". selesai ngobrol erwin berpamitan pada shinta dan rendra " Ren udah malam banget nih aku pamit dulu ya, lain kali kita ngobrol lagi" . " sebentar aku panggil vian dulu". " ga usah Shin, kungkin dia lelah dan sudah tidur". " aku permisi dulu ya" " sipp, hati hati win" bay..