Chapter 5 - Alzert

Sekarang sudah setengah hari kami berangkat dari desa, kami bertiga mengendarai kuda kami dengan santai.

"Heii Myira ada sungai"

"Benarkah?, yuk kita mandi"

Lalu mereka berdua melihat ke arah ku.

"Kalian mandi saja, ku mau tiduran"

Kami mengikat kuda kami ke salah satu pohon, ku mengambil jerami dari storage dan memberikan nya pada kuda kuda itu, ku mengambil selimut tipis ku dan tidur di atas nya, ku memastikan mereka berdua tidak ada disini dan ku mengambil hp ku dari storage

"Huaah dah lama tidak ku buka ponsel ini, baterai nya masih penuh, hmm? Ada sinyal.."

Ku membuka aplikasi menonton film online dan memasukan nama film yang mu ku tonton dan menonton nya, setelah agak lama film ku akhirnya selesai ku nonton.

"Buset, 1 jam lebih mereka masih mandi, apa perlu ku periksa"

Ku pergi ke dekat sungai.

"Tu-tunggu kalau mereka melihat ku pasti ku akan di bunuh mereka"

Akhirnya ku menyuruh yeia pergi memeriksa mereka, setelah 5 menit, Yeia kembali dan bilang mereka lagi berenang.

Ku pun mengambil dark sword dan mengayunkannya.

Ku mengayunkan dark sword ku ke depan terus menerus, lalu mencoba menebas ke arah depan, kiri, kanan secara horizontal.

[Mendapatkan skill slash]

Setelah mendapatkan skill slash, ku langsung menambah dan menggabungkan skill slash ku dengan rampage shoot.

[Mendapatkan crazy slash]

Ku memasukan kembali dark sword ku dan mengambil orichalcum dagger, pisau itu berwarna hijau lumut, terasa ringan, dan kelihatan sangat tajam seakan akan dengan menyentuh nya saja tangan bisa tergores, ku memperbanyak nya lalu mencoba melempar satu orichalcum dagger itu ke pohon, pisau itu bukan hanya menancap di pohon, tetapi menembus nya.

"Weeeh.. tanpa skill aja sudah segini"

Ku membayangkan apa jadinya jika ku memakai rampart shooter dengan pisau yang ku genggam sekarang.

Ku menghilangkan orichalcum dagger yang ku lempar lalu memasukan yang asli ke dalam storage.

Ku membersihkan badan ku dengan cleaning lalu tidur lagi di atas selimut ku.

"Apa jadinya kalau ku menggabungkan slash dengan taunt"

Ku menggabungkan slash dengan taunt.

[Mendapatkan skill aggro taker]

Hmm..

Ku menggabungkan body strengthening dengan body strengthening.

[Level tidak mencukupi]

Sial

Ku mendengar suara wanita yang sedang berjalan ke sini lalu ku menutup menu ku.

"Licca, keren bangat perubahan mu, kaki mu jadi seperti sea dweller"

"Hehe itu berkat buku yang ku dapat"

Saat mereka mendekat ku memarahi mereka karena mandi selama 2 jam, mereka beralasan bahwa mereka jarang jarang bisa mandi di sungai.

Kami bertiga melanjutkan perjalan kami, di tengah perjalan tiba tiba ada segerombol orang menghalangi jalan kami.

"HEI ANAK MUDA BERIKAN UANG DAN BARANG KALIAN"

Teriak salah satu dari mereka.

"Ngak" jawab Myira dengan cepat.

"APA KATAMU HAAH?"

"Hei paman bisa jangan teriak, berisik" ucap licca.

"Bandit ya, kalau tidak salah kalau kita menangkap mereka dan menyerahkan nya pada main post hidup hidup kita bisa dapat banyak uang" kata ku.

Bandit bandit itu mengeluarkan pedang mereka.

"Licca berapa jumlah mereka" tanya ku.

"12"

"Ok biar ku urus"

Ku turun dari kuda ku dan maju ke depan.

"HEEH DASAR BOCAH INGUSAN, BERANI YA MENENTANG KAMI HAH, HAHAHAH"

Bandit di belakang nya ikut tertawa.

Ku mengambil sebuah batu .

"Hei, lihat dia akan melempari kira batu"

""Ahahahahahaha""

"Dagger rain of destruction"

Ku melempar batu itu ke arah mereka, mereka terus tertawa, namun tiba tiba berhenti, batu yang ku lempar tiba tiba membelah menjadi 25 buah dan mehantam bagian tubuh mereka, beberapa pingsan, dan beberapa terluka di sana sini.

"Apa apa an ini!"

"Kali ini ku akan menggunakan pisau ku"

"Ti-tidak hentikan, kami tidak akan melakukan ini lagi"

"Hooh, baiklah"

"Tri-trima kasih"

"Namun kamu pikir aku akan membiarkan uang yang ada di depan mataku pergi begitu saja"

Ku mengambil batu dan melempar mereka yang masih sadar.

"Reya, ku sudah menghubungi main post, tidak lama lagi mereka kan disini untuk mengambil bandit nya"

"Licca bagaimana kamu bisa menghubungi mereka, padahal kamu cuma diam di tempat" tanya Myira

"Ku menggunakan kemampuan dryad, jadi salah satu clone ku muncul dari pohon lalu ke main post"

"Weh.. ku iri sama kemampuan mu"

"Ku kebih iri lagi dengan kemampuan penghancur mu itu"

Ku memperbanyak selimut ku, lalu membagi selimut itu kembali menjadi benang, benang nya ku gabungkan dengan karet, sehingga tercipta benang elastis yang kuat, lalu ku mengikat pada bandit itu.

Setelah prajurit dari main post datang dengan wagon, kami menerima 12 perak sebagai imbalan kami, dan kami melanjutkan perjalanan kami sampai ke kota.

"Lihat ada dinding batu yang tinggi" teriak licca

"Hebat, kota memang hebat"

Kami bertiga menaiki kuda kami sampai di gerbang, kami menunjukan kartu petualang kami, agar tidak bikin heboh, kami kenyembunyijan stat, skill dan level kami, yang kami biarkan hanya nama job dan rank.

Kami menitipkan kuda kami di penitipan kuda, kami membayar 1 perak per kuda.

"Ku akan mencari penyinapan, kalau ketemu ku akan menyuruh Yeia untuk mentelepati kalian, kalian berdua belilah potion, pasokan makanan dan perlengkapan"

Ku memberikan 1 koin emas per orang, omong omong sistem uang di dunia cukup sederhana, koin perunggu adalah mata uang terkecil, 100 koin perunggu sama dengan 1 koin perak, 100 koin perak sama dengan 1 koin emas, 200 koin emas sama dengan 1 koin adamantite, 10 koin adamantite sama dengan 1 holy gem.

Yaah ku bisa memberi 1 roti isi kacang hijau sedang dengan 30 perunggu, dan sekilo daging sapi dengan 12 koin perak dan 50 koin perunggu, yang artinya 1 perunggu itu 100 rupiah.

Ku berjalan di tengah kota, lalu melihat sebuah gedung kayu dengan papan bertuliskan inn, ku masuk ke dalam dan di sambut seorang wanita kecil, seumuran 10 tahun yang memakai baju pelayan.

"Selamat datang tuan, apa ada yang bisa di bantu?"

"Yah ku berencana menginap disini, berapa biaya menginap semalam"

"Tuan sendirian, kalau sendirian satu kamar 10 perak"

"Tidak, ku bersama dua teman ku, 1 kamar seranjang dan 1 kamar double"

"Baiklah harga nya jadi 25 perak, kalau makanan nya?"

"Yang biasa saja"

"Makan malam di sajikan saat jam 6 sore dan makan siang saat 7 pagi, biaya sekali makan biasa 3 perak, jika tuan juga sarapan disini, total nya 43 perak"

Ku memberikan 1 koin emas ke anak kecil itu.

"Kembalian nya 57 perak"

Dia mengambil uang di laci, ku mengambil nya dan memasukan nya ke kantong ku.

"Yeia"

"Baik master"

Ku menunggu di luar penginapan, setelah agak lama ku melihat mereka berdua datang membawa beberapa kantong kain.

"Hei Reya, ku membeli 10 potion hp dan 10 potion mp, serta pemulih stamina 10 buah, dan harga 90 perak" ucap Licca

"Aku cuma membeli buah buahan, bumbu, daging ayam dan sayur"

"Ngg? Emang aku ada menanyai kalian apa yang kalian beli?"

"Ngg? Bukan nya kamu menyuruh yeia untuk memberi tahu apa yang kami beli" jawab Licca

"Sudah lah, ini kunci kamar kalian, kalian tidur sekamar, ku tidur kamar sebelah kalian

Ku masuk ke kamarku, lalu ku mengeluarkan laptop ku

"Haah lama tidak ku memainkan benda ini"

Ku menyalakan laptop ku dan memainkan game bullet hell seperti to*hou.

"Tit-tit"

Ku melihat kepojok layar laptopku dan terlihat baterai nya sisa sedikit, ku mematikan laptop ku dan memasukan nya lagi ke storage.

"Yeia apa ada listrik di dunia ini?"

"Tidak, namun ada batu sihir"

"Ooh"

Ku keluar penginapan dan pergi berkeliking kota, ku melihat toko alat sihir dan ku masuk kedalam

"Selamat datang"

Suara itu berasal dari seorang kakek tua yang berkostum seperti penyihir.

"Ku mencari baru sihir"

"Ohoho, yang bagus atau biasa"

"Biasa saja, berapa 1?"

"5 perak"

"Baiklah ku beli satu"

Kakek tua itu membuka laci nya dan mengeluarkan sebuah batu ungu, seukuran pingpong, ku memberikan uang lalu mengambil batu itu, di meja depan kakek itu berdiri ada sebuah bola kaca dengan kilatan listrik statis di dalam nya.

"Bola plasma?"

"Hmm maksudmu bola ini, bola ini adalah alat sihir yang sangat mumpuni bila di pecahkan dapat menyetrum semua orang di sekeliling"

"Apa kamu pernah memecahkan nya?"

"Sayang nya tidak"

Ku berencana membuat satu dan memasukan nya ke storage, namun hal itu sama saja dengan mencuri.

"Oh iya apa toko ini ada menjual scroll?"

"Hmm ada tapi scroll ini biasa, tidak ada yang langka"

"Tidak apa, asalkan itu scroll"

Kakek itu mengeluarkan 5 buah scroll.

"Yang heal, yang ini fire ball, yang ini cleaning, yang ini poke dan yang ini fury"

"Ku beli semua kecuali cleaning"

"Baiklah total 1 emas"

"Ehek! 1 scroll 25 perak?"

"Iya, dan juga ku beri potingan harga pada poke ini, skill ini bisa membuat mu menyedot mp musuh dengan menyentuh nya, tapi ada batasan sesuai lvl, lvl 100 bisa menyedot 10% mp musuh"

Ku mengeluarkan 1 emas dan memberikan nya pada kakek itu, ku memasukan scroll itu ke storage.

"Ohoho, kamu memiliki skill storage ya, kamu pasti telah berjuang dengan keras"

"Ahaha, tidak juga"

Apanya ku dapat skill ini tanpa perlu melakukan apa pun.

Ku keluar dari toko dan kembali ke penginapan, ku masuk ke kamar ku dan mengeluarkan laptop ku.

"Yosh, semoga berhasil"

Ku memperbanyak batu sihir itu, lalu mengambil satu, ku juga melepaskan baterai laptop ku, sebagai cadangan kalau gagal ku memperbanyak nya.

Ku menggabungkan batu sihir dengan baterai laptop ku.

[menciptakan baterai sihir]

Ku memasangkan kembali baterai ku ke laptop dan menyalakan nya, ku melihat baterai nya penuh kembali.

"Yeees!"

Ku melanjutkan memainkan game bullet hell ku.

Setelah bermain agak lama, ku mendengar bunyi lonceng.

Ku mematikan laptop ku dan memasukan nya ke storage lalu keluar dari kamar, ku melihat Myira dan Licca sedang berbincang di salah satu meja, ku pun duduk di meja itu.

"Myira, Licca ku mau kalian mengetes sesuatu"

""Apa?""

Ku mengambil satu hp potion yang ku buat dengan skill ku.

"Kalian buat luka lalu minum ini"

"Cuma itu" jawab Licca

Kuku licca menjadi tajam dan dia menggores pipi nya sendiri, lalu dia meminum hp potion yang ku buat, lalu luka nya mulai tertutup.

"Lumayan, efek nya bekerja seperti biasa"

"Apa ini reya, bukan nya benda yang kau buat hanya bisa kamu pakai sendiri"

"Itu karena saat membuat nya ku hanya memikirkan kalau cuma diriku yang akan memakai nya, kali ini ku memikir kalau kalian juga akan memakai nya"

"Ooh jadi kamu memikirkan kami berdua?" tanya Myira dengan nada yang menyebalkan.

"Sudahlah yang penting efek nya berhasil"

Setelah beberapa lama kami berbincang anak kecil itu datang membawa nampan lalu menyajikan nya ke meja.

"Silahkan di nikmati"

Ku melihat roti, sup dan sepotong daging, roti nya hambar dan keras, sup nya seperti air di kasih garam dan daun bawang, daging nya tekstur nya agak keras, mungkin karena di panggang dan hanya di kasih garam, yah mungkin inilah makan sehari hari dunia ini, kalau aku 3 perak ini mungkin sudah ku sulap menjadi omelet atau nasi goreng atau ayam goreng.

Selesai makan ku kembali ke kamar ku, ku menggunakan cleaning, selama beberapa hari ini, ku memakai baju saat ku mau berkemah, jadi ku memutuskan memakai baju sehari hari ku, kaos lengan pendek putih bergambar logo game musik favorit ku dan celana selutut hitam.

Ku kemudian melihat scroll yang ku beli, tiap scroll ku buat cadangan nya, karena merasa malas ku menyimpan scroll itu lagi ke storage.

Besok pagi nya kami bertiga sarapan dan pergi ke main post kota ini, gedung nya terbuat dari batu dan ukuran nya 3 kali lebih besar dari di desa, namun pintu nya masih sama, kami masuk dan lonceng berbunyi, mata para petualang itu melihat ke sini lalu kembali lagi ke urusan mereka.

Myira dan Licca duduk di salah satu kursi, ku pergi mencari misi, ku mengambil misi memburu iron golem, yah karena itu misi paling mudah bagi ku, dan juga jika salah satu anggota team mengalahkan monster, anggota dan peliharan yang ada di team itu mendapat exp, namun karena keuntungan ini banyak yang menyalahgunakan nya.

Tiba tiba ku mendengar suara pertengkaran.

"Kalian para wanita seharusnya menjadi pelayan, melayani para pria, bagaimana kalau kalian bergabung dengan guild kami dan menjadi pelayan kami"

"Kami tidak sudi"

"Haaaah dasar wanita mulut besar"

Huh dasar bujang lapuk, segitu kah dia ingin di layani wanita.

Ya pria itu mengganggu anggota team ku, menurut info pria itu lvl 58, kuharap pria itu baik baik saja.

Pria itu mengangkat tangan nya dan meninju ke arah Licca, namun di tahan oleh licca hanya dengan satu tangan, lalu myira menendang perut pria itu.

"Licca, kurasa kamu benar kalau guild itu tidak sebaik yang ku dengar"

"Yap, ku beruntung dulu berhasil kabur"

Ku berjalan ke arah mereka berdua, lalu terdengar suara bell, ku melihat ke arah pintu itu, seorang laki laki berambut kuning panjang, telinga lancip bermata biru memakai baju zirah lengkap tanpa helm, menurut info orang itu lvl 160.

"Hooh Licca, disini kamu rupanya, ayo pulang ke rumah, dan bahagian kami di sana"

Muka Licca terlihat pucat saat melihat pria itu, di dengar dari perkataan pria itu, sepertinya Licca dan pria itu pernah satu guild.

"Ti-tidak ku tidak mau, sekarang ku bukan anggota guild kalian!"

"Ohoo? kalau begitu akan ku paksa kau pulang!"

Pria itu menarik pedang nya, lalu maju perlahan lahan dan menebas ke arah licca, Myira dengan sigap menangkis serangan pria itu dengan panah nya.

"Apa ini? Mengapa panah kayu ini bisa menahan pedang mithir ku"

Ku tertawa di dalam hati, yah panah itu sudah ku gabungkan dengan orichalcum, mustahil mirthil bisa memotong nya, namun str myira terlalu rendah.

Myira makin lama tidah bisa menahan tebasan elf itu dan terlontar ke salah satu sisi dinding.

"Cih dasar lemah"

Elf itu kembali mengangkat pedang nya ke arah Licca yang berdiri diam dengan tatapan kosong dan mengayunkan kan nya.

Cetaaaaaaang!

Ku menangkis serangan pedang nya dengan orichalcum dagger ku

Ku menendang lutut elf itu, elf itu meloncat ke belakang dengan spontan

"Licca sekarang adalah anggota team, kalau kamu mau dia kembali langkahi mayat ku, ku tidak peduli seisi guild mu datang untuk melawan ku, aku tetap tidak akan menyerahkan licca pada kalian!"

Sesaat ku selesai mengucapkan itu tiba tiba rombongan petualang masuk.

"Bwahahaha, sekarang seisi guild ku ada disini, apa kamu masih mau bertahan!"

Myira yang terlontar meminum hp potion dan berjalan ke samping ku, lalu kami berdua berseru.

""Kami berdua tidak akan membiarkan kalian mengambil licca kami!""

Dan pertempuran di dalam gedung main post pun tak terelakkan.