"Ibuuu kenapa tidak bangunkan aku?"
Aku dara,Seorang murid SMA kelas dua belas yang sebulan lalu telah melakukan operasi sumsum tulang belakang
Aku tidak tahu siapa pendonornya tapi aku berterima kasih pada orang tersebut telah menolongku dan berharap aku bisa bertemu dengannya
"Ibu kira kamu terlambat"
Aku langsung memakai seragam dan berlari ke arah dapur
"Ibu jika akasa datang bilang saja aku sudah berangkat duluan" ucap aku dan langsung memasukan sepotong roti dengan selai coklat
Ting nong
"Itu pasti akasa"
Ibuku langsung berlari menuju ruang tamu dan langsung membukakan pintu sedangkan aku bersembunyi disamping kulkas sambil memakai sepatu
"Daranya ada bu?"tanya akasa datar
Akasa memang seperti itu,Dia terlahir dari keluarga kaya ibuku dan ayahnya berteman baik sampai sampai biaya operasiku ditanggung oleh ayahnya
"Ah Dara sudah berangkat" ibuku menjawab dengan nada ragu ragu
Akasa mengangguk lalu berjalan kembali menuju mobilnya
"Sepertinya akasa sudah pergi" aku langsung belari menuju ibuku
Ibuku menoleh sambil membulatkan matanya
"Ibuuu aku berangkaatt" aku langsung mencium tangan ibuku begitu ingin berjalan ke arah gerbang aku terdiam karena akasa masih berada disini
Akasa yang baru saja membuka pintu mobilnya berdiri terdiam sambil menatapku
"Kau berbohong"
Aku hanya bisa cengengesan dan menggaruk kepala
Kini aku sudah berada didalam mobilnya dan duduk disamping akasa
Jadi setiap hari akasa selalu menjemputku menggunakan supir pribadinya,Sebenarnya diriku tak enak terlalu bergantung padanya makanya aku selalu mencari cara agar bisa berangkat sekolah sendiri
"Jangan ulangi,Aku tidak suka" ucap akasa sambil menatap layar handphonenya
Ah ya,Aku dan akasa sudah dipasangkan menjadi tunangan rencananya setelah lulus,Aku dan akasa akan melangsungkan tunangan
"Baiklah baiklah jika kau memaksa"
Aku dan akasa turun dari mobil dan berjalan memasuki area sekolah,Satu sekolah tahu jika aku adalah tunangannya akasa makanya beberapa perempuan enggan mendekatinya
"Aku langsung ke kelas" ucapku dan langsung meninggalkan akasa
Aku terkenal periang tak jarang aku dipanggil anak kecil karena tingkahku yang sedikit ke kanak kanakan
Begitu sampai dikelas aku langsung menaruh tasku dibangku dan melihat sekeliling yang masih sepi
"Membosankan" aku langsung berlari kecil keluar dari kelas
Saat berjalan dilorong kelas atau diarea sekolah aku rajin menyapa orang termasuk guru,Adik kelas maupun teman seangkatanku
"Ah aku harus menghindar dari akasa dia selalu memberikanku obat,Susu, dan roti padahalkan aku sedang diet memangnya tidak mau memiliki tunangan yang langsing dan cantik"
"Yak"
Aku terloncat kaget saat berada di lorong kelas
"Astagah kau-- ahh akasa hmm sejak kapan kau dibelakangku?"tanyaku gugup
"Saat kau mengatakan ingin menghindar dariku" jawabnya
Pasti dia sudah mendengar perkataan akhir yang barusan aku katakan
"Eh hehe jangan salah paham,Kau membawa susu dan roti lagi?"
Akasa menghela nafas dan langsung membuang tatapannya
"Benar,sepertinya dirimu sudah tidak membutuhkanya lagi"
Aku pun langsung merebutnya dari tangan akasa
"Ahhhh tidak kok,aku kan bercandaa terima kasih akasa yang tampan"
Akasa berdecih dan aku langsung berlari meninggalkannya
Kini aku sedang berada dibangku taman disamping sekolah sambil menikmati susu dan roti pemberian dari akasa
Awalnya aku ingin menolak tetapi tadi aku terlambat dan hanya memakan sepotong roti jadi mau tak mau aku menerimanya
"Sslurrrppp slurppp"
"Aihh sudah habis?" Aku langsung melempar kotak susu sembarang
Dan aku langsung panik karena mengenai kepala salah satu murid laki laki
"Ahhh Ardhani"
Ardhani teman sekelasku,Dia duduk tepat disamping kiri mejaku
Dia sering keluar masuk ruang guru karena beberapa kasusnya seperti minum alkohol,berkelahi,dan terlambat datang ke sekolah
"Ardhani maafkan aku!"
Aku pun langsung berjalan menuju kelasku
Dikelasku ardhani sering dipanggil ardan atau Dhani tapi aku sering memanggilnya ani karena menurutku itu lucu
"Ani anii maafkan aku ya tadi botol susuku mengenai kepalamu,Sakit tidak?" Tanyaku yang sudah berdiri disamping mejanya
"Berhentilah memanggil dengan panggilan sialan itu" ucapnya lalu memasang earphone dikedua telinganya
"Baiklah..... Anii" dan diriku langsung duduk dimejaku
Jam pelajaran berlangsung seperti biasanya aku tertidur dijam pelajaran kimia menurutku itu membosankan dan tidak pernah masuk kedalam memoriku
Tiba tiba ada yang melemparku dengan pulpen,Aku pun langsung berdiri
"Siapa yang melemparku?"
"Ah maksudku,Siapa yang melempar pulpen ini ke arahku?"
Semua murid langsung menunjuk ke arah ardhani
"Yak anii,Kau menyebalkan ya jika tidak suka aku tertidur dijam pelajaran katakan"
"Bilang saja iri"
Ardhani hanya meliriku malas dan langsung melanjutkan mencatat,Dia tak sepenuhnya mencatat sebagian bukunya adalah gambar abstrak karyanya
"Hey bukan ardan yang melemparnya tetapi guru didepanmu"
Mendengar perkataan teman dibelakangku,Aku pun langsung menunduk malu
Di jam istirahat aku masih terus menghindar dari akasa,contohnya saat ini aku sedang bersembunyi dibalik papan pengumuman karena tadi aku melihat akasa sedang mencariku
"Sampai kapan aku disini"
Ardhani meliriku sambil berjalan
"Dara? Dia dibalik papan pengumuman"ucapnya kepada akasa
Sialan dengan ardhani,Memang si seharusnya aku tidak bersembunyi disitu
"Hey,Kau ini kenapa?"
"Aku ini lelah,Waktuku habis untuk membantu perempuan sepertimu"
"Memberimu susu dan roti,mengajak istirahat bersama,Mengantarmu pulang,terkadang aku pun harus mengantamu kerumah sakit"
Mendengar pernyataan akasa barusan membuatku serba salah,Entah kenapa perkataannya barusan membuatku tidak enak
"Kalau begitu jauhilah aku,Jika aku membuatmu menderita"
Ardhani sedari tadi menyimak dialog antar aku dan akasa namun kami tidak menyadarinya
Akasa langsung berjalan menyusulku
"Jika seperti itu aku tidak perlu memberitahu akasa" batin ardhani
Jujur aku pun kadang serba salah dan tidak tahu harus berbuat apa jika akasa sudah mengeluh seperti itu
Dia melakukan ini karena aku tunangannya yang jika lelah sedikit akan drop
"Aku harus mencari Anii"
Aku melirik dari ambang pintu memastikan jika akasa sudah pergi ke kelasnya
"Tidak ada sepertinya"
Mencari keberadaan Ardhani tidak sulit,Tempat favoritnya adalah gudang sekolah
Begitu sudah melihatnya dari kejauhan akupun langsung berlari menghampirinya
"Anii!"
Ardhani langsung membuang minuman sodanya ke tempat sampah
"Kau kenapa memberitahu keberadaanku kepada akasa? Kau sudah sering melakukan itu"
Masih belum menjawab
"Ya kau kan sudah tahu kan aku memang calon tunangannya,Tapi aku dan akasa tidak saling menyukai jadi berhentilah memberitahu keberadaanku mulai dari sekarang"
Tiba tiba akasa muncul dari sebuah lemari usang
"Baiklah,Mulai sekarang aku pun tidak akan memberikanmu obat,Roti maupun susu ah ya aku pun tidak akan menolongmu lagi jika kau pingsan"
"Ya akasa bukan seperti itu"
Akasa langsung meninggalkan aku dan Ardhani
"Kau hanya menyimak?"
Ardhani hanya mengedikkan bahunya,Aku pun langsung berlari menyusul Akasa
"Sejak kapan Akasa berada disana" gumam Ardhani