Aku dan Ardhani sedang berjalan berdampingan sambil menikmati sandwich yang ia bawa dan aku pun memikirkan cara untuk berterima kasih kepada Ardhani karena sepenuhnya ia yang mengerjakan tugas tersebut sampai selesai
Sesekali aku melirik wajah Ardhani yang selalu tenang dan dingin
"Ummm Ardhani,Bagaimana besok kita makan bersama setelah pulang sekolah?"
"Yaaa anggap saja sebagai tanda terima kasih" ucapku
"Tidak" jawabnya to the point
Aku menghentikan langkahku namun Ardhani tetap berjalan
"Ardhani ayolaahhh ku hitung sampai tiga"
"Satu...Duaa.."
"Baiklah"
Aku pun tersenyum senang lalu berlari menyusulnya
Entah kenapa saat berjalan ataupun bersama Ardhani aku merasakan hal yang berbeda
"Sudah jam berapa ini?"tanyaku
"Hampir jam sebelas malam"
Aku membulatkan mata terkejut dan langsung menarik tangan Ardhani untuk belari
"Ayooo cepatt ibuku pasti sudah menunggu"
Mau tidak mau Ardhani berlari sambil menatap tangannya yang digenggam olehku,Tiba tiba Ardhani teringat sesuatu
"Dara,Jangan berlari"
Mendengar perkataannya aku pun langsung berhenti dan menoleh ke arahnya
"Aahhh astagah aku lupa"
"Untung kau mengingatkanku jika tidak dada ku akan sesak"
"Memangnya tidak bisa berjalan?" Tanya Ardhani lagi lagi matanya terfokus pada tangannya yang semakin digenggam erat olehku
"Ummm yasudah"
"Ardhani ini rumahku,kau mau mampir sebentar?"tanyaku begitu sudah sampai dirumah
"Tidak usah lain kali saja,Kau cepatlah masuk"
"Besok kan sekolah,Yasudah aku pulang" ucapnya
Ardhani tersenyum kecil lalu berjalan meninggalkanku
Aku terdiam sambil menatap kepergiannya
"Ardhani" teriaku
Lantas Ardhani langsung menoleh kebelakang
"Terima kasih"
Ardhani hanya tersenyum lalu berjalan kembali
Aku memasuki rumah kemudian melepaskan sepatu dan tas setelah itu aku menyalakan lampu ruangan lalu aku melihat ibuku yang sudah tertidur di sofa
"Ibu aku pulang" ucapku dengan nada pelan
Lalu berjalan dengan hati hati ke arah kamarku
"Kau sudah pulang sayang? Dengan siapa?"tanya ibuku
Aku menoleh kebelakang sambil tersenyum kemudian berjalan menghampirinya
"Dengan Ardhani bu" ucapku lalu duduk disamping ibu
"Ardhani siapa dia? Ibu baru mendengar namanya"
"Apa dia teman Akasa?"tanya ibu
Aku menghela nafas pelan
"Ahhh tidak bu,Dia teman sekelasku"
"Aku kan baru saja mengerjakan tugas bersamanya diperpustakaan nasional,Dia baik kok bu tingginya sama seperti Akasa memiliki kulit putih dan mata bulat berwarna coklat sayangnya dia peminum bu"
Ibu tersenyum kecil lalu mengusap kepalaku dengan lembut
"Ibu tidak melarang jika kau berteman dengan siapa pun karena kau sudah besar sudah dewasa bisa memilih mana yang baik mana yang buruk"
"Tapi ibu mohon karena Ardhani seorang peminum kau jangan terlalu dekat dengannya kita kan tidak tahu niat ia baik atau tidak,Apalagi kau sudah menjadi calon tunangannya Akasa jangan kecewakan dirinya"
"Tapi bu ia baik kok,Ia hanya minum alkohol dan tidak merokok" ucapku
"Sudahlah kembali ke kamarmu,Tidur besok jangan terlambat lagi"
Kegiatan disekolah pun tidak ada yang berbeda hanya belajar kemudian istirahat
Seperti aku kini sedang berada di tepi lapangan sambil menikmati es krim coklat dan cuaca yang kebetulan sangat cerah
"Kemana Akasa ya sejak semalam ia tidak mengabariku,Tadi saja tidak menjemputku"
"Apa dia marah padaku?" Ucapku
Kemudian aku memutuskan untuk mencarinya
Dari mulai kantin,lapangan indoor,Taman belakang,Parkiran namun aku masih belum menemukannya
"Dia kemana si? Membuatku kesal saja"
"Tapi tunggu,Kenapa aku tiba tiba mencarinya? Aiishh sudahlah nanti juga dia mencariku"
Begitu melewati perpustakaan akhirnya aku menemukan Akasa sedang bersama Zoya
"Mereka berdua sedang apa ya?"
Tiba tiba wali kelas Akasa berjalan melewatiku lantas aku langsung menghentikannya
"Ibuu tunggu,Umm aku ingin bertanya soal Akasa boleh?"
"Ya tentu boleh kau kan tunangannya"
"Hahhaha jadi begini bu,Aku sering melihat Akasa selalu bersama dengan Zoya diperpustakaan mereka berdua kira kira sedang melakukan apa ya?"tanyaku dengan hati hati
"Hahahaha tidak melakukan apa apa,Mereka sedang mempersiapkan untuk mengikuti olimpiade di ibu kota nanti"
"Baiklah ibu tidak bisa lama lama karena harus bertemu dengan seseorang"
"Ah terima kasih bu"
"Tunggu kenapa Akasa tidak bilang padaku kalau ia akan mengikuti olimpiade? Licik sekali dirinya aku saja harus mengatakan semuanya kepadanya" ucapku sambil menatap sinis ke arah Akasa yang masih sibuk dengan Zoya
Dengan perasaan yang kesal aku trus mencari tempat agar Akasa tidak menemukanku terdengar seperti anak kecil memang namun itu membuatku senang
Dan akhirnya aku duduk dibangku taman belakang sekolah kebetulan disini sedang sepi jadi aku bisa merebahkan tubuhku walaupun hanya sebentar
"Astagah melelahkan sekali" ucapku sambil menatap pohon yang sangat rimbun
"Ternyata kau disini"
Mendengar ada yang berbicara aku langsung terjatuh dari bangku dengan posisi tengkurap
Akasa yang melihatnya langsung membantuku
"Ternyata dirimu" ucapku sinis
Akasa lalu duduk disampingku
"Aku mencarimu ternyata kau ada disini,Kau sudah minum obat?"tanya Akasa
Aku hanya terdiam sambil menatap kedua sepatuku lalu Akasa merasakan ada sesutu yang aneh
"Ada apa Dara?"
"Kenapa tidak bersama Zoya? Ia pasti sedang menunggumu sudahlah aku ingin sendiri"
"Jangan mencariku"
Aku pun langsung meninggalkan Akasa sendirian dibangku taman sekolah
Akasa kemudian berpikir apa ia melakukan kesalahan dan apa hubungannya dengan Zoya
"Dara tunggu,Aku tidak mengerti" ucap Akasa yang berusaha menahanku
Aku terus mempercepat jalanku untuk bisa menghindar dari Akasa namun langkah Akasa yang panjang membuatku tak bisa menghindar darinya dengan cepat
Tepat didepan papan pengumuman aku dan Akasa berdiri saling berhadapan
"Apa?!"tanyaku kesal
"Katakan kepadaku apa aku melakukan kesalahan?"tanya Akasa
"Iyaa kesalahanmu banyak sekali sampai membuatku kesal"
"Kau tidak mengatakan kepadaku jika akan mengikuti olimpiade bersama Zoya sedangkan aku harus memberitahu semuanya kepadamu apa yang aku lakukan,bersama siapa,Dimana aku sekarang astagah licik sekali dirimu" jelasku dengan penuh perasaan yang kesal
Akasa tersenyum gemas melihatku marah kepadanya
"Hey semalam aku tidak mengabarimu karena aku sedang belajar lalu tertidur,Lagi pula malam itu kau sedang bersama dengan Ardhani"
"Aku tidak menjemputmu hari ini karena aku harus berangkat sangat pagi pagi untuk mengerjakan tugas maka dari itu aku kerumahmu pasti dirimu masih tertidur" jelasnya dengan sangat tenang
Aku hanya terdiam sambil menunduk
"Tatap aku" ucap Akasa
Aku menghela nafas pelan begitu ingin berjalan meninggalkan Akasa namun langsung ditahan olehnya
"Sepulang sekolah aku akan makan bersama dengan Ardhani"ucapku
Akasa melepaskan tangannya lalu aku langsung berjalan meninggalkannya
Pukul jam enam sore Akasa membereskan bukunya lalu memasukan ke dalam tasnya kemudian keluar dari kelas baru saja berbelok Akasa langsung melihat aku dan Ardhani yang sedang bercanda dilorong kelas
Begitu sampai digerbang sekolah Aku melihat Akasa yang masih berdiri disamping mobilnya tak lama Zoya berlari menghampirinya
Lantas aku pun langsung menarik Ardhani untuk pergi meninggalkan sekolah
Didalam perjalanan aku masih kesal dengan Akasa bagaimana bisa ia menunggu Zoya lalu mengajaknya untuk pulang bersama
Akasa pernah bilang padaku kalau ia tidak akan pulang dengan siapa pun dan hanya aku yang boleh duduk di mobilnya
"Kau kenapa?"tanya Ardhani
"Tidak apa,Kau ingin makan apa?"tanyaku sambil tersenyum ke arahnya
"Aku mengikutimu saja" jawab Ardhani
Aku langsung berdiri didepannya dan Ardhani langsung terkejut
"Sesuatu yang pedas?"tanyaku
"Terserah kau saja"
Tepatnya jam delapan malam aku dan Ardhani keluar dari tempat makan sambil membawa es krim ditangan masing masing
Awalnya Ardhani menolak untuk menerima es krim dariku tetapi aku terus memaksanya dan akhirnya ia mau menerimanya
"Enak kan? Kau jangan terus meminum soda bagaimana jika terjadi sesuatu dengan perutmu?"tanyaku
"Tak perlu khawatir" jawabnya
"Aku tidak pernah melihatmu makan nasi lalu kau kan selalu meminum alkohol jika berada diluar sekolah"
"Pasti perutmu sakit kan? Kurangi minum soda dan al--"
Ucapanku terpotong karena Ardhani langsung menyuapiku dengan es krimnya lalu berjalan meninggalkanku
"Ardhani kok es krim milikmu lebih enak dariku?"tanya ku sambil berlari menyusulnya
Ardhani dan aku melewati gang yang menjadi tempat favoritnya untuk meminum bir bersama temannya,Namun kami sama sama terkejut setelah melihat Ferza sedang diserang dengan beberapa orang lantas Ardhani langsung melempar es krim miliknya dan belari ke arah gang tersebut
"Ferza kau masih sadar kan?"tanya Ardhani yang panik
Ferza mengangguk namun wajahnya sangat lebam dan dipenuhi darah
"Hey lama tidak berjumpa"
Ardhani pun langsung meninju orang tersebut karena tidak sebanding akhirnya Ardhani pun ditinju balik dengan orang yang berada dibelakangnya
Aku yang melihat langsung menjerit terkejut dan langsung mencari benda disekitar tempat tersebut untuk dijadikan bahan perlindungan diri
"Sama sekali tidak ada apapun" ucapku yang sudah sangat panik dan khawatir karena Ardhani dan Ferza sudah terkapar diaspal
Akhirnya diriku memberanikan diri menghampiri Ardhani
"Hey cantik siapa kau? Apa dirimu kekasih Ardhani?"
Aku tidak menjawab dan fokus membantu Ardhani dan Ferza
"Kalian tidak apa apa? Astagahh wajah kalian mengeluarkan darah" ucapku
Kemudian Ardhani mengambil pisau lipat dari dalam saku celananya lalu memberikannya padaku
"Ambil"
Aku langsung mengambilnya namun aku langsung tersungkur karena didorong dan handphone ku terjatuh
"Awas jangan menghalangi kami"
"Hey kalian berdua pergi dari tempat ini karena tempat ini sudah menjadi milik kami,Mengerti?!"
Aku membuka lipatan pisau tersebut dan langsung mengarahkannya kepada mereka
"Pergi atau kalian ku tusuk satu persatu?" Ancamku
"Astagah ternyata wanita cantik ini membawa pisau baiklah kami akan pergi tapi jangan lupa katakan kepada pacarmu besok harus meninggalkan tempat ini"