Aku duduk dibangku meja belajar kamarku sambil menatap foto Ardhani
Diluar masih hujan deras,Aku masih khawatir dengan keadaannya
Aku membuka tirai jendela dan melihat pemandangan luar dari dalam kamar
"Apa benar jika aku semakin dekat dengannya semakin terancam juga keselamatanku? Dia bukan anggota teroris ataupun buronan kan? Tapi kenapa Akasa melarangku untuk dekat dengan Ardhani"
"Ia Hanya seorang murid yang kecanduan alkohol saja" gumamku
Aku menghela nafas kasar sambil memikirkan apa yang selama ini aku lakukan salah atau tidak
Tetapi aku merasa aneh karena semenjak menjadi tunangan Akasa aku tidak memiliki teman perempuan satu pun,Waktuku selalu dihabiskan bersamanya
"Seharusnya aku sudah menyukai Akasa karena sudah satu bulan lebih aku bersamanya"
"Entahlah aku sama sekali tidak mengerti dengan diriku sendiri" gumamku frustasi
Lalu aku menatap foto Ardhani lagi tanpa disadari sebuah senyuman kecil terbentuk diwajahku
"Semoga besok aku bisa bertemu denganmu disekolah"
Aku menuruni tangga sambil memegang cermin
"Ibu selamat pagi"
Ibu menoleh ke arahku lalu tersenyum
"Pagi sayang tumben kau sudah rapih?"
"Ada apa dengan rambutmu?"
Aku terkekeh pelan lalu duduk dibangku meja makan
"Aku sedang ingin mengikat rambutku saja bu"
"Ibu kenapa sayurannya banyak sekali?"tanyaku sambil menatap tumpukan sayuran segar
"Ah itu pesanan sayang,Ibu ketua rukun warga memesan sayur itu untuk masak masak bersama keluarga besarnya"
"Tapi ibu tetap berjualan didepan rumah seperti biasa kok" jawab ibu lalu memberikanku segelas susu
Aku mengangguk kemudian mengambil sepatu yang berada di belakang lemari pendingin karena semalam basah jadi aku mengeringkannya dibelakang sanah
"Ibu aku berangkat ya"
"Akasa belum datang baru saja jam tujuh kurang"
"Sambil menunggu Akasa,Aku akan membantu itu membereskan barang dagangan" ucapku
Ibu tersenyum lalu aku berjalan menyusulnya
Aku langsung menata sayuran segar dimeja dagangan sambil bersenandung riang
Tak lama ibu datang lalu mengusap kedua pundakku
"Bagaimana jika ibu membuka toko sayuran? Kau setuju tidak?"tanya ibu
"Ummm setuju,Tak apa bu nanti aku bantu membereskannya"
"Ibu akan membuka toko dimana?"tanya ku
"Tak jauh dari rumah kok nak"
"Dekat pos penjaga nanti ibu akan mengobrol dengan pemilik toko,Eh sayang Akasa sudah datang" ucap ibu
Akasa turun dari mobilnya lalu menatap aneh ke arahku
"Tumben sekali"
Aku terkekeh pelan
"Baiklah bu aku berangkat dulu ya" ucapku lalu mencium tangan ibu disusul oleh Akasa
"Hati hati nak"
Kami berdua sudah memasuki area sekolah,Aku turun dari mobil begitu juga dengan Akasa
Tak lama Zoya berjalan melewati Akasa
"Zoya" panggil Akasa
Zoya menoleh ke arah Akasa
"Ah Akasa kau sudah sampai,Ada apa memanggilku?"
"Jam kedua aku akan langsung ke perpustakaan"
"Kau tunggu saja disana untuk tugas dan lampirannya biar aku saja yang mengambilnya" ucap Akasa
Zoya mengangguk lalu menatap ke arahku yang sudah membuang muka kesal
"Baiklah Akasa nanti ku tunggu disana"
"Dara aku duluan ya"
Tak ada jawaban dariku akhirnya Zoya berjalan meninggalkan kami berdua lalu Akasa menoleh ke arahku
"Kau ini kenapa? Zoya tadi menyapamu"
Aku hanya menatap sinis kearah Akasa lalu berjalan meninggalkannya
"Ku rasa dia cemburu" gumamnya sambil terkekeh kecil
Begitu sampai di kelas aku terkejut melihat Ardhani sudah duduk dibangkunya
Dengan cepat aku berlari menghampirinya dan langsung memeluknya erat
"Yak Dara lepaskan mereka melihat ke arah kita" ucap Ardhani yang berusaha melepaskan tanganku
Aku langsung melepaskan pelukannya
"Bagaimana keadaanmu? Ahh ya Ferza juga apa dia baik baik saja?"
"Tidak ada apa apa kan? Bagaimana dengan lukamu lalu kapan kau pulang dari rumah sakit kok tidak mengabariku?"tanyaku
Ardhani membelokan mata malas
"Pagi pagi sudah mendengar ocehanmu"
"Astaga jika setiap hari aku bisa gila,Bisa tidak bertanya dengan satu pertanyaan" ucapnya kesal
Aku tersenyum polos lalu menarik bangku milikku kemudian duduk disamping Ardhani
"Tempat mu sudah tidak disana lagi lalu bagaimana denganmu dan Ferza?"
"Padahal aku tidak memberitahu siapapun tapi kenapa mereka datang lalu mengusir kalian apa sebelumnya kau juga pernah mengalami kejadian tersebut?"tanyaku panjang lebar
"Kau ini ya membuatku kesal saja"
"Kita bahas ini saat istirahat di rooftop nanti aku tunggu kau disana" ucap Ardhani
"Yah padahal aku ingin mendengarnya sekarang tapi baiklah"
"Mau ku bawakan soda?"tawarku
Ardhani menggeleng
"Aku harus menguranginya"
Aku berlari sambil melompat kecil dengan membawa dua susu kotak
Begitu diperpustakaan aku menabrak seseorang yang baru saja keluar lantas aku terjatuh sambil meringis kesakitan
"Aarhh bokongku sakit sekali" begitu kepalaku mendongak ternyata yang aku tabrak adalah Akasa kini dirinya sedang menatapku datar
Aku mengambil kotak susu lalu berdiri menatap Akasa
"Kau menghalangi jalanku"
"Putar balik kau pasti ingin menemui Ardhani"
"Apa bedanya dengan dirimu dan Zoya? Aiihh menyebalkan sekali"
Lantas aku pun berlari sambil meloncat meninggalkan Akasa agar tidak ketahuan lagi aku pun memutar balik sesekali menoleh kebelakang memastikan Akasa sudah masuk kembali ke perpustakaan
"Ah sudah masuk,Baiklah dengan kecepatan penuh harus berlari dengan cepat melewati perpustakaan"
"Jika ada jalan lain aku pasti akan melewatinya ini tidak ada jadi mau tidak mau"
Aku bersiap siap untuk berlari ditanganku sudah memegang kotak susu
"Satu.dua..tiga..."
Aku langsung berlari dengan cepat melewati perpustakaan
Akasa yang melihatku dari jendela perpustakaan hanya bisa menggeleng pasrah
Aku langsung mengatur nafasku saat sudah berada di rooftop
"Aahhh tidak terlalu sesak jika berlari dengan cepat"
"Dimana Ardhani"
Aku melihat sekeliling rooftop yang masih sepi tak lama ada seseorang yang memegang kepalaku lalu mendorongnya
Aku pun menoleh ternyata Ardhani yang saja baru datang
"Kau bawa apa itu?"tanya Ardhani
Aku langsung menyodorkan susu kotak padanya
"Minumlah masih dingin,Ayo ceritakan semuanya padaku"
"Aku sudah tidak sabar"
Ardhani terkekeh pelan lalu menatapku yang sedang menikmati susu
"Dara Terima kasih"
"Uhuuuhhkk uhuukk" mendengar perkataan Ardhani barusan aku langsung tersedak lantas ia pun ikut terkejut
Aku langsung merebut susu kotak Ardhani dan langsung meminumnya
"Aahhh"
"Itu milikku" ucap Ardhani
"Hehehe nanti ku belikan lagi,Tadi apa katamu? Terima kasih? Untuk apa?"
"Aku kan tidak memberimu apa apa susu milikmu saja aku mengambilnya lagi jadi untuk apa terima kasih?"tanyaku
"Sudah menolongku" jawabnya sambil menatapku serius
Aku terdiam sambil menatapnya juga tiba tiba saja jantungku berdebar hebat
Situasi yang seperti yang membuatku kebingungan
"Ah Ardhani" ucapku sedikit gugup
"Aku pulang dari rumah sakit pukul jam satu malam"
"Aku sudah biasa diserang untuk memperebutkan tempat lalu keadaan ferza sudah membaik,Malam itu dokter mengatakan sesuatu pada kedua orang tuaku tak sengaja aku mengupingnya katanya jika aku terus meminum alkohol dan soda--"penjelasan Ardhani terpotong karena aku langsung menutup mulutnya
"Cukup cukup aku tahu"ucapku
Ardhani langsung melepaskan tanganku dari mulutnya
"Aish tanganmu bau susu"
Aku langsung mencium tanganku
"Aahhh tak penting,Mulai dari sekarang kau tidak boleh meminum soda dan alkohol"
"Aku akan memberimu susu"
"Memangnya kau siapa?"tanya Ardhani sinis
"Orang yang menolongmu" jawabku
Jawabanku berhasil membuat Ardhani terdiam
"Benarkan? Jadi turuti perkataanku demi kesehatanmu jangan membantah jika aku melihatmu lagi meminum soda ataupun alkohol aku akan memukulmu"
"Baiklah aku pergi dulu" ucapku begitu ingin melangkah Ardhani menahanku
"Apa?"tanyaku datar
Ardhani merogoh saku celananya lalu memberikanku sebuah handphone
"Pakailah aku tahu handphone sudah rusak saat menolongku"
Aku menatap handphone tersebut
"Tapi bukannya handphone ini milikmu?"
"Ahh bukan aku memiliki dua yang model seperti itu"
"Yang satu milikku dan satu lagi aku memberikannya padamu,Disitu sudah ada nomorku" jawab Ardhani
Aku langsung mencari nomornya
"Ah ini coba ku telpon"
Handphone Ardhani berdering lalu ia mengangkat panggilan masuk dariku
"Hallo?"
"Ardhani terima kasih"
Ardhani langsung mematikan panggilannya
"Kita kan sedang berhadap hadapan untuk apa menelpon"
Lalu mataku membulat setelah melihat wallpaper handphone pemberian Ardhani karena memakai fotoku yang sedang tertawa
"Ka-kapan kau memotretku?"tanyaku gugup
"Pergilah jangan lupa meminum obat"
Kini aku sedang berada dikamarku sambil menatap handphone Ardhani yang sudah menjadi milikku
"Ahhh case nya sama seperti Ardhani berwarna merah maroon"
"Biar ku cek siapa tahu Ardhani meninggalkan sesuatu"
Aku sibuk membuka galeri dan terdiam saat menemukan satu foto
"Hahahaha Ardhani sepertinya lupa menghapus ini,Aih lucu sekali mukanya"ucapku setelah melihat foto Ardhani
Aku terdiam sambil mengingat sesuatu
"Oh ya bukannya malam ini aku diundang ke acara keluarga Akasa?"
"Ahhh aku harus menelponnya,Dimana ya aku meletakkan nomor Akasa" ucapku yang langsung mencari daftar buku telepon
Setelah menelpon Akasa aku langsung bersiap siap
Aku mengeluarkan semua bajuku dari dalam lemari
"Apa yang harus ku pakai? Dress? Baiklah kita pakai yang ini saja"
Kini aku sedang menatap diriku dicermin
"Kenapa aku gugup ya? Aku hanya khawatir jika orang tua Akasa bertanya soal kedekatanku dengannya"
"Apa yang harus aku katakan,Apa aku harus jujur tetapi itu menyakitkan hati mereka apa aku harus berbohong tapi menyakitkan hatiku?" Gumamku
"Dara,Akasa sudah datang" teriak ibuku