"Tunggu,Foto Ardhani?"
Aku terheran begitu merogoh saku hoodieku terdapat foto Ardhani dengan seorang temannya yang kemarin ku temui
Difoto tersebut mereka sangat akrab,Sepertinya sebelum mereka menjadi peminum
"Tampan" gumamku
Setelah itu ku masukan kedalam buku diaryku
Aku berjalan menuruni tangga menemui ibuku yang sudah duduk manis dibangku meja makan
"Ibu,Hari ini berjualan?"tanyaku yang langsung duduk bersebrangan dengan ibu
"Iya ibu baru saja menyiapkan dagangan didepan rumah,Akhir akhir dagangan ibu selalu habis terjual"
"Kebetulan tabungan ibu ada lebihnya,Sore nanti kau akan check up kan?"
Aku bergumam sambil mengunyah sayuran dimulutku,Memang setiap minggu aku harus melakukan check up untuk memeriksa paru paruku yang memang lemah terkadang aku masih berpikir kenapa aku masih bisa hidup
Mungkin tuhan masih belum mencabut nyawaku karena harus menemani ibuku yang semakin hari semakin tua
"Iya bu,Mungkin kali ini aku bersama akasa"
Hari hari yang ku lewati sama sekali tidak ada perubahan,Entah kenapa aku merasa bosan dengan semuanya
Aku menginginkan hal baru yang berkesan dalam hidupku walaupun aku memiliki keterbatasan yang cukup merugikan banyak orang disekitarku terutama Akasa,Dia memang seperti malaikat tapi aku masih belum mengerti sampai sekarang kenapa ia selalu menolongku
Sesampainya dikelasku aku melihat Ardhani yang sudah duduk dibangkunya dan menatapku
Aku pun tersenyum ke arahnya
"Anii"
"Aku ingin menanyakan sesuatu,Kau melihat fotoku bersama ferza tidak?"
"Di foto itu--"pertanyaan Ardhani terpotong olehku
"Ferza? Jadi teman yang ku lihat malam itu bernama ferza?"tanyaku balik
Ardhani menghela nafas
"Iya,Kau lihat fotoku tidak? Kan dompetku kemarin berada padamu"
"Ummm tidak,Mungkin hilang saat aku melempar dompet kearahmu"
"Semalam kan dollarmu saja sampai berhamburan,Ah yaa aku masih penasaran kau dapatkan dari mana semua dollar itu?"tanyaku setelah aku berbohong pada Ardhani
"Ayahku,kedua orang tuaku baru saja pulang dari Amerika"
Aku mengangguk lalu menoleh ke arah pintu kelas sudah ada Akasa yang menungguku
"Ah Akasa"
Kini aku dan Akasa sudah berada dikantin,ia mengajaku untuk sarapan bersama karena ibunya memberikanku bekal padahal aku sudah sarapan dirumah mau tidak mau harus ku habiskan bersama Akasa
"Sepulang sekolah kau akan check up kan?"
"Benar"
Akasa menatapku sambil mengunyah nasi goreng buatan ibunya
"Ada apa?"
"Umm Akasa,Sampai kapan aku harus melakukan check up?"
"Aku merasa lelah melakukan itu terus,Aku merasa bersalah jika dokter menyatakan paru paru semakin melemah"
Akasa tersenyum lalu menggenggam tanganku
"Sampai paru paru bernafas dengan normal,Jangan berpikir seperti itu kita melakukan ini semua demi kesehatanmu" jawabnya
Dari kecil memang paru paruku terlahir lemah dan sebulan yang lalu baru saja melakukan operasi sumsum tulang belakang
"Akasa,Terima kasih" ucapku sambil melepaskan tangan Akasa
Jam pelajaran berlangsung aku pun tidak terlalu fokus karena terus melirik Ardhani yang sibuk menggambar dibuku tulis
"Hey kau menggambar apa?" Tanyaku dengan nada pelan pada Ardhani
Ardhani menunjukan gambarannya terlihat wajah perempuan yang sangat jelek dibukunya
"Ini wajahmu"
Aku pun mendengus kesal lalu tertawa cukup keras
"Hahahahahah"
Seisi kelas pun sampai terkejut dan tatapan mereka tertuju ke arahku
"Anii Anii,Hahaha kau ini lucu sekali terima kasih sudah menggambar wajahku"
Di jam istirahat aku berniat mencari keberadaan Ardhani
Aku berjalan ke arah gudang sambil membawa dua kaleng soda,Kebetulan Akasa belum keluar dari kelasnya jadi akupun leluasa melakukan ini
"Ardhani,Tangkap"
Ardhani langsung menangkapnya
"Tumben sekali kau kemari membawa soda"
Aku tak menjawab lalu menikmati soda tersebut sambil duduk disamping Ardhani
"Akhir akhir ini kau banyak bicara denganku ya,Baguslah membuatku tidak kaku saat berhadapan denganmu"
"Bagaimana kau suka soda rasa lemon?"tanyaku
"Aku memang selalu minum soda rasa lemon"
Tidak ada perbincangan diantara kami,Aku dan Ardhani terlalu hanyut dalam pikiran masing masing
Entah kenapa situasi seperti ini pun aku merasa tenang,Pantas saja Ardhani selalu duduk sendirian disini karena keadaan kelas,Kantin maupun sekitar memang sangat ramai dan tidak jarang banyak teriakan murid perempuan jika melihat Akasa
"Kau suka kesepian?"tanya Ardhani
"Mungkin sekarang mulai suka"jawabku
Ardhani melempar kaleng soda ketempat sampah
"Ayo ikut,Ada tempat lebih tenang selain ini"
Kini aku dan Ardhani berada di rooftop sekolah
Aku baru kemari karena memang disini tidak ada apa apa bahkan sama seperti gudang banyak bangku,meja dan lemari yang telah usang
"Anii tapi disini tidak terlalu berantakan dan bisa merasakan angin"
"Astagah sejuk sekali,Disini bahkan bisa mendinginkan pikiran"
Ardhani hanya diam sambil melepas kancing seragamnya
Lalu aku menoleh ke arahnya dan dirinya pun menatap ke arahku
Apa yang membuat aku ingin menemuinya terus? Kenapa aku selalu berusaha mendekatinya? Entahlah tapi aku senang melakukan ini
"Hey,Kau mesum ya" ucap Ardhani
"Hahahahaha" aku pun langsung tertawa begitu mendengar perkataannya
"Jangan tertawa" suruhnya
Aku pun hanya mengedikkan bahu lalu menoleh ke arah bawah dan aku melihat Akasa sedang berjalan menaiki rooftop
"Akasa kemari,Aku harus bersembunyi"
"Jangan bilang padanya kalau aku disini bersamamu"
"Dara dimana? Kau melihat Dara?"tanya Akasa
"Aku hanya melihatnya dikelas" jawab Ardhani
"Katakan padanya jangan lupa meminum obat,Aku pergi" Akasa berjalan meninggalkan Ardhani
Aku pun perlahan keluar dari balik lemari kemudian menghampiri Ardhani
"Dia mengatakan apa?"
"Kau jelek" ucapnya
"Yaaaa serius,Anii"
"Itu kataku,Kata Akasa jangan lupa meminum obat"
Aku membulatkan mata terkejut
"Benar aku dari kemarin tidak meminum obatku,Sampai jumpa" aku berlari meningalkan Ardhani sendirian di rooftop
Baru saja selesai meminum obat aku melihat Akasa sedang dikerumuni murid perempuan
Aku pun tersenyum lalu berlari menghampirinya
"Wahhh ada apa ini? Dirimu barusan habis mengatakan kalau kau menyukai Akasa kan?"tanyaku
"Ah benar,Kau calon tunangannya ya? Aku baru melihatmu"
"Ternyata tidak secantik yang ku pikirkan"
Akasa langsung tertawa kecil dibelakang aku,Aku pun terkejut setelah mendengar pernyataan murid perempuan yang diketahui satu kelas dengan Akasa
"Yaa memang menurutmu calon tunanganya seperti siapa?"tanya aku dengan nada kesal
"Ku kira Zoya,Dia sangat cantik kan"ucapnya
"YA BENAR"
Aku menoleh ke arah belakang melihat Akasa yang masih menahan tawanya
"Apanya yang lucu? Kau tidak membela calon tunanganmu ini?"
"Baiklah,Hey Akasa tidak menyukaimu jadi pergilah"
Tetapi tiba tiba Akasa mengambil coklat dan bunga dari murid tersebut
"Terima kasih"
Dan mereka semua meninggalkan aku dilapangan,Mataku tak sengaja melirik ke arah roodtop dan melihat Ardhani sedang menatapku
"Sedang apa dirinya?"
Kini aku dan Akasa sedang berjalan berdampingan menuju parkiran
Awalnya aku menolak untuk mengantarku pulang tetapi Akasa terus memaksa langsung mengantarku ke rumah sakit
Memang seperti itu dirinya mood nya sangat labil
"Masuk" ucapnya
"Tunggu,Supirmu dimana?"tanyaku sambil menoleh ke arah kanan dan kiri
"Sedang sakit cepat masuk,Aku yang menyetir"
Aku pun langsung masuk dan duduk dikemudi belakang tiba tiba Akasa muncul dan sedikit menunduk ke arah kaca mobil
"Kau kenapa duduk disitu? Seharusnya kan didepan"
"Kau yang menyetir kan? Yasudah jadi aku menganggapmu sebagai supir pribadi dan aku sebagai nyonya"
Akasa menghela nafas kasar
"Terserah"
Aku dan Akasa sudah duduk di ruangan dokter menunggu hasil dari pemeriksaan
Semoga saja paru paruku semakin membaik
Kemudian dokter datang membawa hasil lab dan duduk bersebrangan dengan kami
"Hasil dari pemeriksaan tadi adalah bahwa paru paru Dara semakin lemah"
"Kau pasti akhir akhir ini lupa meminum obat dan sering kelelahan ya?"
Akasa menoleh ke arahku tajam
"Ahhh hahah tidak dok,Aku selalu meminum obat tepat waktu dan aku tidak pernah merasa kelelahan" ucapku berbohong
"Ahh begitu,Baiklah minum obat ada tambahan obat jadi minum sesuai anjuran dokter jangan sampai telat"
Aku dan Akasa berjalan keluar dari rumah sakit
Semenjak keluar dari ruangan dokter,Akasa tidak berbicara sepatah katapun lantas itu membuat aku merasa bersalah padanya
Memang aku bersalah dan berbohong,Mungkin kali ini aku harus lebih patuh anjuran dokter agar tidak lebih menyusahkan Akasa dan ibu
"Akasa,Sekali lagi maafkan aku"
"Masuklah,Aku akan mengantarmu pulang"