Ardhani baru sampai ditempat tongkrongannya,ia cukup terkejut karena ramai sekali tidak seperti biasanya yang hanya berdua dengan ferza
"Hey bro" salah satu temannya melempar rokok
Ardhani duduk disamping ferza lalu menolak rokok tersebut kemudian mengambil sebotol bir dan langsung meminumnya
"Aahhhkk"
"Kau tidak mengajak Dara?"tanya Ferza
Ardhani menoleh "menurutmu dia sama seperti kita ya? Hahaha paru paru dia saja lemah mana bisa merokok dan minun minum seperti ini"
"Bukan maksudku aahhh sudahlah lupakan"
"Akasa ayo masuk" ucapku kepada Akasa
Akasa lalu keluar dari mobilnya kemudian menggenggam tanganku
"Katakan saja semuanya pada ibu,Jangan ada yang disembunyikan darinya"
"Jika kau tidak ingin mengatakannya biar aku saja"
Aku hanya mengangguk memang setiap setelah melakukan check up,Akasa yang selalu menjelaskan semuanya kepada ibu bagaimana kondisiku,Apa mengalami peningkatan atau mengalami penurunan
"Dara,Akasa kalian sudah pulang?"
"Bagaimana keadaanmu,Ah ya apa kata dokter?"tanya ibuku yang terlihat antusias
Sedangkan aku hanya menunduk lalu berjalan ke arah kamarku
Ketika ibu ingin menghampiriku tetapi Akasa menahannya sepertinya kali ini ibu benar benar khawatir
Aku merebahkan tubuhku kemudian menutup mata sambil mengusap dadaku
"Jika keadaanku seperti ini terus akan menyusahkan semuanya,Bagaimana jika aku tiada? Mereka akan bersedih atau sebaliknya?"
"Memang semua ini salahku seharusnya aku menurut pada Akasa"
Keesokan harinya cuaca cukup cerah,Seperti biasanya ibu menyiapkan sarapan dan barang dagangannya
Kecuali aku yang masih tertidur pulas,tiba tiba handphone ku berdering
Aku terbelalak kaget setelah melihat jam
"Jam tujuh lewat? Astagahhhh ibuuuu!"
"Kenapa tidak membangunkan aku"
Aku langsung berlari ke arah kamar mandi
Setelah semuanya selesai seperti menyiapkan jadwal pelajaran,Sarapan dan minum obat aku langsung berlari menuju halte bus tanpa pamitan kepada ibu
Aku terus belari dan pada akhirnya dadaku kembali sesak
"Aarghh sial,Kenapa harus seperti ini"
"Ayoolahh harus kuatt"
Walaupun dipaksa itu akan kacau yang ada nanti aku pingsan dipinggir jalan
Aku pun berjalan dengan tenang sambil menatap layar handphone yang menunjukan sudah pukul jam delapan pagi
"Akasa pasti sudah kerumahku dan ibu pasti sudah membangunkanku beberapa kali"
"Astagah baru kali ini aku telat sekolah"
Begitu sampai disekolah untung saja pagar tidak kunci aku pun berjalan dengan tenang di lorong sekolah
Tiba tiba aku melihat Ardhani yang baru sampai disekolah sepertinya dia juga telat sama sepertiku
"Anii"
Ardhani menoleh sebentar lalu berjalan kembali,Awalnya aku berniat ingin menyusulnya tetapi aku baru saja ingat dadaku baru saja kembali normal
Sesampainya di kelas aku pun langsung duduk dibangku ku melelahkan memang jika telat seperti ini
Untungnya pelajaran belum dimulai,aku pun menundukan kepalaku ke meja sambil menatap ke arah Ardhani yang sedang menikmati lagu dari earphonenya
"Pasti menyenangkan jika bisa bernafas dengan normal walaupun sedang kelelahan"
"Ntahlah mungkin aku sudah ditakdirkan seperti ini" batinku
Tak lama guruku datang sambil membawa macbooknya
"Selamat pagi anak anak sepertinya kalian sangat segar ya dipagi hari yang cerah"
"Segar dari mana" ucapku sambil membelokan mata malas
"Ibu ingin memberikan kalian tugas yang sangat sulit karena kalian harus memecahkan sebuah teka teki agar bisa mendapatkan soal"
"Lalu bentuk laporannya tidak seperti biasa,Ada syarat dan ketentuan tertentu ini untuk tugas kimia"
Ardhani tertawa meledek sambil melihat ke arahku
"Astagah ibu,Pengerjaannya dilakukan secara individu atau perkelompok?"tanyaku dengan nada kesal
"Dua orang saja dan kalian bebas memilih patner yang bisa dipercaya"
"Karena ini memengaruhi nilai kalian ya,Jadi mohon kerja samanya baiklah dimulai dari Dara siapa disini yang ingin dijadikan sebagai patnermu?"
Aku menoleh ke arah Ardhani lalu tersenyum jahil
"Ardhani!"
Begitu mendengar jawabanku seisi kelas terkejut bukan main begitu juga dengan Ardhani
"Tunggu,Ardhani saja sering bolos mana bisa kamu percaya?"
"Bisa bu percayalah padaku,Iya kan Ardhani?"tanyaku sambil tersenyum meledek
Ardhani hanya bisa menghela nafas,Sengaja aku memilih Ardhani agar setelah pulang sekolah ia tidak bisa berkumpul dan minum dengan teman temannya
"Baiklah kalau begitu" ucap guruku yang langsung mengetik namaku di daftar tugasnya
"Kau telat datang ke sekolah ya?" Tanya Akasa
Kita berdua sedang berjalan berdampingan ke arah kantin
Awalnya aku selalu menolak tetapi sekarang tidak demi kesehatanku dan orang orang disekitarku
"Hehehe iya,Kau tadi kerumahku ya? Pasti ibuku membangunkanku beberapa kali"
"Maaf ya nanti aku tidak akan telat lagi"
"Aku dan ibumu yang membangunkanmu"
Aku menghentikan langkahku begitu mendengar pernyataan Akasa
"Bodoh sekali dirimu" ucapku sambil memukul kepala
"Mereka kan nanti akan bertunangannya ya tetapi aku tidak pernah melihat mereka melakukan hal romantis"
"Benar,Sepertinya ini perjodohan ataukah cinta sepihak?"
Aku dan Akasa yang sedang menikmati makan siang tidak sengaja mendengar komentar dari murid lain yang sudah memperhatikan kami berdua
Memang jarang sekali diriku ataupun Akasa melakukan hal romantis tapi itu wajar karena aku yang selalu bawel sedangkan Akasa yang selalu dingin ketika sudah dihadapan umum
Tiba tiba aku menyuapi Akasa dan melirik ke arah mereka yang sudah terkejut
"Buka mulutmu ..Aaaaa..."
Akasa menatapku sebentar karena mataku sudah memberi kode kepadanya
Akhirnya Akasa membuka mulutnya dan memakan dari suapan ku
"Anak pintarr" ucapku sambil mengusap kepala Akasa
"Hey aku bukan kecil" ucapnya tidak jelas karena sambil mengunyah makanan
"Sedang makan tidak boleh berbicara" ucapku
Aku berjalan sambil melompat kecil dan terkejut melihat kerumunan didepan kelasku
"Sepertinya ada yang berkelahi"
Aku pun memotong kerumunan tersebut dan terkejut melihat Ardhani sedang bertengkar dengan murid dari kelas lain
"Ardhani"
Ardhani kemudian menatapku sebentar lalu ia langsung berjalan meninggalkan kita semua begitu saja
"Hey Dara, Begitu melihatmu dia langsung pergi" ucap teman sekelasku
Entah kenapa aku pun bingung,Terlihat wajah Ardhani tadi sudah lecet namun tidak lebam
Aku pun langsung berlari menyusulnya namun saat melewati perpustakaan mataku tak sengajak melirik Zoya dan Akasa sedang membaca buku bersama
"Sedang apa mereka disana? Lupakanlah"
Aku pun sampai di gudang namun tidak menemukan keberadaan Ardhani
Lalu aku berlari ke arah lapangan
"Dimana dia?"gumamku sambil melihat sekeliling lapangan
"Kau mencariku?"
Aku pun terheran dimana suara Ardhani berasal
"Hey kau dimana"
"Lihatlah ke atas"
Aku pun mendongak ke arah rooftop sekolah ternyata dia sudah berada disana sedang menatapku
Aku pun tersenyum lalu berlari ke tangga rooftop untuk menghampiri Ardhani
Begitu sampai disana aku pun terdiam menatapnya,Dia pun terdiam menatapku
"Ardhani kau berkelahi dengan siapa?"tanyaku sambil berjalan menghampirinya
"Entah aku lupa namanya"
Aku mengangguk lalu duduk disamping Ardhani
"Tumben sekali kau berkelahi karena apa?"tanyanya
"Saat aku sedang berjalan dia tiba tiba menyiramku dengan air,Aku tidak tahu maksud dia apa"
"Mungkin mencari perhatianku" jawabnya
Lalu aku melihat seragam Ardhani sudah basah hampir bagian depannya basah semua
"Biasanya kau membuka kancing seragammu?"
"Aku lupa tidak memakai kaos lagi"
Aku pun terdiam kaku mendengar jawaban darinya
Tidak ada perbincangan lagi diantara kami sesekali Ardhani menoleh ke arahku
"Tugas kimia dikumpulkan malam ini nanti aku tunggu diperpustakaan nasional ya"
"Jangan telat aku tidak suka menunggu" ucapku
"Aku tidak janji"
"Yaakk! Jangan merusak kepercayaanku itu juga kan demi nilaimu ayolah saling membantu"
Ardhani kemudian menatapku datar lantas aku pun langsung membuang tatapanku
Tepat pukul jam enam sore aku sudah sampai di perpustakaan nasional tadi Akasa mengantarku dan ia meminta untuk disana juga tetapi aku menolaknya dan menyuruhnya untuk beristirahat
Aku mengeluarkan macbook dan buku ku dari dalam tas
"Kenapa aku bersemangat sekali ya padahal ini kan tugas kimia" gumamku
Aku mengedikan bahu lalu menyalakan macbook ku terlihat pesan masuk dari email pasti itu tugas dari guruku yang baru saja dikirim
Lantas aku langsung membukanya dan menscroll sambil melihat soal dari tugas tersebut
Betapa sulitnya untuk memecahkan teka teki tersebut aku pun kesal karena sudah jam tujuh malam Ardhani belum juga sampai
"Astagah aku sama sekali tidak mengerti,Ternyata benar kata guru dan Akasa ia tidak bisa dipercaya"
"Lalu aku harus melakukan apa" ucapku yang sudah frustasi
Beberapa kali aku sudah mencoba memecahkan teka teki tersebut namun nihil,Wajar sangat sulit karena setiap jam pelajaran kimia berlangsung aku selalu tertidur
"Lapar sekali"
Waktu berlalu begitu cepat kini sudah jam delapan malam aku pun sudah tertidur diatas tumpukan buku dengan macbook yang masih menyala
Ardhani memasuki perpustakaan sambil membawa makanan dan mencari keberadaanku
Setelah menemukanku ia pun berjalan ke arah mejaku
"Aihh tertidur?"
Lalu Ardhani menarik bangku yang berada disampingku dengan hati hati kemudian menaruh tas nya beserta makanannya diatas meja
"Pasti dia sudah mengganggapku tidak bisa dipercaya"gumam Ardhani
Ardhani mengambil macbook miliku lalu mengerjakan tugas tersebut seorang diri
Aku terbangun karena suara perutku yang cukup mengganggu
Lalu aku terdiam setelah melihat Ardhani sudah tertidur dengan tenang
"Ahh sejak kapan dia sudah berada disini"
Lalu aku menoleh ke layar macbook ku
"Astagahh soalnya sudah selesai dan sudah dikirim"
"Bagaimana bisa dia mengerjakannya sendiri"
Aku terdiam menatap wajah Ardhani yang sedang tertidur
"Aahh menatap wajahnya tidak membuatku kenyang"