Chereads / Ardhani / Chapter 4 - Episode 3

Chapter 4 - Episode 3

Aku terus memikirkan cara agar bisa mencari Ardhani hari ini juga tetapi bingung karena Akasa terus mengikutiku

"Umm Akasa,Sebaiknya kau pulang saja"

"Aku harus mengerjakan sesuatu,Ah ya tugas bersama teman sekelasku"

Akasa menatapku seolah olah menginvestigasi

"Tidak bersama Ardhani kan?"

Aku membuang tatapan sambil bergumam

"Umm tidak,Mobilmu sudah datang"

"Cepat pulang,Nanti jika ada sesuatu denganku akan ku telpon"

Akasa tersenyum kecil

"Aku percaya padamu,Baiklah aku pulang"

Tepatnya jam tujuh malam aku masih di jalan kota mencari keberadaan Ardhani entah apa yang membuatku terus ingin mencarinya

Aku pun takut jika membawa pulang dompetnya karena dompetnya sangat tebal

"Jika seorang berandalan pasti berada di klub atau digudang?"

"Tapi aku tidak melihat Ardhani"

Aku melirik ke arah jalan buntu yang gelap lalu aku terdiam

"Tunggu"

Aku berjalan mundur dan melihat Ardhani sedang duduk bersama seorang temannya

Lalu aku melihat sekeliling tempat tersebut

"Pantas saja disini,Daerah ini memang sepi"

"Astagah dia sepertinya melihatku,Baiklah akan ku hampiri dia"

"Hey,Siapa wanita itu?"

"Teman sekelasku" jawab Ardhani dengan nada sengau

"Cantik,Pacarmu atau teman sekelasmu? Kau tak pernah bercerita"

Aku terkejut karena melihat tempat tersebut,Kotor,Bau dan banyak sekali botol alkohol

"Ardhani,itu kau kan?" panggilku ragu

Ardhani cengengesan kepalanya sudah mendongak menatapku

"Hmmm ada apa Dara? Kenapa kau kemari?" Ucapnya lembut

"Ohhh namanya Dara,Baiklah aku pulang duluan"

"Besok bertemu lagi disini" ucap temannya lalu memakai tas kemudian menepuk pundak Ardhani

Aku menoleh kebelakang menatap kepergian temannya

Ardhani membereskan barangnya lalu memasukannya kedalam tas

"Cuma dirimu yang datang pertama kali kesini,Jadi rahasiakan tempat ini dari guru maupun teman temanmu"

"Aku tak mau tempatku dihancurkan lagi dan aku berpindah mencari tempat lain"

Mendengar pernyataan Ardhani membuatku sedikit takut,Apa itu sebuah ancaman?

Aku pun berlari menyusul Ardhani

"Pantas saja tadi kau bolos sekolah,ternyata kau kemari baiklah jadi aku sudah tahu tempat favoritmu dimana"

"Tenang saja aku tak akan memberitahu siapa pun termasuk Akasa" jelasku kepada Ardhani

Ardhani hanya menatap lurus kedepan,Kita berjalan berdampingan di gang kecil yang penerangannya minim sekali

Aku pun tidak tahu kita akan pergi kemana

"Anii,Rumahmu berada di daerah sini? Umm biar ku tebak yang dibelah sana dengan cat berwarna putih ah tidak tidak atau yang disana dengan pagar berwarna hitam?" Tanyaku sambil menunjuk salah satu rumah

"Kau tidak akan tahu,Jadi tutup mulutmu"

"Kau cukup cerewet" ucap Ardhani sambil mengancingkan seragamnya

Tiba tiba dadaku mulai terasa sesak,Aku berusaha menahannya

Ardhani pun tidak curiga sama sekali

"Anii,Tunggu" Aku berjongkok sambil mengatur nafasku

Ardhani membelokan mata malas

"Yak,Jangan seperti itu aku tahu itu hanya akting untuk mendapat perhatian Akasa tapi jangan lakukan itu juga kepadaku" Ardani pun berjalan meninggalkanku

"Anii tunggu" Baru saja ingin berlari menyusulnya sudah ada seseorang yang menahanku

Aku menoleh

"Akasa?"

Akasa menatap kepergian Ardhani

"Oh jadi kau mengerjakan tugas bersama Ardhani?"

Aku membulatkan mata terkejut setelah mengingat dompet Ardhani masih ada padaku lantas aku pun langsung berlari meninggalkan Akasa

"Ardhani tunggu aku"

Ardhani menoleh kebelakang begitu sampai dihadapannya kakiku dilengkas olehnya

"Arghh"

"Kau kenapa melakukan itu?"

"Didepanmu ada batu lebih parah jika kau menabraknya"

"Aktingmu tidak mempan kan meluluhkan hatiku?"tanya Ardhani

Aku berdiri menatap Ardhani

"Ingat,Penyakit bukan soal main main ataupun dijadikan candaan jadi berhentilah menganggapku hanya akting"

"Ah ya waktu kau berlari keluar kelas,Kau menjatuhkan dompetmu" aku langsung melempar dompetnya ke arah Ardhani

Lagi lagi aku terkejut karena beberapa dollar keluar dari dompet Ardhani dan berserakan ditrotoar jalan

"Kau? Berjudi?"

Ardhani tidak menjawabku dan fokus mengambil uangnya

"Ardhani,Dari mana kau mendapatkannya?"

"Bukan urusanmu"

Setelah menjawab seperti itu,Ardhani pun langsung berjalan meninggalkanku

"Ah jadi dia menyimpan dollar?"

Tiba tiba Akasa menarik tanganku

"Sudah ku katakan berhentilah dan jangan dekati Ardhani,Kau tidak pikirkan kesehatanmu? Bagaimana jika kau pingsan ditengah jalan?"

"Aku bisa gila jika itu terjadi padamu"

Aku terdiam mendengar pernyataan Akasa yang cukup membuatku tak percaya

"Akasa? Kau tidak apa apa kan?"tanyaku

Akasa mengusap wajahnya kasar

"Percaya padaku,Ardhani bukan orang yang baik"

Aku tertawa begitu mendengar perkataan Akasa

"Hahaha kau temannya saja bukan,Tidak usah so tahu"

-------

"Ibu aku pulang"

"Akasa,Masuklah"

Akasa berjalan memasuki rumahku

"Bagaimana bu dagangan hari ini laku?"tanyanya

"Ya selalu habis,Kenapa kalian pulang sangat malam?"

"Dara,ada apa?"tanya ibuku

Aku menuangkan air putih kedalam gelasku lalu meminumnya sekali habis

"Tidak ada apa apa bu,Memangnya kenapa?"

Akasa dan ibuku menatapku bingung

"Sudahlah,Aku ingin tidur"

"Ah ya Akasa,Sampai bertemu besok" ucapku sambil menaiki tangga menuju kamar tidurku

Didalam kamar aku pun langsung merebahkan tubuhku dikasur dan menatap langit langit kamar

"Ardhani dia tak mungkin berjudi setahuku dia dari keluarga kaya"

"Lantas dari mana dia mendapatkan dollar itu?"

Tok tok tok

"Dara,Ini aku Akasa apa aku boleh masuk?"

"Dara sudah tidur" ucapku

Akasa terkekeh lalu membuka pintu kamarku

"Ibu menyuruhku membujukmu,Makanlah lalu minum obat"

"Mau ku suapi?"

"Boleh"

Akasa duduk disamping dan siap siap menyuapiku

"Akasa"

"Tidak boleh berbicara ketika makan"

"Baiklah"

Begitu selesai meminum obat aku pun tidur kembali dikasurku

"Yak Akasa kau tidak pulang? Kau masih ingin duduk diranjangku sampai besok pagi?"

"Aku kan sudah selesai makan dan minum obat,Tunggu apalagi"

Akasa langsung melempar wajahku dengan bantal

"Kau cerewet sekali"

"Menyebalkan,Umm Akasa aku ingin bertanya sesuatu"

"Jika soal Ardhani aku tak ingin jawab"

"Baiklah,Selamat malam" ucapku

Akasa terkekeh

"Ya cepat katakan"

"Umm dia dari keluarga kaya kan? Tapi kenapa dia seperti itu ya"

"Padahal tampan"

Akasa menatapku datar

"Apa? Tampan?"

"Iya benar,Tampan berkulit putih sepertimu,Memiliki mata yang coklat,Rambut hitam dan lebat"

"Dan memiliki badan yang atletis ah ya satu---"

"Aku sudah tahu ciri fisiknya jadi berhentilah"

"Hahahhaah kau cemburu? Astagah tunanganku cemburu"

Aku terdiam karena Akasa menatapku dengan tatapan tajam

"Hehe maafkan aku ya soal hari ini lagi lagi merepotkanmu,Maaf juga aku telah berbohong lagi"

"Kan dirimu selalu merepotkan aku"jawabnya

Aku langsung memeluk lengannya

"Besok berikan aku roti dan susu ya"

"Malas sekali,Kan dirimu sudah tidak membutuhkannya lagi"

"Yak aku kan hanya bercanda" jawabku sambil memukul lengan Akasa