Chereads / The 13th Fates / Chapter 18 - 18. YOU ARE MIRACLE

Chapter 18 - 18. YOU ARE MIRACLE

Setelah kembali dari reservasi, Chanyeol mengantarkan Amber pulang kerumah.

Sesampai dirumahnya Amber berhenti sejenak melihat keadaan rumahnya, betapa ia sangat merindukan rumahnya, dan sejujurnya pekerjaan pembantu Kai tidak mengecewakan, rumah Amber masih terlihat terawat dari luar, begitupun didalam.

Amber memutar tubuhnya "Chanyeol?"

"Iya sayang"

"Maukah kau menemaniku? Menginaplah disini, malam ini saja, rumah ini sudah lama tidak kutinggali, membuatku sedikit takut" Amber menggenggam tangan Chanyeol.

Ragu-ragu Chanyeol hendak menjawabnya

"Just for one night" ujar Amber memohon.

"Tentu, sayang"

Mereka menaiki anak tangga perlahan, Chanyeol membuntuti di belakangnya, Amber berkali-kali menoleh kebelakang, kehadiran Chanyeol benar-benar nyata untuknya memastikan.

"Aku tidak akan kemana-mana, Amber" Chanyeol memamerkan senyuman yang paling Amber sukai.

Sebelum masuk kamar Amber sempat menoleh sekali lagi ke Chanyeol, Chanyeol masih memasang senyuman kesukannya itu.

Setelah sekian lama berpacaran, untuk pertama kalinya ia masuk kekamar Amber. Kamar Amber memang tidak besar namun nampak sangat nyaman. Dikamar Amber terdapat Sofa merah dengan bantal bulu gemuk berwarna hitam yang berada di dinding utara, diantara rak buku dan stereo yang menempel di dinding.

Pintu kamar langsung bersebelahan dengan meja belajar dari kayu jati. Diatas meja terdapat macbook, lampu belajar bertiang hitam yang meliuk-liuk, berbentuk spiral dan tumpukan buku, amplop dan kertas. Chanyeol menyentuh ornamen lampu-lampu hias menghiasi dinding kamar Amber yang berwarna biru langit.

Ranjang besar tua dan nyaman mendominasi tengah-tengah ruangan. Ranjang itu senada dengan perabot lain dikamar itu, seprainya berwarna merah, sedikit lebih gelap dari pada warna sofa yang merah menyala, rangkanya berwarna hitam, terbuat dari besi tempa, selimut tebal yang bercorak hitam menutupi setengah ranjang, besar hasrat Chanyeol untuk meniduri ranjang itu.

Di kedua sisi ranjang terdapat meja kecil yang tingginya sejajar dengan ranjang, terdapat lampu meja, berbagai frame foto, jam antik dan buku berwarna hitam yang dihias dengen kertas yang digunting dari majalah. Chanyeol penasaran namun ia berupaya menahan rasa keingintahuannya, walau bisa ia tebak isinya pasti curhatan mungkin beberapa akan memilukan.

Di arah barat terdapat jendela yang memantulkan cahaya bulan ke dalam kamar. Cahaya bulan menerangi awan-awan diluar jendela.

"Aku tidur disofa saja" kata Chanyeol sambil menunjuk ke sofa merah itu

Apa? Dia adalah orang paling menakjubkan yang pernah aku temui, bahkan dia tidak mengambil kesempatan menggiurkan seperti ini.

"Tidak Chanyeol, kau tidur di ranjangku saja" kata Amber sederhana, Chanyeol tercengang memandangi ranjang itu.

"Oh." atmosfer diantara mereka mendadak berubah.

"Kau tidak keberatan kan?" tanya Amber.

Chanyeol tersenyum.

"Ummm..Tidak, hanya saja Aku belum pernah menginap dikamar perempuan sebelumnya" Aku Chanyeol malu-malu.

Amber gemas melihat tingkah Chanyeol yang salah tingkah. Chanyeol, dia adalah orang yang paling bermartabat yang pernah Amber kenal, dan bagusnya dia menjadi kekasihnya.

Setelah selesai menggosok gigi dan mengganti bajunya dengan kaos lengan panjang dan celana tidur Amber merebahkan kepalanya di dada Chanyeol yang hangat, merasakan nafasnya yang menderu. Hati-hati Chanyeol merengkuh tubuh Amber menunggu sampai tertidur sambil bercerita.

"Kris pernah bercerita padaku, ia pernah bertemu sepasang suami istri sesama force 80 tahun yang lalu, Kris bercerita mereka memiliki Perasaan cinta yang kekal, tidak akan pernah pudar. Sudah lebih dari 120 tahun Alexander tetap saja dia masih menatap Istrinya Nicole dengan tatapan yang sama seperti saat menemukan cinta pertamanya. Dan akan selamanya begitu bagi mereka. Akan selalu seperti itu juga bagi ku,

"Aku akan selalu mencintai mu, selama eksistensiku yang tak terbatas, merasakan perasaan cintaku menetap pada tiap sel di tubuhku yang panas membara."

Syok dengan ucapannya dan membekukan pikiran Amber selama sepersekian detik. Kemudian semuanya jadi jelas dibenak Amber. Chanyeol kekal.

"Memang Berapa umur Kris sekarang?" tanya Amber penasaran.

"Dia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke seribu enam puluh satu" Amber terkesiap, menyadari deretan ribuan tahun itu.

"Woah...Pasti Kris bisa dengan cepat beradapatasi dengan dunia yang semakin modern" puji Amber takjub.

Chanyeol mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya

Tak kusangka wajah setampan itu ternyata umurnya sudah banyak batin Amber, sambil kembali membayangkan wajah tampan Kris.

"Sebenarnya yang paling tua itu Chen, dia sudah ada dari jaman Scorpion muncul, dia pejuang. Aku sendiri sangat mengagumi Chen karena dia salah satu sosok Lagenda. Ayahnya adalah anak ke enam Canis, salah satu anak laki-laki Canis yang sempat pergi meninggalkan Scorpion Land, yang kemudian dalam kepergian ayahnya ia bertemu dan menikahi permisuri dari dataran Asia Timur. Lalu Chen dan ayahnya diminta kembali lagi atas perintah Raydan, namun Ayahnya Chen mati di peperangan terakhir dan Chen menolak menjadi bagian dari kerajaan karena ia sudah menetapkan gaya hidupnya sebagai nomad"

"Wow, aku jadi penasaran, bagaimana dengan jumlah kalian sekarang? Apa jumlahnya hanya sebanyak yang ada ditempat reservasi?" Amber mendekapkan wajahnya ke dada Chanyeol

"Tidak...jumlah kami tak terhitung banyaknya, dan tersebar diseluruh dunia, dan itu akan terus bertambah. Kris bilang ada sesuatu, yang memicu kebangkitan force baru secara diam-diam, membuat populasi force sedikit demi sedikit mulai mewabah kembali di seluruh dunia, setelah kelahiran force terhenti di awal tahun 1000 masehi selama 2 abad"

Amber lagi-lagi terdiam, ada banyak hal yang Amber tidak mengerti, seolah-olah Amber seperti hidup di dunia yang berbeda,

"Jadi kekuatanmu itu, bagaimana api itu bisa muncul?" Amber mengangkat kepalanya dan menengadahkan dagunya didada Chanyeol.

"Ini bukan cuma api biasa tapi eternal flame, aku seorang phyromaniac"

"Phyro what?"

"Phyromaniac, Kris said it's like a special gift, untuk keturunan yang terpilih" Amber merasa sangat asing dengan nama itu.

Kai juga mengatakan hal yang sama.

"Never heard of it, Jadi apa kalian akan menjalankan sebuah misi tersembunyi"

"We're not superhero Amber, bahkan dunia luar belum mengetahui eksistensi dan sejarah kami. Kami begini karena memang takdir kami yang memilih, jadi kami mendapatkan kekuatan ini dengan tiba-tiba setelah kematian salah satu orangtua yang kemungkinan memiliki manifes kemampuan. Itu juga yang terjadi pada Kai"

Amber memejamkan mata berusaha mencerna penjelasan Chanyeol "I got nothing"

"Kris menjelaskan bahwa telah terjadi evolusi mengenai gen setengah dewa. Kini kemampuan tersebut dapat terjadi ketika situasi trauma dan kematian salah satu orangtua yang ternyata setengah Force. Hal tersebut dapat menyebabkan kami bisa memanifestasikan kekuatan yang diturunkan dari salah satu orangtua. Jadi kemungkina kata Kris, Ibuku adalah turuan Force yang gagal bermanifes kemampuannya"

"Pantas saja Ibumu tampak muda sekali seperti masih berumur 20an, begitupun dengan Ayahnya Kai sampai Daniel mengira Ayahnya Kai operasi plastik. Ternyata alasan menjadi awet muda karena memiliki gen dewa ya" Amber langsung berkecil hati ketika menyadari hal tersebut. Chanyeol mengangguk kecil.

"Kemudian yang tadi Kris katakan, Ability Claimed itu apa? Kalau aku minum darahmu apa aku jadi hebat dan awet muda juga?" Pertanyaan Amber langsung membuat pandangan Chanyeol mengeras, dan Chanyeol dalam hati berharap jika itu bisa terjadi. Namun sayangnya tidak.

"Bukan begitu cara berkerjanya. Force adalah manusia yang memiliki genetik yang disebut gen-G atau genetik dewa. Sedangkan Ability Claimed hanya seperdelapan dari inti gentetik yang terhitung. Namun keduanya tetap dapat bermanifest, yang berbeda seorang Ability Claimed kekuatannya hanya berupa refleksi. Sedangkan seorang Force dapat mengembangkan kekuatan super dari bermanifestasi,

"Dan itu terjadi hanya pada saat pubertas atau umur remaja dewasa. Jadi kalau tidak memiliki gen-G langsung seperti seorang Ability Claimed, ya tetap menua. Lagipula ritual minum darah itu dilakukan para leluhur waktu masih sangat muda,

"Jadi karena kau hanya manusia biasa apabila kau meminum sekantong darah punyaku juga tidak mempengaruhi apapun" Chanyeol menegaskan kalimat terakhir dengan nada gemas.

"Aku jadi semakin tidak mengerti" Mata Amber berkelana kesegala arah, bingung dengan penjelasan Chanyeol.

"Kau akan mengerti nanti, But here's the thing, I can't change who i am"

"Dan kau tidak suka dengan kekuatan yang kau punya?"

Eksresi Chanyeol langsung berubah muram "Tidak" jawabnya singkat. Amber masih menunggu Chanyeol yang sepertinya ingin melanjutkan kalimatnya.

"Mungkin waktu aku masih kecil atau hampir semua orang ingin terlahir dengan memiliki kekuatan super seperti yang ada di film-film, tapi jika kekuatan itu bisa membunuh seseorang, apakah masih ada yang menginginkannya juga" lanjut Chanyeol dengan nada sura murung.

"Sooner you'll accept that, seperti aku menerima siapapun dirimu. Dan Aku tidak peduli kau jadi apa nantinya, aku akan tetap mencintaimu" Amber menarik tengkuknya dengan kasar, ia ciumi leher Chanyeol. Chanyeol sangat harum, wangi parfum maskulin campuran mint, musk dan wood. Amber masih mengingat aroma parfum Chanyeol, aroma yang sangat ia rindukan.

"Amber, suatu saat nanti kau akan terbakar secara spontan dan aku tidak bisa menyalahkan orang lain kecuali diriku sendiri, apa kau masih mau bilang 'I don't care'?" Chanyeol bergerak untuk mendorong Amber jauh-jauh.

"Apa-apaan sih kau" Protes Amber tetap menggelayuti leher Chanyeol.

"Aku hanya ingin melindungimu dari kemungkinan terbakar. Tapi kau membuat semuanya menjadi sulit untuk dijalani. Tidakkah kau sadar bahwa suatu saat nanti aku bisa saja mengubah dan menghancurkanmu menjadi serpihan abu."

"Tidak ada yang sulit Chanyeol, kau hanya belum terbiasa"

Chanyeol mengehembuskan nafas keras-keras, jengah dengan cara berpikir Amber yang absurd.

"Kau harus tau satu hal, Inilah sebabnya aku memutuskan pergi darimu untuk sementara, untuk mencari cara melenyapkan mara bahaya selama-lamanya dan itu semata-mata untuk melindungimu, Amber. Melindungimu dari bahaya yang mengancammu bila berdekatan dengaku. Aku mohon jangan mempersulitku, aku ingin kamu tetap aman tapi sulit sekali"

"Oke, maafkan aku"

"Aku cuma mau kau berhenti melakukan itu"

"Melakukan apa? Aku tidak merasa melakukan sesuatu yang membahayakanmu" canda Amber meniru nada bicara Chanyeol.

"Jangan lakukan hal-hal yang menggoda seperti itu, kau membuatku nafsu, aku lebih suka aku yang memulainya duluan" Chanyeol menempelkan bibirnya dikening Amber.

"Oh jadi kau mau aku pasrah? Oke aku akan diam, aku akan menjadi gadis penurut" kata Amber pura-pura polos sambil menggigit bibirnya.

Melihat itu membuat Chanyeol menelan salivanya "Kau tau apa yang sedang aku pikirkan" sambil Chanyeol mengecup pucuk kepala Amber.

Amber hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Aku ingin menggigit bibir itu" bisiknya muram.

Mulut Amber terbuka lebar dan terkesiap disaat yang bersamaan.

"Itu adalah hal paling seksi yang pernah kau katakan padaku" Detak jantung Amber langsung berdekup kencang.

Chanyeol tersenyum malu-malu sambil memalingkan wajahnya dan menatap keluar jendela.

***

Jam sudah menunjukan lewat tengah malam, Chanyeol sudah tertudur dengan nafas berat disampingnya, namun Amber belum mengantuk, insomnianya kambuh, atau mungkin seranjang dengan Chanyeol membuatnya terlalu bersemangat dan enggan memejamkan mata.

Amber beranjak dari ranjang perlahan-lahan agar Chanyeol tidak terbangun karena guncangannya. Amber duduk di kursi meja belajarnya, memperhatikan tumpuk surat yang entah dari mana, kemungkinan Kai menyelinap dengan teleportnya untuk mengembalikan surat-surat pemberian Chanyeol yang ia sembunyikan selama ini.

Amber sebenarnya sudah menduga inti surat ini sebelum membukanya. Namun Amber penasaran dan surat ini adalah penantian enam bulan yang sangat mengoyak-ngoyak hatinya, kepedihan yang mendalam karna rindu yang menyiksa batin. 24 jam tidak bertemu dengan Chanyeol saja sudah cukup membuatnya gelisah dan rasanya waktu selalu berjalan sangat lambat.

Amber mengambil salah satu tumpukan surat yang diikat dengan karet itu. Amber membuka amplop putih itu, tak sabaran ingin membacanya satu persatu walau mungkin memakan waktu hingga semalam suntuk.

Amber meraba kertas itu, merasakan lekukan lekukan tempat Chanyeol menekankan bolpoinnya begitu kuat sampai mata bolpoinnya menekan kertas tersebut, kertas tersebut seperti hangus dibeberapa sisi. Amber bisa membayangkan perasaan frustasi karena rindu yang menggebu - gebu hingga membuat alisnya bertautan ketika menulis surat ini.

Dearest Amber

I couldn't sleep last night, wajah dan namamu selalu muncul disetiap coretan tinta dikertas putih. Aku tidak bisa berhenti menulis surat untukmu, sebab aku tidak mau kau berfikir kalau hubungan kita sudah berakhir. Tapi sebenarnya ada hal yang sangat sulit aku jelaskan padamu, kenyataanya aku sudah tidak sebaik yang dulu lagi, aku berharap hal 'ini' tidak akan mengubah apapun yang ada diantara kita (cinta). Aku ingin memastikan dulu padamu, lebih tepatnya meyakinkanmu. Ketahuilah bukan hanya cinta kita saja yang nyata, namun segalanya dariku yang tak (belum) kau ketahui. Aduh gimana yah menyampaikanya dengan cara yang lebih manusiawi.

Tapi aku juga harus memastikanmu dulu bahwa jangan beranggapan aku menulis surat kepadamu menjadi suatu jarak diantara kita, aku Cuma mau mencoba hal yang kuno, mengingatkan aku pada surat cinta pertamaku dulu ketika ku TK, heheheh, lupakan.

Amber Liu ku sayang, aku berjanji padamu, kita akan hidup bahagia dikehidupan yang asing bagimu setelah kita berhasil melewati semua ini. Aku berjanji akan selalu memberikan senyuman idiotku yang paling kau sukai setiap hari. Menghabiskan musim panas dengan bersandar dibawah pohon sambil minum wine dingin dan kau membacakan novel bergambar (webtoon) untukku sambil merebahkan kepalaku dikakimu sampai aku tertidur hehehehe.

Cinta yang terbaik bukan Romeo dan Juliet, bukan Jack dan Rose bukan Bella dan Edward, tapi cinta kita, karena cinta kita nyata dan tidak ada seorangpun yang dapat menjangkaunya. Jaga hatiku baik-baik, aku menitipkanya padamu.

Amber tersenyum sumringah memandangi seluruh paragraf yang ditulis Chanyeol, tulisanya tidak begitu bagus namun karena isinya sangat bermakna, membuat tulisanya seperti ditulis Kaligrafi, kemudian Amber menoleh ke arah Chanyeol yang sedang tidur dengan pulasnya.

Amber membaca sampai empat puluh lembar surat dan mulai merasakan kantuk. Ia kembali ke ranjang, beringsut ke tubuh Chanyeol yang sedang terlentang, tubuh Chanyeol menggeliat merasakan beban berat ditubuhnya, Chanyeol membuka matanya sedikit dan menarik tubuh Amber, mendekapnya seperti guling.

'Chanyeol, dia adalah segalanya untukku walau mungkin kelak dia menjadi 50% baik, 50% jahat, dia tetap Chanyeolku dan aku sangat mencintainya. Dia adalah orang yang paling Jujur, bertanggung jawab, penuh cinta, Lucu, Dan_dia abadi. Tapi Itulah masalahnya. Apa yang bisa kulakukan?'