Malam itu tepat pukul 18.00 wib di ruang tengah rumah kakek Dato. Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candytuft sedang duduk bersantai sambil mengobrol. Obrolan mereka seputar rencana berjalan di malam minggu besok. Meskipun kakek Dato tidak terlihat duduk di antara mereka. Tapi, mereka tetap dapat menciptakan rasa kebersamaan dan kekompakan sesama saudara.
"Besok malam minggu kita kemana yah?" tanya Candy sambil memandangi kakaknya satu persatu.
"Aku sudah pasti di rumah," sahut Camelia.
"Kalau aku belum tahu," jawab Allamanda.
"Kalau kakak gimana?" Candy mengalihkan pandangannya kepada Sakura yang tengah asyik membaca surat kabar.
"Tergantung tugas," jawab Sakura singkat.
"Kok begitu!" desak Candy kepada kakaknya.
"Kalau di telephon yah aku pergi siaran."
"Dan kalau tidak, aku santai di rumah." Dengan tersenyum Sakura menjelaskan alasannya kepada Candy. Mendengar jawaban sang kakak yang kurang memuaskan dirinya. Candy pun memanyunkan bibirnya.
"Kamu tidak tanya aku, dek," kata Peony menggoda.
"Aku sudah tahu jawabannya," sahut Candy dengan sedikit kesal. Dia pun langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke layar televisi. Camelia dan Allamanda yang melihat tingkah Candy hanya tersenyum simpul.
Tiba-tiba dari arah belakang kakek Dato datang membawa sebuah brosur. Diserahkannya brosur itu kepada Sakura. Dengan cepat Sakura pun meletakkan surat kabar yang sedang dibacanya. Namun, belum sempat Sakura membuka brosur yang dipegangnya. Secepat kilat Camelia mengambil brosur itu dari tangan kakaknya.
"Biar aku saja yang baca, kak," kata Camelia kepada kakaknya. Sakura pun menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Dengar baik-baik!" kata Camelia. Lalu, dia mulai membaca isi brosur pada halaman pertama dengan suara keras. Mendengar Camelia mulai membacakan isi brosur, yang lain pun langsung terdiam mendengarkannya.
Telah dibuka pendaftaran
Lomba Ajang Miss Pantai
Yang berlokasi di Pantai Cinta
Bagi yang berminat segera daftarkan diri anda.
Langsung temui panitia pelaksana di Pantai Cinta.
Camelia hanya membaca informasi lomba ajang miss pantai saja. Lalu dia pun menutup brosur yang dipegangnya.
"Itu saja yang penting," kata Camelia mengakhiri ucapannya.
"Informasi lainnya apalagi?" tanya Allamanda.
"Nih! Informasi lainnya masih banyak, kamu baca aja sendiri!" Camelia pun menyerahkan brosur yang dipegangnya kepada Allamanda. Dengan senang hati Allamanda pun mengambil brosur itu dan langsung membacanya sendirian.
Informasi lomba di dalam brosur sudah selesai dibacakan oleh Camelia. Tetapi, tidak satu pun di antara mereka yang menanggapinya. Justru mereka seakan-akan tidak peduli dengan informasi lomba yang ada di dalamnya.
"Halo...!" tiba-tiba Sakura menerima telephon dari seseorang.
"Betul saya sendiri," jawab Sakura.
"Ok pak! Saya siap, besok saya siaran langsung di Pantai Cinta." Sakura memperjelas ucapannya. Kemudian ia pun menutup telephonnya.
Selesai menelephon, Sakura mengalihkan pandangannya kepada kakek Dato. Kakek Dato pun memandang cucunya penuh tanda tanya. Mengetahui kalau dirinya sedang dipandangi oleh sang kakek. Sakura pun berpindah duduk di sebelah kakeknya. Dia menepuk-nepuk paha kakeknya. Kakek Dato paham kalau ada sesuatu hal yang ingin sekali disampaikan oleh cucunya itu. Sedangkan Camelia dan yang lainnya hanya dapat saling berpandangan. Mereka juga tidak mengetahui apa yang ingin dikatakan Sakura kepada kakek Dato.
"Besok aku ada siaran langsung di Pantai Cinta, kek," ucap Sakura dengan lembut.
"Besok malam minggu, lalu?! kata kakek Dato.
"Aku mau kita semua pergi ke sana," lanjut Sakura.
"Bagaimana kek?" desak Sakura kepada kakeknya dengan memelas.
"Setuju......!!!! teriak keempat adik Sakura.
"Baiklah! Kita semua pergi ke Pantai Cinta." Jawab kakek Dato dengan bijak.
"Malam ini kalian harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik," kata kakek Dato sambil berlalu dari hadapan cucu-cucunya. Kemudian beliau pun melangkah masuk ke dalam kamarnya. Dibiarkannya kelima cucunya yang masih berkumpul di ruang tengah.
"Baik kek," jawab mereka serentak.
Melihat sang kakek masuk ke dalam kamar. Sakura dan yang lainnya pun segera beranjak masuk ke dalam kamar masing-masing. Mereka ingin mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
Malam pun semakin larut. Sakura dan yang lainnya sudah naik ke atas ranjang. Mereka bersiap akan tidur. Karena, mereka butuh istirahat yang cukup. Agar besok dapat bangun dengan badan yang lebih segar.
#####################################
Teng....teng....teng....teng....teng....teng....!
Jam di dinding sudah berdentang enam kali. Sinar matahari pagi sudah mulai masuk ke dalam rumah. Kokok ayam pun sudah tidak terdengar lagi. Tapi, Sakura dan adik-adiknya belum terlihat keluar dari kamar. Hingga kakek Dato harus datang dan mengetuk pintu kamar cucu-cucunya.
"Tok.....tok.....tok...! Bangunlah! Hari sudah pagi," panggil kakek Dato di depan pintu kamar cucunya.
Satu persatu pintu kamar terbuka. Kelima cucu kakek Dato itu pun segera pergi ke kamar mandi dan mempersiapkan diri. Setelah mereka berpenampilan rapi, mereka pun mendatangi kakek Dato yang sudah menunggu mereka di ruang makan. Mereka pun dengan tenang menikmati sarapan pagi yang sudah terhidang. Tidak ada pembicaraan apapun saat mereka di meja makan. Semua terlihat sangat menikmati menu pagi itu.
Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka pun berkumpul di halaman belakang rumah. Pemandangan di halaman belakang sangat indah. Dihiasi tanaman bunga warna-warni. Juga ditumbuhi dengan berbagai pepohonan rindang yang sedang berbuah. Tiga bangunan besar berdiri saling berdampingan. Taman bermain dengan kolam ikan dan gemericik air mancurnya menambah suasana nyaman dan asri. Lapangan olah raga terlihat luas dan bersih. Kakek Dato dan kelima cucunya sangat menikmati suasana pagi yang cerah.
"Bagaimana persiapan ke Pantai Cinta?" tanya kakek Dato mengawali pembicaraan.
"Semua sudah siap, kek," jawab Sakura.
"Dua perlengkapan yang harus kalian bawa bila bepergian," ujar kakek Dato mengingatkan kelima cucunya.
"Pertama, kalian sebagai Five Power Flowers."
"Kedua, kalian sebagai diri kalian sendiri." Jelas sang kakek.
Sakura dan keempat adiknya mengangguk, mereka paham dengan semua yang diucapkan oleh kakeknya.
"Jam berapa kita berangkat?" tanya Peony.
"Pukul 10.00 wib," jawab kakek Dato
"Jam berapa kamu siaran?" kakek Dato balik bertanya kepada Sakura.
"Pukul 12.00 wib, aku ambil berita siang aja kek," jawab Sakura.
"Kamu panaskan mobil sekarang, juga periksa bensin dan yang lainnya!" perintah kakek Dato kepada Camelia yang sedang menggunting kukunya.
"Baik kek," Camelia pun segera bangkit dan melangkah ke garasi mobil.
Melihat Camelia beranjak pergi. Sakura dan yang lainnya pun segera memeriksa perlengkapan yang sudah mereka rapikan semalam. Kakek Dato pun meninggalkan halaman belakang.
Tepat pukul 10.00 wib kakek Dato sekeluarga sudah keluar dari rumah. Mobil yang dikendarai oleh kakek Dato itu meluncur dengan cepat di jalanan beraspal. Suasana di dalam mobil sangat ramai dengan tawa mereka. Dengan penuh sukacita mereka pun bersenandung untuk menghidupkan suasana. Pandangan mereka juga lepas ke luar jendela mobil. Mereka kagum dengan tatanan pepohonan yang rapi di sepanjang jalan. Jalan yang mereka lewati pun sangat bersih. Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan.
###################################
Dua puluh menit sudah mereka menikmati perjalanan di dalam mobil. Akhirnya mereka sampai juga di Pantai Cinta. Pantai Cinta dengan panorama alam yang sungguh menakjubkan mata. Air lautnya yang biru sangat indah terkena terpaan sinar matahari pagi. Deburan ombak yang datang silih berganti. Serasa menghentak-hentak di bibir pantai. Suara kicauan burung di dahan pepohonan terdengar saling bersahutan. Juga hamparan pasir putih yang berkilauan di sepanjang pantai. Menambah pesona Pantai Cinta di mata setiap pengunjung.
Saat itu pengunjung Pantai Cinta sudah terlihat ramai. Mereka memilih tempat bersantai sesuai dengan selera masing-masing. Ada yang sengaja memesan pondok kecil untuk keluarga mereka. Ada pula yang sekedar menggelar tikar pandan di tepi pantai. Ada juga yang langsung berenang. Bahkan mereka sengaja datang untuk berselancar melawan ombak. Semua pengunjung sangat menikmati suasana pantai di hari sabtu.
Di sebuah pondok bambu kakek Dato, Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candytuft terlihat sedang menikmati hidangan pantai. Mereka berenam sengaja meluangkan waktu untuk pergi ke pantai. Bagi mereka Pantai Cinta merupakan tempat yang cocok untuk melepas semua rasa jenuh. Kepenatan selama beraktivitas dapat hilang dalam sekejap, bila mata sudah memandang deburan ombak.
"Kak, mana ikan bakarnya?" tanya Peony kepada Camelia.
"Tuh....di sana!" tunjuk Camelia ke tempat pembakaran ikan. Peony pun bergegas pergi ke tempat pembakaran ikan.
Saat Peony hendak mengangkat ikan bakarnya. Tiba-tiba dia mendengar pembicaraan dua remaja yang lewat di hadapannya.
"Kamu tahu kan tragedi miss itu?" tanya gadis berambut pirang kepada kawan di sebelahnya.
"Teman aku aja hilang," jawabnya
"Aku takut dengarnya," lanjut sang gadis.
Peony terdiam mendengar pembicaraan dua gadis remaja tersebut. Dalam hati dia bertanya-tanya, apa maksud pembicaraan mereka yah?. Lalu, Peony pun kembali ke pondok kecil tempat kakek Dato dan yang lainnya duduk.
Sesampainya di pondok, Peony tidak jadi menyantap ikan bakar kesukaannya. Ikar bakar dibiarkannya tergeletak di atas tikar. Sedangkan dia duduk melamun menghadap ke arah laut. Dia terus memikirkan percakapan dua gadis remaja itu. Tiba-tiba kakek Dato menghampiri dan menepuk pundaknya.
"Kamu kenapa?" tanya kakek Dato.
"Kamu sudah mendaftar ajang miss pantai?�� lanjut sang kakek.
"Belum kek," jawabnya singkat. Sedikit pun Peony tidak menceritakan percakapan dua gadis remaja yang tadi didengarnya. Dia hanya diam dan berfikir sendiri.
"Biar aku yang daftarkan kak Peony, kek," kata Candy. Dia pun mengajak Allamanda untuk mengantarnya ke tempat pendaftaran ajang miss pantai. Keduanya segera pergi menemui panitia pendaftaran. Tidak dipedulikannya Peony yang masih duduk melamun di pondok.
"Aku juga pergi siaran, kek," sambil berdiri Sakura pamit kepada kakeknya.
"Dimana posisinya?" tanya kakek Dato.
"Di sebelah selatan pantai, kek," jawab Sakura.
"Setelah selesai cepat kembali ke sini," lanjut sang kakek. Sakura pun tersenyum lalu pergi meninggalkan kakeknya.
Dengan berjalan kaki Sakura menyusuri tepi pantai menuju ke arah selatan. Dalam waktu kurang lebih sepuluh menit, akhirnya Sakura sampai di tempat tujuan. Di tempat itu beberapa kru media telah menunggunya untuk siaran langsung.
"Gimana mau langsung nih?" tanya kameramen kepada Sakura yang baru saja sampai.
"Tunggu! biar aku mengatur nafas dulu," jawab Sakura yang masih terengah-engah. Setelah dirasa pernafasannya telah teratur, dia pun siap untuk siaran.
Berita siang. Saat ini saya Sakura sedang berada di Pantai Cinta. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pun di Pantai Cinta akan diselenggarakan ajang miss pantai tingkat kabupaten. Pendaftarannya dibuka mulai hari ini. Dan di hari pertama pendaftaran dibuka, antusias masyarakat sungguh sangat luar biasa. Terutama kalangan remaja. Mereka datang dari berbagai tempat untuk dapat menjadi miss Pantai Cinta di tahun ini. Dan meraih gelar miss tercantik di kota ini. Juga untuk memperebutkan piala bergilir bupati. Silahkan segera daftarkan diri anda. Jangan ragu-ragu karena ajang miss pantai telah mendapat izin dari pemerintah kota. Demikian yang dapat saya sampaikan. Dan sampai jumpa.
Setelah selesai siaran, Sakura pun bergabung dengan para kru media. Tiba-tiba salah seorang kru ada yang mengatakan sesuatu yang membuat Sakura sedikit terkejut.
"Mudah-mudahan mereka sudah lupa kejadian di tahun lalu," kata salah seorang kameramen kepada Sakura.
"Kejadian apa?" tanya Sakura keheranan.
"Kamu tidak tahu?" sang kameramen balik bertanya.
"Sssttt.....!" sudahlah tidak usah dibahas lagi," kata yang lainnya.
"Aku tidak paham nih!" kata Sakura.
"Sudahlah!" mereka pun menepuk-nepuk pundak Sakura. Lalu, pergi meninggalkan Sakura seorang diri.
Sakura masih merasa bingung dan belum puas dengan jawaban dari teman kru media. Namun, dengan berat hati dia pun melangkah kembali ke pondok tempat kakek dan adik-adiknya menunggu.
Setibanya di pondok, Sakura segera menghampiri kakek dan keempat adiknya. Mereka sedang bersantai dengan meminum air kelapa muda dan menyantap mie goreng spesial. Karena merasa perutnya lapar, Sakura pun langsung ikutan makan bersama mereka.
Matahari sudah mulai condong ke barat. Suasana Pantai Cinta pun tidak seramai tadi pagi. Berangsur-angsur pengunjung meninggalkan pantai. Sudah tidak ada lagi pengunjung yang berenang dan berselancar. Yang tersisa tinggal mereka yang ingin melihat matahari tenggelam di ufuk barat.
Begitu pula dengan kakek Dato sekeluarga. Mereka masih asyik duduk mengobrol di pondok kecil di tepi pantai. Mereka terlihat sangat menikmati pemandangan matahari yang tenggelam di ufuk barat.
"Bagaimana kalau malam ini kita menginap di losmen itu?" ajak kakek Dato sambil jarinya menunjuk ke sebuah losmen yang tidak jauh dari pondok tempat mereka duduk. Sakura dan keempat adiknya pun mengalihkan pandangannya ke losmen yang ditunjuk oleh kakeknya.
"Waw....ide bagus! Ini kan malam minggu."
"Malam minggu di tepi pantai, sungguh menyenangkan bukan?." Tanya Candy dengan gembira. Tidak ada respon apapun dari keempat saudaranya. Menyadari kalau pertanyaannya tidak ada yang menjawab. Candy pun mengalihkan pembicaraan.
"O iya kak, ini formulir pendaftaran miss pantai," Candy pun menyerahkan selembar kertas kepada Peony.
"Jadi aku yang ikut kontes miss pantai?! Tanya Peony kepada Candy.
"Kalau bukan kak Peony siapa lagi?" Candy pun balik bertanya. Dengan wajah datar Peony pun mengambil kertas pendaftaran dari tangan Candy.
"Kapan pelaksanaannya?" tanya Peony.
"Dua hari lagi, kak," jawab Candy.
#####################################
Matahari sudah hampir terbenam. Kakek Dato pun mengajak kelima cucunya mendatangi losmen yang tadi ditunjuknya. Losmen Pantai Cinta memiliki tiga lantai dan dua puluh kamar tidur. Letaknya yang strategis menghadap ke laut, membuat losmen ini menjadi favorit para pengunjung pantai yang ingin menginap.
Masuk di pintu utama losmen, pengunjung akan melihat lukisan besar bernuansa laut. Di lantai pertama losmen terdapat lobby, receptionis, ruang makan, ruang dapur dan gudang, juga lift untuk naik ke lantai dua dan tiga. Naik ke lantai dua terdapat sepuluh kamar tidur. Begitu pula di lantai tiga berisikan sepuluh kamar tidur.
Kakek Dato sudah memesan tiga kamar tidur untuk mereka sekeluarga menginap. Tiga kunci kamar tidur sudah diterima oleh kakek Dato. Satu kunci diberikannya kepada Sakura dan Candy. Sedangkan satu kunci lagi, diberikannya kepada Camelia, Peony dan Allamanda. Sedangkan kakek Dato tidur sendirian. Mereka berenam menempati kamar tidur yang berada di lantai dua. Dengan nomor kamar 202-203-204. Ketiga kamarnya memiliki jendela yang langsung menghadap laut. Ketiga kamar tersebut sesuai dengan permintaan kakek Dato.
Mereka berenam sudah memasuki kamar tidur masing-masing. Malam pun telah tiba. Warna air laut yang indah sudah tidak terlihat lagi. Hanya deburan ombaknya saja yang masih bisa dinikmati. Juga terpaan angin laut yang masuk melalui jendela kamar losmen. Menambah kenyamanan suasana di malam minggu itu.
Di dalam kamar 203, Sakura menyampaikan pembicaraan kru media yang didengarnya tadi siang kepada Candy. Dengan serius Candy pun mendengarkan semua yang disampaikan oleh kakaknya.
"Bagaimana menurutmu, dek?" tanya Sakura kepada Candy.
"Menurutku kemungkinan ada sesuatu yang belum terungkap di sini," jawab Candy.
"Tapi....sesuatu itu apa dek?" tanya Sakura lagi kepada adiknya.
"Yah, itu yang aku belum tahu kak," kata Candy sambil memainkan penanya.
"Kak, aku telephon kak Camelia yah, terus kita berlima turun ke lobby, kita duduk santai di bawah, gimana?" tanya Candy.
"Boleh juga, cepat kamu telephon mereka!" kata Sakura bersemangat.
Candy pun menelephon Camelia. Tidak berapa lama Camelia, Peony dan Allamanda datang ke kamar Sakura. Mereka berlima pun turun ke lantai satu tanpa ditemani kakek Dato. Ternyata di lobby sudah ada beberapa orang pengunjung yang sedang duduk bersantai.
Camelia, Peony dan Allamanda segera menempati sofa yang masih kosong. Sedangkan Sakura dan Candy masih berdiri di sebelah lift. Mereka berdua mau pergi ke ruang dapur untuk meminta tambahan air minum. Tetapi, ketika mereka pergi ke dapur, ada sesuatu yang mencuri perhatian keduanya. Mereka melihat tulisan GUDANG PETIR di depan sebuah pintu. Sakura dan Candy saling berpandangan dan mengangguk seperti memberi isyarat. Lalu, keduanya bergegas menemui yang lainnya di lobby.
Dengan penanya Candy menulis sesuatu di telapak tangannya. Kemudian tulisan itu diperlihatkannya kepada Camelia, Peony dan Allamanda. Ketiganya memahami maksud tulisan Candytuft. Tanpa banyak bicara kelimanya pun kembali menaiki lift. Mereka kembali ke kamar 203, mereka berlima berkumpul di kamar itu.
"Dengar baik-baik! Malam ini kita pecahkan teka-teki losmen ini," kata Sakura pelan.
"Ok! Sebagai Five Power Flowers. Mereka pun saling berpegangan tangan.
Camelia mengeluarkan sebotol minuman dari saku bajunya. Dan meminta keempat saudaranya untuk meminum cairan tersebut.
"Minumlah cairan ini seteguk saja!" pinta Camelia kepada keempat saudaranya.
"Apa ini penemuan kakek yang terbaru?" tanya Candy.
"Benar, minuman ini buatan kakek."
"Minuman ini bernama kelopak tertutup."
"Cairan kelopak tertutup bisa membuat kita seperti bayangan saja."
"Kita tidak akan dapat dilihat oleh siapapun, jika meminumnya seteguk," jelas Camelia kepada yang lainnya.
Setelah mendapat penjelasan dari Camelia, secara bergantian mereka pun meminum cairan kelopak tertutup satu tegukan. Perlahan-lahan tubuh mereka menghilang, hanya suara saja yang masih terdengar. Mereka berlima pun kembali keluar dari kamar 203. Tujuan mereka pintu GUDANG PETIR, sesuai yang ditulis Candy di telapak tangannya.
Mereka berlima telah sampai di depan pintu GUDANG PETIR dan tidak seorang pun yang melihat mereka. Dengan hati-hati dan pelan-pelan engsel pintu pun dibuka oleh Sakura. Akhirnya pintu gudang itu terbuka, tapi keadaan di dalam gudang sangat gelap.
"Tempat apa ini?" bisik Candy kepada Allamanda.
"Jangan menimbulkan suara yang mencurigakan!" kata Sakura pelan dan hampir tidak terdengar.
"Pasang topeng FPF semuanya akan terlihat jelas!" kata Camelia.
Dengan cepat mereka mengenakan topeng FPF. Benar saja dalam hitungan detik seluruh isi ruangan terlihat dengan sangat jelas. Banyak tumpukan peti kayu berisi botol minuman. Bila dilihat dari labelnya, bertuliskan Jamu Perkasa Pria dan tidak ada izin operasi pada kemasannya. Itu artinya barang-barang tersebut ilegal semua.
"Hanya penjahat yang bisa melakukan tindakan seperti ini," kata Sakura.
"Mereka menyimpannya dengan sangat rapi di gudang ini," kata Camelia menimpali.
"Di dalam ruangan ini tidak ada seorang pun penjaga," lanjut Sakura.
"Kemungkinan ada keterlibatan orang dalam," jelas Allamanda.
"Kita selidiki malam ini juga, kak," sahut Candy.
Perlahan-lahan mereka berjalan di dalam Gudang Petir. Tapi, mereka tidak melihat seorang pun penjaga berada di dalam gudang itu. Akhirnya, mereka memutuskan untuk berpencar.
Mereka pun berpencar mengelilingi ruang Gudang Petir dengan sangat leluasa. Tidak satu pun penjaga yang dapat mereka jumpai. Yang ada hanya tumpukan peti kayu di sana sini. Tiba-tiba Sakura melihat tombol merah di sudut ruangan. Lalu, ia pun menekan tombol tersebut.
Betapa terkejutnya mereka. Ketika secara otomatis dinding gudang terbuka dengan sendirinya. Ternyata ada lorong rahasia di dalam gudang itu. Lorong itu memiliki banyak anak tangga. Tanpa ragu mereka pun berjalan masuk ke dalam lorong itu. Mereka berjalan dengan mengikuti anak tangga. Terus masuk ke dalam, hingga mereka melihat banyak lentera di ujung lorong.
"Lentera apa itu?" bisik Sakura kepada Candy yang berada di sebelahnya.
"Itu seperti lentera kapal," jawab Candy.
"Apa kita selesaikan semuanya malam ini?" tanya Allamanda.
"Jangan malam ini! tunggu hingga Peony mengikuti ajang miss pantai," jawab Sakura.
"Sekarang bagaimana?" tanya Camelia.
"Kita sedang mencari tahu," jawab Sakura.
Mereka pun terus mendekati cahaya lentera yang mereka lihat. Kembali mereka dikejutkan dengan pemandangan yang ada. Lorong yang mereka susuri, ternyata membawa mereka sampai di tepi pantai. Di luar lorong ada dua kapal kayu berukuran besar. Dan dari kapal kayu itulah, para anak buah kapal menuruni peti-peti berisi botol minuman.
Tanpa diketahui dan dilihat awak kapal, Sakura dan keempat adiknya melompat masuk ke dalam kapal kayu tersebut. Ternyata bukan peti kayu berisi botol minuman ilegal saja yang mereka bawa. Di dalam kapal itu juga ada tiga orang gadis cantik sedang duduk memijat lelaki berbaju jas hitam. Pada baju jas yang dikenakannya terdapat tulisan Caisar Petir.
Tiba-tiba saja, lelaki itu mendorong tiga gadis cantik yang sedang memijatnya. Dia pun langsung berdiri sambil berteriak kepada anak buah kapal.
"Cepat....!!!! Jalankan kapalnya," teriaknya.
"Kalian dengar tidak...!!! Cepat jalankan kapalnya!"
"Baik, bos Petir," sahut salah seorang anak buah kapal.
"Bos Petir...tolong bebaskan kami malam ini!" kata ketiga gadis cantik itu.
"Sudah satu tahun kami melayani bos," jelasnya.
"Kalian tidak akan pernah bebas!" jawab lelaki yang bernama Caisar Petir.
"Dua hari lagi kalian akan mendapatkan teman baru," katanya sambil mendorong wanita itu dengan sangat kasar.
Peony yang mendengar percakapan itu pun langsung teringat dengan lomba yang akan diikutinya. Lomba ajang miss pantai dua hari lagi. Dan percakapan dua remaja yang mengatakan bahwa ada yang hilang di ajang tersebut.
"Apakah ketiga gadis itu adalah gadis yang hilang satu tahun lalu," tanya Peony dalam hatinya. Ingin rasanya Peony segera menyampaikannya kepada Sakura.
Belum sempat Peony mengatakannya kepada Sakura. Mendadak, Sakura langsung menarik lengan adik-adiknya. Agar cepat keluar dari kapal. Dan secara bergantian mereka pun melompat keluar dari kapal itu.
Benar saja, hanya dalam hitungan detik setelah mereka berlima turun. Kapal perlahan-lahan meninggalkan pantai. Tinggallah anak buah pemilik losmen mengangkat puluhan peti kayu dengan menyusuri lorong yang tembus ke dalam gudang.
Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candy, mereka berlima memutuskan untuk tidak kembali masuk melewati lorong. Mereka berlima sepakat berdiam diri di tepi pantai. Menunggu sampai matahari terbit. Mereka ingin mengetahui, keberadaan mereka di tepi pantai yang sebelah mana.
Malam semakin larut. Suasana pun semakin sepi. Rembulan tidak menampakkan dirinya. Hanya suara ombak yang datang silih berganti. Mereka berlima tetap berada di tepi pantai. Sampai akhirnya, mereka pun tidak sanggup menahan rasa kantuk.
Karena, rasa kantuk yang tidak tertahankan lagi. Mereka pun mencari pohon besar sebagai tempat menyandar. Setelah menemukan pohon besar, kelimanya pun duduk bersandar di bawahnya. Hingga mereka tertidur dengan beratapkan langit dan beralaskan pasir pantai. Tanpa terasa hari telah pagi. Sinar matahari pagi menyentuh wajah kelimanya.
"Ayo bangun! Teriak Candy kepada keempat kakaknya yang masih tertidur dengan nyenyaknya.
"Kita dimana sekarang?" tanya Candy sambil menggoyang-goyangkan tubuh kakaknya. Satu persatu mereka pun bangun. Masih dalam keadaan mengantuk, mereka pun duduk dan saling berpandangan.
"Sekarang kita sudah bisa dilihat. Reaksi minuman kelopak tertutup sudah tidak ada lagi." Kata Camelia.
Kemudian mereka pun berdiri dan berjalan melihat-lihat keadaan di sekeliling. Mereka merasa sangat heran. Peristiwa yang mereka alami semalam seperti hanya sebuah mimpi. Tidak ada jejak kapal-kapal yang merapat ke tepi pantai. Juga tidak ada bekas lubang lorong yang mereka lewati tadi malam. Sebenarnya peristiwa semalam nyata atau tidak.
Sakura dan keempat adiknya seperti orang yang kebingungan. Mereka berlima tidak melihat sesuatu apapun yang mencurigakan. Akhirnya Sakura memutuskan agar mereka berpencar.
"Kita bagi menjadi dua kelompok," kata Sakura kepada keempat adiknya.
"Seperti pembagian kamar tidur saja," lanjut Sakura.
"Kami setuju," keempat adiknya pun menyetujui keputusan Sakura.
"Aku dan Candy dari sini langsung ke losmen. Karena tempat ini adalah lokasi aku siaran kemarin. Itu artinya kita sekarang ada di sebelah selatan pantai." tunjuk Sakura kepada Candytuft.
"Dan kalian bertiga ke arah utara," Sakura pun menunjuk ke arah utara pantai.
"Kita bertemu di losmen Pantai Cinta," tegas Sakura. Dan mereka pun akhirnya berpisah. Kemudian berjalan mengikuti arah yang sesuai dengan kesepakatan.
Beberapa menit kemudian Sakura dan Candy sudah sampai terlebih dulu di losmen. Karena merasa kelelahan, keduanya duduk di lobby. Betapa terkejutnya Sakura, ketika dia merasa pundaknya dipegang oleh seseorang. Dengan sigap Sakura menarik tangan orang itu ke depan. Lalu, menekuk kepalanya.
"Ini kakek!" Sakura pun melepaskan tarikan tangannya. Dan menengok ke belakang.
"Kakek kenapa mengejutkanku?! Tanyanya dengan nada sedikit kesal.
Kakek Dato pun langsung duduk di sebelah Sakura. Kemudian Camelia, Peony dan Allamanda muncul dari pintu utama losmen. Ketiganya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kami tidak menemukan apa-apa," kata Peony.
"Memang apa yang sedang kalian cari?" tanya kakek Dato.
Perlahan-lahan Sakura mulai menceritakan semua kejadian yang mereka alami kepada sang kakek. Kakek Dato pun mendengarkannya dengan seksama. Kemudian beliau tersenyum dan meminta mereka untuk tetap tenang dalam menghadapi kasus kali ini.
"Kita tetap menginap di sini sampai Peony ikut ajang miss pantai," saran kakek Dato.
"Dan tetaplah waspada! Jangan lengah! Mungkin kita sedang dikelilingi orang-orang jahat yang cerdik," kata sang kakek.
"Kembalilah ke kamar kalian!" lanjutnya.
"Kakek mau berkeliling dulu," kata kakek Dato. Lalu beliau pun beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan keluar dari losmen.
Kemudian Sakura dan keempat adiknya pun bangun dari sofa. Saat mereka berjalan mendekati lift, tiba-tiba Candy menarik lengan Camelia. Keduanya saling berpandangan. Lalu Candy mengedipkan matanya. Seakan sedang memberitahukan sesuatu kepada Camelia. Camelia pun mengikuti arah mata Candy. Pandangan mereka tertuju pada kalung batu merah delima yang dikenakan oleh para reseptionis.
Kemudian keduanya mendekati pintu dapur. Dari balik pintu mereka melihat para pelayan juga memakai kalung yang sama. Candy dan Camelia lalu memperhatikan leher semua karyawan losmen. Ternyata mereka semua menggunakan kalung yang sama.
"Dek, cepatlah liftnya mau tertutup!" teriak Sakura. Candy dan Camelia pun segera masuk ke dalam lift. Lift berhenti di lantai dua.
Kelimanya keluar dari lift. Camelia, Peony dan Allamanda berjalan mengikuti Sakura dan Candy. Mereka masuk ke kamar 203. Dan mereka pun berkumpul di kamar itu. Banyak hal yang ingin mereka bicarakan. Mereka berencana membongkar kejahatan yang terjadi di Pantai Cinta, terutama losmen tempat mereka menginap.
Sebelum menyusun rencana. Sakura meminta adik-adiknya untuk menceritakan hal-hal yang mereka dengar dan lihat selama berada di Pantai Cinta. Pertama, Peony yang bercerita tentang adanya gadis yang hilang setelah mengikuti ajang miss pantai. Lalu, Sakura yang mendengar ada tragedi di tahun lalu setelah ajang miss pantai. Kemudian, kita berlima masuk ke dalam Gudang Petir, kata Allamanda. Aku dan Candy melihat ada kalung batu merah delima di leher semua karyawan losmen, kata Camelia.
"Ini semua sudah jelas, ada kejahatan yang belum terungkap di sini," sahut Camelia.
"Besok mulailah dengan misi pertama kita," kata Sakura dengan tegas. Keempat adiknya pun mengangguk tanda setuju.
######################################
Pukul 09.00 wib Pantai Cinta telah dipadati pengunjung. Mereka datang untuk menyaksikan ajang miss pantai yang diselenggarakan setiap tahunnya. Sebuah ajang yang menampilkan para remaja putri yang berbakat sebagai model. Mereka akan di make over layaknya seorang model profesional.
Suasana Pantai Cinta sangat meriah. Di sepanjang pantai dihias dengan pita berwarna-warni, sungguh indah dan mempesona. Catwalk untuk berjalan para miss juga telah terpasang dengan sangat rapi. Di kiri dan kanan catwalk bersusun kursi-kursi untuk para miss dan tamu undangan.
Panitia lomba dan juri telah siap dengan baju seragam mereka. Satu persatu peserta lomba pun diminta untuk menempati kursi yang telah disediakan oleh panitia. Para tamu undangan pun telah separuhnya mengisi kursi undangan.
Sebentar lagi acara dimulai. Peony telah rapi dengan gaun panjang bernuansa laut. Dengan hiasan bando manik-manik di kepala, menambah kesan mewah penampilan Peony pagi itu. Allamanda dan Candy membantu mengangkat gaun panjang yang dikenakan Peony. Sedangkan Sakura dan Camelia berdiri di barisan pengunjung pantai. Dan kakek Dato duduk di kursi sebagai tamu undangan pemerintah kabupaten.
Akhirnya acara pun dimulai. Satu persatu peserta lomba dipanggil berdasarkan nomor urut. mereka berjalan di atas catwalk dengan sangat anggun dan elegan. Semuanya terlihat cantik dan sempurna. Gemuruh tepuk tangan penonton dan sorak sorai pendukung masing-masing peserta, membuat suasana lomba bertambah semarak.
Tiga puluh peserta termasuk Peony telah tampil di atas catwalk. Kini tibalah pengumuman tiga pemenang lomba ajang miss pantai. Juara tiga, diraih oleh Sesilia yang berprofesi sebagai sekretaris sebuah perusahaan. Juara dua jatuh pada Natasya yang bekerja sebagai pramugari di salah satu maskapai penerbangan. Dan juara satu dimenangkan oleh Peony seorang modeling. Ketiga pemenang lomba pun naik ke atas panggung.
"Penyerahan hadiah untuk ketiga pemenang akan diberikan langsung oleh yang terhormat Bapak Caisar Petir, kepada beliau silahkan naik ke atas panggung," kata panitia lomba.
Lelaki yang dipanggil Caisar Petir itu pun naik ke atas panggung. Dengan jas berwarna hitam dan dasi panjang bermotif belang. Memperlihatkan kalau dia bukan orang biasa. Dengan senyum ramahnya dia memberikan piala, sertifikat, uang tunai dan kalung batu merah delima yang dipakaikannya langsung di leher ketiga pemenang.
Pembagian hadiah pun selesai. Panitia lomba mengumumkan bahwa ketiga pemenang diharapakan datang pada acara makan malam di losmen Pantai Cinta. Dan acara perlombaan pun selesai. Peony sekeluarga kembali ke losmen dengan perasaan senang. Misi pertama selesai.
######################################
"Berhati-hatilah, dek!" pesan Sakura kepada Peony.
"Kamu tahukan? kalau Caisar Petir itu adalah lelaki yang berada di dalam kapal kayu malam itu," lanjut Sakura berusaha menyakinkan adiknya. Peony hanya mengangguk pelan. Lalu dia pun keluar dari dalam kamar. Dia berjalan menuju ke ruang makan losmen.
Setelah sepuluh menit Peony meninggalkan kamar. Sakura dan yang lainnya bergegas turun ke lobby. Namun, sesampainya mereka di lobby, tidak ada seorang pun di sana. Termasuk karyawan losmen.
"Kemana mereka?" tanya Sakura sambil memandangi ketiga adiknya. Ketiga adik Sakura hanya menggelengkan kepala. Mereka juga tidak tahu sama seperti Sakura.
"Sepertinya akan terjadi sesuatu malam ini," kata kakek Dato.
"Kalian selesaikan di sini, kakek akan pergi," katanya sambil menarik tas kopernya, lalu beliau pun keluar dari losmen.
Sakura, Camelia, Allamanda dan Candy duduk bersiaga di lobby. Sudah hampir 30 menit mereka berempat menunggu Peony di lobby. Tapi, tidak ada tanda-tanda Peony akan keluar dari ruang makan. Suasana di lobby mulai terasa kurang nyaman. Sakura dan ketiga adiknya merasakan hal itu.
Akhirnya mereka pun berdiri dan mengamati sekeliling losmen. Tidak ada seorang pun di dalam losmen. Hanya mereka berempat yang masih berdiri di lobby.
"Ayo! Kita ke ruang makan." Ajak Sakura kepada ketiga adiknya. Baru saja mereka hendak menuju ke ruang makan. Tiba-tiba pintu ruang makan terbuka. Keluarlah Peony dan dua pemenang lainnya bersama beberapa lelaki berbadan tegap.
"Peony....!" panggil Sakura. Sedikit pun sang adik tidak menoleh ke arahnya. Mata Peony berubah merah. Pandangannya lurus ke depan. Tidak ada reaksi apapun darinya. Peony terus berjalan bersama yang lainnya.
Mereka menuju ke pintu Gudang Petir. Peony membuka pintu gudang dengan tangannya. Sakura, Camelia, Allamanda dan Candy langsung menyerang. Mereka tidak membiarkan Peony terhipnotis oleh komplotan itu.
"Siapa kalian?! Beraninya menyerang kami," kata salah satu dari mereka.
"Kalian harus kami beri pelajaran!" kata Sakura. Dengan semua kekuatannya Sakura dan ketiga adiknya terus menyerang. Menendang dan memukul tanpa ampun. Pertarungan terus berlanjut hingga ke dalam Gudang Petir.
Ternyata di dalam Gudang Petir itulah para karyawan losmen berkumpul. Mata mereka semua sudah berwarna merah. Mereka tidak melakukan perlawanan. Mereka hanya berjalan mengikuti Peony.
"Kakak.....!!! Teruslah lawan para bodyguard itu, biar aku tangani Peony dan yang lainnya," kata Camelia kepada Sakura. Camelia terus melompat menghindari para bodyguard dan menyelinap masuk ke barisan Peony.
"Candy.....!!! Cepat tarik kalung batu merah delima dari leher mereka." Kata Camelia.
"Biar aku yang menyadarkan Peony," kata Camelia sambil terus menghampiri Peony.
"Baik kak," jawab Candy.
Dia pun langsung berputar dan melompat dari dinding ke dinding, menarik kalung yang dipakai oleh para karyawan losmen. Kalung pun terlepas dari leher mereka. Dalam sekejap mereka langsung terduduk lemas.
Melihat hal itu Camelia langsung menaburkan bubuk sari penidur. Dalam hitungan detik para karyawan losmen pun langsung tertidur.
Melihat Sakura dan Allamanda masih bertarung dengan para bodyguard. Candy pun mengeluarkan sehelai benang sari pengikat. Dan melemparnya ke arah para bodyguard. Benang sari pun bertambah banyak. Dan perlahan-lahan melilit dan menggulung tubuh para bodyguard.
Camelia berhasil memeluk Peony dan mencabut kalung yang melingkar di lehernya. Dan dia pun langsung membasuh muka Peony dengan air bunga Peony, agar ia kembali seperti sediakala. Dengan cepat Peony dapat disadarkan.
Dan mereka berlima akhirnya dapat bersama lagi. Tanpa membuang waktu Sakura pun langsung mengajak keempat adiknya menyusuri lorong yang pernah mereka lewati. Tiba di ujung lorong mereka berlima disambut dengan serangan beruntun dari para komplotan penjahat.
Dengan kesiagaan mereka. Sakura dan keempat adiknya langsung dapat mengelak dan melompat menghindari serangan. Mereka mengatur posisi dan membentuk formasi bunga. Secara serentak mereka pun berteriak.
"Siap....!!!"
"Kami FPF Five Power Flowers!"
"Beraksi!"
"Berubahlah!"
Dengan kecepatan penuh mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuhnya. Melompat dengan lincah. Dan melayang dengan begitu ringannya di udara bagaikan bunga yang mekar. Sinar berwarna-warni memancar dari tubuh mereka. Aroma harum bunga tercium di sekelilingnya. Lima jenis bunga secara bersamaan berhamburan dimana-mana. Dan seketika itu juga pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.
Kamilah Five Power Flower!
"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)
"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)
"The White Peony" (si putih Peony)
"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)
"The Cute Candy" (si imut Candy)
"Kepung mereka......!!!!"
"Jangan biarkan mereka lolos!"
"Kita tenggelamkan mereka hidup-hidup!" teriak lelaki berjas hitam yang tidak lain adalah Caisar Petir sang pemilik Losmen Pantai Cinta dan penyelundup minuman ilegal.
"Serang.......!!!!" Para komplotan penjahat itu pun menyerang membabi buta tim FPF.
Dengan senang hati Five Power Flowers menangkis semua serangan yang dikirim lawan. Tendangan dan pukulan mereka kirim ke pihak lawan. Para komplotan penjahat itu pun merasa terdesak dengan serangan tim FPF. Satu persatu dari mereka mulai jatuh tidak sadarkan diri.
"Peony.....!!! naiklah ke dalam kapal, selamatkan para gadis yang mereka tawan! Teriak Sakura.
Peony yang mendengar teriakan Sakura pun langsung naik ke atas kapal. Tapi, bukan hal mudah bagi Peony untuk menyelamatkan ketiga gadis yang mereka tawan. Peony pun mendapat serangan dari beberapa anak buah kapal. Mereka menggunakan kayu dan besi menyerang Peony.
Namun, Peony dengan tenang melompat ke udara dan berputar mengikuti arah angin. Lalu dia mengeluarkan jurus melempar bunga-bunga Peony ke udara. Bunga-bunga Peony yang cantik itu pun dengan cepat berputar dan menusuk dada anak buah kapal. Dalam hitungan detik saja ABK itu pun mati seketika. Peony dengan cekatan mengeluarkan ketiga gadis yang ditawan oleh mereka. Dan membawanya menjauh dari kapal.
Peony kembali bertarung bersama tim FPF lainnya. Demikian juga dengan Sakura yang masih terus menyerang Caisar Petir. Pertarungan semakin bertambah sengit. Komplotan penjahat itu masih saja terus melakukan perlawanan. Mereka menggunakan batu untuk melempari FPF. Tim FPF pun menangkis dan memutar balik lemparan batu itu ke arah mereka. Melihat itu Sakura langsung melompat ke udara dan diikuti oleh keempat tim FPF lainnya.
"Jurus benang sari, bungkuslah tubuh mereka para penjahat!" Teriak Sakura.
Kemudian helai-helai benang sari keluar dari kedua telapak tangan Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Peony. Semakin lama uraian benang sari semakin banyak. Dia melilit tubuh mereka orang-orang jahat. Komplotan penjahat itu pun berteriak kesakitan. Lilitan benang sari akan semakin kuat, apabila orang jahat yang terkena lilitannya melakukan perlawanan. Bahkan dalam hitungan menit lilitan benang sari juga dapat membunuh orang jahat yang terkena lilitannya. Jurus benang sari yang dikeluarkan oleh Sakura dan keempat adiknya itu masih terus menjalar, mencium, dan mencari keberadaan para penjahat, lalu melilit tubuh mereka.
Akhirnya helai-helai benang sari itu kembali masuk ke dalam telapak tangan tim FPF. Sakura yang melihat keadaan sudah bisa terkendali itu pun, kembali beraksi.
"Ayo kita selesaikan semuanya!" teriak Sakura sambil kembali melompat ke udara. Dan diikuti oleh yang lainnya.
"Keluarkan cambuk akar pohon!" perintah Sakura.
Tim FPF pun segera mengeluarkan cambuk akar pohon. Lalu mereka pukulkan cambuk itu ke arah kapal pertama. Dalam gerakan satu kali pukulan saja, kapal kayu milik komplotan penjahat itu pun langsung hancur berantakan.
Lalu, cambuk akar mohon pun kembali dipukulkan ke arah kapal yang kedua. Dalam sekejap saja kapal kayu itu pun hancur berserakan di tepi pantai.
Kemudian, cambuk akar pohon kembali dihujamkan ke arah lorong yang menuju Gudang Petir. Dan seketika itu juga lorong itu hancur dan meledak sampai ke Gudang Petir.
Setelah melihat ketiga tempat kejahatan Caisar Petir telah hancur. Tim FPF pun menyimpan kembali cambuk akar pohon. Akhirnya, mereka berlima dapat menarik nafas lega. Karena, misi terakhir mereka terselesaikan dengan sangat baik. Kemudian, mereka pun merubah kembali penampilan mereka seperti sedia kala.
Matahari mulai terbit di ufuk timur. Hari mulai beranjak pagi. Pantai pun mulai terang. Dari kejauhan terlihat kakek Dato datang bersama dua kompi pasukan kepolisian. Dengan cepat mereka bergerak ke tempat kejadian perkara. Namun, sayang mereka hanya menemukan puing-puing kapal dan lorong losmen yang telah hancur. Tidak ada barang bukti yang tersisa. Kecuali beberapa penjahat yang masih terlilit benang sari, termasuk Caisar Petir.
Pihak kepolisian pun segera membawa para penjahat itu masuk ke dalam mobil tahanan. Begitu pula dengan para karyawan losmen dan pemenang miss pantai tahun lalu dan tahun ini. Mereka akan dijadikan saksi atas semua aksi kejahatan terselubung yang melibatkan losmen Pantai Cinta dan pemiliknya Caisar Petir.
Sakura dan keempat adiknya segera masuk ke dalam mobil. Mereka tersenyum bahagia dengan aksi yang mereka lakukan. Begitu pula dengan kakek Dato yang terlihat bangga dengan ketangguhan kelima cucunya dalam membasmi berbagai bentuk aksi kejahatan. Akhirnya mobil yang mereka tumpangi pun perlahan-lahan meninggalkan Pantai Cinta menuju rumah mereka tercinta.
"Mengapa kakak tidak meliput berita pagi ini?" tanya Peony.
Dengan tersenyum Sakura pun menjawab, kamu yang jadi topik utamanya yah!. Peony pun tersipu malu. Diiringi gelak tawa saudaranya yang lain.