Chereads / ASTREA / Chapter 12 - Tanpa nama

Chapter 12 - Tanpa nama

Aku tidak pergi ke academy hari ini. Selama dalam masa pemulihan aku akan tinggal dirumah selama beberapa hari.

Bosan. Itulah yang kurasakan, kerjaanku selama dua hari ini hanya makan, minum obat, lalu tidur dan setelah bangun tidur aku harus makan lagi. Aku sangat yakin bahwa tubuhku akan membengkak hanya dalam beberapa hari, teman temanku di academy mungkin tidak akan mengenaliku lagi.

Aku sama sekali tidak boleh pergi keluar, ayah secara khusus meminta cuti untuk menjagaku dirumah selama dua hari ini, jadi apa lagi yang harus aku lakukan selain makan dan tidur?

Saat sedang dalam kebosanan terdengar suara dari dalam kamarku, suara sebuah alunan lagu. Aku tak tahu lagu apa itu dan dari mana itu berasal. Kucoba mencari dari mana arah suara itu, waktu kutemukan ternyata itu dari dalam laci mejaku, lebih tepatnya dari ponsel baruku. Aku belum pernah mendapat telfon dari ponsel ini sejak aku mendapatkannya karena itu aku belum pernah mendengar nada dering dari ponsel ini.

Siapa yang telfon ya? ponsel itu menyala dan terdapat sebuah nama Nadira. Aku pencet tombol dan muncul sebuah suara "Elliana.. "

"Hallo Nadira, kau kah itu?" tanyaku.

"Iya Elliana, bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Nadira

"Sudah lebih baik sekarang" jawabku. "Di mana kau sekarang, kau menelfon dari academy ya?" tebakku

"Iya" jawabnya "Kami sedang makan siang sekarang, kau tahu academy jadi lebih membosankan sekarang tanpa kau dan putri Sandrina" Nadira bercerita

"Menyebalkan sekali melihat Lily dan kelompoknya memonopoli pangeran Alex dan Nathan setiap kali sejak kalian tak ada" katanya. Lucu rasanya mendengar hal ini dari Nadira, maksudku bukan urusanku Alex dan Nathan akan makan bersama siapa, Nadira seharusnya mengatakan ini pada Sandrina kan? kujamin dia akan segera menelfon pacarnya sekarang juga.

"Kenapa tidak ikut saja bergabung bersama mereka" kataku.

"Apa kau masih belum mengenal Lily? mana boleh kami bergabung, lagi pula aku dan Violet tak ingin bergabung semeja dengannya juga"

"Berikan telfonnya padaku" itu suara Violet

"Elliana apa kau yakin kau baik baik saja sekarang? kau tahu kemarin aku benar benar terkejut waktu melihatmu digendong Pangeran Alex dalam keadaan berlumuran darah, aku sungguh takut kau tidak bisa diselamatkan" "Aku dan Violet sangat cemas menunggu kabar keadaanmu, kami sempat menunggumu didepan ruanganmu tapi kepala sekolah mengusir kami"

Tidak tidak tunggu dulu, apa tadi dia bilang? Alex menggendongku? jadi dia yang membawaku ke rumah sakit kemarin?! aku menarik narik rambutku saat mendengar itu dari Violet. Kenapa aku harus digendong, kenapa tidak dibawa dengan tandu atau yang lain, dan kenapa harus Alex yang menggendongku?? Bukannya aku berharap akan digendong oleh yang lain, tapi kenapa harus Alex?? ini terlalu memalukan. Aku sudah cukup malu karena kemarin pingsan didepannya, dan setelah aku mengetahui kalau dia yang mengantarku kerumah sakit bagaimana caraku menghadapinya.

Violet masih berbicara sendiri ditelfon, mungkin karena aku tidak menanggapi ucapannya Violet memanggilku.

"Ella, Ella.. kau masih disana? apa kau mendengarku?" panggilan Violet membuatku kembali

"... Iya aku mendengarkan mu, kau jangan takut aku baik baik saja sekarang" jawabku, tidak mungkin aku mengatakan apa yang ku fikirkan pada Violet.

"Elliana apa kau lelah, apa kami mengganggu waktu istirahatmu?" tanya Violet, terdengar cemas.

"Tidak, mungkin karena baru saja aku minum obat jadi sekarang aku merasa ngantuk" jawabku.

Setelah mengatakan padaku untuk beristirahat Violet kemudian menutup telfon.

Sekarang apa yang harus kulakukan? haruskah aku menelfon Alex untuk menanyakan kenapa dia harus menggendongku? atau haruskah aku mengucapkan terima kasih? tidak_tidak sebaiknya aku tidak menelfonnya, karena sepertinya itu akan lebih memalukan kalau aku menghubunginya. Yang harus aku lakukan sekarang adalah tidak melakukan apa pun dan berpura - pura tidak tahu apa-apa.

Aku benar - benar mengantuk setelah minum obat, karena itu setelah berbaring aku benar - benar tertidur.

Entah karena efek obat yang terlalu baik, atau karena kemampuanku sembuh yang terlalu luar biasa, dalam beberapa hari lukaku menutup sempurna dan hanya menyisakan keropeng saja. Jadi saat ibu pulang dihari ke empat lukaku sudah tidak terasa sakit lagi, luka yang ada di dahi juga hanya tinggal bekasnya saja. Kalau ibu tidak sengaja menemukan lukaku mungkin dia tidak akan tahu kalau aku pernah terluka cukup parah.

Sekarang aku hanya tinggal minta kerjasama dari ayah dan kakakku saja agar mereka tidak menceritakan tentang kejadian hari itu, semoga mereka setuju. Sebenarnya aku merasa tidak enak harus merahasiakan sesuatu dari ibuku seperti ini, tapi ini demi sekolahku dan juga tanggung jawabku pada pekerjaan yang sudah aku terima.

Sudah empat hari aku tidak pergi kemana mana, tidak melakukan apa pun itu sungguh membosankan. Sore itu aku sedang membantu ibu didapur. Tiba-tiba aku teringat pada perkataan Alex pada waktu itu, jadi aku ingin memastikannya dengan bertanya pada ibu.

Jadi ku dekati ibu yang sedang mencuci piring.

"Ibu apa di istana pelangi ada hewan peliharaan?" tanyaku.

Ibu menoleh kearahku tanpa menghentikan pekerjaannya. "Setahu ibu tidak ada" jawabnya.

"Lalu bagaimana dengan kura-kura, apa ibu tahu tentang kura-kura perak yang adalah peliharaan mendiang Raja dan Ratu?" tanyaku lagi.

Tangan ibu berhenti bekerja, lalu berfikir sebentar.

"Ibu pernah mendengar dari Nenekmu tentang itu, katanya disebuah kolam yang terdapat ditaman istana memang ada kura-kura berwarna perak yang hidup, katanya hewan itu hanya bisa hidup disana"

"Apa Ibu atau Nenek pernah melihatnya?" tanyaku sambil meletakkan piring yang sudah selesai dicuci dirak piring basah.

"Ibu hanya pernah mendengarnya, tapi belum pernah melihatnya" Ibu menjauh dari bak cuci piring lalu mengeringkan tangannya dengan serbet

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya?" ibu menatapku dengan penuh selidik.

Tidak mungkin aku bilang kalau aku pernah melihat kura-kura itu dikolam, aku takut ibu akan marah. Ibu selalu melarangku mendekati istana itu sejak aku masih kecil. Kata ibu istana itu berhantu, ibu juga bilang ada kemungkinan pembunuh yang belum tertangkap itu masih bersembunyi disekitar istana, jadi karena itu aku dilarang kesana.

"Kemarin teman - temanku membicarakan tentang hal itu, jadi aku sangat penasaran dan bertanya pada Ibu" jawabku sambil mengendalikan diri agar tidak tampak gugup.

"Kalau Ibu tidak pernah melihatnya bagaimana dengan Nenek atau teman Ibu yang lain?"

Ibu duduk dikursi dan menjawab "Setahu Ibu, tidak ada orang lain yang pernah melihatnya selain mendiang Raja dan Ratu. Dari yang ibu dengar kura-kura itu sudah hidup disana selama ratusan tahun. Konon katanya keberadaan kolam itu pun juga misterius, kolam itu sudah ada disana jauh sebelum istana itu dibangun"

Aku tertegun dan takjub mendengar apa yang dikatakan oleh ibu, betapa beruntungnya aku karena bisa bertemu dengan kura-kura yang tak bisa dilihat oleh orang biasa. Tapi ibu mengatakan hewan itu sudah hidup disana selama ratusan tahun, sedangkan Awan yang kulihat jelas masih dalam masa pertumbuhan, jangan - jangan dia itu masih anak-anak. Jadi ada berapa banyak kura-kura perak yang hidup didalam kolam istana?.