Keesokan harinya saat latihan pagi, aku bertanya pada ayah apa yang harus kulakukan saat aku menghadapi musuh lebih dari satu dan aku tak punya senjata, aku befikir kondisiku kemarin sangat berbahaya kalau saja penculik itu lebih dari satu aku mungkin akan dikalahkan.
Kata ayah ketenangan adalah yang utama, karena kalau kau panik kau tidak bisa berfikir dengan benar. Senjata yang paling utama adalah tangan jadi kalau tidak ada senjata gunakan saja benda disekitar kita, tapi ayah menyarankan agar aku selalu membawa senjata sendiri untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Senjata apa ya yang sebaiknya aku pilih, yang jelas benda itu harus berukuran kecil agar mudah dibawa dan tidak boleh terlalu berat atau mencolok karena aku akan membawanya kesekolah. Berikutnya ayah mengajarkan aku gerakan gerakan baru dan juga cara menghadapi musuh yang bersenjata.
Mobil mewah berwarna merah berhenti di depanku, saat itu aku sedang berdiri dipinggir jalan untuk menunggu bis sekolah. Mobilnya bagus sekali warnanya mengkilat, aku tak tahu mobil jenis apa ini yang jelas ini adalah mobil jenis terbaru yang sering muncul di iklan iklan.
Saat kaca mobil diturunkan wajah familiar muncul dihadapanku. Dia gadis itu yang hampir diculik ditoilet.
"Hai!!" sapanya
pintu mobil terbuka dua pengawal yang duduk di kursi depan turun lebih dulu lalu membuka pintu dibelakangnya. Gadis itu turun lalu dibelakangnya seorang wanita dengan pakaian resmi mengikuti.
Wanita itu mengulurkan tangan "Selamat pagi nona perkenalkan nama saya Janne"
"Hai..aku Elliana, panggil saja Ella"
"Hai Ella namaku Sandrina, terima kasih atas bantuanmu kemarin" gadis itu memperkenalkan diri.
"Wah namamu sama dengan nama sang putri ya" itu kebetulan, mereka berdua tersenyum saat aku mengatakannya. Tunggu dulu jangan jangan... senyumku membeku tiba tiba.
"Itu benar!" katanya
Astaga!! putri Sandrina anak dari Ratu Erica, pemimpin Astrea saat ini?
"Salam untuk Tuan Putri, maafkan ketidak sopananku" aku memberi hormat.
"Tidak masalah lupakan itu, sekarang maukah kau pergi kesekolah bersamaku?"
"Iya baiklah" mana berani aku menolak, aku masih mau hidup. Di dalam mobil ternyata sangat sejuk dan luas, interiornya juga sangat luar biasa. Aku jadi tegang duduk disini bagaimana kalau aku secara tak sengaja menggores perabotan mobil apa aku akan disuruh untuk menggantinya? pasti mahal.
"Saya adalah asisten yang mulia Ratu, saya mewakili Ratu untuk mengucapkan terima kasih kepada nona. Sebenarnya Ratu ingin datang untuk mengucapkan terima kasih secara langsung tapi beliau sedang sibuk saat ini"
"Oh tidak masalah, tidak masalah beliau pasti sibuk sekali, ini bukan hal besar" aku menggerak gerakkan tanganku, ketemu asistennya saja aku sudah gugup apalagi ketemu Ratu secara langsung.
"Yang mulia ingin memberikan hadiah untuk membalas jasa anda, hadiah apa yang nona inginkan?" nona Janne bertanya.
Hadiah??? "Oh tidak, saya tidak perlu hadiah, menolong orang itu adalah sebuah kewajiban jadi tidak perlu hadiah"
"Kau sangat baik Ella, tapi anda adalah pahlawan saya jadi anda harus diberikan hadiah" kata sang putri
"Putri benar anda boleh minta apa saja sebutkanlah"
Duh.. dia ngeyel sekali sih sudah dibilang tidak usah "Bukannya saya ingin menolak kebaikan Putri dan yang mulia Ratu, tapi saya sungguh tidak ingin hadiah"
"Kalau begitu begini saja, karena nona tidak menginginkan hadiah sebagai gantinya kami akan memberikan beasiswa sampai anda lulus, bagaimana?"
orang ini ngotot banget ya, ini kan artinya sama saja hadiah. Tapi dari pada diberikan hadiah berupa uang atau barang yang ini lebih baik, jadi orang tuaku tak perlu memusingkan uang sekolah lagi.Jadi akhirnya aku dengan senang hati menerimanya.
Sesampainya diacademy nona Janne masih ingin berbicara padaku, ternyata Ratu meminta bantuan padaku untuk melindungi Putri Sandrina selama disekolah, karena semua pengawal itu laki-laki jadi ada beberapa tempat yang tidak bisa dimasuki oleh mereka seperti toilet wanita atau ruang ganti, para penjahat biasanya memanfaatkan celah seperti itu untuk beraksi. Ratu tidak ingin terjadi hal yang sama lagi pada anaknya jadi dia meminta bantuanku. Sebagai gantinya Ratu akan membayar gajiku setiap bulannya.
Sebenarnya ini adalah pekerjaan yang bagus, tapi aku tidak terlalu percaya diri, karena orang yang akan kulindungi bukanlah orang biasa tapi anaknya Ratu, kalau terjadi sesuatu aku bisa kehilangan kepalaku kan? Tapi nona Janne berkata kalau pengawal tetap akan mengikuti kami kecuali kelas dan tempat khusus wanita jadi keamanan akan tetap terjamin, lagi pula ini hanya disekolah saja setelah keluar dari academy keselamatannya bukan lagi tanggung jawabku. Jadi aku menerimanya.
Sejak memasuki academy hari ini aku merasa tatapan orang-orang ini berbeda padaku, bahkan ada beberapa yang tiba-tiba menyapaku, kenapa ya? dan dari mana mereka tahu namaku?.
Mulai hari ini aku mulai bekerja sebagai pelindung putri selama disekolah, jadi aku mendaftar disemua jurusan yang dimasuki putri Sandrina agar aku lebih mudah mengikutinya. Saat ini kami dalam perjalanan ke kelas sejarah, baru saja sampai di pintu ada seseorang yang memanggil Sandrina.
Dia seorang cowok dia lebih tinggi dari kami, warna mata dan rambutnya coklat sedangkan warna kulitnya sedikit lebih gelap dari Sandrina. Ketika melihatnya Sandrina segera menghampiri, dan ketika cowok itu memegang tangan Sandrina dia sama sekali tidak menolak, tatapan matanya sangat lembut saat memandang.
Firasatku mengatakan mereka bukan teman biasa, aku jadi bingung memikirkan mau tetap disini dan jadi obat nyamuk atau pergi dan memberikan mereka waktu pribadi, tapi mengingat tugasku aku memutuskan tetap disana tapi juga memberika mereka waktu dengan mundur beberapa langkah dan mengawasi keadaan sekitar.
Bukan bermaksud untuk menguping pembicaraan mereka, tapi itu terjadi secara tidak sengaja, karena aku punya kelebihan pada pendengaranku yang tajam.
Cowok itu bilang "Kudengar kemarin kau hampir diculik, bagaimana keadaanmu sekarang, apa kau baik baik saja?"
"Aku diselamatkan tepat waktu jadi aku baik-baik saja kamu tak perlu khawatir" jawab putri.
"Benarkah? lalu bagaimana dengan luka, apa mereka melukaimu?"
"Tidak Nathan mereka hanya membiusku saja, tapi tidak melukaiku?"
oh ya ampun betapa manisnya mereka! bagaimana aku merasa seperti sedang menonton drama percintaan secara langsung? wajah ku kuarahkan ketempat lain seolah sedang melihat sesuatu yang lain, padahal ujung mataku selalu mengawasi mereka. Tiba-tiba putri Sandrina menengokku lalu berjalan mendekat ( wow apakah sang putri akan memperkenalkan sang pangeran padaku, atau ingin agar aku tutup mulut? aku penasaran)
"Nathan perkenalkan ini Elliana, gadis yang menyelamatkan aku kemarin dari penculikan. Dan ini adalah Nathan temanku sejak SMA"
"Halo nona Elliana aku Nathan, terima kasih atas bantuannya kemarin"
"Halo... panggil saja aku Ella senang berkenalan denganmu" setelah perkenalan yang singkat itu kami berdua harus memasuki kelas untuk mengikuti pelajaran, tapi selama pelajaran Sandrina terlihat sangat gelisah dan terus saja melirikku seolah ingin mengatakan sesuatu.
"Tenang saja Putri aku akan merahasiakan apa yang aku lihat maupun yang aku dengar, jadi kau tidak perlu hawatir" kataku berbisik, baru setelah itu putri sandrina tersenyum malu dan terlihat lebih tenang.